Sinopsis Drama Special : Star of The Universe Episode 02

Content and Images by MBC
Byul sedang berada di warnet. Dia berbicara kepada dirinya sendiri kalau dia tidak pernah membayangkan hidup tanpa Woo Joo. Gak Shi ternyata berada di sebelahnya dan bertanya apa dia gila? Dia menyuruh Byul untuk fokus. Stopwatch di ponsel menghitung mundur dari 3. Gak Shi menatap layar komputer dengan fokus. Tepat hitungan ke 0, Gak Shik menekan mouse dengan tepat sedangkan Byul tangannya terlepas dari mouse. Mereka sedang memesan tempat duduk untuk konser Woo Joo. Gak Shi berhasil mendapatkannya sedangkan Byul gagal.
Gak Shi sangat senang dan mengatai Byul yang pencundang karena bisa gagal dan tidak fokus. Byul kemudian bercerita tentang Woo Joo yang membuatnya khawatir karena ini kali pertamanya dia gagal. Dia bisa saja berpikir untuk mati. Gak Shi yang mendengar perkataan Byul meminta Byul mengatakan yang sebenarnya apa Woo Joo akan mati? Sebelum atau sesudah konser? Tapi Byul juga tidak tahu. Dia berkata tidak kuat melihat idolanya di jemput kematian dan berkata bahwa ini pekerjaan menyebalkan setelah kematian.

Sekarang, mereka sedang berada di depan sebuah toko. Memainkan mesin pencapit boneka untuk mengambil kalung dengan bungkus gambar Woo Joo. Gak Shi mengajak Byul untuk menguntit Woo Joo. Byul tidak setuju karena Woo Joo membenci penguntit. Gak Shi membujuknya, lagipula Woo Joo tidak bisa melihat mereka dan juga ini mereka lakukan untuk mencegah Woo Joo melakukan hal-hal aneh. Byul setuju tetapi dia punya pekerjaan bukan seperti Gak Shi yang adalah pekerja lepas. Gak Shi memintanya untuk izin sakit saja. Byul menjawab bagaimana mungkin orang yang sudah mati bisa sakit.
Gak Shi sedang memanjat tiang listrik dan melepas spanduk Woo Joo. Byul menelpon manager Gu sambil melepas spanduk disisi lainnya dan mengatakan kalau dia jatuh dari sepeda dan mencedarai punggungnya. Dia juga mengatakan rasanya terlalu sakit untuk bergerak padahal dia sedang berputar-putar membungkus spanduk. Dia dan Gak Shi kemudian pergi menuju rumah Woo Joo.
Jam ponsel menunjukkan pukul 06.30 pagi dan berbunyi. Woo Joo langsung bangkit dari tempat tidurnya. Kita kemudian mendengar narasi Byul.
Setiap pagi, dia bangun tepat pukul 06.30. berlari di rute kosong dan pada waktu yang di tentukan. Dia tidak pernah melewatkan rutinitas ini sejak debut. Byul mengikuti Woo Joo yang berlari dengan menaiki sepeda sedangkan Gak Shi mengikuti dengan membawa payung dan berlari.
Dia memakan makanan organik yang dikirim para penggemarnya. Tapi, dia tidak peduli soal rasa. Dia mengosumsi tepat 2.500 kalori, rata-rata untuk pria Korea. Isi kulkas Woo Joo hanya air putih dan salad. Woo Joo bahkan mencampur semua salad dan sayuran dan memblendernya kemudian meminumnya. Byul dan Gak Shi melihatnya dengan jijik. Woo Joo meminum semuanya dalam satu teguk.
Dia tidak pernah memakan makanan manis. Woo Joo membuang cokelat yang di kirim fansnya ke tong sampah. Dia juga tidak memakan mie instan dan mengomentari managernya yang makan itu di ruangan.
Manager meminta maaf dan bertanya apa benar Woo Joo akan menuntut semua komentar yang jahat. Woo Joo dengan yakin mengatakan Ya. Dia kemudian berjalan pergi sambil melepas kemejanya. Gak Shi berusaha mengikutinya ke kamar mandi. Byul menarik rambut Gak Shi. Gak Shi beralasan kalau bisa saja Woo Joo menginjak batang sabun dan jatuh lalu mati jadi mereka harus menjaganya. Byul menegaskan kalau mereka harus menjaga batasan mereka. Walau begitu tetap saja mereka sedih tidak bisa melihatnya.
Woo Joo sudah selesai mandi dan sekarang sedang di rias. Byul dan Gak Shi berdiri di belakangnya dan mengomentari hasil pengamatan mereka.

“Hei! Dari yang sudah kita lihat, dia benar-benar bersih. Tidak ada yang buruk darinya. Dia tidak minum, merokok, judi, atau bergonta-ganti pacar. Dia tinggal sendiri, tapi bahkan tidak menonton film porno,” komentar Gak Shi.

“Aku tidak melihat adanya penyebab kematian. Apa dia… memakai narkoba?” duga Byul sambil menatap Gak Shi.

“Tidak mungkin.”

“Kita tidak pernah tau. Michael Jackson, Prince. Seperti itu artis luar negeri tewas. Pantas saja. Aku berpikir dia menulis lagu ini terlalu cepat. Bagaimana kalau dia punya bekas suntikan?” ucap Byul dengan sedih dan khawatir.
Byul kemudian menarik sedikit pergelangan baju Woo Joo untuk melihat apakah ada bekas suntikan. Ternyata, di tangannya, Woo Joo mengenakan berbagai gelang yang terbuat dari giok, ametis, germanium, dan titanium. Itu semua batu yang bagus untuk kesehatan. Bahkan, ketika Woo Joo beranjak dari kursinya, dan ternyata kursi yang didudukinya adalah kursi kesehatan giok. Byul dan Gak Shi sampai kaget. Gak Shi berkomentar kalau giok memang bagus untuk pria dan setidaknya Woo Joo tidak akan mati karena sakit.
Woo Joo sedang melakukan rekaman dengan Yi Na dengan di iringin musik biola. Tetapi, Woo Joo terus menyuruh pemain biola mengulang musiknya. Hingga, ketika musik sudah di rasa pas, Yi Na mulai bernyanyi sambil melihat Woo Joo.  Belum selesai Yi Na bernyanyi, Woo Joo memintanya berhenti. Dia meminta di akhiri sesi hari ini dan beranjak pulang walaupun Yi Na merayunya.
Presdir Uhm langsung menemui Woo Joo dan protes karena sangat sulit membawa Jo Yi Na yang sangat populer. Woo Joo tidak peduli dan memberitahu bahwa Presdir terlalu berlebihan, sehingga musiknya menjadi norak. Presdir membantah dan mengatakan kalau lagunya enak didengar. Presdir terus mengomentari sikap Woo Joo yang tidak sopan kepada staff sampai masuk ke studio. Woo Joo masuk dan mendekati komputer, dia menghapus rekaman yang tadi direkam dan berkata bahwa mudah untuk membuat lagu cinta. Presdir langsung berteriak kesal. Woo Joo tidak peduli dan terus berjalan keluar dari studio. Byul dan Gak Shi memarahi Presdir yang dapat membeli gedung ini karena Woo Joo dan bahwa predir tidak mengerti tentang musik. Yi Na datang dan mengeluh kepada Presdir. Gak Shi kesal lihat sikapnya yang sok manja dan bilang akan mencungkil matanya.
Di rumah Woo Joo, Gak Shi melompat-lompat di kasur Woo Joo. Puas melompat-lompat, dia berguling-guling di kasur. Sedangkan Byul, melihat foto-foto masa kecil Woo Joo.
So Ri sedang menelpon sambil mengecheck pasiennya yang tidur.

“Aku sudah merasa khawatir setelah memberimu resep obat itu. Kamu bisa saja ketergantungan pada obat itu sepertiku dahulu. Bagaimana kalau jangan diminum?” ujar So Ri kepada orang yang di telponnya, Woo Joo.

Woo Joo turun setelah selesai mandi dengan telponnya dan tangan memegang sebotol obat. Dia mengomentari So Ri sebagai orang mengerikan. Byul mendengarnya dan memberitahu Gak Shi kalau itu telpon dari wanita. So Ri berkata bahwa setelah kegagalan albumnya, mungkin saja Woo Joo akan kesulitan untuk tidur.

“Pengobatan terbaik adalah seseorang yang tidur nyenyak di sampingmu. Belilah hewan peliharaan,” saran So Ri.

“Itu tidak masuk akal. Hei, setidaknya aku tidak pernah menjadikanmu peliharaan,” jawab Woo Joo.

“Kamu gila. Aku menyukai seseorang. Setidaknya, aku sudah berusaha. Apa kamu tidak merasa aneh? Kamu tinggal sendiri di apartemen sebesar itu. Aku yakin di sana ada hantu,” ujar So Ri. Woo Joo langsung mengakhiri telpon mereka. Dia tidak menyadari, Byul dan Gak Shi berdiri di sampingnya.
Woo Joo tidak percaya ada hantu, dia melihat ke kanan, disana ada Gak Shi yang langsung menunduk, kemudian melihat ke kiri, dan disana ada Byul yang juga langsung menunduk.
Woo Joo kemudian membuka botol obatnya yang bertuliskan “Zolpidem*” dan mengeluarkan banyak pil. Byul dan Gak Shi sampai terbelalak. Tapi, Woo Joo kemudian menguranginya menjadi hanya satu pil dan meminumnya. Gak Shi melihat nya dengan khawatir.

“Astaga! Kamu melihatnya?” tanya Gak Shi kepada Byul yang juga menatap Woo Joo khawatir. “Kamu melihat jakunnya?” lanjut Gak Shi. (hahaha)

“Gak Shi, bukan itu yang penting,”ujar Byul. Dia membaca nama obat itu Zolpidem dan penasaran obat itu tentang apa.

*Zolpidem = obat tidur untuk penderita insomnia (orang dewasa).
Dia hendak mengambil botol obat tersebut tetapi botolnya malah jatuh ke lantai. Woo Joo yang sudah berjalan pergi sampai menoleh. Dia merasa aneh.
Woo Joo mengambil boneka kelinci di atas piano-nya dan tidur dengan memeluk boneka tersebut. Gak Shi dan Byul berbaring di sisinya. Mereka penasaran apakah Woo Joo beneran akan mati. Byul bahkan berkata belum pernah melihat Woo Joo tersenyum. Woo Joo tiba-tiba berputar dan menghadap ke arah Byul. Byul tersenyum senang. Dia menatap wajah Woo joo dan melihat keningnya mengerut. Dia memegang keningnya dan menyentuh kerutan tersebut. Malam itu, Woo Joo tertidur nyenyak dengan lampu menyala karena dia benci dengan kegelapan.
Byul di rumah juga berusaha tidur. Dia tidur dengan selimutnya adalah poster Woo Joo dan bantalnya adalah bantal dengan wajah Woo Joo.
Pagi, jam 06:30, alarm berbunyi tetapi Woo Joo tidak bangun. Byul menunggu di tempat biasa Woo Joo jogging tetapi Woo Joo tidak lewat. Byul menelpon Gak Shi karena belum datang dan entah apa jawaban Gak Shi tetapi Byul mengatakan kepada Gak Shi untuk santai saja dan jangan lupa cuci poni. Selesai telpon, Byul menuju ke rumah Woo Joo.
Manager menelpon Woo Joo untuk membangunkannya. Manager bahkan berkomentar kalau Woo Joo tidak pernah kesiangan dan tidak pernah lupa untuk jogging. Woo Joo baru bangkit dari tidurnya dan menitip sesuatu untuk di belikan.
Manager pergi ke cafe dan memesan satu frapuccino caramel dengan cream kocok yang banyak. Minuman yang manis. Di ruang rias, Woo Joo ternyata makan ramen, makan coklat dan minuman yang di pesan manager. Dia hari ini melakukan semuanya di luar kegiatan biasanya termasuk makanannya.
Byul, manager dan stylist melihat dengan bingung. Woo Joo bahkan meminta manager untuk mencabut tuntutannya untuk para pembenci di internet dan sebagai gantinya dia akan melakukan pekerjaan sukarela dengan mereka. Manager tambah kaget dan berjanji akan mengurusnya. Tiba-tiba, Woo Joo melihat ke arah manager dan mengucapkan : “Hyung…terimakasih atas segalanya.” manager, stylist dan Byul melotot tak percaya. Manager sampai menangis mendengarnya.

Manager bertanya ada apa dengan Woo Joo karena selama 7thn mereka bersama, Woo Joo tidak pernah mengucapkan hal itu. Seolah-olah kamu akan mati.
Ponsel Byul berbunyi. Ada SMS dari Manager Gu yang menyuruhnya datang. Manager membaca koran yang memuat wajah Woo Joo dengan mata yang disensor. Judul artikelnya adalah “Penyanyi Terkenal Ini Akan Segera Mati.”

Manager Gu memerintahkan Byul untuk menjauhi Woo Joo. Byul berusaha bernegoisasi dengan mengatakan kalau Woo Joo sudah ke akhirat, dia tidak bisa melihatnya lagi.

“Tidak bisakah aku berada di sisinya dan mengawasi dia?” tanya Byul.

“Kenapa kamu mengikuti orang hidup? Ada banyak orang lebih baik yang bisa diikuti.”

“Dia bersikap aneh belakangan ini,” mohon Byul dan teringat ketika Woo Joo berkata bahwa dia ingin mati. “Dia bilang ingin mati,” lanjut Byul. Dia juga teringat ketika Woo Joo berterimakasih kepada managernya. “Dia berbeda dari biasanya. Jika dia mati, aku yang akan menjemputnya. Aku mengenal Woo Joo lebih baik dari yang lain,” pinta Byul.

“Kamu bahkan gagal menjemput anak kecil. Woo Joo itu berbeda. Jika tidak menjemputnya tahun ini, dia akan hidup dalam waktu lama. Dia perlu naik ke sana,” jelas Manager Gu.

Byul berusaha menolong Woo Joo agar tidak di ambil dan bertanya apakah Manager Gu tidak merasa kasihan kepada Woo Joo?

“Kini siapa yang perlu dikasihani? Aku lebih kasihan kepadamu daripada orang lain,” jawab Manger Gu.

“Kamu bisa saja mengirimku ke akhirat saat aku mati. Kenapa membuatku bekerja di sini?”

“Kamu bisa berakhir menjadi hantu dan kabur selamanya. Aku memberimu arti hidup. Kenapa harus Woo Joo? Seharusnya kamu bisa paham,” jawab Manager Gu dengan tenang.

Byul menahan tangisnya dan menjawab jika hanya Woo Joo, satu-satunya orang yang diingatnya. Manager Gu menjawab jika sepertinya Byul melewatkan sesuatu yaitu kalau kenyataan dia sudah mati. “Saat orang mati mendekati orang hidup akan ada penyesalan,” peringatan Manager Gu. Dia kemudian sekali lagi menyuruh Byul menjauhi Woo Joo.
Byul tidak bisa membantah dan keluar dari ruangan manager Gu. Di luar ruangan manager Gu, ternyata ada meja billiard dan para malaikat maut sedang bermain billiard. Young Gi ada diantara mereka, dan melihat Byul yang pergi dengan suatu tatapan yang menurutku agak aneh.
Byul duduk di dalam rumahnya. Dia mengambil diary-nya dan membuka nya. Di sana dia menulis “7 Hal yang Ingin Kulakukan Jika Bisa Hidup Lagi.” salah satunya adalah Cinta pertama. Dia membuka halaman selanjutnya dan ada tiket konser dream world 7thn lalu.
Woo Joo sedang jogging malam. Manager menelpon dan memberitahu jika presdir Uhm ingin minum bersama dengannya. Presdir dan manager sedang berada di depan sebuah kedai dan minum-minum. Presdir meminta telpon diserahkan kepadanya karena dia ingin bicara dengan Woo Joo. Presdir kembali membahas lagu dan Woo Joo langsung mematikannya. Presdir kesal dan mengomel kepada manager. Manager kemudian meminta tambahan nasi kepada pemilik kedai. Seorang bapak-bapak keluar dan melayaninya. Bapak itu bertanya apakah Woo Joo akan datang? Manager menjawab jika Woo Joo sibuk bekerja. Bapak itu terlihat kecewa. Dia adalah ayah Woo Joo.
Seorang pelanggan ayah Woo Joo selesai minum dan hendak pulang. Ayah Woo Joo menyarankannya untuk memanggil supir sewaan. Pelanggan tersebut menolak dan mengatakan hanya minum dua botol soju. Ayah menyuruhnya hati-hati dan tetap menyarankan menggunakan supir sewaan.
Woo Joo jogging sampai ke rumah kosongnya Byul. Dia menatap rumah tersebut dan memakai penutup kepala jaket kemudian masuk ke dalam rumah tersebut. Byul sedang duduk dipinggir jendela mecoba menangkap tetesan air yang jatuh tapi air tersebut melewati tangannya. Byul menatap sedih tangannya. Ketika dia menatap keluar jendela lagi, dia malah melihat seorang pria berpakaian hitam-hitam sedang mencuri anjingnya. Dan lebih kaget lagi ketika melihat wajah pria itu adalah Woo Joo. Woo Joo lari membawa anjing itu. Byul mengejarnya dan semakin yakin Woo Joo akan mati. Jam Byul tertinggal di rumah, dan waktu menghitung mundur di 04:44.
Pelanggan ayah Woo Joo yang pulang tadi mengemudi dalam mabuk dan tidak fokus. Woo Joo masih berlari. Byul tetap mengejarnya. Di persimpangan, mobil yang di kemudikan pelanggan tersebut melaju kencang ke arah Woo Joo yang berdiri kaku di tengah jalan karena kaget melihat sebuah mobil yang akan menabraknya. Byul mendorong Woo Joo menjauh. Woo Joo menoleh ke samping dan melihat wajah Byul. Mobil menabraknya Byul, tetapi tentu saja tidak tertabrak dan menembus tubuhnya dan kemudian mobil menabrak tiang listrik. Woo Joo pingsan di sisi jalan karena tubuhnya menabrak pembatas jalan.

Byul bingung dengan tindakannya.
Young Gi sedang menyetir mobilnya dan melihat jamnya sudah menunjukkan pukul 0:00. Dia merasa senang dan menuju kelokasi kecelakaan Woo Joo. Sekarang sudah ada seorang penumpang di belakang mobilnya, Young Gi memutar salah satu lagu Woo Joo dan memanggil penumpang di mobil belakang dengan nama Woo dan bahkan mengatakan dia adalah pernggemar berat Woo Joo. Dia tertawa senang. Pria di belakang menggunakan topi dengan kepala berdarah tetapi menggunakan jaket yang berbeda dengan yang digunakan Woo Joo. Jaket itu sama dengan jaket pelanggan ayah Woo Joo yang hampir menabrak Woo Joo tadi. Penumpang tersebut bahkan muntah di mobil.
Besoknya, manager Gu mendapat telpon dari atasan yang mengatakan mereka salah mengantarkan roh. Dia langsung menatap Young Gi yang sedang berdiri di depannya dan menyesal dengan kejadian ini. Manager Gu masih berbicara di telpon dan kemudian menghitung dengan jarinya dan mengatakan kepada si penelpon kalau Woo Joo harusnya mati tahun ini. Manager Gu bahkan melihat kalendar dan mengatakan Woo Joo akan ke akhirat sebelum salju pertama. Manager Gu berjanji akan bekerja keras dan tidak akan mengulangi kesalahan ini dan kemudian menutup telponnya.
“Apakah kamu dari Korea Utara? Jika kamu dari sini, bagaimana bisa mengira orang lain sebagai Woo Joo? Kamu tidak memastikan nama atau wajahnya karena serakah,” marah Manager Gu kepada Young Gi.

“Ini tidak akan terjadi lagi. Aku tidak percaya ini.”

Manager Gu langsung mengusirnya keluar tetapi Young Gi malah tidak keluar dan berkata akan mendapatkan Woo Joo bagaimanapun juga (sambil menunjukkan gerakan mencekik). Manager Gu tambah marah dan memukulnya dengan bukunya dan bahkan menggunakan Kitab Suci Intan. Young Gi berlari keluar dengan ketakutan.
Byul masuk dengan takut-takut dan manager Gu langsung mengajaknya keluar. Mereka berjalan di antara pepohonan.

“Hantu menirukan manusia. Apa kamu mempelajarinya dari film “Ghost”?” tanya manager Gu. Byul membenarkan dan kemudian Manager Gu mengatakan itu film yang tayang saat dia kecil.

“Beraninya kamu mencampuri urusan nyawa manusia. Kehidupan manusia tidak boleh terpengaruh oleh malaikat maut. Itu terserah manusia. Mereka saling membuat satu sama lain sakit, menyebabkan kecelakaan saat mencari uang, dan kecelakaan mobil karena membuat mobil. Bahkan bunuh diri disebabkan oleh orang lain. Beberapa orang mati cepat karena hubungan yang buruk. Sementara yang lain, hidup lebih lama karena hubungan yang baik. Berapa kali harus kubilang? Bukankah tidak masuk akal jika malaikat maut memberi manusia kehidupan?” ceramah Manager gu.

“itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuknya. Bagaimanapun aku merasa hidup saat melihat Woo Joo,” ujar Byul sambil melihat manager Gu.

“Kamu…,” ujar manager Gu sambil menghadap Woo Joo, “..dipecat. Itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan untukmu. Menyelamatkan ataupun membunuh orang bukanlah tugas malaikat maut. Itu adalah takdir manusia.”
Byul pulang ke rumah dan mengambil seragamnya yang bernoda darah yang sudah mengering. Dia memakai seragam tersebut dan melihat jamnya.
Flashback..

Manager Gu membawa Byul ke ruangannya dan menutup jendelanya agar tidak dilihat orang di luar. Dia ternyata memberitahu Byul untuk kembali. Byul bertanya apa itu sungguh mungkin?

“Tentu saja. Dahulu sekali itu pernah terjadi kepada orang asing. Hanya tiga hari setelah kematiannya, dia kembali dalam wujud yang sama dan tinggal selama sekitar 40hari,” ujar Manager Gu dan kemudian melihat salib Yesus di mejanya.

“Itu Yesus,” jawab Byul kaget. “Ayahnya di tingkat berbeda.”

“Jika fokus, kamu juga bisa. Berlatih dan cobalah. Lagipula, keselamatannya bergantung pada orang-orang di sekitarnya,” yakin Manager Gu. Dia kemudian meyerahkan sebuah jam yang sama dengan jam Young Gi, “Dengan ini, anggap saja aku membayar hutangku karena sudah mengambilmu.” (jadi, manager Gu adalah orang yang mencabut nyawa Byul dulu).

Flashback END
Byul menaiki sepedanya setelah melihat rumah kosong tempat tinggalnya terakhir kali. Sedangkan Woo Joo mendengarkan musik sambil memenjamkan mata di mobil.
“Kamu akan terlahir kembali sebagai seseorang yang paling dekat dengan Woo Joo berhargamu. Jika bisa selamat melewati salju pertama, seharusnya dia aman,” narasi dari Manager Gu.

Byul berhenti di tengah jalan dan turun dari sepedanya. Dia memperbaiki posisi tasnya dan memasang earphone -nya. Byul mulai berlari dari lambat semakin kencang. Dia berlari ke arah mobil Woo Joo yang melaju dan melompat menabrakkan dirinya.  Awalnya, Byul tidak terlihat tetapi semakin dia mendekat ke mobil Woo Joo, dirinya mulai terlihat jelas. Woo Joo kaget melihat gadis di depan kaca yang melompat. Managernya menginjak rem dengan kencang dan Byul terlempar jatuh.

Kita kemudian melihat, Manager Gu yang sedang menyeduh teh krisan. Dia memasukkan bunga krisan yang masih berbentuk kuncup dan seiringan dengan Byul yang terjatuh dan semakin jelas wujudnya, bunga krisan yang di letak di dalam air juga mekar.
Byul kembali ke dunia dan tujuh tanda bintang tercetak di pergelangan tangannya.
“Tapi, pastikan kamu tidak memenuhi ketujuh alasan yang belum kamu lewati. Jika tidak ada sesuatu yang menahanmu disini, kamu yang akan ke akhirat terlebih dahulu,” narasi Manager Gu.

Byul tersenyum menatap langit. Woo Joo keluar dari mobil dan melihat gadis yang di tabraknya. Byul tersenyum lebar melihatnya dan kemudian pingsan. Dikantor, Manager Gu sedang menikmati teh krisan dengan tatapan misterius.
Byul di bawa oleh mobil ambulans. Ada Se Joo di mobil ambulans yang berusaha menyadarkannya. Dia tiba di rumah sakit, So Ri memanggilnya agar sadar. Byul tertidur di kamar rumah sakit. Seorang anak kecil yang dulu seharusnya dia jemput mengintip dari sela tirai pembatas tempat tidur.
Byul sadar dan mencoba menginjakkan kakinya ke lantai rumah sakit. Dia tesenyum karena dapat merasakannya dan dia bahkan dapat merasakan sinar matahari.
So Ri memberitahu Se Joo, kalau pasien yang dibawanya, Byul, sangat hebat karena tidak cedera. So Ri juga memberitahu kalau dia harus memproses biaya rumah sakit tapi pasti takut kepada orang tuanya dan tidak mau berbicara. Se Joo cuma diam. So Ri kemudian bertanya apa dia mengenal pasien tersebut? Tidak ada jawaban. Mereka kemudian masuk ke ruangan rawat Byul. Kosong! Tidak ada orang.
Byul dengan masih menggunakan seragam rumah sakit berlari keluar rumah sakit dan melihat jamnya. Ada nama Woo Joo dan fotonya serta waktu yang berjalan mundur di 44:43 di jam tersebut. Byul berlari menuju konser Woo Joo.
Woo Joo sedang bernyanyi di konsernya. Woo Joo sudah tiba dan melihat ke arah panggung. Dia mekihat jamnya, waktu tinggal 44detik. Matanya terbelalak kaget. Byul melihat ke atas dan melihat lampu panggung yang bergoyang-goyang.
Byul menerobos kerumunan fans dan berlari ke atas panggung. Dia mendorong Woo Joo jatuh. Pihak siaran panik dan Se Joo serta So Ri melihat adegan tersebut dari Tv di rumah sakit. Woo Joo kaget melihat Byul yang menabraknya dan melihat lampu di atasnya bergoyang.
“Manusialah yang menyelamatkan manusia, tapi juga manusia yang membunuh manusia,” ujar Manager Gu di telpon sambil melihat tayangan Byul yang mendorong jatuh Woo Joo. “Aku yakin dia akan naik sendiri sebelum salju pertama,” ujarnya sambil menutup telpon. Wajahnya tampak sinis. Para malaikat maut berkumpul di depan ruangannya.
Byul melindungi Woo Joo dari lampu panggung yang jatuh. Woo Joo melihat lampu itu jatuh dan memutar tubuh Byul dengan tubuhnya ke samping. Lampu terjatuh, pas di samping mereka. Byul menatapnya terpana dan sebuah tanda bintang di pergelangan tangannya menghilang.
EPISODE 03

Post a Comment

Previous Post Next Post