Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 09 - 1



Images by : OCN
Thn 1993, Rahasia Laboratorium Sanyoung
PROSES PENELITIAN SEL INDUK ILEGAL
SEL INDUK MENGHILANG KARENA KEMATIAN dr. LEE YONG SUP
DAN MANUSIA KLONING DI CIPTAKAN

Thn 2017, RS Sanyoung
JANG SOO YEON DICULIK, ORANG PERTAMA YANG HARUS DIBERI SUNTIKAN
KASUS PEMBUNUHAN BERANTAI YANG MISTERIUS …
Lee Sung Joon dan orang itu adalah manusia kloning cacat YANG AKAN MELALUI PROSES PENUAAN ORGAN
APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH KEPALA JANG TERHADAP MEREKA?
PERTANDINGAN SENGIT ANTARA SUNG JOON DAN SUNG HOON DIMULAI…
Episode 09

Lee Sung Joon ternyata dari dulu telah mengamati Jin Byung Joon, Choi Joo Shik dan Park Dong Seul. Dia juga telah melakukan riset mengenai kloning. Dia juga mencari info mengenai dr. Lee Yong Sup yang adalah dokter penyedia pelayanan medis ilegal dari pesisir pantai selatan, Korea.
Sung Joon mulai sedikit mengingat dirinya mengumpulkan semua data-data tersebut.
Sung Hoon bersama dengan Gil Ho tiba di tempat pertemuan. Semua team yang bersembunyi segera bersiaga. Sung Hoon meminta agar Park Dong Seul diberikan padanya dan dia akan mengembalikan Soo Yeon. Dia mengeluarkan Soo Yeon dari mobil dan memperlihatkannya pada Deuk Cheon. Deuk Cheon merasa bahagia melihat Soo Yeon begitu pula Soo Yeon yang merasa senang melihat Ayahnya.
Serah terima dimulai. Sung Hoon memerintahkan agar Deuk Cheon meletakkan Dong Seul ke tengah ruangan dan mundur setelah itu dia akan membebaskan Soo Yeon. Deuk Cheon menurut, dia meletakkan Dong Seul yang terikat ke tengah ruangan dan Sung Hoon menepati perkataannya. Dia melepaskan Soo Yeon.

Soo Yeon berlari bahagia menuju Deuk Cheon. Deuk Cheon juga membuka tangan lebar menyambut Soo Yeon. Namun, tidak disangka, Dong Seul melepaskan ikatan tali di tangannya yang telah dibukanya dari tadi saat berada di dalam bagasi dan dia menangkap Soo Yeon. Dia mengarahkan pisau kecil yang dimilikinya ke leher Soo Yeon dan meminta semuanya agar tidak bergerak atau dia akan membunuh Soo Yeon.

Melihat hal itu, membuat Deuk Cheon teringat saat istrinya dulu juga disandera. Dia memberi tanda pada Jo Hye agar tidak keluar. Tetapi, Jo Hye malah memberitanda pada yang lain agar keluar. Semua segera keluar dan mengarahkan pistol ke arah Dong Seul, Sung Hoon dan Gil Ho. Jo Hye memerintahkan agar Dong Seul menyerah. Tetapi, hal itu malah membuat Dong Seul semakin marah karena merasa dijebak. Deuk Cheon semakin panik dan berteriak agar tidak ada satupun yang bergerak.

Sung Joon tiba-tiba mendapat sebuah ingatan. Dia teringat saat kecil berada dalam sebuah ruangan seperti kamar rumah sakit bersama seorang anak lelaki yang mirip dengannya, Sung Hoon. Saat itu, mereka begitu akrab dan Sung Hoon bahkan menggambar wajahnya.
Sung Hoon menatap kejadian di depan matanya dan bergumam : “Ini menarik?”

Soo Yeon menangis ketakutan. Semua juga tidak ada yang berani bergerak. Jo Hye tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan menelpon ke rumah Dong Seul, dia meminta agar disambungkan ke Min Ji, putri Dong Seul. Telepon disambungkan, dan Jo Hye menyalakan loudspeaker dan memperdengarkan suara Min Ji pada Dong Seul. Selesai memperdengarkan suara Min Ji, Jo Hye mematikan ponselnya.
“Sudah dengar. Putrimu baik-baik saja dan aman. Karena itu, sadarlah dan biarkan dia (Soo Yeon) pergi. Dengan begitu, kami bisa membantumu,” bujuk Jo Hye. “Orang yang mencoba menyakitimu adalah dia (Sung Hoon) bukan kami.”
Dong Seul menjadi ragu. Dia meminta agar Jo Hye menangkap terlebih dahulu Sung Hoon dan Gil Ho baru dia mau melepaskan Soo Yeon. Jo Hye segera mengarahkan pistol ke arah Sung Hoon dan memerintahkannya untuk menyerah dan jika sampai hitungan ketiga, dia tidak menjatuhkan pistolnya, semua orang akan menembaknya.
Sung Hoon sama sekali tidak panik.

“Jang Deuk Cheon, sepertinya kau tidak bisa menepati janji,” ujar Sung Hoon dingin. Dia memberitanda pada Gil Ho. Dan tanpa terduga, Sung Hoon menembak dada Dong Seul. Dan Gil Ho menembak sakelar listrik yang ada disana.
Deuk Cheon segera berlari menuju Soo Yeon. Suasana mendadak gelap karena sakelar listrik terputus.
DUEL
Deuk Cheon tidak berhasil mengambil kembali Soo Yeon karena Soo Yeon telah dibawa masuk kembali ke mobil oleh Gil Ho. Semua menjadi tegang. Kenapa? Karena Sung Hoon berdiri tepat di depan Jo Hye dan mengarahkan pistol tepat didepan dahi Jo Hye. Dia memerintahkan agar Jo Hye meletakkan pistolnya. Jo Hye menurut.
“Kau bukan Lee Sung Joon,” ujar Jo Hye menatap pria didepannya. “Siapa kau?”
Sung Hoon tersenyum, “Aku tidak pernah mengatakan aku ini Lee Sung Joon. Kalianlah yang beranggapan seperti itu.”
Suasana semakin tegang karena Sung Hoon meraih kepala Jo Hye dan menjadikannya sandera ditambah lagi Soo Yeon berada di tangan mereka.

Sung Hoon mendekat ke arah pintu mobil. Jo Hye segera memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan diri dan Deuk Cheon menembak ke Sung Hoon. Tembakannya mengenai perut Sung Hoon. Tetapi, Sung Hoon dalam keadaan terluka berlari masuk ke dalam mobil. Dan Gil Ho segera memundurkan mobil ke pintu keluar. Semua mengejar mereka dengan berlari tetapi tidak ada satupun yang melepaskan tembakan.

Deuk Cheon sendiri, masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mereka. Pengejaran berlangsung dengan sengit. Tetapi, Gil Ho lebih lihai dan dapat lepas dari pengejaran Deuk Cheon. Deuk Cheon tentu berteriak frustasi.

Sung Joon yang ingatannya kembali mendadak kehilangan keseimbangan dan untung Mi Rae menahan tubuhnya dari belakang. Dia bertanya apa Sung Joon mendapat ingatannya kembali dan Sung Joon membenarkan. Ik Hong sendiri berujar kalau Sung Joon sudah menemukan temannya, rumahnya dan ingatannya, tentu dia merasa senang dan Sung Joon dapat tinggal dirumahnya sendiri sekarang. Sung Joon berterimakasih namun dia juga meminta maaf karena dia masih harus menumpang di tempat Ik Hong. Rumahnya ini terlalu berbahaya karena Gi Dong tahu tempat ini dan bisa datang kapanpun. Gi Dong adalah saudaranya. Ik Hong semakin heran kenapa Sung Joon mau lari dari saudaranya? Tetapi, Mi Rae malah menyuruh Sung Joon untuk mengemas barang-barangnya. Sung Joon menyuruh Mi Rae dan Ik Hong untuk pulang duluan dan nanti dia akan menyusul. Dia masih harus memikirkan beberapa hal.
Gil Ho menghela nafas lega karena bisa berhasil lepas dari Deuk Cheon. Gil Ho menyarankan agar mengobati luka tembakan Sung Hoon terlebih dahulu tetapi Sung Hoon menolak. Mereka tidak punya waktu untuk mengobati lukanya dulu karena mereka harus mengangkat ginjal Park Dong Seul selagi dia masih hidup.
“Kau benar. Bagaimanapun, semuanya berjalan lancar. Kita memiliki keduanya Jang Soo Yeon dan Park Dong Seul,” ujar Gil Ho.
Hyung Shik menghubungi Deuk Cheon dan meminta maaf karena mereka kehilangan mereka. Deuk Cheon tentu merasa frustasi. Hyung Shik berjanji kalau mereka akan menemukan Soo Yeon. Mereka juga akan menyelidiki CCTV yang ada di jalan.

Jo Hye menelpon Bong Seok dan Bong Seok meminta maaf karena tidak bisa mengejar mereka. Dan juga, mobil yang mereka gunakan adalah mobil ilegal. Jo Hye memerintahkan Bong Seok untuk menyuruh polisi mencari mobil tersebut dan periksa semua rekaman CCTV. Bong Seok mengerti dan melaporkan hal lain kalau mereka menemukan identitas pemilik mobil yang digunakan oleh Deuk Cheon. Itu adalah milik seorang wanita, 27tahun, Ryu Mi Rae, seorang reporter dari Seongju Daily. Dan mereka juga menemukan nomor ponselnya. Jo Hye terkejut mendengar kalau pemilik mobil itu adalah reporter. Dia memerintah Bong Seok untuk fokus saja pada penculik Soo Yeon dan buat sketsa wajahnya.
Setelah selesai bicara pada Bong Seok, Jo Hye mulai mengingat ucapan Deuk Cheon di terowongan waktu itu yaitu dia akan tahu kalau brengsek itu bukan Lee Sung Joon, tapi ada brengsek lain. Dan Jo Hye kini yakin kalau orang itu adalah orang yang berbeda. Orang yang ada dihadapannya tadi adalah orang yang sama yang dia lihat di arena pertarungan anjing. Hal ini membuat Jo Hye semakin bingung karena bukti-bukti yang ada kenapa mengarah pada Sung Joon? Dan lagi, apa maksud pengakuan Dong Seul waktu itu kalau orang yang hendak membunuhnya adalah dr. Lee Yong Sup, pria yang sudah mati 24tahun yang lalu.
Aghassi menjenguk seorang lelaki yang terbaring tidak sadarkan diri. Soo Yeon berbicara sendiri pada ayahnya kalau oppa-nya hari ini tidak datang lagi, dia pasti sangat sibuk karena mengelola perusahaan besar seperti itu.
Aghassi menerima telpon dari Dir. Han. Entah apa yang disampaikan karena Aghassi menjadi senang dan meminta agar ginjal Dong Seul di antarkan sekarang.

Deuk Cheon di mobil merasa sangat sedih. Saat dia sudah hampir mendapatkan Soo Yeon, dia malah harus kehilangannya lagi. Deuk Cheon kemudian teringat ucapan Sung Joon padanya kalau dia sudah menemukan temannya dan berjanji akan membantu menemukan Soo Yeon. Hal itu memberi secercah harapan pada Deuk Cheon. Deuk Cheon segera menelpon Mi Rae dan meminta disambungkan ke Sung Joon. Mi Rae memberitahu kalau Sung Joon tidak bersama mereka sekarang. Deuk Cheon kemudian bertanya mengenai teman Sung Joon yang katanya sudah ketemu.
“Begini… Sung Joon mendapatkan kembali ingatannya,” beritahu Mi Rae. “Dia sekarang berada di rumahnya. Dia akan membawa barang-barangnya.”
Deuk Cheon segera meminta alamat rumah Sung Joon pada Mi Rae.

Sung Joon dirumahnya sendirian. Dan dia mengambil sesuatu dibawah kasurnya. Itu adalah gambar Sung Hoon sewaktu kecil untuknya. Sung Joon menangis melihat gambar tersebut.
Dong Seul berada di tempat Sung Hoon (sebenarnya, author merasa heran, karena dalam rentang waktu lampu yang mati tadi, Gil Ho geraknya cepat sekali hingga bisa membawa Soo Yeon yang dia buat pingsan dan Dong Seul ke dalam mobil). Dong Seul dengan tangan terluka, diikat di atas tempat tidur. Sung Hoon menemuinya.
“Bagaimana rasanya berbaring saja?” tanya Sung Hoon dingin.
Dong Seul menatapnya dan balik bertanya apa yang mereka ingin lakukan? Gil Ho turun dan bertanya pada Sung Hoon, apakah mereka harus menganestesi Dong Seul lagi?
“Dia setidaknya harus tahu apa yang akan terjadi padanya. Aku akan merasa menyesal jika dia mengalaminya tanpa mengetahui apa-apa,” senyum Sung Hoon.
Dong Seul semakin panik. Dia bertanya apa mereka benar-benar akan mengambil ginjalnya? Sung Hoon membenarkan. Dong Seul ketakutan dan memohon agar dilepaskan dan dia akan memberikan segalanya. Sung Hoon menjawab dengan dingin kalau yang berharga dari Dong Seul adalah ginjal dan tepat setelah mereka mengambil ginjalnya, Dong Seul akan mati tanpa merasa sakit. Dong Seul menolak dan berteriak kalau Sung Hoon lah yang layak untuk mati.
Gil Ho menyuruh Sung Hoon untuk tidak bicara lagi pada Dong Seul karena sebentar lagi ‘mereka’ akan datang untuk membawa Dong Seul. Sung Hoon terkejut mendengar hal itu karena setaunya operasi akan dilakukan disini, ditempatnya. Gil Ho memberitahu kalau perlengkapan disini tidak memadai dan bos ingin mereka melakukannya dengan cepat dan aman. Sung Hoon merasa marah mendengarnya.
“Tunggu! Tunggu!” pinta Dong Seul, “Ginjalku… percuma mengambilnya lagi. Aku mengidap penyakit itu lagi,” beritahu Dong Seul.
“Apa maksudmu? Ginjal Lee Yong Sup memiliki masalah?” tanya Gil Ho tidak percaya, “Itu tidak masuk akal.”
“Jangan bermain-main dengan kami. Ini tidak akan menyelamatkanmu,” peringatan Sung Hoon.
Dong Seul dengan serius menyuruh mereka untuk memeriksanya jika tidak percaya. Ginjalnya memang bermasalah dan percuma di ambil. Gil Ho dan Sung Hoon benar-benar tidak menyangka akan hal itu.
Sung Joon pergi ke tempat kerja Gi Dong. Dan tentu saja Gi Dong terkejut, darimana Sung Joon bisa ingat tempat kerjanya padahal tadi tidak ingat rumahnya sendiri. Sung Joon tersenyum dan memberitahu kalau ingatannya sudah kembali. Dia datang untuk meminjam mobil Gi Dong dan Gi Dong mengizinkannya.

Sung Hoon berada di ruangannya sendiri. Dan dengan tangannya sendiri, dia mengobati luka akibat tembakan Deuk Cheon.
Dia berjalan dengan sempoyongan menuju ke tempat tidur Soo Yeon. Dan tiba-tiba dia jatuh pingsan.


Sung Hoon kecil tertidur penuh kesakitan. Sung Joon menatapnya khawatir dan bertanya apa dia sakit lagi? Seorang wanita turun ke lantai bawah tanah dan memberikan obat pada Sung Hoon. (ini adalah tempat Soo Yeon dirawat Sung Hoon). Wanita itu terlihat baik pada mereka, namun kita tidak diperlihatkan wajahnya. Wanita itu hendak beranjak pergi tetapi Sung Hoon menarik bajunya dan meminta wanita itu tidak pergi. Sung Hoon memanggil wanita itu : IBU.

Sung Hoon terbangun dari pingsannya. Sebuah kain terletak di atas kepalanya. Dan yang melakukan itu adalah Soo Yeon. Sung Hoon bertanya apa Soo Yeon yang meletakkan kain itu? Soo Yeon membenarkan karena tubuh Sung Hoon panas. Dia juga membantu Sung Hoon bangkit dan dengan khawatir menyuruh Sung Hoon agar ke RS karena tubuh Sung Hoon berlumuran darah. Soo Yeon hendak mengambil ponsel Sung Hoon yang ada dilantai dan memanggilkan ambulans tetapi Sung Hoon menampik kasar tangannya dan memarahinya.
“Ahjussi, kenapa kau selalu marah padaku?” tanya Soo Yeon sambil menahan air matanya. “Kau bahkan tidak membiarkanku bertemu dengan ayahku. Aku pikir kau orang baik. Apa kau orang jahat?”
“Iya. Aku orang jahat. Jadi, berhentilah peduli denganku dan pergilah tidur.”
“Bagaimana bisa aku melakukan itu… ketika kau sedang sakit? Hanya karena kau pria yang jahat bukan berarti kau layak untuk sakit. Tidak ada seorangpun di dunia yang layak untuk sakit.”
“Siapa yang mengatakan itu?”
“Ayahku. Dia mengatakan kita harus merawat orang yang terluka,” jawab Soo Yeon.
Sung Hoon bertanya apa Soo Yeon berpikir kalau ayahnya adalah orang baik? Soo Yeon dengan yakin membenarkan. Sung Hoon memberitahu kalau lukanya ini disebabkan karena pistol ayah Soo Yeon. Soo Yeon terkejut dan membantah hal itu karena ayahnya menggunakan pistol hanya untuk mengancam orang-orang jahat.
“Hanya karena orang itu baik padamu, bukan berarti orang itu baik juga dengan orang lain,” ujar Sung Hoon. “Lagipula sakit atau tidak, tidak ada hubungannya dengan itu. Sudah malam, tidurlah.”

Sung Hoon beranjak pergi. Soo Yeon tetap merasa khawatir dan meminta izin untuk menemani Sung Hoon sampai ke atas, karena dia takut jika Sung Hoon nanti pingsan lagi. Sung Hoon tidak suka mendengarnya, dan memarahinya. Soo Yeon mengerti tetapi dia juga bertanya kapan dia bisa diijinkan bertemu ayahnya? Sung Hoon tidak menjawab pertanyaan itu dan beranjak naik. Soo Yeon hanya bisa tertunduk dan menahan tangisnya.
Sung Hoon naik ke atas. Dan lagi-lagi, dia menyuntikkan obat ke jarinya. Dia merasa sangat marah karena pernyataan Dong Seul kalau percuma mengambil ginjalnya.


Post a Comment

Previous Post Next Post