Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 06 - 2



Images by : OCN

Gil Ho sudah berada di rumah Sung Hoon. Dan Sung Hoon sudah menunggu Gil Ho di ruang tamu dengan berkas daftar orang yang menerima organ. Gil Ho memberitahu kalau Boss ingin melihat daftarnya untuk tahu apa itu asli atau tidak. Sung Hoon mengangguk mengerti dan menyodorkan daftar tersebut kepada Gil Ho. Gil Ho jelas terkejut karena tidak menyangka Sung Hoon memberikan berkas itu begitu mudah, dia juga berjanji akan memberikan berkas tersebut. Tetapi, ketika dia hendak mengambil berkas tersebut, Sung Joon membakarnya.

Gil Ho jelas heran dan hendak mengambil berkas yang terbakar itu sebelum hangus. Tetapi, Sung Hoon bangkit dan menodongkan pistol ke arah Gil Ho.
“Kau ini kenapa? Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Gil Ho heran.
“Aku mencoba mencari jalan bagi kita untuk bekerja sama,” jawab Sung Hoon. Perlahan-lahan, berkas tersebut terbakar menjadi abu.
“Apa kau ingin mati bersama?”
“Tidak mungkin. Aku tidak membutuhkannya lagi karena semua informasi itu sudah di kepalaku,” ujar Sung Joon, dia mulai menarik pelatuk pistolnya, “Bukankah ini yang kalian inginkan? Kalian sangat kejam sampai menyingkirkan apa yang tidak lagi kalian butuhkan. Aku rasa kita harus bergandengan tangan sekarang. Sekarang, hanya aku satu-satunya yang tahu apa yang ada di daftar itu,” lanjut Sung Joon serius.
Tetapi, kemudian dia meletakkan pistolnya dan mengajak Gil Ho untuk minum bersama. Dia hendak merayakan kemenangannya karena telah berhasil membakar berkas itu. Dia kemudian bertanya pada Gil Ho, apa yang terjadi semalam? Kenapa Sung Joon berada di rumah sakit? (berdasarkan GPS). Tetapi, Gil Ho berbohong dengan menjawab tidak ada yang terjadi. Sung Hoon tidak memaksa lagi.  Gil Ho hanya memberitahu kalau wanita yang bersama dengan mereka bernama Ryu Mi Rae dan bekerja sebagai reporter.
Hyung Shik dan Soo Ho menuju ke kantor polisi Jungbuk. Sebelum masuk, mereka membicarakan mengenai baju Jo Hye yang tadi basah. Mereka yakin kalau dia pasti sudah mendapatkan peringatan. Soo Ho kemudian mengingatkan Hyung Shik kalau kehidupan Hyung Shik akan hancur jika ketahuan dia yang memberi pistol pada Deuk Cheon. Hyung Shik jadi cemas dan menegur Soo Ho agar tidak menakut-nakutinya. Soo Ho berkata dia hanya merasa khawatir. Mereka kemudian merasa bingung, haruskah tetap membantu Deuk Cheon atau menjalankan perintah Jo Hye.
“Walaupun begitu, aku tidak akan pernah mengkhianatinya,” tekad Hyung Shik.
Soo Ho tertawa dan dengan yakin juga menyatakan tidak akan pernah mengkhianati Deuk Cheon. Soo Ho kemudian pamit keluar untuk mengambil barang-barang mereka di dalam.
Tepat saat itu, Yoo Shik melihat Hyung Shik yang menunggu Soo Ho. Dia segera memanggil Hyung Shik untuk bicara dengannya. Dia membawa Hyung Shik ke tempat yang sepi agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka. Dia bertanya apa yang terjadi sekarang, tetapi Hyung Shik pura-pura tidak mengerti.
“Kenapa dia membantu pria itu melarikan diri, padahal pria itu yang menculik putrinya?” Yoo Shik tetap ngotot bertanya.
Hyung Shik tetap pura-pura tidak mengerti. Tetapi, Yoo Shik jelas tidak bisa dibohongi. Hyung Shik tetap diam dan Yoo Shik tidak memaksa lagi. Dia hanya bertanya keadaan Deuk Cheon karena dia yakin Hyung Shik pasti tetap berhubungan dengan dia.
“Ah, aku minta maaf. Aku akan memberitahumu segalanya setelah semuanya ku selesaikan,” janji Hyung Shik
“Aigooo…. dia satu-satunya temanku tapi dia sudah seperti brandal saja. Aku mengerti. Aku hanya ingin tahu kabarnya saja. Baiklah kalau begitu, kau sudah bekerja keras. Katakan padanya untuk menelponku jika dia membutuhkan bantuan. Katakan padanya aku akan membantunya sekali.”
Gil Ho menggeram marah dalam hati karena Sung Hoon berani memerintahnya. “Dia masih hidup hanya karena obat yang ku berikan,” geram Gil Ho marah.
Dan saat itu, Boss menghubunginya lagi. Dengan terpaksa dia mengangkat telpon itu dan meminta maaf. Dia memberitahu kalau mereka harus melakukan perubahan rencana.

Hyung Shik memberitahu pertemuannya dengn Yoo Shik pada Soo Ho. Dan Soo Ho bisa mengerti kenapa Yoo Shik sangat penasaran karena sejak saat itu Kepala Jang tiba-tiba cuti dan tidak bisa dihubungi.  Mereka mulai takut kalau akan ada pembunuhan lagi. Tiba-tiba, seorang pria masuk dengan membawa banyak berkas. Itu adalah berkas mengenai catatan kemaitan narapidana tahun 90-an. Dia memberitahu kalau berkas itu belum di input ke dalam database mereka sehingga Hyung Shik dan Soo Ho harus mencarinya secara manual ditambah lagi catatan tersebut tercampur-campur. Soo Ho dan Hyung Shik mengerti.


Bong Seok sendiri pergi ke Asosiasi Medis Korea. Dia pergi untuk mencari informasi mengenai Jin Byung Joon. Dan memang ada dokter Jin Byung Joon yang mendaftarkan gelar dokternya pada tanggal 04Maret1990. Bong Seok melihat foto Jin Byung Joon yang ada dan memang benar. Dia segera mempelajari informasi Byung Joon dan merasa terkejut.

Soo Ho dan Hyung Shik juga memeriksa semua berkas tersebut. Dan, Soo Ho akhirnya menemukan berkas atas nama Choi Joo Shik. Dia segera memberitahu hal itu pada Hyung Shik dan membaca berkas tersebut dan penyebab kematian Joo Shik adalah karena IMA (IMA = Infark Miokard Akut - kematian otot jantung akibat suplai oksigen yang tidak mencukupi). Soo Ho merasa ada yang aneh dengan berkas tersebut dan ternyata berkas tersebut di buat oleh Jin Byung Joon yang saat itu menjabat sebagai manager dari departemen medis.  Soo Ho memberitahukan hal itu pada Hyung Shik.

Bong Seok menghubungi Jo Hye dan melaporkan bahwa Jin Byung Joon adalah orang yang menyatakan kematian Choi Joo Shik saat dia dikurung di Penjara Yeongdeungpo. Jo Hye jelas terkejut. Ditambah Bong Seok memberitahu kalau Byung Joon menjadi manajer saat itu dari tahun 1992-1993 dan tidak ada catatan lagi setelah itu. Jo Hye mengerti dan memuji Bong Seok yang dapat menemukan hal itu.

Jo Hye segera menelpon Hyung Shik dan memberi perintah untuk mencari daftar tahanan yang meninggal selama periode Jin Byung Joon menjabat sebagai manajer departemen medis dari tahun 1992-1993 dan temukan bukti terkait hal itu. Hyung Shik mengerti.
Jo Hye mulai memikirkan hubungan semua hal ini.

Mi Rae menjaga Sung Joon menggantikan Deuk Cheon. Sunbae-nya tiba-tiba masuk dan bertanya dimana pria yang bersama dengan Sung Joon? Dan Mi Rae menjawab kalau Deuk Cheon pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sunbae kemudian meminta waktu untuk bicara dengan Mi Rae.
Mi Rae mengikuti Sunbae ke ruang kerjanya. Dia bertanya heran kenapa harus bicara pribadi dengan sunbae dan tidak diruangan tadi saja? Sunbae tidak menjawab pertanyaan Mi Rae dan mengajukan pertanyaan lain, “Berapa umur pasien itu?”
“Apa itu sangat penting sekarang?” tanya Mi Rae heran. “Sebelumnya, kau tidak tertarik dengannya.”
Sunbae terlihat bingung juga. Dia menjawab kalau dia sekarang sangat penasaran. Mi Rae tambah heran. Sunbae mengatakan kalau dilihat dari rupanya, Sung Joon terlihat seperti berusia 20-an  atau 30-an.
“Tapi,organ-organnya tidak,” beritahu Sunbae. Dia menunjukkan hasil tes darah Sung Joon pada Mi Rae.
Mi Rae benar-benar terkejut melihat hasil itu. Sunbae juga masih tidak percaya pada hasil ters tersebut, tetapi hasil tersebut menunjukkan seseorang yang berusia 60atau70 tahun.
“Bahkan jika pasien yang cenderung terlihat lebih muda dari usianya, ini tidak masuk akal sama sekali. Aku yakin dia tidak pingsan karena obat bius itu. Kita harus melakukan pemeriksaan medis, tapi aku cukup yakin organ-organ tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Aku kagum dia berhasil menjaga dirinya agar tidak pingsan dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu,” beritahu Sunbae. Mi Rae benar-benar terkejut mendengarnya.
Mi Rae kembali ke ruangan Sung Joon dan sudah ada Deuk Cheon di sana. Dia tidak melaporkan apa yang didengarnya dari sunbae. Deuk Cheon berharap agar Sung Joon segera bangun dan mendapatkan ingatannya kembali sehingga dia bisa menemukan anaknya.
“Aku juga melihat pelakunya,” aku Mi Rae, “dia terlihat persis seperti Sung Joon, tetapi dia bilang mereka bukan kembar. Menurutmu kenapa dia menimpakan semua kesalahannya dengan Sung Joon?”
“Ada satu hal yang aku yakini. Dia menahan Soo Yeon-ku. Brengsek ini tidak punya pilihan lain selain mengambil kesalahan dari kejahatan yang dilakukan brengsek itu.”
“Sung Joon mengatakan hal yang sama. Tapi kenapa? Walau mereka terlihat sama, pasti tetap ada bukti.”
“Brengsek itu dan dia sangat identik. Mukanya sama, DNA-nya sama dan bahkan sidik jari-pun sama.”
Sung Hoon di rumahnya merasakan sakit di dadanya. Dia segera mengeluarkan obatnya dan setelah itu dia baru bisa bernafas lagi.
Sunbae memberitahu kalau mereka harus melakukan pemeriksaan CT Scan sehingga bisa tahu apa yang terjadi dengan dia hingga belum sadarkan diri juga. Deuk Cheon mengerti.
Mi Rae berada di sebuah ruangan dan memikirkan semuanya. Dia mengingat saat Sung Hoon berkata pada Sung Joon kalau dia juga akan segera mati bahkan jika dia tidak membunuhnya. Mi Rae bertanya-tanya, apa dia tahu kondisi Sung Joon? Dia kemudian memikirkan pernyataan Deuk Cheon kalau Sung Joon sangat identik dengan Sung Hoon bahkan hingga ke sidik jari. Mi Rae benar-benar bingung karena tidak mungkin ada orang yang memiliki sidik jari yang sama dengan orang lain. Dia mulai teringat pembicaraannya dengan Ik Hong mengenai hewan kloning.
“Kloningan cacat (tidak sempurna)?” simpul Mi Rae. “Ini tidak mungkin. Apa yang kupikirkan ini?”

Di tempat lain,
Seorang wanita cantik bermain tennis. Seseorang menghubunginya. Itu adalah boss dan boss memanggil wanita itu dengan panggilan : ‘Aghassi’ (nona). Boss meminta maaf pada aghassi karena ada sedikit masalah.
“Bukankah sudah jelas, Lee Sung Hoon tidak bodoh. Dia tidak akan menyerahkannya kepada kita dengan mudah. Biarkan dia melakukan apapun yang dia mau, tapi pastikan kau tetap menutup matamu darinya,” perintah Aghassi. “Tapi, sudah berapa lama menurutmu, kita mengambil semua organ itu?”

Sunbae sedang memeriksa hasil CT Scan Sung Joon. Dia benar-benar tidak menyangka kalau kondisi organ-organ Sung Joon sangat buruk lebih dari yang di pikirkannya. Dia kemudian melihat ke hasil CT Scan jari Sung Joon dan terlihat ada sesuatu di sela jari jempol dan telunjuk.

Deuk Cheon keluar rumah sakit. Dia berdiri di beranda. Dan terkejut ketika melihat mobil Gil Ho ada di depan rumah sakit. Tetapi, mobil itu segera kabur ketika melihat Deuk Cheon. Deuk Cheon benar-benar bingung kenapa pria itu bisa mengetahui dimanapun posisi mereka. Dia mulai teringat ketika semalam pria itu keluar mobil, dia melihat ke ponselnya. Dia mulai menyadari kalau pria itu terus mengawasi mereka terutama Lee Sung Joon.
Sunbae dan Mi Rae melihat ada benda seperti logam dan merasa heran kenapa benda tersebut ada di dalam punggung tangan Sung Joon. Deuk Cheon berlari panik ke dalam klinik, dia teringat saat Sung Joon di kantor polisi dan petugas memberitahu kalau tangan Sung Joon sepertinya dilukai dengan sengaja. Deuk Cheon masuk ke dalam kamar rawat Sung Joon dan memberitahu Mi Rae serta sunbae yang ada di sana kalau pria itu meletakkan GPS di tubuh Sung Joon.
Sung Hoon dirumahnya dan melihat ke monitor yang mengawasi pergerakan GPS.
Deuk Cheon menyiapkan pistolnya. Dia memeriksa peluru di pistolnya yang masih full. Dia menatap Sung Joon yang tertidur dan kemudian beranjak pergi. Dia juga meminjam mobil Mi Rae dan Mi Rae memberikannya dengan senang hati.
“Apa aku pernah bilang aku sangat berterimakasih denganmu?” tanya Deuk Cheon.
“Apa?” tanya Mi Rae terkejut. “Tidak.”
“Ya. Kalau begitu, anggap saja aku mengatakannya sekarang,” ujar Deuk Cheon, “Jika Sung Joon bangun, pindahkan dia ke tempat lain. Jangan menungguku. Dia tidak aman disini sekarang,” pinta Deuk Cheon.

Mi Rae tentu merasa bingung dan bertanya mau kemana Deuk Cheon sebenarnya? Tetapi Deuk Cheon hanya menjawab kalau dia hanya ingin melakukan pekerjaannya. Dia juga meminta maaf karena seperti dia akan meminjam mobil Mi Rae untuk waktu yang lama. Tapi dia pasti akan membayar Mi Rae kembali. Setelah itu, dia segera beranjak pergi.

Ik Hong datang ke klinik. Dia merasa heran karena tidak melihat mobil Mi Rae dan akhirnya menelpon Mi Rae. Dia bertanya dimana Mi Rae dan Mi Rae menjawab kalau dia ada di klinik. Ik Hong bertemu dengan Mi Rae dan memberitahu kalau dia mengira tadi Mi Rae sedang pergi keluar karena mobilnya tidak ada. Mi Rae memberitahu kalau mobilnya di pinjam Deuk Cheon. Ik Hong ngedumel kalau Deuk Cheon sangat suka meminjam barang. Tetapi, dia kemudian merasa lega dan mengajak Mi Rae untuk segera pergi mumpung Deuk Cheon tidak ada. Dia merasa apa yang mereka lakukan sudah cukup jadi mari pergi sekarang. Mi Rae menolak dan hal itu membuat Ik Hong marah.
“Sebenarnya, ada sesuatu yang belum bisa ku beritahukan denganmu. Ini juga alasan kenapa aku memilih untuk tinggal bersama mereka,” beritahu Mi Rae.
“Apa itu?” tanya Ik Hong penasaran.



Gil Ho mengikuti GPS Sung Joon. Dan GPS Sung Joon mengantarkannya hingga ke sebuah lapangan sepi. Dia merasa heran melihat tempat itu yang ditumbuhi semak-semak. Gil Ho beranjak keluar dan mendekati mobil yang terparkir. Dia mengintip ke dalam mobil dan tidak ada siapapun. Dia tidak melihat kalau GPS yang berada di tangan Sung Joon berada di kursi jok mobil. Dan memang benar, kita diperlihatkan tangan Sung Joon yang ditutupi perban seperti habis di operasi.
Deuk Cheon muncul di belakang Gil Ho dan mengarahkan pistol ke kepalanya. “Ingatlah bahwa kau bisa terpikat ketika mengikuti seseorang, brengsek,” ujar Deuk Cheon dan memukul kepala Gil Ho dengan gagang pistolnya.

Mi Rae menunjukkan foto mirip Sung Joon pada Ik Hong. Dia sudah menceritakan semuanya. Ik Hong merasa aneh bagaimana bisa ibu Mi Rae memiliki foto Sung Joon? Tetapi, muka mereka memang mirip. Ik Hong terus memandangi foto itu dan bergidik ngeri.
“Aku rasa pria yang di foto ini bukan orang itu,” beritahu Ik Hong.
Aghassi pergi bersama seorang dokter ke ruang bawah tanah. Aghassi berujar kalau dia tidak pernah tahu jika mereka memiliki tempat tersembunyi di laboratorium mereka. Dokter meminta agar Aghassi tidak memberitahu Ketua mengenai tempat ini.
“Siapa maksudmu? Ayahku? Atau oppa?” tanya Aghassi balik. Dokter menjadi gugup. “Jangan khawatir. Aku tidak akan mengatakan kepadanya. Sejujurnya, itu bukan salahku, kan? Dia tidak mengatakan kepadaku jika ada tempat seperti ini. Setelah aku tahu, aku bebas melihatnya sendiri.”

Ik Hong memberitahu apa yang dilihatnya di foto itu. Dia menunjukkan dalam foto pria itu ada sebuah kalendar dan kalendar itu menunjukkan tahun 1993. Mi Rae memperhatikan dengan seksama dan memang benar.
“Jika foto ini benar-benar diambil pada tahun 1993, berarti 24tahun yang lalu. Orang itu tidak mungkin bisa ada di dalam foto ini,” jelas Ik Hong.
Aghassi dan dokter masuk ke dalam sebuah ruangan yang terdapa sebuah peti besi.
“Ini, berapa lama sudah disimpan disini?” tanya Aghassi.
“Sejak insiden tersebut, tahun  1993.”
“Kalau begitu, peti ini disini sudah 24tahun?” tanya Aghassi terkejut.

Dokter mulai menekan password peti : 156. Peti di buka dan … terlihat sebuah tubuh dengan luka bedah. Tubuh itu di awetkan. Aghassi melihat ke dalam peti.
Dirumahnya, Sung Hoon sedang minum.
Aghassi melihat isi peti. Dan peti itu berisi sebuah tubuh lelaki dengan wajah yang mirip seperti Sung Hoon dan Sung Joon.
Sung Joon di kamar rawatnya, membuka matanya.  

Post a Comment

Previous Post Next Post