Sinopsis Drama Korea : TUNNEL Episode 05 - 1


Images By : OCN



Di tengah guyuran hujan, Sun Jae datang ke tempat ditemukannya mayat. Dia berjanji kepada dirinya sendiri akan menangkap pelakunya.

Dr. Mok sedang menjelaskan kepada anak didiknya kalau korban tewas karena kehabisan darah. Dan di tubuh korban juga ada dua tikaman. Dia bertanya kepada anak didiknya, apa perbedaan antara dua tikaman tersebut?


Sun Jae menghubungi Dr. Mok dan meminta agar diperbolehkan melihat hasi autopsi dari korban di Sungai Haein. Dia memberitahu kalau dia bahkan tidak bisa mendapatkan foto korban satupun. Dr. Mok setuju dan berkata akan membantu Sun Jae karena kebetulan dia ada mengenal beberapa orang dari Investigasi Sains. Dr. Mok kemudian bertanya apa Sun Jae lagi di luar? Karena terdengar suara hujan. Sun Jae membenarkan dan memberitahu kalau dia ada di Sungai Haein, namun tidak ada apa pun.

“Tidak ada apapun juga merupakan sebuah petunjuk,” ujar Dr. Mok.

Sun Jae mengerti dan berterimakasih. Dia menutup telepon.


Seseorang menelpon Sun Jae. Dan Sun Jae memanggilnya dengan sebutan Professor. Profesor bertanya apa Sun Jae tidak akan datang lagi? Sun Jae menjawab dengan serius : “Masih belum mengerti alasan aku tidak pernah hadir di peringatan kematian Ibu (kandung)?”

Flashback

Sun Jae remaja mendapat kabar kalau kakeknya sedang dalam kondisi kritis. Sun Jae masih dengan seragam sekolahnya, berlari di koridor rumah sakit menuju ke kamar rawat kakeknya.




Dia sampai disana, namun semua sudah terlambat. Para dokter dan suster keluar memberinya waktu. Kakeknya sudah meninggal. Sun Jae menangis sedih memanggil kakeknya. Dan matanya kemudian menangkap, tangan kakeknya mengenggam erat sesuatu. Sun Jae mengambil foto yang di genggam kakeknya. Itu foto Ibunya (korban pembunuhan berantai ke-4 tahun 1986) dan dirinya, saat masih bayi. Di belakang foto tersebut, tertulis sebuah pesan : Maaf tidak bisa menangkap pelakunya. Putriku yang malang.

Sun Jae heran membaca kata pelaku. Selama ini, dia berpikir kalau ibunya meninggal karena sakit.


Ayahnya (suami korban yang dulu sering datang ke kantor polisi Hwayang mencari Kwang Ho) masuk ke dalam kamar rawat. Sun Jae menatap ayahnya penuh dengan kemarahan.

Sun Jae berbicara dengan ayahnya di halaman rumah. Dia mengungkapkan kekecewaannya karena ayahnya tidak melakukan apapun. Dia bahkan menolak masuk ke Fakultas Kedokteran. Dia tidak ingin menyembuhkan orang sakit.

“Aku akan menangkap pelakunya dengan tanganku,” ujar Sun Jae penuh tekad. Ayah kaget mendengarnya.


Ibu tirinya datang mencoba menenangkannya. Sun Jae menatapnya dan berkata kalau dia tidak membenci ibu tirinya dan berterimakasih karena sudah membesarkannya selama ini. Sun Jae membawa kopernya dan pergi meninggalkan rumah. Ibu tirinya berusaha mencegahnya.

Flashback END

“Sejak aku tahu kebenaran atas kematian ibuku, aku tidak pernah pergi ke peringatan kemataian. Upacara peringatan tidak berarti tanpa menangkap pelakunya, bukan begitu? Lalu untuk apa (peringatan kematian) itu? Ayah? Atau Ibu tiriku?” ujar Sun Jae marah kepada orang yang dipanggilnya Professor. Itu adalah ayahnya. “Silakan Ayah menghadiri upacara kematian itu. Aku akan memburu pelakunya.”

Sun  Jae menutup telepon dengan penuh kemarahan.

Kwang Ho sedang menunggu di depan tempat tinggalnya. Ketua Sung Shik datang menjemputnya dengan mobil.



Kwang Ho masuk ke dalam mobil dan memberikan sebuah kertas. Dia memberitahu kalau itu adalah caranya kembali ke masa lalu. Ketua Sung Shik melihat kertas itu, dan itu adalah laporan dari kamera pengawas kecepatan. Laporan untuk mobil Park Kwang Ho 1988.

Kwang Ho menunjukkan tanggal laporan 4Desember. Dia memberitahu kalau itu adalah hari dimana dia datang kemari (ke masa depan). Dan pada hari itu, dia bertemu dengannya. Kwang Ho teringat saat dia datang dan hampir di tabrak sebuah mobil. Di dalam mobil adalah Park Kwang Ho 1988.

Ketua Sung Shik kaget karena sangat kebetulan sekali Kwang Ho bisa bertemu dengan Kwang Ho 1988. Kwang Ho menjawab kalau itu bukan kebetluan. Dan menurutnya, satu-satunya jalan untuk mengetahui alasannya berada disini dan cara untuk kembali adalah dengan menemukan Kwang Ho 1988.  Tapi, yang mengherankan  adalah kenapa tidak ada orang yang mencari Kwang Ho 1988? Ketua Sung Shik menjelaskan kalau Kwang Ho 88 adalah yatim piatu dan ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Namun, dia sudah menyuruh orang mencarinya dan dia juga akan menyuruh orang mencari mobil tersebut.

Kwang Ho kemudian bertanya apa Sung Shik sudah berhasil menemukan Yeon Sook? Ketua Sung Shik gugup dan menjawab belum. Kwang Ho marah karena Sung Shik bilang akan segera menemukannya.

“Aku sangat merindukan Yeon Sook!” ujar Kwang Ho. “Maknae, kau tidak akan mengerti karena belum menikah.”

“Aku sudah menikah selama 25 tahun, Sunbae-nim,” beritahu Sung Shik.

Kwang Ho terdiam dan bertanya apa istri Sung Shik cantik? Sung Shik menjawab kalau dulu istrinya cantik.



Jae Yi menerima kartu ucapan terimakasih dari Soo Jung, adik Dong Woo (kasus di episode 04) karena sudah menangkap pelaku yang menyakiti oppa-nya. Jae Yi membacanya dan tersenyum tipis.


Hye Rin melihatnya. Dia bertanya ada apa? Karena baru kali ini dia melihat ekspresi Jae Yi yang seperti itu, tersenyum. Jae Yi segera menutup kartu pesannya. Dia bertanya siapa yang menulis kartu itu? Jae Yi menjawab gadis kecil yang dia kenal saat menangani kasus.

“Penderita aphasia (kesulitan bicara) sementara. Anak itu?”

Jae Yi tidak menjawab dan hanya meminum minumannya.

“Tidak apa-apa?” tanya Hye Rin lagi.

“Pasti dia baik-baik saja.”


“Bukan anak itu, tapi Profesor Shin. Berhentilah mencemaskan orang lain terus. Perhatikan tentang dirimu juga. Di hari kau tidak mengajar begini, pergilah bersama pria, berkencan.  Ada pria yang kau sukai? Tidak adakah pria yang mendekatimu?” tanya Hye Rin.

Jae Yi meminum minumannya lagi. “Ada seorang penguntit,” jawabnya dan membuat Hye Rin bingung. Jae Yi melihat keluar jendela.



Kantor Polisi Hwayang
Sun Jae memakai jasnya dan terburu-buru pergi. Dia bahkan sampai menyenggol Kwang Ho yang baru datang dengan Ketua Sung Shik. Mereka sampai berteriak kesal padanya.

“Dia buru-buru karena ditemukan mayat di tempat peristirahatan menuju perbukitan,” beritahu Tae Hee. Dia juga bertanya kenapa Ketua datang bersama Kwang Ho?

Kwang Ho memarahi Tae Hee yang tidak segera pergi ke TKP tetapi malah duduk saja disini. Dia bertanya apa Tae Hee kesini untuk liburan saja? Kwang Ho meminta izin kalau dia akan pergi dengan Sun Jae dan pergi meninggalkan mereka.


Tae Hee hendak marah karena Kwang Ho yang statusnya maknae berani memarahinya. Tapi, Ketua Sung Shik mengalihkan dengan menjawab pertanyaan Tae Hee sebelumnya. Dia memberitahu kalau dia berpapasan dengan Kwang Ho di depan tadi. Dia mengajak Tae Hee segera ke TKP. Tae Hee memberitahu kalau mereka harus menunggu Min Ha datang dulu tapi Ketua sudah pergi keluar. Tae Hee mengeluh karena hari ini semuanya pada aneh.


Dimobil, Kwang Ho melirik ke Sun Jae yang sedang menyetir. Dia teringat berita kemarin mengenai ditemukannya mayat yang diduga pelakunya Jung Ho Young dan perkataan Tae Hee kalau itu adalah pelaku yang gagal ditangkap Sun Jae.


Kwang Ho bertanya pada Sun Jae kenapa dia sangat terosebsi pada Jung Ho Young. Sun Jae diam dan menarik nafas.


Flashback

2tahun lalu…
 Sun Jae sedang mengiterogasi Ho Young terkait dugaan dia menculik dan membunuh perawat  dari Rumah Sakit Hope yang bernama Yang Yoo Jin. Ho Yong tetap diam. Sun Jae menunjukkan kamera CCTV dimana perawat tersebut terlihat terakhir kali bersama Ho Yong dan kemudian ditemukan tewas.

“Bagaimana rasanya membunuh seseorang? Kau menikmatinya saat dia tidak lagi bernafas? Atau membuatmu antusias?” tanya Sun Jae.

Ho Young menatapnya dingin. “Tahu hal yang lebih menarik? Aku juga membunuh beberapa orang lain. Aku ingin kau mencari tahu semuanya, Detektif.”

“Berhentilah mengada-ada. Kau tidak sepintar itu (untuk membunuh banyak orang).”

“Kasus yang bahkan tidak diketahui siapapun. Tidak pernah tercatat dalam dokumen apapun.”



Sun Jae menatapnya terkejut. Ho Young tertawa senang melihat ekspersi Sun Jae.


Sun Jae sedang melihat data pribadi Ho Young di meja kerjanya. Dia berpikir mengenai perkataan Ho Young mengenai kasus yang tidak tercatat dan kasus ibunya juga tidak tercatat. (Sebenarnya, bukan tidak tercatat, tapi sepertinya dia tidak tahu kalau berkasnya hilang karena kebakaran).

Ho Young dibawa keluar dari sel. Dia berpandangan dengan Sun Jae dan tersenyum. Dalam perjalanan, dia meminta izin untuk ke toilet. Para petugas menunggu diluar.



Dan didalam kamar mandi, Ho Young membuka perban di tangannya. Di dalam perban ada sebuah pisau. Dia menusuk petugas di depan kamar mandi dan juga menusuk kaki salah satu rekan Sun Jae yang menjaga. Dia kabur.


Rekan Sun Jae keluar dengan menyeret tubuhnya dan berteriak memanggil Sun Jae. Dia memberitahu kalau Ho Young kabur. Sun Jae berusah mencarinya namun sudah tidak ada.

Flashback END


Kwang Ho menanti jawaban Sun Jae tetapi tidak ada. Dia menggerutu karena Sun Jae tidak pernah menjawabnya. Dia melihat pakaian Sun Jae yang serba hitam dan bertanya ada hari spesial apa hari ini? Dia mengomel kalau orang-orang akan mengira Sun Jae ingin pemakaman. Memangnya ada yang meninggal? Sun Jae marah mendengarnya dan menyuruhnya untuk menutup mulut.

 Kwang Ho dan Sun Jae tiba di TKP. Seorang petugas menyambut dan mengantarkan mereka ke TKP dan mejelaskan mengenai korban. Nama korban adalah Choi Yong Seok dan merupakan pengemudi truk. Korban sempat menelpon 112 dan langsung terputus setelah meminta tolong. Dan ketika dihubungi kembali, telepon tidak terjawab. Dan ketika mereka melihat lokasi dari ponsel korban, dia sudah ditemukan tewas.
 
Kwang Ho jongkok dan melihat luka korban. Dia menganalisis kalau korban mengalami cedera kepala berat dan siapapun pelakunya pasti memiliki kemaraha mendalam padanya.  Sun  Jae bertanya ada berapa orang disini sekarang? Petugas memberitahu ada 6orang termasuk pemilik tempat peristirahatan. Dan juga sulit kabur karena angin dan hujan deras.

Kwang Ho bertanya apa korban pengemudi dari truk yang terpakir keluar? Petugas membenarkan dan mereka segera keluar.



Kwang Ho masuk kedalam truk dan mulai melakukan pemeriksaan. Di penghalang sinar matahari, dia menemukan sebuah foto. Foto korban dengan latar belakang ring tinju dan pose sedang bertinju. Kwang Ho menyimpulkan dari kondisinya, pasti korban diserang dari belakang.


Sun Jae sendiri sedang memotret para mobil di tempat parkir. Dia kemudian melihat sebuah mobil berwarna biru dengan lampu sein yang pecah.

Sun Jae dan Kwang Ho masuk ke dalam tempat peristirahatan dan memperkenalkan diri. Kwang Ho mengitimidasi mereka dengan bertanya : “Siapa yang masih memasang wajah tidak bersalah setelah membunuh seseorang?”





Sun Jae melihat sekeliling. Ada seorang bapak berpakaian kasual dengan kacamata, seorang bapak berpakaian jas dan juga mengenakan kacamata,  seorang pria muda dengan mengenakan topi dan jaket hitam, seorang wanita dengan dandanan menor, seorang pria dengan jas berwarna ungu kecoklatan, dan sang pemilik.


Mobil Min Ha, Tae Hee dan Ketua Sung Shik tersangkut dalam sebuah kubangan dan tidak bisa keluar. Mobil polisi lewat dan menyuruh mereka kembali karena jalan terblokir. Ketua menjelaskan kalau dia harus ke TKP. Tetapi petugas memberitahu kalau jembatan menuju ke sana juga tidak bisa dilewati dan harus menunggu hingga besok. Mereka saja sampai mengubah jalan yang lebih jauh.

Di tempat peristirahatan, mereka semua sedang melihat tayangan berita di televisi yang memberitahu kalau status hujan sudah di ubah menjadi status siaga di wilayah Seoul dan Gyeonggi.

Pria berjas langsung mengomel karena dia harus segera pergi. Pria yang bertopi bertanya apa mereka sedang ditahan disini? Wanita dengan penampilan menor bertanya malas apakah yakin pelakunya manusia?



Ketua Sung Shik menghubungi Sun Jae  dan memberitahu kalau jalanan terendam air dan tim forensik tidak bisa datang. Sun Jae meminta agar Ketua tetap harus datang namun Sung Shik tidak bisa mendengarnya karena telepon terputus. Tidak ada sinyal di daerah Sun Jae sekarang berada. Kwang Ho bertanya bagaimana? Sun Jae memberitahu tidak ada yang bisa datang. Mereka terisolasi disini.

Berita menyiarkan kalau beberapa daerah terisolasi akibat longsor dan lumpur. Dan hujan diperkirakan baru akan berhenti besok.

Sun Jae menghela nafas dan memberitahu kalau pelaku berada disini bersama mereka. Kwang Ho melihat para pengunjung dan juga pemilik. Dia memutuskan agar mereka menangkap pelakunya sebelum hujan reda.



Area Pemberhetian ‘Rintik Hujan’
Interogasi dimulai. Pria berjas, memberikan kartu namanya. Direktur Utama Hwang Do Kyung. Mr. Hwang menggerutu kalau besok dia jadi tidak bisa hadir ke pernikahan putera Perdana Menteri dan itu merupakan masalah besar. Sedangkan kematian pengemudi truk itu bukan masalah besar.

Kwang Ho menegurnya karena berkata seperti itu saat ada orang yang meninggal. Dia menuduh kalau Mr. Hwang adalah pembunuhnya! Mr. Hwang menyangkal hal tersebut.

“Hwang Do Kyung-ssi, sedan biru itu milikmu, kan? Kenapa lampu sein-nya pecah?” tanya Sun Jae.

Mr. Hwang menelan ludah. “Lampu sein-nya pecah?” tanyanya balik.  

“Kami perlu memeriksa black box-mu.”

“Aku tidak memasangnya. Aku baru tahu kalau pecah sesampainya disini.”

“Jadi kau sengaja memecahkannya?”

Mr. Hwang terbelalak kaget dan berkata kalau lelucon Sun Jae tidak lucu. Dia bahkan bertanya identitas Sun Jae tadi. Kwang Ho memberitahu identitas mereka lengkap dan bertanya kenapa, brengsek? Mr. Hwang terdiam takut.



Yang kedua di interogasi adalah pria berpakaian kasual. Dia menunjukkan nota pembelian minumannya di area peristirahatan dan waktunya tertulis jelas. Dia memberitahu kalau dia hanya singgah dalam perjalanan pulang dari seminar.  Dia bertanya sopan, apa benar pelakunya ada disini?

“Tapi, kenapa kacamata Anda pecah?” tanya Kwang Ho.

Pria itu melepas kacamatanya dan menjawab kalau di seminar yang dihadirinya tadi dia bermain dodge ball. Dia beralasan kalau dia semakin tua, jadi lambat dalam menghindari bola (sampai terkena kacamata).

“Anda bilang semakin tua, tapi berpakaian terlalu tipis. Padahal cuaca sangat dingin,” ujar Sun Jae.

Pria itu menjawab kalau pakaian itu nyaman digunakan untuk menyetir. Dia memakai kacamatany lagi dan Sun Jae melihatnya curiga.

Interogasi ketiga, adalah pemuda bertopi. Dia menjelaskan kalau dia baru menemui teman dan dalam perjalanan pulang ke basecamp klub-nya. Kwang Ho memberitahu kalau pemuda itu adalah orang yang pertama kali menemukan korban dan bisa saja dia adalah pembunuh yang berakting menemukan korban.

Pemuda itu tertawa kesal. Dia memberitahu namanya adalah Ma Young Gil. Pemukul baseball terkenal, Ma Young Gil. Jadi, untuk apa dia membunuh orang?

“Kau terkenal sering melakukan kekerasan dan mengemudi saat mabuk,” ujar Sun Jae.



Young Gil langsung panik. Kwang Ho mulai melakukan intimidasi. Dia melihat sepatu Young Gil yang kotor. “Kepala korban luka sedalam ini,” ujar Kwang Ho dan menunjukkannya dengan tangannya. “Kelihatannya, luka akibat tongkat baseball. Bukan begitu?”
Young Gil panik. Dia kemudian mengalihkan dugaan dengan menyebut aktris itu lebih mencurigakan karena berjalan-jalan saat hari hujan. Kwang Ho bertanya apa dia sedang mencoba menyalahkan orang lain? Kwang Ho bertanya pendapat Sun Jae tetapi Sun Jae sibuk mencari signal dan mengirim foto plat mobiln yang di ambilnya tadi pada Ketua Sung Shik.




Di Kantor Polisi Hwayang.
Ketua panik karena tidak bisa menghubungi mereka. Tiba-tiba, dia menerima pesan dari Sun Jae. Tae Hee heran karena Sun Jae tidak bisa menelpon tapi bisa mengirim pesan. Mereka melihat foto plat mobil dan Ketua mengirim foto tersebut juga pada Min Ha dan memerintahkannya untuk mencari tahu soal mobil-mobil itu dan identifikasi pemiliknya. Min Ha mengerti.

Interogasi keempat, adalah wanita aktris itu.  Wanita itu membenarkan kalau dia datang ke sini dengan menumpang mobil korban. Itu karena mobilnya mogok dan ponselnya tidak berfungsi. Kwang Ho bertanya wanita itu tidak melarikan diri setelah membunuh orang?

“Kau benar,” jawab wanita itu.

Sun Jae dan Kwang Ho menatap heran padanya. Dan wanita itu tetap dalam tatapan aneh dan menunduk. Tetapi, kemudian dia tertawa. Kwang Ho dan Sun Jae kesal karena wanita itu bermain-main. Wanita itu malah dengan tenang bertanya apa dia terlihat seperti pembunuh? Sun Jae bertanya jadi tadi wanita itu hendak kemana?

“Dalam perjalanan ke teater kecil pinggir kota untuk pertunjukkan. Kali ini aku serius.”

Interogasi kelima, adalah pria berjaket. Dia menggerutu karena cuaca jadi tidak bisa pergi dan mereka malah mengunci semuanya di dalam dan menginterogasi mereka. Kwang Ho dengan tenang bertanya kenapa? Merasa bersalah atas sesuatu?


Pria itu menjawab kalau dia hanya asal bicara. Sun Jae berkata kalau kata-kata tidak mungkin meluncu sembarangan. Pria itu jadi gugup. Dia bertanya apa sudah selesai? Dan segera pergi keluar.






Interogasi keenam, adalah pemilik tempat peristirahatan. Dia memberitahu orang pertama yang datang ke area ini adalah petugas pemerintahan itu, Mr. Hwang. Kedua, pengemudi truk yang meninggal, ketiga, si guru, pria berkacamata. Keempat, pengemudi truk satu lagi, pria berjaket. Dan terakhir, Ma Young Gil dan aktris.

Kwang Ho bertanya memastikan apa pemilik yakin? Pemilik menjawab kalau dia yakin karena selalu ada di tempat peristirahatan. Tapi, anehnya, mata pemilik terlihat gelisah. Kwang Ho dan Sun Jae menyadarinya.

Pemilik keluar dari ruang interogasi. Dia terlihat cemas dan gugup.

Kwang Ho menduga pasti ada yang berbohong di antara mereka. Sun Jae menambahkan bahkan bisa saja semuanya berdusta. Kwang Ho bertanya-tanya cara menangkap pelaku. Dan Sun Jae menyuruhnya untuk ikut dengannya. Mereka harus mencari senjata pembunuhnya dulu.

Post a Comment

Previous Post Next Post