Sinopsis Drama Spesial : Baek Hee has Returned Episode 03



Images By : KBS2

“Ayah Ok Hee adalah…,” jawab Bum Ryong.
“Ayahmu adalah…,” jawab So Hee / Beek Hee.
Dan jawaban mereka berdua adalah …
“Baek Hee,” jawab Bum Ryong.
“Aku,” jawab So Hee.

Jong Myun dan Doo Sik langsung kesal dengan jawaban aneh Bum Ryong. Ok Hee juga protes dengan jawaban ibunya. So Hee menekankan kalau dia sudah membesarkan Ok Hee sendirian selama 18tahun, jadi dia pantas di sebut sebagai ayah.  Ok Hee menghela nafas. Dia tidak berharap jawaban ibunya dan akan mencari tahu sendiri siapa ayahnya. Dia yakin ayahnya adalah orang di pulau ini dan pasti bisa menemukannya. So Hee melarangnya dan berkata kalau pulau ini sangat menyeramkan. Ok Hee tidak peduli. Dia akan mencari tahu semuanya termasuk alasan ibunya meninggalkan pulau ini saat sedang mengandung dirinya di tahun 1998.  
Bum Ryong menegaskan pada mereka kalau mereka tidak pernah merawat Ok Hee dari kecil jadi mereka tidak punya hak untuk menyebut diri sendiri sebagai seorang ayah. Bum Ryong meminta Jong Myung dan Doo Sik untuk tidak memalukan Baek Hee lagi di depan putrinya dan lebih baik mereka semua melindungi Baek Hee. Jong Myung dan Doo Sik tidak bisa membantah.

So Hee berangkat kerja berdua dengan Ki Joon. Jang Mi yang sedang di kebun, menyapa mereka. Ki Joon membalas sapaannya dan So Hee lanjut pergi.
Para penduduk yang juga ada di samping Jang Mi membicarakan suami So Hee yang pasti tahu tentang masa lalu So Hee karena mereka satu sekolah dulu. Jang Mi sendiri menduga kalau So Hee bersama suaminya tidak saling mencintai karena tidak ada rasa cemburu di antara mereka.
So Hee ternyata sudah di pecat dari home shopping channel karena masalah lalat di jeotgal buatannya. So Hee minta uang pada Ki Joon untuk bayar hutang bunga judi Ki Joon tetapi Ki Joon tidak punya uang lagi. Dia sudah menghabiskan semua uang yang dia punya. Dan uang itu dia habiskan dengan berjudi lagi di desa. So Hee menggeram kesal mengenai Ki Joon yang memang pembuat masalah.
Episode 03 : Pembuat Masalah
Ki Joon dan So Hee sedang berada di atas feri. So Hee menceramahi Ki Joon yang terus berjudi dan bahkan menjual rumah mereka dulu di Seoul. Dia meminta Ki Joon agar sadar. Ki Joon malah dengan santai berkata untuk apa dia sadar? Dan sekarang dia bangga tinggal di desa karena bisa menikahi Baek Hee. So Hee bertanya alasan Ki Joon dulu mau menikahinya? Apa untuk menyiksanya?
“Ah. Setelah dipikir-pikir… sepetinya kau lebih menarik saat aku tidak bisa memilikimu,” jawab Ki Joon. “Punya istri dengan masa lalu itu, bagaimana aku mengatakannya, ya? Itu agak memalukan dan membuatku gelisah.”

Dan tiba-tiba, dari arah belakang, ibu Bum Ryong muncul dan memukul kepala Ki Joon. Bum Ryong yang melihat dari kursi kemudi merasa senang dengan yang dilakukan ibunya.
Ki Joon memarahi ibu Bum Ryong yang gila. Dan Ibu Bum Ryong membenarkan, dia satu-satunya orang yang kena pikun di pulau ini. Dia juga bergumam kalau penyihir jahat (Baek Hee) terlalu baik untuk jadi istri tukang utang (Ki Joon). so Hee terlihat tidak nyaman.

So Hee menelpon PD-nim dan meminta agar di izinkan lagi kerja tetapi PD-nim tidak mau. So Hee langsung marah dan kesal. Dia tambah stress lagi saat ada sms yang mengingatkan untuk membayar bunga jto hari ini. Dan akhirnya, So Hee berniat melamar pekerjaan sebagai konsultan di restoran tempat makannya sekarang.
Ok Hee sedang membongkar barang-barang ibunya. Dia merasa heran karena tidak ada nama ibunya di buku tahunan SMA-nya. Bo Reum berkata walaupun ibu Ok Hee pindah sekolah tetapi dia pasti lulus SMA.
Ok Hee terus membongkar dan menemukan sebuah album foto yang didalamnya ada foto dengan tulisan : Aku si hebat Yang Baek Hee.
Ok Hee terus membuka album dan menemukan ada penghargaan kehadiran atas nama Yang Baek Hee. Ok Hee yakin kalau nama asli ibunya adalah Baek Hee. Bo Reum bertanya heran kenapa ibu Ok Hee mengubah namanya?
Ok Hee terus mengulang kata Baek Hee dan menyadari kalau nama ibunya disebut Becky. Ibunya adalah si legendaris Becky. Bo Reum merasa kagum karena Ok Hee adalah keturunan dari Becky.

So Hee di rumah. Dan ketika merasa keadaan sepi, dia mematikan lampu dengan menggunakan kakinya. Ok Hee ternyata memperhatikan dari dalam kamar. Dan dimulailah observasi Ok Hee terhadap Baek Hee.
“Ibuku telah menyembunyikan identitas aslinya dan menjual jeotgal. Aku sudah bertengkar dengan si legendaris Becky selama 18tahun.”
So Hee memasak sarapan untuk Ok Hee dan hanya ada sayuran. Dia memberitahu kalau mereka harus mulai berhemat dari sekarang. Ok Hee menjawab dengan tidak sopan dan So Hee menegurnya agar sebagai wanita bicara dengan sopan dan elegan.
“Jika kau memang elegan, lalu apa latar belakang pendidikanmu?” tanya Ok Hee. “Ibu dikeluarkan dari sekolah? Kenapa tak ada namamu di buku tahunanmu?”
So Hee menyuruh Ok Hee untuk tidak campur masalahnya. Tetapi Ok Hee semakin penasaran. Dia bahkan memancing kemarahan So Hee dengan berkata kalau sebenarnya ibunya hanya lulusan SMP, kan? So Hee memberitahu kalau dia putus SMA. Ok Hee makin terkejut dan bertanya alasannya. Tapi, So Hee tidak mau membahasnya lagi. Tapi, Ok Hee terus memaksa dan menghina So Hee yang putus SMA.
“Aku hamil. Aku tidak bisa sekolah meski aku ingin karena aku hamil,” jawab So Hee.
“Tato ibuku yang dia dapatkan saat 18tahun dan tak bisa dihapus ternyata aku.”

Ok Hee naik ke feri. Dia tidak semangat seperti biasanya. Bum Ryong, Jong Myung dan Doo Sik merasa heran dan khawatir dengannya. Mereka semua berusaha menghiburnya tetapi sia-sia.

Mereka bahkan diam-diam mengikuti Ok Hee dalam perjalanan sekolah karena khawatir, apalagi mereka melihat Ok Hee membawa sebungkus rokok. Dan ternyata Ok Hee tidak merokok. Dia sengaja mengumpulkan para pria itu di sebuah bangunan kosong. Ok Hee mengumpulkan mereka untuk memperingati mereka agar tidak mengganggunya lagi.

Mereka merasa heran dengan kemarahan Ok Hee. Dan Ok Hee memberitahu kalau mereka semua lulus SMA dan memulai sebuah kelaurga serta menikmati hidup tetapi meninggalkan ibunya dan dia. Ibunya harus menghapus impiannya dan putus sekolah karena dia mengandungku. Itu sebabnya, dia tidak ingin mencari ayahnya lagi. Dan dia bahkan mungkin akan membenci ayahnya. Karena itu, dia ingin mereka melupakan ibunya dan dirinya karena tidak satupun dari mereka yang bisa menjadi ayahnya. Mereka tak berhak.
Bum Ryong mengantar sayuran ke restoran bugolgi tempat makannya dulu dengan Ok Hee. Pemilik menyapanya dan bertanya pada Bum Ryong mengenai siapa Ok Hee? Apa dia anak Bum Ryong? Bum Ryong membantahnya.  

Bum Ryong mengalihkan pembicaraan dengan memuji doenjang jijigae yang lebih enak. Pemilik senang dan memberitahu kalau dia mempunyai koki baru yang juga berfungsi sebagai konsultan dan dia ada di dalam dapur.
Bum Ryong mengantar sayuran ke dapur dan bingung karena tidak ada koki baru yang di bilang pemilik. Tetapi, kemudian dia melihat Baek Hee yang sedang bersembunyi di sela kulkas. Mereka saling menatap canggung.
Baek Hee keluar dari sela kulkas dengan canggung dan bergumam kalau pulau ini memang kecil.
Bum Ryong dan Baek Hee berbicara berdua di tepi dermaga. Bum Ryong bertanya alasan Baek Hee kerja di restoran dan Baek Hee menjelaskan kalau itu karena tidak ada orang yang mendaftar di kelas memasaknya dan ada yang mengaku menemukan lalat di jeotgal buatannya. Bum Ryong bertanya bagaimana dengan suaminya? Baek Hee menjawab kalau suaminya suka berjudi. Dan Baek Hee balas bertanya kenapa Bum Ryong jadi pengantar sayuran padahal dulu dia bilang akan memenangkan medali emas taekwondo. Bum Ryong tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dan dia juga tidak kuliah karena harus mencari uang. Tapi, Baek Hee malah menduga kalau itu karena Bum Ryong tidak mau berhubungan dengannya, gadis berkaos kaki merah. Jadi, Bum Ryong tidak perlu membuat alasan. Bum Ryong dengan tegas membantahnya.
Baek Hee tidak percaya. Dia mulai menceritakan kalau saat itu dia masih gadis bodoh 18tahun yang ditinggalkan di tengah-tengah Seoul. Dia bekerja di restoran selama 14jam sehari tanpa istirahat. Dan dia menunggu Bum Ryong lama… lama sekali. Lalu, dia menjadi lebih keras kepala dari sebelumnya.

“Kaulah… yang menghancurkan hidupku dan membuatku punya tekad,” ujar Baek Hee penuh kesedihan dan kebencian. “Jika kau menyesal, jauh-jauh dari pandanganku. Dan… jangan pernah temui anakku lagi. Dasar pembuat masalah.”
Baek Hee beranjak pergi. Sementara, Bum Ryong hanya bisa berdiri sedih melihat kepergian Baek Hee.
So Hee dirumahnya dan membaca komentar di website-nya. Ada akun bernama : Boston Red Socks (yang mengirim paket dan juga membuat komentar saat acara live home shopping So Hee) yang terus menerus berkata kalau So Hee adalah gadis berkaos kaki merah. So Hee kesal melihatnya.

So Hee pergi ke tempat pengiriman paket dan bertanya identitas pengirimnya. (Btw, paket yang dikirim berisi kaos kaki merah). tapi, semua informasi pengirim ternyata adalah palsu. So Hee kesal sekali dan penasaran siapa Boston Red Socks.
So Hee kemudian teringat dengan perkataan Jong Myung mengenai homerun dan menduga kalau pelakunya adalah Jong Myung. (Padahal maksud Jong Myung adalah ‘homerun’ mengenai dia bisa langsung membuat hamil Baek Hee tapi So Hee salah paham mengira homerun itu permainan baseball dan merujuk pada grup baseball Boston). So Hee salah paham mengira pelakunya adalah Jong Myung.

Jong Myung di kantor dan sedang berias. Di kantornya terdapat banyak boneka. Dan So Hee datang ke kantor tersebut dan menghancurkan ubin-ubin Jong Myung.
Mereka bicara berdua di sebuah cafe. Jong Myung meminta Baek Hee bicara langsung karena dia sudah siap mendengarnya.
“Aku sudah banyak berpikir. Aku memikirkan masa lalu yang tak ingin ku ingat. Aku merasa aku banyak membaut orang salah paham. Oppa dan Doo Sik sudah membebani pikiranku,” ujar So Hee.
“Kau… rajin gereja sekarang?”
“Tidak, tapi ada orang yang menulis komentar kasar tentangku di internet. Mereka bahkan mengirim paket ke rumahku. Ini tindak kejahatan yang bisa membuat mereka di tangkap. Namun, aku tidak mau mengambil langkah lebih jauh. Jika memungkinkan, aku ingin menyelesaikan masalah ini.”
“Tunggu. Kau traktir aku minum kopi karena kau pikir aku yang melakukannya?” tanya Jong Myung. “Yang Baek Hee. Apa yang telah kau pelajari dari hidup ini. Apa karena aku dulu preman, selamanya aku preman? Kau pikir aku masih bermasalah seperti dulu?”
Jong Myung menegaskan kalau bukan dia pelakunya. Dan bahkan jika ada diantara mereka pelakunya, itu lebih mungkin adalah Bum Ryong karena Baek Hee yang telah menghancurkan hidupnya. Baek Hee bingung apa maksudnya dia menghancurkan hidup Bum Ryong? Jong Myung malah kaget karena Baek Hee tidak tahu mengenai hal tersebut. Dia menyuruh Baek Hee bertanya sendiri pada Bum Ryong karena Bum Ryong menerima semua ganjarannya dan menyelamatkan reputasi Baek Hee.

“Yang Baek Hee. Kaulah pembuat masalah,” tegas Jong Myung dan beranjak pergi.
Baek Hee tidak percaya dia disebut sebagai pembuat masalah.

Ok Hee dan Baek Hee berada dalam satu kapal untuk pulang ke pulau. Baek Hee kemudian melihat ibu Bum Ryong yang memakan es batu yang sudah jatuh dan segera menghentikannya. Ibu Bum Ryong terus berteriak penyihir jahat. Di tangan ibu Bum Ryong ada gelang pengenal bertuliskan Lee Jum Rye, nama ibu Bum Ryong.   



Penumpang kemudian mengeluh ada bau tidak sedang dan berteriak memanggil supir yang adalah Bum Ryong. Sepertinya Jum Rye, buang kotoran di celana. Baek Hee segera menginjak hancur kecap ikannya dan meminta maaf karena bau yang tidak sedap berasal dari bahan makanannya. Ok Hee melihat perbuatan ibunya tersebut. Bum Ryong juga merasa tersentuh karena melihat Baek Hee membantu ibunya.


Di dermaga, Baek Hee membantu membersihkan tubuh Jum Rye di kamar mandi. Bum Ryong menghampirinya dan merasa tidak enak melihat Baek Hee membersihkan kotoran di tubuh ibunya. Baek Hee tidak masalah dan berkata kalau Jum Rye adalah perempuan dan lebih baik dia yang melakukannya daripada anak laki-laki. Bum Ryong meminta maaf dan berterimakasih.
Baek Hee kemudian bertanya apa ada sesuatu yang tidak dia ketahui? Apa hidup Bum Ryong hancur karenanya? Bum Ryong menjawab kalau dialah yang menghancurkan hidup Baek Hee.
Ok Hee tiba-tiba muncul dan membantu membersihkan. Bum Ryong dan Baek Hee berusaha mencegahnya tetapi Ok Hee ngotot ingin membantu. Ok Hee bahkan memberitahu kalau dia tidak menyukai ibunya, Baek Hee, tapi dia tetap akan mengurusnya jika dia sudah tua. Karena cuma ibunya saja yang dia punya. Bum Ryong memperhatikan dan bergumam kalau dia merasa iri.
Jong Myung pergi untuk mengambil hasil tes DNA. Dia hendak membuka amplopnya dan protes karena Ki Joon sudah melihat hasilnya duluan sebelum dia yang adalah pasien. Ki Joon tertawa dan berkata dia berhak melihatnya juga. Jong Myung bingung dan Ki Joon memperkenalkan kalau dirinya adalah suami Baek Hee.
Jong Myung memandangnya marah. Bagaimana bisa dia seorang ayah memberikan orang lain mengecheck test DNA anaknya? Dia menyebut Ki Joon adalah pembuat masalah. Ki Joon tertawa karena orang-orang terus menyebutnya pembuat masalah. Dia menyuruh Jong Myung untuk melihat hasilnya saja. Tapi, Jong Myung menolak. Dia tidak akan melihatnya.
“Dia masih anakmu, brengsek! Binatangpun menganggap bayi binatang lain anaknya sendiri dan membesarkannya. Dasar pembuat masalah. Aku tidak mungkin ayahnya karena secara fisik tidak mungkin, tetapi kau tidak bisa jadi ayahnya karena kau lebih buruk dari binatang. Aku kasihan padamu,” ujar Jong Myung dan beranjak pergi.


So Hee pergi ke rumah Jang Mi. Dia terkejut melihat Jang Mi yang lebam di bibirnya dan emosi mengira Doo Sik memukuli Jang Mi. Tapi, ternyata wajah Doo Sik lebih parah lukanya daripada Jang Mi.
Jang Mi bicara berdua dengan Baek Hee. Mereka saling berbincang dan Doo Sik malah berdiri di dekat mereka hendak menguping. Jang Mi mengusirnya agar tidak menganggu.
Jang Mi berkeluh kesal kalau Doo Sik selalu menggangpa Baek Hee sebagai Matari-nya. Baek Hee tidak tahu apa itu Matari dan Jang Mi memberitahu kalau itu adalah mata-mata. Baek Hee mengerti dan mengoreksi kalau sebutannya Mata Hari. Jang Mi membenarkan tetapi terus menyebut Matari.
Baek Hee teringat kalau salah satu akun penghinanya menyebut dirinya sebagai Matari. Dia bertanya memastikan kalau itu bukan Jang Mi kan? Jang Mi segera gugup dan hendak kabur. Baek Hee menahannya.
Jang Mi memohon ampun. Dia meminta maaf mengenai komentarnya soal lalat di Jeotgal Baek Hee. Baek Hee kesal dan berusaha menahan amarahnya. Dia bertanya alasan Jang Mi melakukannya. Apa itu karena dia dulu sering memukuli Jang Mi sehingga dia menjadi dendam?
“Aku tidak sepicik itu menyimpan dendam selama itu. Aku tidak akan menyimpan dendam terhadapmu karena kau dulu suka memukulku. Aku hanya tidak sukan kau masuk TV. Aku benci kau datang kembali ke desa ini.”
Baek Hee bertanya heran apa salahnya dia terus masuk TV? Dan alasannya karena Doo Sik yang terus menonton acara Baek Hee. Baek Hee bingung dan bertanya maksudnya? Dan Jang Mi mulai memberithu mengenai Doo Sik yang terus berbicara tentang Baek Hee. Semua gara-gara gelangnya.
Tahun 1998
Baek Hee meninggalkan gelangnya pada Jang Mi. Itu sebagai tanda kalau Jang Mi adalah ketua ke-2 dari geng Becky. Itu warisan dan harus diturunkan turun temurun kepada ketua selanjutnya.

Doo Sik mabuk minum anggurnya. Dan Jang Mi di sebelahnya bercerita mengenai hebatnya Bum Ryong dan Baek Hee. Doo Sik protes karena Jang Mi terus mengoceh padahal dia tidak mengenalnya.
Jang Mi memberitahu kalau dia ada di tempat saat Bum Ryong menghajar Doo Sik hingga dia kehilangan giginya. Dan dia ingat teriakan Doo Sik dan baginya Doo Sik menjadi nomor satu. Doo Sik senang mendengarny tetapi tidak lama kemudian dia jatuh pingsan.
Ada razia di klub dan semua langsung kabur.
Jang Mi membawa kabur Doo Sik dengan gerobak sampah dan membawanya hingga ke tepi dermaga.
Dia berusaha membangunkan Doo Sik tetapi Doo Sik malah menarik jatuh Jang Mi dan memeluknya. Dan malam itu… terjadilah!
Doo Sik tinggal sendiri di gerobak sampah. Dia terbangun dan tidak ingat apa yang terjadi. Tetapi, dia menemukan gelang dan mengingat kalau itu adalah gelang Baek Hee.
Kembali ke masa kini,
Jang Mi memberitahu kalau malam itu Doo Sik terus menyebut nama Baek Hee. Baek Hee mengerti dan berkata dia minta maaf. Jang Mi kemudia memberitahu kalau Doo Sik selalu merasa kalau Ok Hee adalah anaknya dan bilang stamina-nya tidak tertandingi. Baek Hee segera menyuruh Jang Mi untuk menjelaskan malam itu pada Doo Sik atau dia yang harus menceritakannya?
Jang Mi merasa tidak enak menceritakannya. Lagipula, Doo Sik adalah satu-satunya pria baginya sejak 18tahun yang lalu. Dan lagipula, malam itu tidak berefek apa-apa padanya. Dia ingin Doo Sik tetap menyimpan memori indah cinta pertamanya. Baek Hee sampai speechless.

Jang Mi mengantar Baek Hee pulang.
Dan di depan rumah, ada Jum Rye yang menunggunya tanpa sepatu.

Baek Hee membawanya masuk ke dalam rumah dan membersihkan kakinya. Jum Rye bertanya mana si penyihir jahat kecil (Ok Hee)? baek Hee memberitahu kalau Ok Hee sedang tidur.
Jum Rye bergumam kalau dia ingin melihat Ok Hee sebelum pergi. Dan Baek Hee protes untuk apa Jum Rye melihat anaknya?
“Baek Hee… maaf,” ujar Jum Rye. “Ini semua kesalahanku.”
Jum Rye mengeluarkan pager dan memberikannya pada Baek Hee.

Tahun 1998
Baek Hee dan Bum Ryong menaiki tembok dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Mereka melihat keluar dan merasa aman karena tidak ada lagi polisi. Bum Ryong heran siapa yang melaporkan klub ke polisi?
Mereka terpaksa menginap sampai suasana tenang,jadi bisa pulang naik kapal segera.
Bum Ryong mulai menggombal mengenai kecantikkan Baek Hee yang setara dengan kejahatan. Hari sudah semakin malam. Bum Ryong berusaha menahan nafsunya sebagai pria.
Tetapi, hari yang semakin malam, membuat mereka keblas-blasan.

Hari sudah pagi dan mereka hendak beranjak pulang. Tiba-tiba, Bum Ryong melihat sebuah bunga dan mengambilnya serta meletakkannya di rambut Baek Hee. Dia memuji bunga yang cantik dan sekarang ada dua bunga (Bunga di rambut dan Baek Hee.)

Mereka makan bersama tetapi setiap orang menatapnya. Bum Ryong menduga kalau itu karena Baek Hee yang sangat cantik. Pemilik kedai menghidangkan makanan. Dia menatap Baek Hee dan menyuruh Baek Hee untuk tidak pernah lagi datan ke kedainya. Baek Hee bingung.
Tetapi, semua terjawab ketika dia melihat siaran berita. Berita video dengan wajah Baek Hee di blur dan berkata kalau dia adalah gadis berkaos kaki merah yang kontroversial. Dan ternyata, penyergapan polisi ke klub juga untuk menangkapnya karena ada laporan dari anonim mengenai keberadaannya disana.


Baek Hee mengenakan topi dan menunggu dengan cemas Bum Ryong yang membeli tiket. Bum Ryong memberikan tiket pada Baek Hee dan menyuruhnhya untuk pergi duluan ke Seoul. Dia memberikan tasnya dan uang serta cincin pada Baek Hee. Dia akan mengurus semuanya dan menyuruh Baek Hee untuk menunggunya. Dia menyuruh Baek Hee untuk segera menghubunginya segera setelah sampai di Seoul. Dia akan menyusul dalam satu atau dua hari. Baek Hee tetap cemas dan bertanya-tanya siapa yang merekam video?


Bum Ryong ingat sosok pria berkacamata yang merekam video di klub. Bum Ryong menenangkan Baek Hee. Dia memberitahu alasannya belajar taekwondo adalah agar bisa melindungi Baek Hee sejak mereka masih kecil. Baek Hee mengerti.
Baek Hee menunggu Bum Ryong dengan terus menerus. Dia bahkan harus meringkuk dalam motel dengan ketakutan karena tidak bisa membayar uang kamar.

Baek Hee menelpon Bum Ryong dan memberitahu kalau dia harus pindah tempat ke motel yang lebih murah. Dia memberitahu alamatnya dan meminta Bum Ryong segera menjemputnya. Dia merasa ketakutan dan harus menyembunyikan diri terus menerus.
Baek Hee terus memberitahu keberadaannya tetapi Bum Ryong tetap tidak datang menjemputnya.



Bum Ryong menemui pewawanacara berita. Dan pewawancara malah mengira Bum Ryong adalah penyebar atau perekam video itu. Bum Ryong tidak mengerti dan heran. Dia juga emosi karena reporter menyebut Baek Hee sebagai gadis berkaos kaki merah. Bum Ryeong memberitahu kalau dia datang bukan untuk memberikan informasi tetapi untuk meminta video Baek Hee itu. Dia minta agar video klip yang di rekam tanpa persetujuan Baek Hee di kembalikan. Baek Hee adalah korban. Dia menangis menegaskan kalau Baek Hee adalah korban dan seharusnya tidak ditunjukkan wajahnya. Itu membuat hidup Baek Hee jungkir balik. Reporter tidak mengerti dan meninggalkan Bum Ryong walaupun Bum Ryong memohon agar video itu tidak lagi di sebarkan.
Bum Ryong menghapus air matanya dan menatap marah pada reporter yang mengacuhkannya.



Dan dia menyerang reporter di dalam lift. Dia menyerang hingga berdarah-darah dan menegaskan kalau Baek Hee bukan gadis seperti itu. Itulah bagaimana Bum Ryong menghancurkan hidupnya sendiri.
Bum Ryong di tahan di penjara walaupun Jum Rye memohon ampun. Bum Ryong meminta ibunya untuk tidak pernah memberitahukan hal ini pada Baek Hee dan biarakan Baek Hee menjalani hidupnya sendiri. Jum Rye berteriak kalau anaknya sungguh bodoh.
“Penyihir jahat. Dia akhirnya merusak kehidupan anakku,” teriak Jum Rye dalam tangisnya.
Baek Hee yang terus menunggu tanpa tahu yang terjadi, meninggalkan pesan terkahir. Dia tidak akan menunggu Bum Ryong lagi. Dan saat itu Baek Hee sedang hamil.
Kembali ke masa kini,
Jum Rye memberitahu kalau pagernya terus berbunyi tetapi dia menyembunyikannya. Dia juga menyingkirkan semua surat Baek Hee. Surat yang memberitahu kalau dia hamil.
Air mata Baek Hee jatuh mengetahui kebenaran tersebut. Dia betanya kalau dia menerima surat yang meminta agar melakukan aborsi, dari siapa itu?
“Dariku,” jawab Jum Rye. “Aku yang mengirim surat itu. Bum Ryong bahkan tidak tahu kau sedang hamil. Jika dia tahu, dia pasti menggila lagi. Yang bisa kupikirkan hanyalah anakku sendiri. Maaf. Maafkan aku.”
“Teganya dirimu?” ujar Baek Hee kecewa. “Melihat orang merendahkanku tidak sesulit aku membencinya setiap waktu. Teganya kau melakukan ini padaku?” tangis Baek Hee.
“Ini… semua salahku. Aku salah. Jangan maafkan… wanita tua ini. Tapi, maafkanlah anakku.”
Baek Hee menghapus air matanya.
Dia keluar dan melihat Bum Ryong yang datang. Bum Ryong datang untuk bertanya apa ibunya ada dirumah Baek Hee? Dia meminta maaf karena datang mengganggu Baek Hee.

Baek Hee menatapnya dengan mata merah. Bum Ryong mendekat dan bertanya ada apa? Kenapa dia menangis? Siapa yang membuatnya kesal?
“Kau. Aku marah karena kau, idiot,” jawab Baek Hee. “Kenapa kau tidak bisa berhenti menggangguku.kenapa kau terus menggangguku?”
“Baiklah. Aku mengerti. Aku akan pindah atau apalah supaya kau tidak perlu melihatku lagi. Maafkan aku.”
“Minta maaf apa? Kenapa minta maaf? Kenapa kau minta maaf? Kenapa kau minta maaf seperti orang bodoh?” marah Baek Hee dalam tangisnya.
Jum Rye keluar dari kamar dan melihat mereka.
Bum Ryong mendekati Baek Hee, “Yang Baek Hee. Jangan menangis. Berhenti menangis dan dengarlah. Kau hanya perlu melihat ke depan dan terus maju. Jangan berpaling ke masa lalu. Lihat saja ke depan dan terus maju.”
“Kita menghabiskan 18tahun tumbuh bersama. Dan selama 18tahun terakhir, aku benci kau. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan sekarang? Katakanlah sesuatu,” marah Baek Hee.

Post a Comment

Previous Post Next Post