Sinopsis Drama Korea : VOICE Episode 15 Part 2

 Content and Images Copyrights by OCN

Jin Hyuk berbicara dengan Gyung Hak diruangan Gyung Hak. Jin Hyuk kaget karena hasil tes DNA tersebut milik orang asing.

“Ya. Terdapat 50 noda darah. Dan 30jenis DNA berbeda ditemukan. Hasil menyatakan bahwa pelaku berasal dari Tiongkok atau Asia tenggara. Beberapa dari mereka adalah buronan.”

Jin Hyuk menghela nafas. Mereka sudah salah dan kontainer itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan pembunuhan yang dilakukan Mo Tae Gu. Gyung Hak membenarkan dan memberitahu pendapatnya bahwa kontainer itu kemungkinan adalah kontainer yang digunakan Nam Sang Tae untuk perdagangan manusia. Jin Hyuk jadi bingung mengenai sebenarnya tempat persembunyiannya Tae Gu yang berada di pinggir laut.


Jin Hyuk melihat ke meja Dae Shik yang kosong dan bertanya keberadaannya pada Gyung Hak. Gyung Hak memberitahu kalau Dae Shik pergi setelah menerima panggilan.

Kemana Dae Shik???

Dia pergi menemui Presdir yang mengajaknya bekerja untuknya. Dia merayu Dae Shik yang menolak permintaannya. Presdir berusaha menyakinkannya untuk bekerja dengannya dan yang pasti akan lebih banyak keuntungan yang diperoleh Dae Shik daripada dia yang sudah bekerja untuk Sang Tae selama 3tahun.

“Sudah kubilang cukup, cukup! Sampai kapan kau mau memanfaatkanku? Aku bukan apa-apa selain polisi rendahan,” tolak Dae Shik emosi.

Presdir memberitahu Dae Shik kalau dia berada di posisi (rendahan) ini karena bekerja sama dengan Moo Jin Hyuk.

“Kau dan aku seperti hadiah satu sama lain. Kau menyembunyikan rahasia Ayahmu. Dan aku menyimpan rahasia puteraku. Ayahmu membunuh seseorang saat tabrak lari itu. Kau membunuh anag buah Sang Tae. Fakta itu akan selalu ada,” ancam Presdir.



Dae Shik segera bangkit dan hendak keluar. Presdir memanggilnya dan memerintahkannya untuk membunuh Jin Hyuk sebelum dia mencemarkan nama keluarganya. Dae Shik tidak menjawab dan beranjak pergi.


Sepergian Dae Shik, sekretaris masuk dan memberitahu Presdir kalau stasiun TV terus menerima laporan aneh dan dia takut semuanya akan menjadi kacau. Presdir marah dan meminta sekretarisnya untuk segera memanggil Jaksa Park dan Anggota Dewan Choi.

Dae Shik diluar merasa tertekan. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kartu seperti milik Tae Gu dan memiliki tanda kunci. Dia ingat saat Sang Tae meneleponnya saat dalam pelarian.

Flashback


Sang Tae menelepon Dae Shik dan memberitahu kalau sekarang sudah saatnya bagi Dae Shik untuk bebas. Di tangannya, ada sebuah USB yang diberi tanda ‘Shim Dae Shik.’ Sebagai syarat atas bebasnya Dae Shik, Sang Tae memberi perintah terakhir.

“Tas yang Moo Jin Hyuk ambil. Ada kunci didalam kantong tas itu. Bawakan padaku. Lalu, laporan dari kasus Ayahmu dan pembunuhanmu, akan kuhapus semuanya.”




Dan ternyata, sebelum Jin Hyuk tiba di resort Solhyang, Dae Shik sudah berada disana. Dia sedang membongkar kertas-kertas yang berada di depan jendela. Ketika mendengar suara mobil (taksi yang ditumpangi Jin Hyuk), Dae Shik menjadi semakin panik dan berteriak kepada mayat Sang Tae yang tergantung, “Dimana itu? Dimana?”

Flashback END

Tae Gu sedang berjalan dan teringat saat dia membunuh Sang Tae.

Flashback




Saat itu, dia sempat memeriksa saku celana Sang Tae dan menemukan sebuah USB yang diberi tanda ‘Shim Dae Shik.’ Dan tidak lama kemudian, mobil Dae Shik tiba di depan resort. Dae Shik kemudian menelpon Sang Tae dan Tae Gu melihat ponsel Sang Tae yang berbunyi. Telepon dari Tae Gu.

“Apa ini? Apa kau membuat kesepakatan dengannya tanpa sepengetahuanku?” tanyanya pada mayat Sang Tae didepannya.

Flashback END

Tae Gu sadar kalau kunci-nya yang ada pada Sang Tae, sekarang berada di tangan Dae Shik.

Presdir sedang menelpon Tn. Choi dan memarahinya karena tidak mengurus masalah dengan benar sehingga masih banyak artikel mengenai Sungwun Express beredar. Presdir mengancamnya kalau dia tidak akan mendapat apa-apa dan mematikan telpon.


Tae Gu masuk kedalam dan Presdir menegurnya dengan bertanya kemana saja dia. Tae Gu hanya menjawab kalau dia hanya pergi ke suatu tempat. Presdir gugup dan menghampiri Tae Gu, dia bertanya apa Tae Gu pergi kesana lagi?

“Sudah berapa kali ku beritahu kau agar tidak kesana lagi? Apa kau sudah gila?” marah Presdir dan berteriak. “Pergilah ke Amerika dan tinggallah disana untuk sementara. Ada seorang polisi yang mencoba mendekatimu,” perintah Presdir dengan suara melunak daripada sebelumnya.
Tatapan mata Tae Gu menjadi dingin. “Mengapa? Apa Ayah menyuruhku lari?”

Tae Gu berdiri dan mencodongkan tubuhnya ke Presdir yang kaget mendengar pertanyaaan Tae Gu, “Mengapa aku perlu melakukan itu? Ayah bahkan mengirimkan Sang Tae Hyung padaku dan menyuruhku melakukan apapun padanya. Ayah bisa menyuruhku berhenti sekarang. Aku baru saja mulai.” Tae Gu berjalan mendekati Presdir dengan suara dingin.

“Tae Gu-yahhh..” panggil Presdir pelan. Suaranya penuh ketakutan.

“Ayah yang membuatku melakukan ini. Apa Ayah lupa? Ayah-lah yang mengajariku demikian. Bahwa aku harus menghabisi semua orang yang menghina dan mempermainkanku. Aku boleh saja melakukannya!” teriaknya dan terdengar kertakan rahang. “Karena akulah satu-satunya. Aku melakukan apa yang diajarkan padaku, jadi jangan memberitahuku apa yang harus kulakukan. Jika Ayah melarangku lagi, aku tidak akan membiarkannya, walau Ayah sekalipun.


Presdir ketakutan mendengar ancaman puteranya sendiri. Tangannya gemetar memegang sisi meja. Dia tidak bisa menjawab untuk sesaat. Dan setelah pulih, segera beranjak pergi keluar ruangan.


Sepergian Presdir, Tae Gu melonggarkan dasinya dan menghela nafas. Di depan pintu, sekretarisnya menghampiri dan bertanya keadaanya. Presdir tidak menjawab.

Flashback


Saat masih kecil, Presdir pernah membawa Jin Hyuk berobat.

“Daripada Schizophrenia, sepertinya itu adalah penyakit kepribadian. Hal itu disebabkan oleh faktor genetik dan belajar. Kebanyakan kasus seperti ini, menunjukkan kedua gejala tersebut,” jelas dokter pada Presdir.

Tae Gu kecil cuma mendengarnya dari tempat duduknya. Tatapan matanya dingin dan hanya menatap bunga didepannya. Dia meraba bunga itu.

“Sekarang aku tahu penyebabnya. Beritahu aku apa yang harus kulakukan agar dia tidak menjadi lebih parah.”

“Tidak ada pengobatan khusus untuk itu sekarang. Mengobatinya adalah satu-satunya solusi.”

“Bagaimana bisa aku memasukkan anakku ke RSJ? Bagaimana dengan Amerika?”

“Maaf, namun tidak ada pengobatan pasti. Hal ini hanya untuk meredakan gejalanya.”

Presdir menghela nafas dan melihat Tae Gu.

Flashback END

Presdir menyalahkan dirinya sendiri. Dan berkata semua salahnya.


Di dalam ruangan, Tae Gu memegang USB milik Sang Tae dan berpikir bagaimana caranya bermain dengan Dae Shik.

Jin Hyuk dan Gyung Hak berbicara berdua. Gyung Hak memberitahu kalau Dae Shik adalah orang dalamnya. Hal itu dikatakannya berdasarkan apa yang didapatkan Choong Ki.

26 November 2014



Semua sedang sibuk menyelidiki kasus pembunuhan Ji Hye. Termasuk Dae Shik. Ponselnya berbunyi dan Dae Shik menerimanya. Ayahnya menelpon tetapi Dae Shik memberitahu kalau dia sekarang sedang sibuk. Tetapi Ayahnya memberitahu kalau dia terlibat kecelakaan. Dae Shik segera pergi menemui Ayahnya. Saat itu, Gyung Hak sempat mendengar pembicaraan telpon Dae Shik namun mengabaikannya.

“Kau ingat, bukan? 26 November 2014. Semuanya bekerja keras karena kasus isterimu. Hari itu, Ayahnya menabrak seseorang didepan Sungwun Express akibat mengantuk setelah meminum obat tiroidnya.”




Ayah Dae Shik berusaha membangunkan korban yang ditabraknya namun tidak ada reaksi. Dae Shik tiba dan berusaha menenangkannya.

Saat itu, Sang Tae dan para anak buahnya muncul. Dia mulai mengancan kalau Ayah Dae Shik akan masuk penjara karena menabrak hingga tewas. Dae Shik tidak mengenali Sang Tae dan bertanya siapa dia? Sang Tae tidak menjawab dan menawarkan kesepakatan pada Dae Shik.

Dae Shik tidak gentar dan memberitahu identitasnya yang seorang Detektif. Tetapi, Sang Tae tidak takut dan malah menantang Dae Shik balik agar menangkap ayahnya sendiri.


Sang Tae memberi tanda pada anak buahnya untuk menelpon polisi. Dae Shik panik. Dia menghampiri anak buah itu, merebut ponselnya dan memukulnya hingga jatuh.

“Itu strategi mereka. Seperti yang mereka lakukan pada Shim Chun Ok, mereka melakukannya pada Dae Shik untuk mendapatkanmu.”


Seorang anak buah lain berusaha merebut ponsel yang diambil Dae Shik. Tetapi, Dae Shik melawan dan menjatuhkannya. Sialnya, anak buah tersebut jatuh dengan kepala membentur aspal. Dia tewas seketika.

Dae Shik mendekatinya. Dia berusaha membangunkan anak buah tersebut tetapi tidak ada reaksi. Dia menangis panik.

“Karena dia mencoba melindungi Ayahnya, dia tidak sengaja membunuh bawahan Nam Sang Tae. Itulah mengapa dia tidak punya pilihan.”


Dae Shik di depan komputer. Sepertinya, itu ruangan untuk menyimpan barang bukti. Dia memutar rekaman bukti pembicaraan Kwon Joo dengan pelaku dan kemudian menghapusnya. Dia terlihat menyesal.

“Dae Shik mungkin berpikir pelakunya adalah orang lain, atau tidak sadar dia sedang dimanfaatkan. Dia baru mengetahuinya. Namun, sudah terlambat dan dia pasti sudah tidak tertolong lagi.”


Dae Shik bertemu Sang Tae. Dan Sang Tae memberi perintah agar Dae SHik mengancam Gyung Hak dengan video yang dikirimnya. Dae Shik terlihat ragu. Dia bertanya pada Sang Tae apalagi yang hendak disembunyikannya?

“Kang Kwon Joo dan Moo Jin Hyuk mencoba mendekati kami. Tidak cukup bila hanya kau dipihak kami.”


Jin Hyuk merasa shock dan tidak percaya dengan semua kenyataan itu. Ponselnya berbunyi. Telpon dari Hyun Ho yang melaporkan kalau dia sudah menemukan pemilik ponsel ilegal tersebut. Hyun Ho hendak memberitahu namanya tetapi tidak sanggup dan ragu. Jin Hyuk mengerti siapa yang hendak di beritahu oleh Hyun Ho.

Dia menutup telponnya dan mulai menelpon Dae Shik. Dia mengajak Dae Shik untuk bertemu dengannya di tempat biasa.

Kwon Joo sedang melakukan analisis mengenai Tae Gu. Dia berpikir kalau Tae Gu hendak mendapatkannya tetapi mengapa dia menghabiskan banyak waktu? Dia bisa saja membunuhnya. Dia pasti memiliki motif lain.

“Dia adalah pembunuh yang mengandalkan kekuasaan, dan dia membunuh dengan sistematis. Tidak bisa hanya karena bawaan lahir. Apa dia mengalami shock saat kecil?”


Eun Soo memanggil Kwon Joo dan membuyarkan lamunannya. Dia memberitahu kalau dia sudah meneruskan artikel yang berhubungan dengan masa lalu Mo Tae Gu pada Kwon Joo.


Kwon Joo segera melihat komputernya. Artikel itu berjudul : “Pemerintah Membuka Pasar Pembelian.”  Eun Soo kemudian menghampiri Kwon Joo dan memberikan sebuah berkas yaitu surat kematian. Di surat itu tertulis bahwa kematian disebabkan karena bunuh diri pada tahun 1992, saat Tae Gu masih berusia 12 tahun. Itu surat kematian Ibu Tae Gu, Han Young Ran.


Eun Soo juga memberikan nomor ponsel adik perempuan Han Young Ran yaitu Han Jung Ran yang sekarang tinggal di San Francisco, California. Kwon Joo berterimakasih pada En Soo.

Kwon Joo segera menghubungi Han Jung Ran. Telepon diangkat dan Kwon Joo memperkenalkan identitasnya.


Jin Hyuk menunggu Dae Shik di kedai Byul. Wajah Jin Hyuk tampak sedih. Tidak lama kemudian, Dae Shik datang dan menyapanya dengan gembira. Dia meliihat wajah Jin Hyuk dan bertanya ada apa? Dia mencairkan suasana dengan berkata mereka sudah menyelamatkan orang banyak hari ini dan Golden Time juga sudah kembali.

Dae Shik bertanya apa karena Mo Tae Gu? Dae Shik menyuruh Jin Hyuk untuk bersabar dan banyak beristirahat agar tidak kecapean. Jin Hyuk tertawa mendengarnya.

Jin Hyuk mengajak Dae Shik minum dan menuangkan Soju padanya. Dae Shik meminum Soju tersebut dan Jin Hyuk menasehatinya untuk tidak lemah dan kuatlah.

“Kenapa kau melakukannya, Dae Shik? Kenapa?”

Dae Shik kaget. Tetapi bisa mempertahankan ekspresiya dan berpura-pura bingung. Dia bahkan menduga kalau Jin Hyuk sedang mabuk. Jin Hyuk tidak percaya mendengarnya dan menegur Dae Shik harusnya jangan sampai ketahuan. Dia sudah tau semuanya. Dae Shik terbelalak tetapi menyangkal tuduhan Jin Hyuk.


Dae Shik beranjak pergi. Tetapi Jin Hyuk menghentikannya.


“Aku mengeluarkan dua peluru kosong. Kau tahu apa sisanya, kan?” ujar Jin Hyuk sambil meletakkan pistol dan pelurunya di atas meja. Dae Shik melihatnya.

“Apa yang kau lakukan? Apa kau menyuruhku menembakmu? Kaupikir aku mau kau mati?” tanya Dae Shik sedih.

“Hei, jika kau tidak menarik pelatuknya padaku hari ini, kau akan terus menyesalinya. Tembak saja aku.”

“Apa yang kau lakukan? Apa itu yang mau kau dengar dariku?” teriak Dae Shik.

“Aku sudah menyuruhmu demikian. Kenapa kau melakukannya?”

Dae Shik berlinang air mata dan mengakui semuanya. Dia takut dan apa lagi yang bisa dilakukannya? Dia melakukannya agar mereka (dia dan Jin Hyuk) bisa selamat! Dia melakukannya karena dia masih ingin hidup.

Dae Shik menggila dan berteriak kalau tidak ada yang bisa mereka lakukan. Mereka semua berada dilevel yang berbeda dengan mereka. Mo Tae Gu. Bahkan jika mereka bisa menangkapnya, para bajingan yang ada di atas sana akan membebaskannya. Semua ini tidak ada gunanya!


Jin Hyuk tertawa mendengarnya “Aku kasihan padamu. Dae Shik, bahkan bila begitu, bahkan jika kau melihat hasilnya, kita tidak boleh begitu. Kau dan aku tidak boleh seperti itu.”

“Kau sangat beruntung. Aku tidak sekuat dirimu.”

“Dae Shik. Kesini,” panggil Jin Hyuk. Dia mulai menampar Dae Shik agar sadar. “Dengarkan aku baik-baik. Ini bukan karena aku terlahir kuat. Kau lihat ini?” ujarnya dan memperlihatkan bekas luka di tubuhnya. “Tidak peduli betapa ketakutannya aku, sehancur apakah hatiku, atau sebanyak apa kesakitan yang kualami, aku menahannya. Aku menahannya untuk saat yang tepat hingga aku tahu bahwa itu adalah hal yang salah. Itulah mengapa aku tidak melakukannya. Ini kata terakhir yang akan kukatakan sebagai Hyung yang menganggapmu sebagai adikku sendiri.”


“Dae Shik. Shim Dae Shik! Tebak, siapa yang mengajarkanku ini. Ji Hye mengajarkannya padaku.”

Jin Hyuk memberikan pistolnya dan menyuruh Dae Shik untuk menembaknya. Dia akan berbalik dan menutup matanya. Jin Hyuk membalikkan tubuhnya. Dia terlihat pasrah dan sedih.



Dae Shik menangis. Dia terus menangis. Dae Shik pergi keluar dengan perasaan bersalah dan kesedihan karena mengkhianati Jin Hyuk.





Jin Hyuk masih terus berbalik walau mendengar suara Dae Shik yang sudah pergi. Dia teringat saat persidangan 3tahun lalu, Dae Shik yang memberitahunya dan menuduh Kwon Joo sebagai kaki tangan pelaku. Dia teringat juga, saat dia menjadi polisi patroli, Dae Shik selalu berusaha menutup kasus Ji Hye. Ketika, Kwon Joo pertama kali kembali ke Sungwun dan bekerja di 112, Dae Shik menuduh Kwon Joo yang menerima uang suap dari pelaku. Jin Hyuk menuduk sedih mengingat semua itu. Orang yang paling dipercayainyalah yang selama ini berusaha menghentikannya mendapatkan kebenaran.


Sekretaris masuk ke ruangan Tae Gu dan menyuruhnya melihat sesuatu, sekretaris menyalakan televisi dan ternyata berita mengenai Sungwun Express dan segala kejahatannya.




Tae Gu menyeringai melihat berita tersebut. Dia teringat ancaman Jin Hyuk di atap padanya yang akan mengurungnya dalam penjara dan bahwa dia sudah tamat. Tae Gu kemudian meminta nomor seseorang pada sekretaris.


Kwon Joo keluar dari kantor dan menghubungi Jin Hyuk. Dia bertanya posisi Jin Hyuk sekarang.  

“Kurasa aku tahu dimana Mo Tae Gu melakukan pembunuhannya.”

“Benarkah?”

“Penyebab dari kejahatannya adalah apa yang terjadi padannya di Villa Presdir Mo saat dia masih kecil. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh adik Ibu dari Mo Tae Gu, Ibunya, Han Young Ran, mengalami pernikahan yang sulit.”

Flashback



Tae Gu mengajak Ibunya ke pantai. Karena ayah (presdir) sedang melakukan perjalanan bisnis, Ibu mengusulkan agar mereka pergi berdua saja. Ibu mulai memutarkan musik klasik dan mengajak Tae Gu berdansa dengannya.

“Pada hari Presdir Mo pergi untuk perjalanan bisnis, Han Young Ran membawa Mo Tae Gu ke Villa itu. Sepertinya, setelah kembali dari Villa itu, Han Young Ran menjadi depresi dan bunuh diri. Mo Tae Gu menjadi orang yang berbeda akibat shock setelah peristiwa tersebut.”

Kwon Joo bertanya mengenai lokasi villa tersebut pada Han Jung Ran tetapi dia tidak mengingatnya lagi. Yang dia ingat, Villa itu dekat dengan pantai. Kwon Joo mengucapkan terimakasih atas info tersebut.


Kwon Joo mencari daftar villa milik Sungwun Express. Dan dia menemukannya, sebuah Villa di dekat laut dan bisa menimbulkan gema.

Flashback END


“Aku yakin. Aku tidak tahu apa yang terjadi hari itu, namun setelah peristiwa itu, Mo Tae Gu menjadi seorang pembunuh. Sangat memungkinkan kalau dia melakukan pembunuhan disana berulang kali.”

“Jadi maksudmu, disanalah tempat keparat menjijikan itu bersembunyi?”


Dae Shik sedang minum-minum di pinggir pelabuhan. Dia teringat perkataan Jin Hyuk : “Bahkan ketika hasilnya jelas, kita, dari semua orang, tidak boleh melakukan itu. Kau dan aku seharusnya tidak melakukan itu. Ini bukan karena aku terlahir kuat. Tidak peduli seberapa takutnya aku, sehancur apakah hatiku, atau sesakit apa yang kualami, aku menahanmnya. Aku menahannya hingga aku tahu bahwa itu hal yang salah untuk dilakukan. Itulah mengapa aku tidak melakukannya.”



Tae Gu menghubungi Dae Shik. Dia mengajak Dae Shik untuk bertemu. Dae Shik melemparkan botol minumannya, air mata mengalir di pipinya, matanya menampakkan kesedihan : “Maafkan aku, Hyung. Aku akan melakukan ini demi dirimu.”

Kwon Joo menjemput Jin Hyuk didepan gang kedai Byul. Dia bertanya apakah Jin Hyuk sudah bicara dengan Dae Shik? Jin Hyuk mengangguk dan berkata kalau ini membutuhkan waktu.

“Ahh… Mengenai villa itu, aku mencari rencana dengan bantuan Petugas Oh. Ada sebuah ruang tanah bawah tanah besar dengan jendela menghadap ke laut. Berdasarkan data, tidak ada yang tinggal disana. Namun, aku yakin kita akan mendapatkan petunjuk dengan pergi ke sana.”

“Jadi maksudmu, ini tempat yang digunakan Mo Tae Gu untuk membunuh dan membuang jazad, benar?”

“Aku tidak yakin. Namun, aku terus merasa bahwa pasti ada alasan pembunh sepertinya ada didunia ini. Seorang pembunuh tidak akan membunuh tanpa alasan jelas.”

“Baik. Ayo pergi,” ajak Jin Hyuk.


Dae Shik menemui Tae Gu di gang sekitaran tempat Ji Hye dibunuh. Dia berjalan sempoyongan dengan mabuk. Dae Shik memarahi Tae Gu karena berani mengajaknya bertemu. Tae Gu menjawab kalau dia tidak punya pilihan karena semua ini akibat Sang Tae.

“Aku akan berhenti memihak kepada bajingan sepertimu. Aku akan menyerahkan diri. Aku akan mengakui bahwa aku pernah melayani keparat menjijikan sepertimu,” ujar Dae Shik.

Tae Gu tidak peduli dan hanya meminta agar Dae Shik memberikan kuncinya kembali. Dia memperingati Dae Shik kalau dia hanya akan mati jika terus menyimpannya, atau, haruskah dia membunuh ayah Dae Shik terlebih dahulu?


Dae Shik marah mendengarnya dan mengeluarkan pistolnya. Dia meletakkan pistol itu ke kepala Tae Gu dan menyuruhnya diam. Dia menyuruh Tae Gu mengangkat tangannya dan berkata bahwa dialah yang akan menahan Tae Gu.




Tae Gu cuma tersenyum. Dari arah belakang, sekretaris datang dan memukul kepala Dae Shik dengan kayu hingga dia terkapar. Tae Gu mengambil ponsel Dae Shik dan melemparnya jauh. Dia berjalan pergi. Dan sekretaris yang membawa tubuh Dae Shik.

Jin Hyuk dan Kwon Joo berada di dalam mobil. Kwon Joo menyetir dan melihat wajah Jin Hyuk, dia bertanya, “Apa kau khawatir dengan Det. Shim?”

“Dia bukan pria jahat. Itulah mengapa dia dimanfaatkan oleh para bajingan itu. Kita harus menangkap Mo Tae Gu bagaimanapun caranya. Jika tidak, Dae Shik akan mati.”


Ponsel Jin Hyuk berbunyi. Dari ‘Tabloid’ yang melapor bahwa orang-orang di Sungwun Express sudah gila semua. Mereka bukan memperkejakan supir tetapi budak.

“Supir Sungwun Express menjadi cacat setelah kecelakaan. Perusahaan mengklaim semua ganti rugi karena kontrak itu. Semua ucapan mengenai perusahaan yang mendukung Sungwun adalah omong kosong belaka. Aku sedang mengumpulkan informasi dari wartawan CTC.  Setelah aku menemukan beberapa bukti lagi. Aku akan segera membongkarnya di berita malam hari ini.”

Jin Hyuk setuju. Dia menutup teleponnya. Dan memberitahu hal ini pada Kwon Joo. Dia menyuruh Kwon Joo melihat berita malam ini.


Ponsel Jin Hyuk berbunyi. Ada SMS dari Dae Shik : [Maafkan aku, Hyung. Aku akan melakukan ini demi dirimu.] Tae Gu menjadi khawatir membaca pesan Dae Shik dan mencoba mengubunginya tetapi tidak bisa. Ponsel Dae Shik tidak aktif.

Dia memberitahu hal ini pada Kwon Joo. Kwon Joo menduga kalau jangan-jangan Dae Shik menemui Mo Tae Gu. Jin Hyuk menghungi Gyung Hak dan menyuruhnya untuk melacak ponsel Dae Shik dan beritahu dia diman posisinya berada. Sekarang juga.

Tae Gu membawa tubuh Dae Shik ke villa-nya. Jin Hyuk masih terus menghubungi Dae Shik tetapi tidak aktif. Kwon Joo sudah menyetir hingga dekat villa dan memberitahu Jin Hyuk kalau dia melihat sebuah mobil.


Mereka keluar dari mobil. Perlahan mereka mengintip melalui celah-celah pohon. Kwon Joo ingat kalau mobil yang terpakir di depan villa adalah mobil yang digunakan Tae Gu saat datang ke Fantasia. Dia memberitahu Jin Hyuk kalau dia yakin itu mobil milik Mo Tae Gu.


Perlahan mereka memasuki villa. Mereka tidak menyadari CCTV yang terpasang di pintu masuk villa.


Terdengar suara nafas Dae Shik yang ketakutan di sebuah ruangan gelap. Dia melihat sekeliling dinding yang penuh bercak darah.

Tae Gu menghidupkan lampu. Dan terlihat, Dae Shik berlutut di tengah ruangan tersebut tanpa mengenakan pakaian atas. Dia terikat. Dan banyak bercak darah di ruangan tersebut. Kondisi Dae Shik sangat mengerikan. Wajahnya terluka. Dae Shik semakin ketakutan ketika melihat banyak bola besi di sana.

“Kau bajingan,” ujar Tae Gu dengan menggertakkan rahangnya. Nafas Dae Shik memburu ketakutan.

Tae Gu dan Kwon Joo dengan pistol di tangannya waspada melihat sekeliling. Mereka melihat ada bercak darah di lantai dan mengikutinya.  


Dae Shik sungguh amat ketakutan. Tae Gu menatap dingin padanya dan bertanya, “Bagaimana kau ingin mati?” dengan suara kertakan rahang.

Dae Shik menangis dan memohon. “Jangan bunuh aku.” Tae Gu tersenyum mendengarnya.


Jin Hyuk meyentuh bekas darah di lantai. Masih basah dan lembab. Bercak darahnya masih segar. “Dia baru saja membawa seseorang kesini.” Tae Gu dan Kwon Joo memandang bangunan tersebut.


Dae Shik menangis ketakutan. Tae Gu tersenyum melihatnya.

Next Episode 

1 Comments

Previous Post Next Post