Sinopsis Web Drama : The Miracle Episode 02

Previous Episode

Content and Images Copyrights by Naver TV Cast
Shi Yeon berdiri diam di depan SMA-nya. Dia hendak melangkah masuk, tetapi salah seorang siswi menyenggolnya dan tidak mengucapkan permintaan maaf. Shi Yeon berdiri dan berdoa dalam hatinya : “181 hari sampai hari kelulusan. Waktu, tolong pergi. Pergi.”

Dengan langkah berat, dia masuk ke dalam gerbang sekolah. Di koridor, Shi Yeon berjalan dengan pandangan menunduk dan memasang handsfree-nya. Para siswi menatapnya dengan pandangan menghina dan bahkan mengejeknya dengan mengatakan pasti susah berjalan dengan badan seperti itu. Shi Yeon mendengarnya tetapi pura-pura tidak mendengar.
Dari arah depan, berjalan segerombolan pria dan wanita yang mempesona. Salah seorang pria di antara mereka bahkan tampak bersinar di mata Shi Yeon. Dia adalah Han Gyo Seok. Gyo Seok berjalan dengan gaya bak model.

“Apa yang terjadi selama libur semester?” pikir Shi Yeon dengan pandangan kagum kepada Gyo Seok, “Sial! Dia terlihat semakin seksi.”

Shi Yeon terus memandanginya dengan terpesona hingga seorang wanita di samping Gyo Seok yang bernama Hye Jeong menyapanya dengan kasar. Shi Yeon melepas handsfree-nya dan menyapa dia. Hye Jeong dengan tampang yang mengesalkan berkata sepertinya Shi Yeon tidak senang melihat wajahnya. Shi Yeon langsung membantah dan dengan lantang berkata bahwa dia sangat senang melihatnya. Rombongan tersebut tertawa.

“Aku tamat. Semester ini juga. Ini semua karena kejadian setahun yang lalu,” ujar Shi Yeon dalam hati melihat mereka tertawa dan berjalan masuk ke kelasnya.

1 Tahun yang lalu…

Shi Yeon masuk ke sebuah kelas yang kosong dan membawa sebuah kotak yang cantik dengan motif hati dan pita. Dia meletakkan kotak tersebut ke atas sebuah loker kelas, namun kemudian mengurungkan niatnya, dan memindahkan kotak tersebut ke sebuah meja yang penuh hadiah. Dia mencium kotak tersebut sebelum meletakkannya ke meja. Tiba-tiba, pintu depan terbuka dan Hye Jeong masuk dengan teman-temannya. Shi Yeon kaget melihatnya dan begitu dia melihat ke arah pintu belakang kelas, Gyo Seok masuk bersama teman-temannya juga.
Mereka semua berjalan ke arah Shi Yeon. Gyo Seok bertanya apa yang di pegang oleh Shi Yeon? Shi Yeon dengan gagap menjawab itu bukan apa-apa. Gyo Seok kemudian berkata, “Kamu manis. Biar kutanya satu hal. Ini karena aku benar-benar penasaran,” tanya Gyo Seok sambil mencodongkan kepalanya ke depan wajah Shi Yeon. Shi Yeon dengan malu-malu bertanya apa yang hendak di tanyakannya.
“Apakah kamu ingin memberikan itu (kotak) padaku? Atau kamu mau mencurinya?” tanya Gyo Seok dengan wajah menghina. Shi Yeon terdiam mendengar pertanyaan Gyo Seok. Hye Jeong langsung merebut kotak yang ada di tangan Shi Yeon dan membukanya. Shi Yeon berusaha merebutnya tetapi tidak bisa. Hye Jeong menemukan sebuah kartu di dalamnya dan membaca isi kartu tersebut :

“Gyo Seok, aku menyukaimu. Kamu satu-satunya yang aku suka sejak SD. Sejujurnya, aku masuk ke SMA yang sama denganmu membuatku bahagia. Aku akan menyukai hanya kamu selamanya. Dari S.”

Shi Yeon menangis mendengar isi kartunya di bacakan. Gyo Seok mendengar dan tersenyum mengejek. Semua yang ada di sana tertawa. Gyo Seok bahkan berkata kepada Shi Yeon bahwa dia tidak tahu jika Shi Yeon menyukainya. Perkataannya membuat teman-temannya tertawa. Gyo Seok dengan nada sok marah memerintahkan mereka untuk berhenti tertawa, namun dia sendiri menertetawakannya.
Shi Yeon menangis di depan pintu kelas mengingat saat itu dan kembali berdoa agar 181 hari segera lewat.
Shi Ah sedang menjalani syuting iklan dengan Hae Seong. Sutradara memberitahu bahwa konsep iklan hari ini adalah lucu dan ceria. Dia bahkan memanggil salah satu sutradara lainnya dan mereka mulai menunjukkan bagaimana iklan hari ini akan dilakukan.

Koreografi iklan itu ternyata sangat kekanak-kanakkan dan memalukan. Hae Seong menatap tidak percaya melihat dua orang di depannya mempraktikkan sementara Shi Ah melihatnya dengan serius. Koreografi itu mengharuskan mereka untuk berputar-putar dan melompat-lompat.

Shi Yeon di rumah sedang duduk di ayunan sambil menikmati jelly. Dia tidak menyadari anjingnya, Doong, pergi ke luar dari pagar rumah. Ketika menyadari kalau Doong hilang, Shi Yeon menjadi panik dan berlari mencarinya.
Seorang wanita cantik sedang melakukan iklah air berkarbonasi dengan centil dan menggoda. Tiba-tiba, salah seorang kru datang dan menegurnya untuk tidak menyentuh alat peraga iklan. Wanita itu meminta maaf dan kru tersebut memerintahnya untuk latihan memutar papan putar saja.. (hahhaha.. wanita itu bukan artis iklan cuma pemutar papan selama iklan.)
Shi Ah dan Hae Seong sudah bersiap memakai kostum kepala berbentuk tetesan air. Shi Ah melakukan iklan dengan bersemangat dan sesuai dengan contoh yang di berikan tadi. Sedangkan Hae Seong melakukan iklan dengan wajah malas dan hanya berdiri kaku. Sudratara melihatnya dengan kesal. Dan akhirnya, sutradara meneriakkan CUT!! dan memerintahkan untuk beristirahat dulu.
Kru makeup segera menghampiri Shi Ah dan Hae Seong untuk memperbaiki makeupnya tapi Hae Seong tidak mau dan berjalan pergi. Manager menghampirinya dan memohonnya untuk melakukan iklan ini sekali saja. Tetapi Hae Seong tidak mau karena ini tidak sesuai dengan citranya. Dia memberitahu jika dia itu seorang musisi, Kwon Shi Ah adalah seorang idola tapi dirinya bukan.

Managernya memohon karena jika Hae Seong tidak melakukannya, maka mereka akan di keluarkan dari industri iklan. Hae Seong tidak peduli dan malah senang jika itu benar karena dengan begitu dia akan bisa fokus pada musiknya. Hae Seong bahkan berkata jika dia tahu konsep iklan nya semacam ini, tidak, jika dia tahu jika iklan ini dilakukan dengan Kwon Shi Ah dia akan menolaknya dari awal. Manager berusaha membujuknya tetapi Hae Seong tetap menolak.
Hae Seong duduk di sebuah bangku dan Shi Ah menghampirinya. Shi Ah mengomentari jika di panggung mereka juga berakting dan sekarang sama saja. Hae Seong tidak menatapnya dan dengan tenang bertanya apa mereka dekat? Kenapa dia berbicara dengan banmal kepadanya. Shi Ah menjawab jika mereka berusia sama jadi lupakan saja soal kesopanan. Hae Seong tersenyum menghina mendengar jawaban tersebut. Shi Ah berusaha membujuk Hae Seong untuk melakukan iklan dengannya dan dia akan membantunya. Hae Seong kesal mendengar Shi Ah dan berkata dengan kasar kepada Shi Ah. Dia menyuruh Shi Ah hanya untuk berakting saja daripada menggunakan wajahnya dengan masuk ke sebuah girlband sebagai seorang penyanyi padahal dia tidak bisa bernyanyi. Setelah mengatakan itu, Hae Seong pergi meninggalkan Shi Ah. Shi Ah menatapnya tidak percaya.
Shi Yeon masih mencari Doong di sepanjang jalan. Sementara itu, manager Hae Seong di telepon CEO dan dia terus meminta maaf kepada CEO. Selesai telepon, dia memberitahu Hae Seong yang berada di dalam mobil, bahwa karena Hae Seong, Shi Ah juga harus kehilangan iklan ini. Hae Seong tidak peduli dan hal ini membuat manager kesal kepadanya. Shi Ah di dalam mobilnya menangis dan meminta kepada managernya untuk membuat comeback segera sebagai seorang penyanyi.
 Shi Yeon mencari Doong sampai malam. Di taman, sebuah tangan tiba-tiba memegang kaki Shi Yeon. Shi Yeon sampai ketakutan. Ternyata ada seorang ahjumma dengan pakaian nyentrik yang pingsan. Shi Yeon memanggilnya tetapi tidak ada jawaban. Shi Yeon segera menggendong ahjumma tersebut dan membawanya. Doong berada di dekat sana dan mengikuti Shi Yeon. Di sebuah toko, ahjumma tersebut sadar dan menyuruh Shi Yeon untuk berhenti.

Ahjumma melompat turun dari punggung Shi Yeon dan lampu toko langsung menyala. Dia mengundang Shi Yeon untuk masuk kedalam tokonya. TAROT SHOP.
Shi Yeon memandang isi toko dan ahjumma kemudian menyalakan sebuah lilin yang mati. Shi Yeon kaget melihatnya.

Shi Yeon bertanya apakan ahjumma tidak mau kerumah sakit? Ahjumma malah berkata dengan jawaban ambigu bahwa dia merasa masih ada waktu yang tersisa. Shi Yeon bingung mendengar jawaban tersebut. Ahjumma mengalihkan topik dengan berkata bahwa mata Shi Yeon penuh dengan kesedihan. Dia kemudian menyodorkan kartu tarot kepada Shi Yeon dan menyuruhnya untuk memilih. Dia akan membacakan kartu tarot sebagai imbalan karena sudah menolongnya.

Shi Yeon dengan canggung menolak tawaran ahjumma. Ahjumma langsung menjawab dengan tegas menyuruhnya untuk memilih dan jangan memanggilnya ahjumma tetapi Master. Master Tarot
Shi Yeon dengan asal memilih sebuah kartu dan memberikan kepada Master. Master melihatnya dan berkata dalam 30tahun dia membaca kartu Tarot, Shi Yeon satu-satunya yang memilih kartu tersebut. Itu bukan kartu biasa karena dia yang membuat kartu tersebut. Kartu ‘The Miracle’ dengan gambar dua orang wanita yang saling berhadapan dengan tangan mereka saling menggenggam.

Master menyuruh Shi Yeo untuk membuat sebuah permohonan. Shi Yeon kaget di suruh membuat permohonan dan berkata dalam hati bahwa orang di depannya pasti seorang penipu.

“Penipu katamu?” tanya Master. Shi Yeon kaget karena master dapat membaca pikirannya, “Katakan permohonanmu. Itu akan menjadi kenyataan.”

“Permohonanku akan menjadi kenyataan? Kamu pasti bercanda,” ucap Shi Yeon di dalam hatinya, “Aku harus meminta bertukar dengan Shi Ah. Hidupku yang ternyata salah dari saat aku masih di dalam rahim ibuku bukanlah sesuatu yang akan di selesaikan dengan hanya satu permohonan. Ahjumma penipu,” lanjut Shi Yeon dalam hatinya. Dia tidak berani mengatakan secara langsung kepada master. Master menatapnya.

“Tolong buat aku tidak bertambah berat badan meski aku makan,” pinta Shi Yeon kepada master.
Master kemudian melepaskan salah satu kalungnya dan memberikannya kepada Shi Yeon. Shi Yeon menolaknya karena dia tidak mempunyai uang untuk membelinya. Master menjelaskan bahwa kalung tersebut terdapat batu Emerald, simbol dari keberuntungan dan kebahagiaan. Dia meletakkan kalung tersebut ke tangan Shi Yeon dan menyuruhnya untuk memakainya. Master bahkan berkata jika Shi Yeon tidak bisa mengatasinya, dia bisa kembali nanti.

“Eh.. jika aku tidak bisa mengatasinya? Benar. Kamu menjual ini, kan?” kata Shi Yeon sambil melempar kalung itu ke meja.

“Aku bisa memberikan seperti ini kepada Nona yang menyelamatkan hidupku,” ujar Master sambil meletakkan kalung tersebut kembali ke tangan Shi Yeon.
Shi Yeon sedang berjalan pulang bersama Doong. Dia mengenakan kalung yang di berikan Master. Dia melihat kalung itu dan merasa tidak nyaman melihatnya. Tiba-tiba dia merasa sakit perut. Shi Ah juga sedang latihan koreografi ketika dia merasa pusing. Shi Yeon pingsan di tengah jalan. Shi Ah pingsan ketika sedang latihan.
Di kamar rumah sakit, Shi Yeon terbangun dan melihat ada seseorang yang terbaring di sampingnya (beda ranjang) tetapi pandangannya terhalang dispenser di atas meja. Dia berkata dengan nada menghina, “Kwon Shi Yeon?”

Sementara Shi Ah yang sudah sadar dan mendengar suara yang memanggil, bertanya, “Kwon Shi Ah?”

“Kami tidak memiliki kemiripan terkecil kecuali satu hal. Kami selalu sakit bersama,” pikir Shi Yeon (tetapi di dalamnya Shi Ah).

Ibu masuk dan melihat anak-anaknya. Dia menatap Shi Ah dan berkata bahwa dia pingsan karena kekurangan nutrisi. Dia berkata bahwa dia sudah menegurnya untuk tidak diet berlebihan. Dia menatap Shi Yeon dan bertanya apa yang dia makan? Shi Yeon sakit karena gangguan pencernaan.

Shi Yeon bertanya, “apakah ibu sakit? Aku Shi Ah.” Ibu menatap bingung padanya.

Shi Ah juga berkata, “Kenapa aku kekurangan nutrisi?”

“Apa yang kalian katakan? Apakah kalian tidak waras?” tanya Ibu. Teleponnya kemudian berbunyi dan ibu keluar mengangkatnya.

Shi Yeon merasa heran dan bangkit dari tempat tidurnya. Dia menatap tangannya yang gemuk dengan kaget. Shi Ah juga bangun dan mereka saling menatap. Mereka berdua langsung menjerit histeris.


Post a Comment

Previous Post Next Post