Sinopsis C - Drama : The Fox’s Summer Episode 14 - 1


Images by : QQLive
Gao Yang bercerita kepada Cheng Ze mengenai pertemuannya dengan pacarnya sekarang, Qiao Na.
Saat Gao Yang meninggalkan Yan Shu pada Cheng Ze, dia hendak pergi menemui pacarnya yang berulang tahun. Tapi, sialnya, saat dia hendak menghubungi pacarnya tersebut, seorang gadis mabuk, menabraknya sehingga membuat ponselnya terjatuh dan rusak.
Gao Yang jelas hendak meminta ganti rugi pada gadis tersebut. Tetapi, gadis itu terlalu mabuk sehingga mengabaikannya. Gao Yang tidak menyerah, dia memberitahu gadis itu telah merusak ponselnya saat dia hendak menghubungi pacarnya, bagaimana jika pacarnya marah karena dia tidak memberikan kabar dan memutuskannya?
“Aku akan memberikan seorang pacar kepadamu,” jawab gadis itu, Qiao Na, asal.
Gao Yang menyadari kalau gadis itu terlalu mabuk sehingga dia tidak mempedulikan jawaban gadis itu. Qiao Na berjalan dengan sempoyongan dan hampir tertabrak jika tidak ditolong oleh Gao Yang. Akan tetapi, setelah hal itu, Qiao Na malah tertidur sampai memeluk Gao Yang. Hal ini membuat Gao Yang benar-benar kesal ditambah lagi dia tidak tahu alamat rumah Qiao Na.

Keesokan harinya,
Qiao Na terbangun dari tidurnya dan berteriak ketakutan melihat tempat tidurnya yang asing. Gao Yang segera masuk menemuinya dan Qiao Na semakin histeris. Gao Yang dengan tenang memberitahu kalau tempat ini adalah rumahnya dan dia sedang tidur di kamarnya. Qiao Na balas bertanya kenapa dia bisa tidur disana?
“Karena aku baik,” jawab Gao Yang, “karena itu aku membawamu ke rumahku.”
Qiao Na tentu tidak percaya kalau Gao Yang sebaik itu dan bertanya apa yang diinginkan Gao Yang darinya? Dia menuduh Gao Yang memiliki rencana jahat padanya. Gao Yang segera menunjukkan ponselnya yang rusak dan memberitahu kalau Qiao Na-lah yang telah merusaknya dan dia tidak akan membiarkannya pergi hingga dia mengganti rugi. Qiao Na menanggapi santai hal itu dan memberikan ponselnya sebagai ganti rugi. Gao Yang tentu menolak karena kalau dia mengambil ponsel Qiao Na, bagaimana Qiao Na mau menghubungi orang lain.
“Ambil saja. Aku tidak perlu ponsel, tidak ada satupun yang menelponku,” ujarnya sedih.
Gao Yang merasa kasihan mendengarnya dan menyebut kalau Qiao Na mirip seperti boss-nya. Qiao Na lanjut bertanya dimana Gao Yang tidur tadi malam. Dan Gao Yang memberitahu kalau dia tidur di sofa. Qiao Na terus bertanya hingga membuat Gao Yang kesal. Dia memilih pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Qiao Na yang tinggal sendiri di kamar, mulai melihat barang-barang yang ada di kamar Gao Yang.

Gao Yang sudah mengganti baju dan siap berangkat kerja. Dia menyuruh Qiao Na untuk pulang tetapi Qiao Na malah meminta izin untuk tinggal di rumah Gao Yang. Gao Yang tentu saja menolak, terlebih lagi, jika pacarnya tahu, dia pasti akan memukul Qiao Na hingga mati. Dia mengusir Qiao Na pergi tetapi Qian Na menolak dengan alasan dia masih mau tidur. Gao Yang memberitahu kalau di dekat sini ada apartemen tetapi Qiao Na terus menolak pergi. Gao Yang benar-benar kesal karena Qiao Na tidak mau pergi juga padahal dia sudah hampir terlambat kerja. Qiao Na malah dengan santai akan mengganti uang terlambat kerja Gao Yang.
“Boss-ku sangat mengerikan. Itu tidak bisa diselesaikan dengan uang,” jawab Gao Yang.

Qiao Na tetap menolak pergi dan kali ini dia beralasan kalau bajunya robek. Dia bahkan menunjukkan robekan bajunya. Gao Yang benar-benar kesal dan akhirnya memberikan bajunya untuk di kenakan Qiao Na. Qiao Na telah selesai berganti baju tetapi dia beralasan kalau dia tidak bisa keluar dengan mengenakan baju pria. Gao Yang benar-benar kesal dan terpaksa mengizinkan Qiao Na untuk tinggal sampai dia pulang kerja. Dia harus segera berangkat kerja sekarang atau dia akan terlambat.
Cheng Ze mendengarkan cerita Gao Yang dan menyimpulkan Gao Yang yang bisa menjalin hubungan baru dengan singkat dan itu berarti Gao Yang tidak benar-benar mencintai mantan pacar-nya dulu. Bukankah itu artinya Gao Yang, playboy? Gao Yang membantah hal tersebut. Cheng Ze semakin penasaran dan menyuruh Gao Yang melanjutkan ceritanya. Gao Yang heran melihat Cheng Ze yang tiba-tiba sangat tertarik dengan kehidupan percintaannya.
“Aku boss-mu. Tetapi aku belum pernah pacaran. Kamu hanya karyawanku, tetapi… aku sangat penasaran,” ujar Cheng Ze.  
Gao Yang memberitahu kalau ceritanya sangat panjang dan dia tidak bisa menceritakannya di kantor. Cheng Ze tidak masalah dan segera mengajak Gao Yang ke cafe. Gao Yang benar-benar bingung dengan sikap Cheng Ze.
Gao Yang dan Cheng Ze sudah berada di cafe. Cheng Ze segera menyuruh Gao Yang untuk melanjutkan ceritanya karena waktunya sangat berharga.
“Hari itu setelah aku pulang, rumahku sudah seperti sampah,” mulai Gao Yang.

Gao Yang pulang ke rumah setelah selesai bekerja. Dan dia terkejut melihat gagang pintu rumahnya telah lepas. Gao Yang segera masuk ke dalam rumah dan seluruh rumahnya berantakan.
Qiao Na yang baru bangun menyapanya dengan santai. Gao Yang segera memarahi Qiao Na karena menghancurkan rumahnya, emang apa salah rumahnya?
“Ini bukan kesalahanku. Aku tidak melakukan apapun,” jawab Qiao Na. Gao Yang tidak percaya padanya karena hanya Qiao Na yang ada di rumah sejak pagi. “Setelah kamu pergi, ada seorang gadis yang datang. Dia sangat marah dan kemudian menghancurkan rumahmu. Aku sangat takut.”   
Kamu takut? Dia itu pacarku. Kenapa kamu tidak menjelaskan kepdanya?” marah Gao Yang.
“Oh. Seleramu sedikit unik. Dia sangat tidak sopan. Dan… dia juga menjambak rambutku. Dan sampai sekarang masih sakit. Dia tidak hanya menyakiti, tetapi juga menghina tubuhku. Aku akan menuntutya. Tetapi, karena kebaikanmu, aku tidak akan melaporkannya demimu.”
“Jadi haruskah aku berterimakasih?” tanya Gao Yang sinis.
Dan Qiao Na dengan polosnya menyuruh Gao Yang untuk tidak sungkan. Gao Yang benar-benar marah dan berteriak menyuruhnya keluar. Qiao Na menolak tetapi Gao Yang tidak peduli lagi dan menariknya keluar.

“Setelah mengusirnya, aku langsung meminta maaf pada pacarku. Tetapi dia tidak mau mendengarkan. Dia berkata kalau aku memperlakukannya dengan buruk. Aku tidak mengingatkannya untuk makan dan sebagainya. Ini semua karena aku tidak menghadiri ulang tahunnya dan ini semua karena kesalahanmu,” ujar Gao Yang menatap Cheng Ze.
“Kenapa kamu tidak memberitahuku? Aku bisa menjelaskan kepadanya.”
Gao Yang balik bertanya kenapa Cheng Ze tidak pernah memberitahunya kalau dia mau melakukan hal seperti itu. Cheng Ze malah bingung dan dia balik bertanya apa Gao Yang tidak mencoba untuk berbaikan dengan mantan pacanya itu? Gao Yang menjawab kalau tentu saja, dia tidak menyerah untuk berbaikan saat itu tetapi ternyata mantan pacarnya itu sudah punya pacar baru dan bahkan dengan sengaja bermesraan di depannya. Dan kesimpulannya, dia tidak menyukainya lagi. Cheng Ze menghibur Gao Yang kalau itu adalah masa lalu dan sekarang diakan sudah punya Qiao Na.
“Qiao Na, aku selalu merasa dia itu mystic,” beritahu Gao Yang. Cheng Ze tentu penasaran dan meminta Gao Yang menceritakannya.
“Sejak hari itu, kemanapun aku pergi, aku selalu merasa seperti dia mengikutiku. Setelah putus dengan pacarku, aku merasa sangat sedih. Aku dapat melihatnya di banyak tempat, di bar, di supermarket dan di restoran. Aku curiga dia mengikutiku,” cerita Gao Yang.
Gao Yang hendak pergi dan dia melihat ada mobil di dekatnya. Dia bahkan menggunakan kaca mobil itu untuk melihat wajahnya dan memecahkan jerawatnya. Dia tidak menyadari kalau di dalam mobil itu ada Qiao Na. Qiao Na bahkan memuji Gao Yang yang tampan. Setelah Gao Yang pergi, Qiao Na memerintahkan supirnya untuk mengikuti Gao Yang. Supirnya jelas heran karena mereka sudah mengikuti Gao Yang seharian dan masih harus mengikuti lagi? Qiao Na tidak peduli dan menyuruhnya untuk mengikutinya saja. Supirnya menurut dan tidak bertanya lagi.

Hari itu, Gao Yang pergi makan ke sebuah restoran dan memilih meja di samping kolam. Dia masih tidak percaya kalau Zhu Dan lah yang telah menjiplak desain Yan Shu. Saat itu, Qiao Na menghampiri dan menyapanya riang. Gao Yang sampai kaget melihat Qiao Na lagi. Dan Qiao Na juga berpura-pura kaget. Dia bahkan membandingkan pena yang digunakan Gao Yang sama dengan pena yang digunakannya dan bahkan baju yang mereka gunakan juga serasi. Qiao Na merasa kalau mereka di takdirkan bersama dan mengajak Gao Yang pacaran.
“Sebentar nona. Pena ini dari perusahaanku dan semua karyawan perusahaan menggunakan pena yang sama. Jadi, itu berarti kita tidak di takdirkan bersama,” jawab Gao Yang tegas.
Qiao Na terlihat sedih mendengarnya. Melihat ekspresi Qiao Na yang mendadak sedih, Gao Yang jadi tidak enak dan mulai membahas hal lain seperti buku notebook Qiao Na yang bagus. Qiao Na jadi semangat dan memberitahu kalau notebook itu dia gunakan untuk mencatat setiap hal dan idenya karena mimpinya adalah menjadi penulis. Qiao Na mulai meminta Gao Yang untuk menceritakan kehidupannya.
“Hidupku sanga membosankan. Aku hanya karyawan,” beritahu Gao Yang.
“Kamu pasti memiliki hal yang menarik. Kamu pasti sering bertemu orang dan mungkin ada seseorang yang berkesan. Ceritakan padaku!” pinta Qiao Na.
“Ya. Boss-ku. Aku dapat menceritakan banyak hal tentangnya. Kamu dapat menulis banyak juga tentang dia,” beritahu Gao Yang. Qiao Na jadi semangat dan meminta Gao Yang menceritakannya. “Keluarga boss-ku mengizinkan dia untuk berpacaran. Tetapi, EQ bossku sangat lambat. Sangat-sangat lambat. Wanita biasa datang telah beberapa menit untuk menunjukkan kualitasnya tetapi boss-ku berbeda, dia tidak menyukai hal itu. Ketika wanita itu meminta maaf datang terlambat karena terjebak macet, dia akan membalas : ‘Benarkah? Aku melihatmu di depan tadi. Kamu berdandan dan menggunakan lipstick. Kamu sengaja terlambat. Aku ingin penjelasan kenapa kamu berbohong?’ Setelah mendengar itu, wanita itu menjadi sangat malu. Jadi, boss-ku selalu disiram dengan kopi dan air dingin berkali-kali,” cerita Gao Yang.
“Apakah dia tidak puas dengan wanita - wanita itu? Jadi dia mengatakan hal itu.”
“Bukan. Dia hanya tidak bisa mendengar kebohongan. Saat orang lain berbohong, dia menjadi sangat tidak nyaman. Dia juga menderita OCD (obsessive compulsive disorder). Sangat berat bagi para karyawan untuk melayaninya setiap hari. Setiap sudut perusahaan harus bersih. Dia terkadang memeriksa area resepsionis dengan tissue, dan jika ada sedikit debu, dia akan memecat mereka,” beritahu Gao Yang.
“Dia sangat cinta bersih lebih daripada ibunya,” gumam Qiao Na. “Dia sangat aneh.”
“Ada seorang karyawan di perusahaanku, dia berbohong kepada boss-ku dan akhirnya di pecat. Meskipun dia memilik sisi buruk tetapi dia juga punya sisi yang baik. Kemampuan kerjanya bagus, IQ-nya juga tinggi. Dia cukup tampan.”
Qiao Na lega mendengarnya. Karena setidaknya jika dia tampan maka semua sisi buruknya tidak akan berarti apa-apa. Tetapi Gao Yang tidak usah cemburu karena Gao Yang juga tampan. Gao Yang terkejut mendengar pujian itu dari Qiao Na.
“Ternyata Gu Cheng Ze aneh seperti itu,” gumam Qiao Na.

Gao Yang jelas kaget mendengar namanya. Dari mana Qiao Na bisa tahu nama boss-nya? Qiao Na langsung gugup dan beralibi kalau tadi Gao Yang yang bilang. Gao Yang jadi ikutian bingung, emangnya dia bilang ya? Qiao Na membenarkan dan darimana dia tahu kalau bukan Gao Yang yang bilang. Gao Yang mau tidak mau percaya dan jadi cemas kalau Cheng Ze tahu dia membicarakannya pada orang lain. Dia meminta agar Qiao Na tidak menceritakan mengenai Cheng Ze di novel-nya. Qiao Na menolak tetapi dia tidak akan menulisnya jika Gao Yang bersedia kencan dengannya. Gao yang jadi bingung dan akhirnya setuju untuk kencan dengan Qiao Na.
“Kamu mengataiku di belakang untuk punya pacar?” simpul Cheng Ze mendengar cerita Gao Yang.
Gao Yang gugup dan membantah hal tersebut. Dia mendapatkan Qiao Na juga hal yang tidak terprediksi. Cheng Ze tidak percaya dan menuduh kalau Gao Yang pasti sering membicarakannya di belakang. Gao Yang segera bersumpah kalau dia tidak pernah membicarakan Cheng Ze yang adalah idola-nya. Cheng Ze memaafkan Gao Yang karena Gao Yang sudah mau berbicara jujur.
Gao Yang kemudian bertanya penasaran kenapa Cheng Ze mendadak penasaran dengan kehidupan cintanya? Apa Cheng Ze sedang jatuh cinta? Cheng Ze membantah hal tersebut dan beralasan kalau dia sedang mencoba memahami perempuan. Gao Yang makin penasaran dengan tujuan Cheng Ze, tetapi Cheng Ze tidak mau memberitahu karena itu privasinya. Gao Yang langsung ngedumel kalau Cheng Ze sangat ditaktor karena ingin tahu kehidupan pribadinya tetapi tidak mau memberitahu kehidupan pribadinya sendiri.

Tepat saat itu, Qiao Na berada di depan cafe dan melambai pada Gao Yang. Gao Yang segera pamit pergi untuk pergi makan dengan pacarnya untuk perayaan 30hari mereka pacaran. Cheng Ze langsung bertanya apakah Gao Yang sedang pamer dengannya sekarang? Gao Yang membantah hal tersebut dan langsung pergi. 


Post a Comment

Previous Post Next Post