Sinopsis Drama Korea : TUNNEL Episode 06 - 2


Images by : OCN


Sun Jae dan Kwang Ho mewawancarai ibu korban  Ko A Ra. Ibu korban bertanya sedih, setelah semua yang terjadi, mereka baru mempercayai putrinya? Sun Jae meminta maaf dan menjelaskan kalau mereka menemukan korban lain -Yeong Joo-.



Kwang Ho melihat sekitar dan melihat foto Ko A Ra dalam balutan gaun pengatin. Dia memuji Ko A Ra yang cantik sekali. Ibu Ko A Ra terlihat sedih. Kwang Ho bertanya bagaimana bisa terjadi? Ibu Ko A Ra memberitahu kalau anaknya mengosumsi obat tidur.

Kwang Ho dan Sun Jae kaget. Sun Jae bertanya apa obat tidur itu Zolpidem? Ibu Ko A Ra berkata dai mengerti maksud mereka, tetapi bukan.

“Dia bilang hanya ingin tidur lebih awal. Aku terlambat mengetahuinya. Aku baru mengetahuinya esoknya, hari dimana pernikahan A Ra dijadwalkan.”

“Sejak kapan hal-hal aneh terjadi pada puteri Anda?” tanya Kwang Ho.

“Semuanya dimulai…

Flashback
“... akhir tahun sebelumnya saat pertemuan keluarga.”





Keluarga A Ra bertemu dengan keluarga kekasih A Ra. Mereka membicarakan pernikahan. Dan pada hari itu, A Ra menerima pesan mengenai tagihan kartu kredit sebesar 5,2jt. A Ra terlihat bingung. Kekasih dan ibunya melihat wajahnya yang berubah dan bertanya ada apa? Namun, A Ra berkata tidak apa-apa. Tidak lama kemudian, dia mendapat tagihan sms dari bank lain sebesar 7.5jt. A Ra kaget sampai terlonjak berdiri. Dia permisi dan menelpon bank tersebut.

A Ra menemui Ibu kekasihnya. Dan dia ternyata diputusin. Pernikahannya di batalkan. Ini semua karena dia meminjam uang. A Ra berusaha menjelaskan kalau dia tidak meminjam uang namun kekasihnya tidak percaya.

Flashbcak END


“Tidak ada yang mempercayai A Ra. Awalnya aku juga meragukan dia. Kami melapor pada polisi tetapi tidak ada hasil. Kami menduga pelaku orang yang kenal baik A Ra, jadi kami mulai menelusuri semua kenalannya.”

“Apa puteri Anda saa itu sempat mengenal teman baru atau pergi ke tempat asing?” tanya Kwang Ho.


Ibu A Ra menjelaskan kalau saat itu mereka sibuk mempersiapkan pernikahan dan tidak ada yang mencurigakan. Sun Jae menunjukkan foto Yeong Joo dan Dong Ik. Dia bertanya apa ibu A Ra mengenal mereka? Ibu A Ra tidak mengenalnya.

“Ah… ya, saat pemakaman, terjadi hal aneh. Katanya A Ra pelanggan tetap tempat spa, itu kata salah seorang pelayat. Pelayat itu menatap foto A Ra dan bertanya apakah itu A Ra yang sebenarnya. Aku tanya bagaimana bisa dia tidak mengenali pelanggan tetapnya. Wajahnya jadi pucat, lalu bergegas pergi,” jelas Ibu A Ra.

Kwang Ho teringat saat Yeong Joo berkata kalau dia juga dituduh meminjam uang dari pemilik tempat spa padahal dia tidak pernah bertemu mereka.

“Hei! Orang yang menemui Yoon Yeong Joo juga menudingnya meminjam uang dari pemilik spa,” beritahu Kwang Ho pada Sun Jae.


Kwang Ho dan Sun Jae menuju tempat spa yang diberitahu Ibu A Ra dan menemui pemilik tempat spa tersebut. Pemilik memberitahu kalau dia juga terkejut karena A Ra selalu memesan tempat sebelum berkunjung tetapi sudah lama dia tidak datang. Jadi, pemilik spa menelpon A Ra dan mendapat kabar kalau A Ra sudah meninggal. Dia merasa aneh orang yang segar bugar mendadak mati. Dan karena dia pelanggan tetap, maka pemilik merasa dia harus pergi tapi yang mengejutkan adalah A Ra di pemakaman bukan  A Ra yang dia kenal.

Kwang Ho bertanya seperti apa A Ra yang kesini? Pemilik hanya memberitahu kalau dia cantik tetapi penampilannya rata-rata. Sun Jae bertanya apa dia kenala Yang Yeong Joo tetapi pemilik tidak mengenalnya.


Kwang Ho bingung dimana pelaku dan korban bertemu. Padahal mereka tidak kehilangan dompet, KTP maupun Kartu Kredit. Dan mereka bahkan tidak bisa menemukan namanya. Sun Jae mengingatkan kalau pemilik tahu wajah pelaku.


Kepolisian Hwayang,
Min Ha dan Tae Hee pulang dan terkejut melihat Ketua Sung Shik yang menempelkan foto-foto wanita lain. Ketua Sung Shik memberitahu kalau mereka adalah korban-korban yang lain yang terkena kasus penipuan.


Min Ha dan Tae Hee berkata kalau begitu Yeong Joo juga harus dimasukkan dalam daftar korban. Mereka sudah memeriksa Yeong Joo dan dia tidak pernah mendapat riwayat kesehatan yang memerlukan Zolpidem dan tidak pernah membeli nikotin. Ketua mengerti dan menyuruh mereka untuk melepaskan Yeong Joo.

Min Ha dan Tae Hee tidak habis pikir dengan pelaku yang psiko.  Ketua berkata dia tidak penasaran dengan identitas pelaku tapi penasaran bagaimana yang dirasakan pelaku dengan hidup dibawah nama orang lain.


Sun Jae dan Kwang Ho masuk dengan membawa pemilik spa dan karyawannya. Mereka memberitahu kalau mereka adalah saksi yang melihat wajah pelaku. Sun Jae memerintahkan Min Ha untuk membuat sketsa pelaku.

“Tapi kenapa dia menggambar sketsa?” tanya Kwang Ho bingung.

“Ah, dia itu punya mata yang tajam. Dia menggambar dari yang didengar,” jelas Sung Shik.


“Bocah itu matanya, dia hidungnya (menujuk Tae Hee). Kalian berdua tim yang sempurna,” puji Kwang Ho.

“Kami tidak apa-apanya. Kalian berdua sama-sama sinting,” ejek Tae Hee.

Ketua melerai mereka. Dia memerintah agar mulai menfokuskan persamaan para korban. Dan apa korban lain juga mengunjungi spa.

Min Ha sibuk menggambar sketsa.

Tae Hee sibuk mengiterogasi para korban.

Kwang Ho dan Sun Jae memeriksa kesamaan data para korban. Mulai dari sekolah hingga yang lainnya tapi tidak ada.

Tae Hee menyindir mereka berdua yang seperti sedang pacaran. Dia bahkan menasehati mereka agar berkencan saja. Ketua di belakangnya dan menyuruhnya untuk konsentrasi saja.



Ketua datang dengan kopi dan membagikannya kepada para bawahannya. Dia bahkan menyuruh Sun Jae agar menelpon Jae Yi. Sun Jae bertanya apa Ketua mengirim berkas kasus ini pada Jae Yi. Ketua membenarkan. Sun Jae langsung pergi membuat Kwang Ho dan Ketua bingung.


Jae Yi memeriksa profil para korban di kantornya. Dia menemukan bahwa para korban semuanya hendak menikah namun batal karena kasus ini.


Ponselnya berbunyi. Telpon dari Sun Jae. Sun Jae berkata kalau rektor Hye Rin sudah memarahinya karena  melibatkan Jae Yi dalam kasus sebelumnya. Jae Yi bingung dan Sun Jae segera mengalihkannya dengan bertanya mengenai kasus. Dia bertanya dimana kira-kira korban bertemu dengan pelaku?

“Di Korea, wanita usia 20-30 tahunan, menghabiskan uang untuk bersenang-senang. Mereka nonton film, main, pameran seni, toko buku, dan ke kafe bersama kekasihnya. Tinggi kemungkinan para korban dilihat pelaku saat bersama dengan kekasih mereka,” jelas Jae Yi.

“Apa artinya itu?”

“Setiap gadis lajang yang identitasnya dicuri memiliki kekasih, dan bahkan ada yang batal menikah gara-gara insiden itu. Para korban tidak mengenal pelaku, tapi pelakunya kenal mereka. Saat para korban bersama kekasih mereka dan berkencan di kafe atau lainnya, itulah ketika pelaku melihat korban. Dia mungkin memulainya setelah putus cinta. Mungkin juga dia sedang kesulitan keuangan. Tapi, dia memulai ini semua atas dasar iri.”

Sun Jae mengerti dan akan mulai mencari tempat dimana para korban biasanya pergi dengan kekasih mereka. Jae Yi membenarkan. Sun Jae kemudian bertanya : “Lalu, kemana biasanya Prof. Jin pergi?”


Jae Yi kaget mendapat pertanyaan seperti itu. Sun Jae menyuruhnya untuk tidak menutup telpon. Tapi, Jae Yi yang terlalu malu menutup telpon.  Sun Jae tersenyum.


Dia berbalik masih dengan wajah tersenyum dan dibelakangnya ada Kwang Ho. Kwang Ho menyebut Sun Jae aneh dan berkata kalau jelas sekali Sun Jae menyukai Jae Yi. Sun Jae berkata kalau Kwang Ho suka menguping dan segera pergi.


Kwang Ho menyebut Sun Jae aneh sejak pulang dari tempat peristirahatan tapi Sun Jae membantahnya. Kwang Ho menyebut selera Sun Jae yang aneh dan kemudian dia teringat dengan Yeon Sook-nya.


Ketua, Min Ha, Tae Hee, Kwang Ho dan Sun Jae mulai memeriksa tempat yang biasa di kunjungi para korban. Mereka menandainya dan mencari kesamaannya. Ketemu! Para korban semuanya pernah pergi ke Restoran Wonderland.


Keesokan harinya,
Sun Jae dan Kwang Ho mendatangi restoran tersebut. Mereka membawa sketsa pelaku yang di gambar oleh Min Ha. Mereka memeriksa dan melihat sekeliling.

Kwang Ho melihat sebuah sudut dan menemukan latar belakang yang sama yang digunakan Dong Ik berfoto. Dia memberitahukan hal ini pada Sun Jae.

Sun Jae melihatnya dan dia juga melihat seorang waitress restoran tersebut. Dia mendekatinya. Dan… mirip dengan sketsa. Itu wajah pelaku.


Waitress itu bernama Kim Mi Soo. Dia dibawa untuk diinterogasi. Ketua, Min Ha, Tae Hee, Kwang Ho dan Sun Jae memperhatikan dari ruang sebelah. Mereka mengomentari pelaku yang terlihat normal namun mengerikan. Dia bahkan sampai menolak untuk di ambil sidik jarinya hingga harus dipaksa. Tae Hee bahkan merasa kalau mereka perlu berhati-hati.  


Sun Jae membacakan laporan yang diterimanya. Kim Mi Soo diresepkan Zolpidem 15hari sebelum Cho Dong Ik meninggal. Dia juga membeli dua botol 90% nikotin murni tanpa campuran. Semua menduga kalau pasti dia pelakunya. Ketua bertanya-tanya alasan pelaku melakukannya.



Kwang Hi dan Sun Jae melakukan interogasi. Mereka memperlihatkan sketsa pelaku yang digambarkan oleh pemilik spa. Mi Soo melihatnya dan bersikap tenang. Kwang Ho memperlihatkan foto para korban dan memberitahu kalau Mi Soo sudah menghancurkan hidup mereka semua.

“Aku menghancurkan mereka? Aku bahkan tidak kenal mereka. Ah… apa mereka pelanggan restoran kami?” tanya Mi Soo sangat tenang.

“Hei! Kau! Ko A Ra bahkan bunuh diri gara-gara kau.”

“Aku tidak kenal siapa dia, tapi aku iba atas nasibnya. Tapi, aku sungguh tidak kenal.”


Kwang Ho memukul meja kesal. Sun Jae kemudian memperlihatkan foto Dong Ik. Dia memberitahu kalau  Mi Soo pasti mengira dia sudah mati, tapi tidak.  Dong Ik bahkan menatapnya dari ruang sebelah sekarang.

Mi Soo tertawa. Kwang Ho kesal melihat Mi Soo tertawa. Sun Jae menduga kalau Mi Soo tidak percaya padanya.

“Mendadak aku ingat sesuatu yang lucu,” jawab Mi Soo.

Sun Jae memberikan hasil catatan medis Mi Soo dan ada keterangan dia mendapat 10mg Zolpidem. Mi Soo menjelaskan kalau dia mendapat resep itu karena menderita insomnia dan nikotinnya, itu karena dia menghisap rokok elektrik.


Kwang Ho dan Sun Jae keluar dari ruangan. Ketua menghampiri mereka dan mengeluh karena tidak mudah membuat Mi Soo mengaku.

Kwang Ho berkata dia hanya tidak mengerti kenapa Mi Soo mencuri identitas orang padahal dia bukan residivis ataupun DPO. Dia menatap Sun Jae dan bertanya apa yang dikatakan oleh Jae Yi mengenai pendapatnya soal kasus ini? Sun Jae teringat kalau kasus ini karena rasa iri.

Kwang Ho berpikir bahwa para korban putus dari kekasihnya setelah insiden ini. Sun Jae teringat lagi Jae Yi yang memberitahu kalau pelaku memulainya tepat setelah putus cinta. Sun Jae menganalisis dan menemukan kata kunci ‘putus’.


Kwang Ho dan Sun Jae pergi menemui mantan kekasih Mi Soo.  Mereka bertanya kepadanya mengenai Mi Soo. Mantan Mi Soo memberitahu kalau mereka pacaran kira-kira 3tahun dan bahkan sempat akan menikah. Dan alasannya putus dengan Mi Soo adalah karena uang. Pengeluaran Mi Soo perbulan mencapai 5juta won. Uang di rekening Mi Soo selalu habis. Kosong.

“Sempat bertemu lagi?” tanya Sun Jae.

“Aku pernah datang ke tempat kerjanya sekali. Mi Soo-ya, kupanggil dia begitu. Apa, ya? Dia menyebut dirinya Yoon Yeong Joo.”

“Jangan-jangan dia bersama seorang pria?”
“Ya.”

Sun Jae memperlihatkan foto Dong Ik dan mantan Mi Soo membenarkan kalau itu pria yang bersama Mi Soo saat itu.


Kepolisian Hwayang,
Kwang Ho dan Sun Jae menginterogasi Mi Soo lagi.

“Awalnya pasti rasa iri. Pernikahanmu dibatalkan, tapi wanita lain tampak bahagia. Kau terus mendapat telepon tagiha kartu kredit, tapi mereka membeli makanan mahal untuk diri sendiri,” ujar Sun Jae.


Flashback
Mi Soo bekerja sebagai waitress. Suatu ketika, dia melihat pasangan pacaran yang sedang makan dengan mesra. Mi Soo memandangi mereka terus. Ponselnya kemudian berbunyi. Dia mendapat sms tagihan.

Flashback END

Sun Jae menyuruh Mi Soo untuk tidak berkata apapun karena dia mengerti. Mi Soo bertanya marah apa yang diketahui Sun Jae?

“Mereka bahagia, disaat kau menderita.”

“Kenapa berpikir aku menderita? Jangan bicara seolah kau tahu segalanya.”

“Satu-satunya yang bisa kau lakukan untuk bahagia hanyalah mencuri identitas para wanita itu. Namun, kau hidup dalam identitas curian, dan Cho Dong Ik mengetahuinya.”



Flashback
Dong Ik pulang setelah bertemu Yeong Joo asli. Di dalam apartemen sudah ada Mi Soo yang menunggunya dengan senyuman. Dong Ik langsung emosi melihatnya dan mencengkeram kasar pundak Mi Soo. Dia berteriak bertanya siapa sebenarnya Mi Soo.

Flashback END


“Itu sebabnya kau membunuh dia. Padahal dia salah satu kebahagiaanmu.  Meskipun kebahagiaan itu sebenarnya bukan untukmu.”

“Kenapa bukan untukku? Memang kau tahu apa?”

“Kau bahkan tidak bisa berfoto. Itu artinya bahagia?”

Yeong Joo terbelalak seolah tertohok dengan perkataan Sun Jae.


Flashback
Pasangan kekasih siap makan dan hendak membayar. Sang wanita menawarkan diri untuk membayar kali ini dan memberikan kartu kreditnya.

Sang wanita kemudian melihat ada selebaran. Mi Soo menjelaskan kalau restoran mereka sedang mengadakan promosi.


Sang wanita tertarik dan mulai mengisi identitasnya. Mi Soo memandangi identitas yang diisi wanita itu. Wajahnya terlihat menyeramkan.

Flashback END


“Kemudian, kau menjadi semakin serakah. Kau membeli mesin duplikasi kartu kredit, meminjam uang, dan membuat KTP palsu. Setelah menguras habis, kau memilih korban lain. Apakah hidup dengan identitas curian membuatmu bahagia? Ya. Menyadari para korban tidak akan bisa lagi makam malam di restoran itu, kau pasti bahagia. “Kebahagiaan wanita lain juga berakhir.” Membuatmu puas.”

Mi Soo tertawa.

Kantor Polisi Hwayang,
Ketua Sung Shik memberikan Kwang Ho smartphone karena dia tahu kalau Kwang Ho pasti tidak memilikinya. Dia memberitahu kalau Kwang Ho bisa menelpon, sms dan bahkan menggunakan internet dengan benda itu. Dan jika ada yang ingin diketahui atau ditemukan, gunakan saja internet.

Kwang Ho kagum dan mengambil ponsel tersebut. Dia bahkan memandangi kagum ponsel itu. Kwang Ho kemudian mencoba mencari sesuatu : Aku ingin kembali ke tahun 1986 . Dan ponsel menjawab kalau “Aku juga tidak tahu.” Kwang Ho menggerutu katanya bisa tahu segalanya. Ketua Sung Shik bingung menjelaskannya.


Kwang Ho kemudian meminta nomor Sun Jae dari Sung Shik. Dia meng-sms Sun Jae : Kim Sun Jae bodoh, Park Kwang Ho pintar. Sun Jae sampai speechless membacanya.




Kwang Ho tertawa senang membayangkan ekspresi Sun Jae yang pasti kesal membacanya. Tidak lama, ada balasan dari Sun Jae dengan emotico : tutup mulutmu. Kwang Ho bingun tidak mengerti. Sementara Sung Shik menetertawakannya. Dia hendak menjelaskan artinya pada Kwang Ho tapi ponselnya berbunyi. Telpon yang memberitahu kalau mereka sudah mengirim email padanya.



Sun Jae pergi mengunjungi Jae Yi. Sebelum masuk, Sun Jae melihat sekeliling. Setelah yakin tidak ada orang, dia memindahkan posisi papan nama di pintu kantor Jae Yi dari ada menjadi sedang liburan.


Sun Jae masuk dan Jae Yi heran melihatnya. Sun Jae menunjukkan kopi yang dibawanya. Jae Yi berkata senang bertemu denganmu. Sun Jae kaget dan Jae Yi menjelaskan maksudnya kopi.

Sun Jae memberikan kopi ke Jae Yi dan Jae Yi hendak mengambilnya dengan tangan kanan berbalut perban. Sun Jae mengarahkan dengan mata agar Jae Yi mengambil dengan tangan kiri.


Rektor Hong Hye Rin lewat depan ruangan Jae Yi dan bingung karena melihat tanda Jae Yi sedang liburan. Dia akhirnya memilih pergi dan tidak jadi mampir.


Kwang Ho dan Sung Shik memeriksa email. Mereka membuka video yang dikirim. Terlihat! Di video itu terlihat plat nomor yang mengejar Kwang Ho 88. Sung Shik berkata akan menyuruh orang mencari pemilik mobil dengan nomor plat tersebut. Mereka juga melihat lokasi yang terekam CCTV adalah tempat pemancingan Youngil.

Kwang Ho dan Sung Shik pergi ke dekat tempat yang terekam CCTV.


Sun Jae pergi menemui dr. Mok. Merkea berbincang santai sambil bermain catur. Pembicaraan mereka sampai ke dr. Mok yang hidup secara analog. Dr. Mok membenarkan dan merasa kalau kwang Ho cocok dengannya. Dan bahkan terlihat lebih parah. Jangankan smartphone, ponsel jadul saja Kwang Ho tidak punya. Sun Jae memberitahu kalau Kwang Ho baru beli ponsel.

“Tapi, aku merasa aneh.  Orang yang menyembunyikan sesuatu biasanya begitu,” gumam dr. Mok.

Sun Jae jadi teringat saat interogasi terakhir dengan Mi Soo. Saat itu Mi Soo tertawa dan Kwang Ho memarahinya.

“Sadar berapa banyak orang yang sudah kau hancurkan?” marah Kwang Ho.

“Seolah seseorang bahagia saja hidup dengan identitas yang dicurinya (menyindir Kwang Ho). Seseorang yang menyembunyikan sesuatu.. dan hidup sebagai orang lain. Aku bisa mengenali mereka dengan mudah,” jawab Mi Soo.

“Hentikan omong kosongmu!” marah Kwang Ho. Mi Soo tersenyum mengejek.

Dr. Mok bertanya kenapa pada Sun Jae yang bengong. Sun Jae memberitahu kalau seseorang pernah mengatakn hal yang sama padanya. Sun Jae langsung pamit pergi.

“Beberapa orang bersembunyi dalam terang dibanding kegelapan,” gumam dr. Mok setelah Sun Jae pergi. Dia menjalankan bidak rajanya.



Kantor Polisi Hwayang,
Sun Jae masuk ke kantor dan melihat Supir Oh yang berdiridi depan. Dia bertanya ada apa? Supir Oh menjawab kalau dia hanya ingin tahu Kwang Ho ada tidak. Sun Jae mengenali supir Oh dan Supir Oh langsung semangat dan senang karena Sun Jae mengingatnya padahal baru sekali bertemu.

Supir Oh mulai curhat kalau biasanya Kwang Ho terus menelponnya karena tidak tahu arah tapi belakangan ini tidak lagi. Sun Jae malas mendengarnya dan hendak pergi.

“Dia selalu mengungkit tentang masa 30tahun lalu dengan menggerutu begitu,” ujar Supir Oh dan ini menarik perhatian Sun Jae. “Kalau bertermu det. Park, bilang kalau aku akan menuntutnya karena menipuku,” lanjut Supir Oh. Dia memberi hormat dan  pergi.



Sun Jae semakin curiga. Dia mulai memeriksa meja Kwang Ho dan menggerutu karena dia juga tidak punya foto Kwang Ho. Sun Jae kemudian teringat saat Ketua memanggil Kwang Ho dengan sebutan ‘sunbae-nim’. Dia ke meja Ketua dan membuka komputernya. Komputer belum dimatikan dan terhubung ke video rekaman tersebut.

Sun Jae curiga melihat video aneh tersebut mengenai dua mobil yang saling mengejar. Telpon di meja Ketua Sung Shik berbunyi dan Sun Jae mengangkatnya.

“Ketua tim, kami sudah menemukan kendaraan yang dicari. Kenda raan itu milik Kopral Park. Di telantarkan di pinggir rute 45,” beritahu penelpon. Sun Jae terkejut mendengarnya.


Sun Jae segera ke tempat dimana mobil di temukan. Dia memeriksa ke dalam mobil yang tingsek dan kosong. Sun Jae mulai berkeliling di sekitar sana. Dan dia menemukan sebuah gundukan aneh.





Sebuah mayat. Sun Jae memeriksa jaket mayat mencari identitasnya. Ketemu! Identitas kepolisian dengan nama Park Kwang Ho.


“Kalau ini Park Kwang Ho yang sebenarnya, lalu siapa Park Kwang Ho yang aku kenal?”

Post a Comment

Previous Post Next Post