Sinopsis Drama Korea - TUNNEL Episode 10 - 1

Images by : OCN
Di bawah sinar mentari, dr. Mok berjalan-jalan sambil menikmati alam sekitar.
“Sebagian orang memilih bersembunyi di tengah cahaya, bukan di dalam gelap,” ujar dr. Mok sambil melihat sinar mentari yang menerpanya.

4bulan yang lalu…
Dr. Mok seperti biasa mulai melakukan autopsy pada mayat. Dan kali ini, autopsy dilakukan pada kaki mayat Kim Young Ja. Tapi, pandangannya berubah menjadi terkejut ketika melihat tanda titik di kaki mayat tersebut.

Dr. Mok teringat dengan wanita kelima di tahun 1986 yang dibunuhnya. Dia terkejut. Dan mulai membayangkan wanita itu bangkit dengan nafas tersengal setelah berpura-pura mati.

Dr. Mok tertawa, apa kau ingin bermain
game denganku?

Dr. Mok yang selesai membunuh wanita di Sungai Haein (Yoon Da Young), menggunakan pena stilograf (pena dengan ujung tajam) menandai tanda titik di mayat korban. Dia kemudian merokok.
“Aku melakukan ini hanya karena ingin merespon permainanmu.”

Kembali ke Tahun 2017
Mayat yang dibunuh di taman, mempunyai 8 tanda titik di tumitnya.
Kwang Ho, Sun Jae dan Jae Yi pergi ke TKP untuk melihat mayat korban. Dan Kwang Ho serta Sun Jae melihat tanda titik tersebut di kaki korban. Kwang Ho menggeram marah karena merasa itu ulah Ho Young.
Sun Jae merasa aneh melihat banyaknya tanda titik di kaki korban adalah 8titik. Kwang Ho memberitahu kalau berarti ada korban lain sebelumnya, entah dia selamat atau tewas. (dr tahun 1985 s.d 1986, ada 6 tanda titik, dan sekarang ada 8titik, berarti pembunuhan ini berlanjut dari 30tahun lalu).
Jae Yi angkat suara dan berkata kalau ini aneh. Sebelumnya, tidak ada tanda titik di setiap mayat korban, apa metode pembunuhannya berubah?
Kwang Ho tetap ngotot kalau ini pasti perbuatan Ho Young. Mungkin Ho Young mengingat masa 30tahun lalu, dimana dia membuat tanda titik di setiap kaki korbannya dan mengira tidak ada yang megetahui hal tersebut. Dr,  
Kwang Ho bahkan berdiri marah karena tidak bisa menangkapnya 30tahun lalu. Tapi sekarang, dia akan pastikan untuk menangkapnya.
Dr. Mok tiba-tiba muncul di samping mereka. Sun Jae menatap heran padanya dan bertanya kenapa dia bisa berada disini? Dr. Mok tersenyum dan menjawab kalau dia datang hanya untuk memastikan sesuatu. Dia kemudian memeriksa tumit mayat dan berkata, ternyata disini juga ada tandanya.
K

wang Ho mendengar perkataannya dan bertanya apa maksudnya? Dr. Mok tersenyum menatapnya dan bangkit berdiri. Dia memberikan laporan yang ditulis team medis saat memeriksa korban di Sungai Haein. Dan dimayat tersebut, ada tanda 7titik di tumitnya.
Kwang Ho merebut laporan dari tangan Sun Jae dan melihat foto-foto di sana. Dia bergumam heran, “Yoon Da Young adalah korban ketujuh?”
“Aku sudah memeriksa catatan yang ditinggalkan petugas medis yang melakukan otopsi untuk kasus lain, sekadar jaga-jaga saja. Pada kasus lain, tidak ada tanda titik yang ditinggalkan pelaku. Tanda titik hanya ada di tubuh korban yang di bunuh di Sungai Haein. Korban ini juga punya tanda titik di kakinya. Seperti yang kubilang padamu…” jelas Dr. Mok.
“Apa ada kemungkinan pelaku dari kedua kasus ini adalah orang yang berbeda?” tanya Jae Yi memotong perkataan Dr. Mok
Dr. Mok membenarkan. Tapi, Kwang Ho tidak sependapat dengan mereka dan tetap merasa kalau pelaku adalah orang yang sama. Sun Jae juga setuju dengan pendapat Kwang Ho bahwa pelaku adalah Jung Ho Young.
Dr. Mok hanya bisa diam. Dia berkata kalau sepertinya hanya Jae Yi yang berubah pikiran (mengenai pelaku yang berbeda). Dia juga bertanya siapa Jae Yi? Sun Jae segera memperkenalkan Jae Yi yang adalah konsultan analisis psikologi. Mereka saling memberi salam.
Jae Yi kemudian mulai berpikir, kalau apa yang dikatakan Ho Young, mungkin saja benar.
Ketua, Tae Hee dan Min Ha juga tiba di lokasi. Ketua menghela nafas sedih melihat mayat korban dan bergumam apa mungkin ini karena mereka gagal menangkap Ho Young kemaren? Semua yang ada di sana juga merasa bersalah, kecuali dr. Mok dan Jae Yi.
Kepala Bagian menghubungi Ketua.
Berita mengenai penemuan mayat yang diduga di bunuh Jung Ho Young sudah tersebar. Dan pemberitaan mengenai pembentukan team untuk menangkap Jung Ho Young juga tersebar.
Tae Hee dan Min Ha menginterogasi orang pertama yang menemukan mayat.
Kwang Ho melihat dompet korban dan menemukan identitasnya. Nam Ju Hee, SMA Yunjin.
Kwang Ho dan Sun Jae pergi kerumah Ju Hee. Ibunya yang menyambut mereka dan menduga mereka datang karena Ju Hee membuat masalah lagi. Dia memanggil Ju Hee keras agar keluar dari kamarnya, tetapi Kwang Ho memberitahu kalau Ju Hee tidak akan menjawab panggilannya.
Kwang Ho dan Sun Jae sudah berada di dalam rumah Ju Hee. Mereka sudah memberitahu kepada Ibu Ju Hee, bahwa anaknya, Ju Hee, ditemukan terbunuh pagi ini.


Tim Investigasi yang dibentuk di Kantor Kepolisian Hwayang memasukkan Jung Ho Young ke dalam daftar utama tersangka pembunuhan yang korbannya seorang mahasiswa, sekaligus kasus pembunuhan pagi ini. Polisi sudah mengubah jangkauan penyelidikan menjadi lebih luas. Petugas juga sudah menyebarkan selebaran dengan wajah tersangka secara nasional. Mereka bahkan berjanji memberikan hadiah sebesar 10.000 dolar. Mereka menggunakan segala sumberdaya yang dimiliki demi menangkap Jung Ho Young. Sementara si pelaku menertawakan kerja keras kepolisian, Jung Ho Young melakukan pembunuhan lain .Publik benar-benar sedang mengkritik keras kegagalan kepolisian kali ini,” siar berita.
Kepala Bagian memarahi Ketua karena kehilangan Ho Young kemaren dan hari ini malah jatuh korban lagi. Dia menyuruh Ketua untuk menangkap Ho Young besok. Ketua cuma bisa diam menerima perintah dan tekanan tersebut.


Setelah semua petinggi pergi, Tae Hee yang sakit pilek menggerutu kalau mereka adalah detektif dan bukan pemilik usaha pemakaman. Dia sudah muak dengan bau mayat. Min Ha membenarkan dan berkata dia hampir kehilangan indera penciuman (karena terlalu sering mencium bau mayat). Ketua menegur mereka kalau sudah bosan, segera tangkap pelakunya.
Kwang Ho mengusulkan kalau dia akan memeriksa ke rumah keluarga korban. Hal itu karena wajah Ho Young sudah tersebar dimana-mana, jadi sulit baginya untuk bersembunyi sekarang, kecuali ada orang yang membantunya untuk bersembunyi.

Ketua melihat nama keluarha Ho Young. Yoo Ok Hee, Ibunya Jung Ho Young. Jung Hye Ji, adiknya Jung Ho Young. Dia bertanya keberadaan mereka dan Sun Jae memberitahu kalau keduanya tinggal di Seoul. Ketua mengerti dan menyuruh Kwang Ho dan Sun Jae untuk segera berangkat ke sana.

Tae Hee mengusulkan kalau dia dan Min Ha akan menyelidiki mantan teman - teman Ho Young dan orang yang pernah berhubungan dengannya.  Ketua setuju dan menyuruh mereka untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan segera berangkat.
Sebelum pergi, Ketua membawa Sun Jae terlebih dahulu ke sebuah ruangan. Dia menegur Sun Jae karena tidak melapor kepadanya saat Ho Young menelpon (yang mengancam Sun Jae). Sun Jae hanya bisa menunduk dan meminta maaf. Ketua berteriak marah kalau dia dan Kwang Ho juga ingin menangkap Ho Young sama seperti Sun Jae. Dia tidak akan membiarkannya lain kali lagi, jika Sun Jae tidak melapor padanya.
Kwang Ho masuk dan berusaha menenangkan Sung Shik. Sung Shik balas memarahinya. Dia menyuruh mereka untuk melakukannya dengan benar dan keluar dari ruangan.

Saat Ketua sudah keluar, Kwang Ho bertanya pada Sun Jae apa yang dikatakan Ho Young kemaren di telpon pada Sun Jae. Sun Jae diam dan ingat kalau Ho Young mengancam kalau korban selanjutnya adalah wanita yang disukai Sun Jae. Kwang Ho bertanya apa itu alasan Sun Jae langsung ke rumah Jae Yi kemaren? Sun Jae membenarkan. Itu karena dia tidak bisa menyembunyikan rasa takut nya. Kwang Ho menenangkan kalau tidak akan terjadi apapun.

Universitas Hwayang,
Jae Yi sedang menatap semua foto korban Jung Ho Young. Dia bertanya-tanya kenapa hanya dua korban saja yang memiliki tanda titik? Dia memeriksa berkas kasus Da Young dan Ju Hee.
Rektor Hong masuk ke ruangan dan Jae Yi dan bertanya ada apa Jae Yi mencarinya?

Mereka sudah duduk untuk berbincang. Jae Yi menunjukkan foto semua korban. Jae Yi menjelaskan kalau dia yakin kalau Jung Ho Young adalah pelakunya dan juga mencari tahu kasus yang terjadi 30tahun yang lalu. Tapi yang aneh, korban Da Young dan Ju Hee memiliki tanda dikakinya. Apa motif dari pelaku melakukan itu?
Rektor Hong bertanya apa Jung Ho Young mengenal kedua korban tersebut? Jae Yi merasa tidak ada hubungan antara korban dengan pelaku.
“Hal terpenting saat menganalisis kasus pembunuhan berantai adalah insiden yang berhubungan dengan korban, cara pembunuhan dan lokasi kejadian. Kecuali istrinya, Kim Ji Eun, 3 hal ini juga ada di kasus lainnya. Tapi, kau lantas menemukan perbedaan dalam dua kasus ini?” tanya Rektor Hong, memastikan.
“Apa mungkin pelakunya berbeda?” tanya Jae Yi. Rektor Hong terkejut mendengar kesimpulan Jae Yi. “Kudengar tahun 2004, dua orang pembunuh berantai yang berbeda selalu melakukan pembunuhan di Korea. Pembunuh berantai A melakukan satu pembunuhan tapi pembunuh berantai B, mengaku dialah yang melakukannya. Karena itu aku kira ada satu pembunuh lain yang tidak kita ketahui keberadaannya,” jelas Jae Yi.
“Ada dua pembunuh berantai?”

“Terlebih, kudengar ada tanda titik di kasus pembunuhan yang sebelumnya,” ujar Jae Yi. Dia teringat perkataan Ketua saat rapat saat itu. “Kalau Jung Ho Young memang pelaku di balik dua pembunuhan ini, Jung Ho Young berarti bukan pelaku pembunuhan yang  terjadi 30 tahun lalu. Tapi kenapa cara membunuhnya sama? Kenapa dia terobsesi dengan rok? Mungkinkah memang ada pelaku lain?”

Di tempat Autopsy,
Dr. Mok memandang mayat Ju Hee. Dia berkata kepada mayat itu seharusnya dia tidak berkeliaran malam-malam.”
Dr. Mok mulai bersiap melakukan autopsi. Dia bergumam kalau dia sudah cukup baik dengan memberi petunjuk, apa merkea menyadari semua ini?
Tepat saat itu, dia mendengar suara pintu terbuka. Dr. Mok sedikit kesal mendengar ada yang datang.

Dia berbalik dan memasang wajah tersenyum yang ramah. Yang datang adalah Sun Jae dan Kwang Ho. Dia memberitahu mereka kalau dia belum selesai melakukan autopsi.
Kwang Ho datang bukan untuk itu. Dia datang untuk bertanya mengenai tanda titik di kaki korban, itu dibuat menggunakan apa?
“Kalau melihat bentuk dan ukurannya, sepertinya dia menggunakan jarum tatto. Dia bisa saja memakai pulpen atau sesuatu yang tajam seperti stilograf,” jelas Dr. Mok dan menunjukkan stilograf yang dimilikinya.
Kwang Ho mengeluh kalau pelaku tidak masuk akal karena bisa menggunakan stilograf. Sun Jae menegurnya agar bersikap sopan. Dr.Mok hanya tersenyum mendengarnya. Kwang Ho kemudian bertanya mengenai komponen tinta yang digunakan untuk membuat tanda. Karena itu mungkin bisa saja berhubungan dengan lokasi Ho Young bersembunyi. Dr. Mok mengerti dan akan membantu memeriksanya.
“Omong-omong, apa memang benar Jung Ho Young yang melakukan semua ini?” tanya dr. Mok, seolah meminta mereka mengubah pendapat mengenai pelaku.
Kwang Ho bingung karena Dr. Mok terus-terusan mengatakan hal tersebut. Dr.Mok menjelaskan kalau bahkan Prof. Shin berpendapat sama bahwa mungkin saja ada dua orang berbeda yang menjadi pelaku. Dia bahkan menekankan kalau dari ilmu forensik, walaupun metodenya sama, tapi caranya terlihat seperti dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Dia menanyakan pendapat Sun Jae.

Sun Jae dengan serius menekankan kalau pelakunya satu orang. Dr. Mok terkejut mendengar jawaban Sun Jae yang tetap teguh. “Alasan kenapa ada tanda titik yang muncul lagi, mungkin karena aku.”
Dr. Mok bertanya apa maksud dari perkataan Sun Jae?

Di ruangan Dr. Mok,
Sun Jae duduk berdua dengan dr. Mok diruangannya. Kwang Ho menunggu diluar ruangan. Sun Jae memberitahu alasan dia bersikeras kalau Jung Ho Young adalah pelakunya adalah karena ibunya adalah korban dari pembunuhan berantai 30tahun yang lalu.
Dr. Mok terkejut. Sun Jae lanjut menjelaskan bahwa itulah alasannya menjadi polisi karena ingin menangkap orang yang membunuh ibunya. Dia ingin melihat sendiri wajah pembunuh yang sudah menghabisi nyawa orang - orang tak berdosa. Dia yakin bahwa pelakunya adalah Jung Ho Young.
“Metode pembunuhan Jung Ho Young berubah setelah aku menangkapnya. Berubahnya cara tersangka menguburkan jasad dan mulai menandai kaki korban lagi, mungkin karena aku menanyakan kembali tentang kejadian masa lalu saat aku menginvestigasinya dua tahun lalu.”
Dr. Mok menghentikan penjelasan Sun Jae dan berkata kalau mereka harus memeriksa kembali keberadaan titik pada kasus Lee So Yeon. Sun Jae dengan pasti menjawab kalau mereka bisa mengetahuinya dengan menangkap Jung Ho Young. Dia meminta dr. Mok menghubunginya jika hasilnya sudah keluar. Dr. Mok mengerti.
Di mobil, Kwang Ho mengeur Sun Jae agar tidak murung. Dia akan memastikan menangkap Jung Ho Young.
Di ruangan Dr. Mok,
Dr. Mok menggerakkan caturnya. Dia bergumam kalau sangat sulit baginya untuk mengaku. Dia merasa tidak enak sekarang.
Dr. Mok teringat saat membunuh seorang wanita yang memohon di bebaskan karena punya anak. Itu adalah ibu Sun Jae.
“Kenapa kita harus saling bertemu seperti ini? Letnan Kim. Hanya satu tebakanmu yang salah. Ibumu… bukanlah seorang wanita tak berdosa,” ujarnya dingin. “Dia bukan orang baik.”
Sun Jae dan Kwang Ho tiba di sebuah rumah. Mereka terus menekan bel dan berteriak memanggil nama Jung Hye Ji, adik Ho Young, namun tidak ada jawaban. Di depan pagar dan dinding rumah, terlihat banyak coretan berwarna merah : Pembunuh!
Seorang tetangga keluar, dan memberitahu kalau tidak ada orang di rumah tersebut. Pemiliknya sudah melarikan diri. Karena semua orang tahu kakaknya adalah seorang pembunuh dan dia tidak bisa lagi tinggal di rumah ini.

Sun Jae dan Kwang Ho menuju tempat lain. Ke rumah ibu Ho Young. Di depan rumah, banyak reporter yang menunggu untuk mewawancari ibu Ho Young, Ok Hee. Ok Hee berteriak kalau dia tidak punya putra. Ho Young bukan putranya. Dia berteriak mengusir semua reporter agar pergi dari rumahnya.
Sun Jae dan Kwang Ho menghampirinya. Sun Jae menunjukkan kartu identitas polisinya.

Di dalam rumah,
Ok Hee memberitahu Sun Jae dan Kwang Ho kalau Ho Young tidak ada disini dan meminta mereka agar pergi. Sun Jae tetap bertanya kira-kira tempat Ho Young bersembunyi. Oke Hee berteriak menegaskan kalau dia tidak tahu.  Sun Jae hendak tetap bertanya tapi Kwang Ho menahannya.
Kwang Ho mengomentari jendela rumah yang pecah dan menyuruh Ok Hee untuk menutupnya. Ok Hee dengan santai menjawab kalau itu tidak berguna, toh jendelanya sudah rusak.

“Jadi begitu caramu membesarkan anak? Kalau mereka sudah hancur, kau akan membiarkan mereka begitu saja?” tanya Sun Jae, marah mendengar jawaban Ok Hee.
Ok Hee bangkit dan menghampiri Sun Jae. Dia mengomentari Sun Jae yang tidak tahu apa-apa mengenai cara membesarkan anak dan menyuruhnya untuk pergi.
“Nyonya Yoo, 30 tahun lalu, Jung Ho Young pernah ditahan oleh polisi, 'kan? Di daerah itu, beberapa wanita ditemukan tewas dan dia dibawa ke kantor polisi sebagai tersangka. Namun, dia akhirnya dibebaskan karena punya alibi yang kuat. Tapi alibi itu sebenarnya bohong, 'kan?” tanya Kwang Ho.
“Kalau aku membiarkan dia dipenjara waktu itu, aku pasti tidak akan menderita seperti ini,” tangis Ok Hee, menyesal.
Kwang Ho semakin yakin kalau Ho Young tidak mempunyai alibi saat itu. Ok Hee yang sadar sudah salah bicara segera masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Dia berteriak agar mereka pergi.
Sun Jae marah dan beranjak pergi. Kwang Ho melihat sekeliling dan melihat ada foto Ok Hee saat muda bersama suaminya, memegang papan nama : Peusahaan Kimia Shinhae.

Di minimarket,
Ho Young turun dari motor dengan mengenakan helm yang menutupi wajahnya dan baju pengiriman. Dia datang untuk membeli ramen dan bir. Di TV minimarket, dia melihat siaran saat ibunya diwawancarai dan ibunya berteriak kalau dia tidak punya seorang putra.

Ho Young melihatnya dengan pandangan terluka. Kasir memanggilnya agar membayar belanjaan. Ho Young hanya melempar uang 10rb won ke kasir dan tetap melihat TV. Matanya berkaca-kaca. Dia kemudian melihat ada ponsel penjaga kasir di dekatnya. Dia segera mengambilnya dan keluar tanpa mengambil barang belanjaannya.
Kantor Kepolisian Hwayang,
Keua, Tae Hee, Min Ha, Sun Jae dan Kwang Ho berkumpul bersama. Mereka merasa bingung karena tidak menemukan satupun petunjuk tempat persembunyian Ho Young.

Tepat saat itu, ponsel yang diberikan Ho Young pada Sun Jae berbunyi. Tapi, nomornya bukan berasal dari telpon umum tapi dari sebuah ponsel. Ketua segera meminta Min Ha melacaknya. Jae Yi tiba saat itu dan memperhatikan dari pintu.

Ho Young menelpon dari ponsel yang dicurinya di mini market. Dia marah karena Sun Jae menemui ibunya. Dia menekankan kalau bukan dia yang membunuh korban pagi ini sama seperti korban di Sungai Haein. Sun Jae berkata dia tidak percaya.


Tapi, Jae Yi muncul dan berteriak ke telpon kalau dia percaya dengan perkataan Ho Young. Langkah Ho Young terhenti mendengar suara wanita. Dia bertanya siapa yang bicara. Jae Yi memperkenalkan dirinya sebagai satu-satunya orang yang percaya pada ucapan Ho Young.
“Di tubuh Yoon Da Young dan Nam Ju Hee ada tanda yang tidak biasa kau tinggalkan. Kalau kau  memang yang meninggalka tanda itu, kau pasti sudah mengatakan semuanya. Melihat cara beranimu menghubungi polisi, kau adalah tipikal tukang pamer. Kapan kau pertama kali membunuh orang? Kalau pelakunya memang bukan kau, menurutmu kenapa dia menggunakan cara yang sama? Kenapa kau begitu terobsesi dengan rok?” tanya Jae Yi.
“Kau sedang menginvestigasku, atau hanya penasaran saja?”
“Itu karena ibumu, 'kan?” tanya Jae Yi. Ho Young terkejut mendengar tebakan Jae Yi. “Aku juga tahu kalau kau menelpon karena ibumu. Kau mungkin saja sudah melihatnya di tayangan televisi. Dia bilang kau bukan anaknya. Kau mencekik adikmu hanya karena penasaran dan mereka malah mengirimmu ke rumah sakit jiwa,” jelas Jae Yi. “ ‘Dokter… anakku… sedang tidak waras. Jadi jangan biarkan dia keluar dari sini sampai dia jadi manusia lagi.’,” ujar Jae Yi mengulang perkataan ibu Ho Young, dan itu membuat Ho Young teringat kembali saat ibunya meninggalkannya di RSJ. “Apa yang sering memakai rok adalah ibumu? Atau adikmu? Selama ini kau hanya membunuh orang asing. Apa kau sedang berusaha mencari cara untuk bisa membunuh ibumu berkali-kali?” tanya Jae Yi.
Ho Young terlihat marah. Tetapi sesaat kemudian tersenyum, “Apa kau… Prof. Shin Jae Yi?”
Jae Yi terkejut karena Ho Young mengenalinya. Semua yang ada disana juga terkejut. Ho Young tersenyum.
Flashback
Ternyata, Ho Young menelpon Sun Jae tidak jauh dari tempat dia hampir tertangkap. Dia memprovokasi Sun Jae dengan berkata apa Sun Jae hendak melihat orang mati lagi? Baggaimana dengan gadis yang dia sukai itu?
Ho Young mematikan telpon.

Dia menunggu Sun Jae di atas motornya. Dan ketika Sun Jae dengan panik naik ke mobilnya, Ho Young segera mengikutinya.
Dia mengikuti hingga Sun Jae tiba dirumah Jae Yi.
Dia memperhatikan dari jauh. Ketika mereka masuk, dia membuka kotak surat dan melihat nama pemilik surat. Itulan bagaimana dia tahu nama Shin Jae Yi. Dan untuk memancing Sun Jae menunjukkan sendiri siapa orang yang disukainya.
Flashback END
Jae Yi membenarkan kalau dia adalah Shi Jae Yi. Semua tegang. Ho Young kemudian mematikan telpon.


Ketua langsung panik dan bertanya bagaimana dia bisa tahu mengenai prof. Shin? Tidak ada yang menjawab. Kwang Ho memarahi Jae Yi karena masuk begitu saja dan berbicara dengan Ho Young. Dan juga bagaimana bisa Jae Yi bilang percaya padanya. Jae Yi menjelaskan kalau mungkin Ho Young tidak berbohong karena cara pembunuhan Da Young dan Ju Hee sedikit berbeda.
“Jung Ho Young akan selalu bersikap seperti ini. Kau tidak akan bisa menangkapnya hanya dengan mengetahui di mana keberadaannya,” jelas Jae Yi.
“Aku akhirnya mengerti sekarang. Jadi itu alasannya?” tanya Kwang Ho.
“Apa maksudmu?”
“Aku tahu kau suka mewawancarai pelaku pembunuhan. Kau juga tertarik menangkap mereka, 'kan? Kau melakukan ini karena setumpuk dokumen riset bodoh, 'kan?” marah Kwang Ho.
Sun Jae mengur sikap Kwang Ho. Tapi Kwang Ho tidak peduli. Dia merasa Jae Yi sama sekali tidak peduli pada keluarga korban. Dia tidak tahu seberapa menderitanya keluarga mereka.  
“Apa aku harus tahu?” tanya Jae Yi, dingin. Kwang Ho menatap Jae Yi marah mendengar pertanyaannya. “Menangkap pelakunya adalah hal terpenting di sini,” ujar Jae Yi.

Kau salah. Kau salah!” marah Kwang Ho. “Kau kira tugas kami hanya menangkap pelakunya? Tugas kami adalah menyelamatkan nyawa orang! Aku tidak tahu bagaimana kalian bekerja di tahun 2017 ini. Tapi yang biasa aku lakukan adalah menyelamatkan nyawa manusia. Kalau dia membunuh orang lagi karena provokasimu, maka artinya kau turut andil atas kematian orang itu. Mengerti?” tegur Kwang Ho.

Post a Comment

Previous Post Next Post