Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 08 - 1



Images by : OCN
Prolog :
Jo Hye menemui team yang berjaga dan bertanya kenapa Park Dong Seul bisa menghilang? Bong Seok menjawab kalau Dong Seul melarikan diri dari detektif dan melaju pergi dengan mobilnya.
Jo Hye jelas bingung kenapa orang yang meminta perlindungan malah melarikan diri tetapi Bong Seok juga tidak tahu kenapa. Jo Hye berpikir dan teringat dengan putri Park Dong Seul. Tepat saat itu, Song Yi keluar dan memberitahu kalau Min Ji, putri Dong Seul menghilang. Semua yang mendengar laporan jelas kaget karena mereka kan sudah mengirim polisi untuk menjaganya.
“Seorang polisi membawanya pergi selama jam pelajaran. Gurunya bilang bahwa dia membiarkannya pergi tanpa kecurigaan apapun karena dia punya lencana polisi,” jelas Song Yi.
Soo Ho dan Hyung Shik kembali ke mobil. Mereka benar-benar frustasi, memikirkan kemungkinan kalau Deuk Cheon-lah yang menculik putri Park Dong Seul.


Jo Hye juga berada di mobilnya dan merasa sangat kesal karena kehilangan Dong Seul. Ponnselnya berbunyi dan itu adalah telpon dari Deuk Cheon melalaui telepon umum. Jo Hye benar-benar tidak percaya kalau Deuk Cheon menghubunginya dan bahkan meminta bertemu dengannya.
DUEL
Yoo Shik dihubungi oleh Deuk Cheon dan dia benar-benar tidak menyangka kalau Deuk Cheon memintanya menculik Min Ji. Dan entah apa jawaban Deuk Cheon karena selanjutnya Yoo Shik merespon : “Jika tidak, lalu apa? Lalu, kau ingin aku melakukan apa?”

Dan adegan beralih ke para polisi yang menjaga Min Ji di depan tempat les-nya. Yoo Shik datang ke sana dan diam-diam menjemput Min Ji. Dia bahkan mengajak Min Ji untuk makan dulu dengannya karena dia belum makan apapun dari pagi. Dia mengajak Min Ji keluar lewat pintu belakang dengan alasan kalau dia melihat tempat makan yang enak di belakang tempat les Min Ji.

Saat berada di tempat makan, Min Ji meletakkan ponselnya di meja dan sibuk menonton dari tablet-nya. Saat itu, diam-diam, Yoo Shik mengambil ponsel Min Ji di meja. Setelah itu, dia berpura-pura sakit perut dan permisi ke toilet. Dan sebenarnya, dia pergi menemui Deuk Cheon yang menunggu di dekat tempat makan.
Yoo Shik memberikan ponsel Min Ji pada Deuk Cheon dan Deuk Cheon sangat berterimakasih padanya.
“Kau benar-benar licik,” gerutu Yoo Shik, “kau ingin orang berpikir bahwa kau menyaderanya sehingga kau bisa memikat Park Dong Seul. Aigooo…”
“Kaupun tidak ada bedanya,” balas Deuk Cheon.
“Tapi, bagaimana jika si penculik yang mengambil Soo Yeon mencoba untuk membunuh Park Dong Seul ketika kau menyerahkannya?” tanya Yoo Shik khawatir.
“Itu mungkin saja.”
Yoo Shik mencoba mengerti kondisi Deuk Cheon karena dia juga pasti akan melakukan hal-hal buruk untuk mendapatkan anaknya kembali. Dan bahkan jika dia disuruh membunuh, dia juga akan membunuh. “Tapi… kau dan aku berbeda. Aku ini orang yang sudah kotor. Bahkan jika aku mendapatkan beberapa kotoran di tanganku, aku bisa mengguncang mereka dan melanjutkan hidup seolah-olah tidak terjadi apapun. Tapi kau tidak seperti itu. Aku tahu pasti kau akan menyesali ini nanti. Kau tidak bisa hidup seperti ini.”
Deuk Cheon terlihat memikirkan perkataan Yoo Shik. Tetapi, pada akhirnya dia merasa segalanya sudah terlambat karena dia tidak bisa kembali lagi. Dia juga menyuruh Yoo Shik untuk pergi saja.
“Temanku, Jang Deuk Cheon. Setidaknya pastikan, kau tidak melakukan sesuatu yang akan mempermalukan Soo Yeon.”
Deuk Cheon menyuruhnya pergi. Yoo Shik tersenyum melihatnya dan keluar dari mobil Deuk Cheon. (Yoo Shik memang bukan orang bersih, tetapi dia juga tidak ingin temannya menjadi tidak bersih. Nasihatnya pada Deuk Cheon benar-benar bagus).
Dan Deuk Cheon, dengan menggunakan ponsel Min Ji, menghubungi Dong Seul. Dia mengancam Dong Seul untuk melakukan apa yang diperintahkannya karena putrinya sekarang berada di tangannya.
Gil Ho di rumah Sung Hoon. Dan dia melihat sebuah rekaman video lama yang ada di komputer Sung Hoon.


dr. Lee masuk ke ruangannya dan menguncinya dari dalam. Dia mengambil sesuatu di laci mejanya dan itu adalah sebuah peti besi kecil. Di dalam peti itu, ada benda yang mirip suntikan. dr. Lee merangkai benda tersebut dan menusukannya ke tangannya.
Sung Hoon turun dari kamarnya dan melihat Gil Ho yang sedang melihat rekaman tersebut. Dia bertanya alasan Gil Ho tiba-tiba melihat rekaman itu.
“Aku hanya kepikiran. Obat manjur yang sudah dibuat waktu itu, kita kan tidak membutuhkan Jang Deuk Cheon untuk menemukan organ itu. Lagipula selama ini kau sehat-sehat saja,” jawab Gil Ho.
“Kita tidak tahu… kapan giliranku akan datang.”
“Tapi, menurutmu kenapa orang ini bersikeras menyutikkan obat-obatan untuk mengembangkannya? Apa itu satu-satunya cara yan dimiliki…”
“Aku rasa dia jadi serakah untuk kehidupan yang kekal atau demi uang yang banyak,” jawab Sung Hoon.  
Gil Ho kemudian membahas mengenai Deuk Cheon. Apa mereka benar-benar bisa mempercayainya? Sung Hoon menatapnya dan bertanya balik kalau mereka terjebak dengan Jang Deuk Cheon karena Gil Ho duluan yang terjebak oleh Deuk Cheon. Dan juga sepertinya Gil Ho harus berterimakasih padanya karena dialah yang telah menyelamatkan nyawanya. Gil Ho teringat hari itu saat Sung Hoon tidak peduli jika dia terbunuh tetapi tetap saja Sung Hoon yang menyelamatkannya.
Sung Hoon menyuruh Gil Ho untuk tidak mencemaskan Deuk Cheon. Karena dia yakin Deuk Cheon akan mendengarkannya selama dia memiliki putrinya.
“Bukankah lucu, seseorang bisa melakukan kejahatan tanpa syarat demi seseorang yang di cintainya,” gumam Sung Hoon sambil menatap monitor yang menampilkan Soo Yeon.
Dong Seul berada di sebuah pembuangan mobil bekas. Dia dalam keadaan terikat. Deuk Cheon menghampirinya dengan menggenggam pistol. Dia memohon pada Deuk Cheon agar melepaskan Min Ji karena dia sudah disini. Dia benar-benar memohon. Deuk Cheon menatap kosong padanya dan menggunakan gagang pistol untuk memukul kepada Dong Seul.
Setelah itu, dia menyeret tubuh Dong Seul yang pingsan. Sambil menyeret tubuh Dong Seul, Deuk Cheon teringat bagaimana sakit dan hancurnya dia saat kehilangan Soo Yeon.
Deuk Cheon memasukkan Dong Seul ke dalam bagasi mobil. Dia mengemudikan mobilnya dan memikirkan nasihat terakhir Yoo Shik agar dia tidak mempermalukan Soo Yeon. Deuk Cheon terlihat ragu dengan pilihannya sekarang. Dia menghentikan mobilnya di jalanan yang sepi. Deuk Cheon membuka bagasi dan menyiramkan air pada Dong Seul agar dia sadar.

Ik Hong bersama Mi Rae dan Sung Joon menuju ke suatu tempat. Dan itu adalah RSJ Daehan. Sung Joon merasa seperti pernah ke tempat tersebut. Sung Joon memberitahukan hal tersebut pada Mi Rae. Mi Rae terkejut mendengarnya tetapi dia lebih dahulu menemui resepsionis untuk bertemu dengan Kim Hye Jin.
Dia menemui dokter yang merawat Hye Jin. Mi Rae memberitahu kalau ibunya Ryu Jung Sook sudah meninggal. Dan dokter memberitahu kalau Jung Sook ke RSJ ini sekali setahun tetapi beberapa tahun belakangan, dia tidak pernah mengunjunginya. Mi Rae memberitahu kalau beberapa tahun itu ibunya sakit. Dia juga bertanya sudah berapa lama Kim Hye Jin di rawat? Dokter memberitahu kalau Hye Jin sudah dirawat 20tahun dan merupakan pasien paling lama di rawat. Dokter juga memberitahu kalau Kim Hye Jin mengidap paranoia (keadaan dimana penderitanya mengalami delusi bahwa orang lain sedang bersekongkol melawan dirinya).
“Jika dia mengidap paranoia, dia pasti memiliki logika delusi sendiri, kan?” tanya Mi Rae.
“Benar. Dia sudah lama dirawat disini, logikanya snagat wajar dan rinci. Dia mungkin beranggapan orang-orang bersekongkol melawannya,” jelas dokter.
“Seperti apa paranoia itu? Apa seperti beranggapan bahwa ada kutu yang ditanam di telinganya?” tanya Ik Hong.
“Tidak. Tidak seperti itu. Ini sangat rumit. Untuk membuatnya sederhana, dia berpikir bahwa seseorang mencuri sel telurnya untuk membuat manusia kloningan. Dia tidak akan menjadi ancama apapun. Kalian tidak perlu khawatir, dia memang paranoia, tapi dia seperti layaknya manusia biasa dan dia baik.”
Ik Hong merasa kalau delusi itu tidak masuk akal. Tetapi, Mi Rae sepertinya merasa kalau mungkin itu bukan delusi.
Tidak lama, Kim Hye Jin dibawa masuk untuk menemui mereka. Kim Hye Jin terlihat sangat ramah dan murah senyum. Dia bahkan memuji Mi Rae cantik dan namanya yang indah. Kim Hye Jin juga merasa tidak asing dengan nama itu dan bertanya memastikan apa Mi Rae adalah anak Jung Sook? Mi Rae senang karena Kim Hye Jin ternyata mengenalnya.
“Omo… kau sudah tumbuh besar begini,” senang Hye Jin.

Dia kemudian melihat sekeliling dan melihat wajah Sung Joon. Dan hal itu mengingatkannya pada dr. Lee Yong Sup. Kim Hye Jin sampai melonjak kaget dan mundur ketakutan.
Semua jadi bingung. Dokter berusaha menenangkannya. Tetapi Hye Jin tidak mendengarkan dokter dan berteriak menyuruh Sung Joon untuk keluar. Dia benar-benar histeris. Dia sampai mendekat ke Ik Hong yang ketakutan padanya dan mengambil pena Ik Hong yang ada di saku. Dia mengarahkan ujung pena ke arah Sung Joon.
“Kau tidak akan bisa mengambil ginjalku,” ujarnya sambil menatap Sung Joon.
Dokter menghubungi perawat dan diminta agar dibawakan stabilizer. Dan Mi Rae berusaha menenangkannya.
“Tidak ada yang bisa mendapatkannya dariku,” ujarnya lagi dan menatap marah pada Sung Joon. “Tidak akan,” ujarnya dan menusukkan ujung pena itu secara kuat ke perutnya. Sung Joon sampai shock melihatnya.
Perawat datang dan segera menahan tangan Hye Jin. “Hei Iblis. Iblis,” marah Hye Jin pada Sung Joon. Dokter segera membawa Hye Jin untuk di obati.

Sung Hoon di rumahnya. Dia mengawasi Soo Yeon dari monitor dan melihat ada sesuatu di samping tempat tidur Soo Yeon. Sung Hoon turun ke bawah dan melihat kalau yang di tempel Soo Yeon adalah gambar dirinya dan ucapkan terimakasih padanya. Sung Hoon yang awalnya hendak melepaskan gambar tersebut mengurungkan niatnya. Dia membereskan pensil warna yang berserakan di kasur Soo Yeon dan bahkan membenarkan selimut Soo Yeon. Setelah itu, dia beranjak kembali ke atas.

Gil Ho datang menemui Sung Joon lagi dan membawakan sekotak obat. Dia berkata kalau ini adalah terakhir kalinya. Sung Hoon menatapnya dan berterimakasih karena sudah memperpanjang hidupnya. Gil Ho memandang heran padanya dan lagipula Sung Hoon tidak perlu berterimakasih padanya. Dia hanyalah pria perantara dan boss-nya lah yang memberikan obat itu untuk Sung Hoon. Sung Hoon menjawab kalau dia tahu dan karena itulah dia mencoba setia.
Ponselnya kemudian berbunyi. Dia mendapat SMS berupa gambar Dong Seul yang terikat. Sung Hoon tersenyum puas dan memperlihatkan gambar itu pada Gil Ho.
Deuk Cheon berhenti di tepi jembatan. Sung Hoon menghubunginya dan memuji kinerja Deuk Cheon. Dan dia menyuruh Deuk Cheon untuk membawa Park Dong Seul ke depannya dan bunuh dia di depan matanya dan dengan begitu dia akan mengembalikan Soo Yeon.
“Lupakan itu!” jawab Deuk Cheon. “Tunggu sampai aku menelponmu kembali. Aku akan memutuskan dimana dan kapan kita bertemu.”
“Apa?” tanya Sung Hoon heran dan bingung dengan sikap Deuk Cheon yang tiba-tiba menjadi berani padanya.
“Seseorang berkata padaku, aku harus mengancam dia dengan sesuatu yang penting baginya. Bukankah itu kau?” tanya Deuk Cheon menyindir.
“Kau mengancamku? Dengan Park Dong Seul? Kau tidak lupa, kalau putrimu bagian dari kesepatakatan ini.”
“Tentu saja, aku tidak lupa. Aku tahu betul. Tapi aku juga tahu ini, yang sebenarnya kau inginkan bukanlah kehidupan Park Dong Seul. Melainkan… ginjalnya.”
Sung Hoon benar-benar terkejut karena Deuk Cheon mengetahui hal itu.

Flashback
Deuk Cheon membangunkan Dong Seul yang berada di bagasi mobil. Dong Seul bertanya frustasi kenapa Deuk Cheon melakukan hal ini padanya? Apa karena permintaan pria itu? Tetapi, Deuk Cheon tidak menjawab pertanyaan tersebut dan mengajukan pertanyaan balik : “Apa yang sebenarnya dia inginkan darimu? Dia pasti menginginkan sesuatu.”
“Sebelum itu beritahu aku dimana Min Ji. Kau sudah membawaku ke sini, jadi tolong lepaskan dia seperti yang kau janjikan. Dia tidak melakukan kesalahan. Aku saja sudah cukup.”
“Jika kau ingin Min Ji selamat, katakan. Katakan padaku apa yang sebenarnya brengsek itu inginkan darimu. Katakan, brengsek.”
“Ginjalku,” jawab Dong Seul. “Dia ingin mengambil kembali ginjal yang ku ambil dari dia.”
Flashback END
“Itulah kenapa kau ingin aku membunuhnya di depanmu. Itu karena kau membutukan ginjalnya. Bagaimana sekarang? Ancamanku mempan padamu?” tanya Deuk Cheon.
Sung Hoon benar-benar kalut. Ini diluar dari predisiknya. Dia bertanya apa Deuk Cheon tidak peduli dengan Soo Yeon? Dia bsia saja menyakitinya. Sung Hoon dengan suara bergetar marah memberitahu Deuk Cheon kalau dia sudah membuat kesalahan.
“Tidak. Kaulah yang membuat kesalahan padaku. Sepertinya kau sangat marah dan itu membuatku bertambah yakin. Ah ‘apa lagi yang aku punya untuk menekan brengsek ini.’ Ah ‘aku rasa dia tidak punya pilihan selain mendengarkanku sekarang.’ Dengarkan aku baik-baik, jika kau ingin mendapatkan apa yang kau butuhkan, sebaiknya kau kembalikan Soo Yeon padaku. Jangan berpikir licik. Tunggu saja sampai aku menelponmu,” ujar Deuk Cheon dan mematikan telpon.
Sung Hoon berteriak marah dan membanting ponselnya. Gil Ho yang memperhatikan, bertanya ada apa. Tetapi, Sung Hoon tidak menjawab, matanya nampak penuh kemarahan.

Mi Rae, Ik Hong dan Sung Joon berada di ruang tunggu RSJ. Ik Hong masih shock dengan kejadian tadi. Dia juga merasa aneh dengan Hye Jin yang mendadak berubah saat melihat wajah Sung Joon.
“Tunggu. Bukankah kau bilang bahwa kau sepertinya pernah ke sini?” tanya Ik Hong. “Apa kalian saling mengenal?”
Belum sempat Sung Joon menjawab, dokter datang menghampiri mereka. Dia memberitahu kondisi Hye Jin yang untungnya tidak terluka serius dan sudah di obati. Dia sedang tidur sekarang. Dokter juga menyarankan mereka untuk tidak mengunjungi Hye Jin sementara waktu. Dan dokter juga merasa bingung dengan sikap Hye Jin yang seperti tadi padahal dia tidak pernah seperti itu sebelumnya.
Sung Joon masih merasa bingung dengan semuanya. Mi Rae mengajaknya untuk pulang.
Saat mereka hendak pergi, seorang suster melewati mereka. Dan dia mengenali Sung Joon. Dia bahkan bertanya apa dia datang lagi untuk mengunjungi Kim Hye Jin? Sung Joon benar-benar bingung. Dia mulai bertanya pada suster kapan terakhir kali dia datang ke RSJ ini dan suster memberitahu kira-kira 1bulan yang lalu. Dia juga memberitahu kalau waktu itu, dia lupa membawa ID Card sehingga dia tidak bisa mengunjungi Kim Hye Jin. Suster bertanya apa Sung Joon sudah ingat? Waktu itu, Sung Joon ke RSJ ini dengan teman yang berbeda. Mi Rae segera meminta nomor telpon temannya.
Suster memilikinya karena awalnya mereka mengira teman Sung Joon itu datang untuk mengunjungi karena itu mereka menyuruhnya untuk menulis namanya di daftar pengunjung. Suster memeriksa dan memberitahu kalau nama temannya itu Cha Gi Dong-ssi.

Sung Joon berusaha menghubungi nomor telpon Cha Gi Dong dan ternyata di angkat. Anehnya, Cha Gi Dong mengira kalau yang menghubunginya adalah Woo Hyun. Sung Joon sampai heran karena suaranya dikira sebagai Woo Hyun.
Gi Dong terlihat sangat senang mendengar suara Sung Joon yang dikiranya Woo Hyun. Dia bahkan bertanya dimana dia sekarang? Sung Joon benar-benar bingung.
Bong Seok menghampiri mobil Jo Hye dan memberitahu kalau Min Ji, putri Dong Seul, sduah pulang ke rumah dengan Yoo Shik. Bong Seok juga yakin kalau itu pasti perintah Deuk Cheon. Tetapi, anehnya, Jo Hye terlihat tenang. Dia bahkan memerintahkan Bong Seok agar kembali ke kantor dan sisakan setengah team saja untuk berjaga. Lagipula, tidak  ada siapapun lagi yang harus mereka lindungi. Bong Seok mengerti dan segera pergi.
Jo Hye segera melajukan mobilnya pergi dan sekarang dia sudah berada di terowongan.
Flashback
Jo Hye mendapat telpon dari Deuk Cheon yang meminta bertemu. Jo Hye bertanya alasan Deuk Cheon mau bertemu dengannya saat dia sudah berhasil membawa Park Dong Seul dengan menculik putrinya. Deuk Cheon memberitahu kalau dia tidak menculik putri Dong Seul dan Dong Seul sekarang aman bersama dengan Yoo Shik. Jo Hye bertanya jadi apa alasannya?
“Soo Yeon masih hidup dan sehat-sehat saja,” beritahu Deuk Cheon. “Aku membutuhkan bantuanmu. Aku mendapatkan Soo Yeon dan kau bisa menangkap penculiknya.”
Jo Hye terdiam.
Flashback END


Post a Comment

Previous Post Next Post