Sinopsis J-Movie : Girls in the Dark (The Dark Maidens) - 3



Images by Toei, Showgate
Petir pun bergemuruh lagi serta cahaya nya yang terang terlihat dari jendela, menerangin Mirei yang sedang menyentuh Jepit Rambut dikepalanya. Setelah itu suasana kembali gelap,”Kalau begitu, giliran siapa?” kata Sayuri bertanya dengan nada lembut.
Diana pun berdiri serta membuka naskahnya.
Pembacaan cerita pendek – Doa Dewi oleh Murid International Diana Detcheva


Musim panas saat itu, aku mendapati seorang Venus. Disebuah desa kecil yang terdapat di Bulgaria, aku dan saudari kembarku Emma dibesarkan. Pada suatu hari, Emma yang bekerja sebagai pemandu wisata itu membawa seseorang untuk menginap dirumah kami, dan dia adalah Itsumi.”

“Penanggung jawabnya adalah Pak Hojo,namun dia kerap sibuk dengan acara lain. Oleh karena itulah, aku menemani Itsumi mengunjungi tempat wisata indah yang ada disini.”

“Karena mendiang ibu kami merupakan orang jepang, kami jadi cepat akrab dengan Itsumi.”
Diana mengajak Itsumi berkeliling. Dan saat ia membawa Itsumi kesekitar danau, dengan sangat ramah Itsumi mengajak Diana untuk berenang. Lalu ia membuka pakaiannya begitu saja dan memasuki danau. Sedangkan Diana berdiri serta menatap Itsumi dengan takjub.

Oleh karena sisinya yang murni layaknya anak kecil, membuatku tertegun dan kemudian terpikat padanya. Dirinya yang muncul dari air itu ... laksana lukisan kelahiran Venus* yang terkenal itu. Seakan-akan terpancar darinya kehidupan yang kemilau dan penuh kesucian.”
*Kelahiran Venus (bahasa Italia : Nascita di Venere) adalah lukisan karya Sandro Botticelli yang dibuat pada pertengan tahun 1480-an

Saat Itsumi bersama dengan Hojo sensei akan pulang ke jepang kembali, Diana terlihat sangat sedih.
“Waktu menyenangkan itu dengan cepat berlalu, dan perpisahan pun tiba.”
Itsumi memberikan sebuah boneka kecil pada Diana sebagai tanda perpisahan,”Bawalah dan anggap saja ini aku. Karena kelak kita akan berjumpa lagi.” Katanya.

“Oleh karena ayahnya merupakan pengelola dari SMA Katolik Santa Maria sebagai murid international yang istimewa kamu pun dapat undangan ke Jepang. Namun, karena yang dipilih hanya satu orang, aku pun mengajukan Emma. Karena baginya, pergi ke Jepang merupakan hal yang telah lama diimpikannya."

"Namun, Tuhan usil. Saat Emma sedang menjadi pemandu wisata di benteng Aldimir dia terjatuh dari tangga batu yang ada disana. Dan itu berarti impiannya kandas.”

“Lalu, menggantikan Emma, aku pun menuju ke Jepang dan bersekolah disini. Karena negara yang lain yang pertama kali kukunjungin adalah Jepang dan lalu bersekolah di SMA Putri, membuatku berulang kali kebingungan.”

Saat sedang berada dilorong sekolah, Diana berjalan sendiri. Tiba2 dari belakang Itsumi yang melihatnya, memanggil dia, serta menanyakan apakah ia sudah terbiasa. Lalu dengan tersenyum Itsumi menggandeng tangan Diana.
“Dengan tiadanya murid lelaki, terciptalah nuansa bahwa keanggunanya tidak terkalahkan oleh murid perempuan lainnya. Itsumi mengajakku ke klub sastranya. Karena ini demi dirinya juga, aku berharap bisa cepat terbiasa dengan klub sastra.”

Diana masuk kedalam dapur dan bertemu dengan Akane, lalu ia menawarkan bantuan. Tapi tanpa sengaja Diana melihat suatu bekas ditangan Akane, dengan terkejut Akane pun segera menutupinya. Ketika itu Itsumi masuk kedalam dapur juga,”Kamu tidak perlu malu. Bentuknya imut bagaikan bunga lily. Itu adalah titik pesonamu.” Katanya kepada Akane dengan lembut.

Tapi Akane malah berlari keluar.
“Saat itu, aku pun mengetahuinya. Kebakaran yang melanda restorannya. Dan impiannya yang kandas.”

Itsumi bercerita pada Diana bahwa bekas luka pada Akane mungkin disebabkan kejadian waktu itu. Dan Itsumi ingin Akane kembali seperti sedia kala. Mendengar itu Diana pun paham, maka dari itu ia tidak akan pernah mengungkit kejadian yang menimpa restoran Akane.
”Dan aku akan bicarakan hal yang terjadi kemudian.”

Dengan lembut Akane mengambil minyak wewangian dan memakaikan itu di badan Itsumi,”Karena keadaannya yang semakin memburuk, walau Itsumi datang ke salon sekalipun, kesehariannya yang lesu itu terus berlanjut. Dari tubuhnya, Itsumi semakin terlihat bahwa dirinya kehilangan kekuatan. Layaknya keindahan Venus yang perlahan memudar. Dirinya seperti terkena mantra racun yang dirapalkan oleh penyihir.”
Itsumi berterima kasih pada Diana serta berkata,”Aromanya seperti bunga mawar, ya.”
Lalu Diana pun membalas,”Ini minyak bunga mawar dari Bulgaria. Bila dibalurkan dengan ini, rasa letih pun akan hilang.”

Dengan riang Shiyo mengambil piringan hitam lagu untuk didengarkan. Setelah itu dari belakang Mirei datang dengan membawa minuman. Ketika itu tiba-tiba Itsumi melepaskan tangannya dari Diana serta berkata bahwa ia mendadak haus. Lalu dengan terburu-buru ia minum.

Dibelakang sambil membawakan nampan berisi makanan, Akane menatap Itsumi dengan tajam.


Saat acara telah selesai, Diana masuk kedalam salon dan melihat Itsumi yang sedang berbaring disofa. Diana pun menghampiri Itsumi sedang mengabarkan bahwa kue yang mereka jual telah laris terjual. Mendengar itu Itsumi berkata bahwa dengan ini setidaknya mereka bisa menyumbang 150.000 yen.

Lalu Itsumi mengambil brosur diatas meja dan Diana pun duduk berpindah kesebelah Itsumi. Dan Itsumi berkata lagi.”Walau tekadnya sangat kuat, tapi masih ada banyak anak yang tidak dapat bersekolah,’kan?”

Jadi Diana membalas bahwa kepada anak-anak yang kekurangan itu, ia ingin dapat membantu. Itsumi memuji niat Diana itu, lalu Itsumi bercerita,”Ketika aku lulus nanti, aku ingin menutup salon ini. Lalu salon ini disumbangkan kepada panti asuhan, untuk dirombak oleh mereka.”

Ketika itu Akane masuk kedalam serta mengabarkan bahwa kue bolunya telah habis. tapi lalu Akane berkata lagi bahwa Itsumi berencana merebut salon ini dari mereka dan ia tidak dapat memaafkan sama sekali rencana itu.
Bagi Kominami yang impiannya telah kandas itu, dapur salon ini merupakan tempatnya bernaung.”

Dihari seperti biasanya, Akane dengan senang menyiapkan makanan untuk mereka. Dan kali ini Akane membuat Puding Venus, lalu saat setiap orang mengambil bagiannya masing-masing, Akane sendiri lah yang mengambil kan puding untuk Itsumi.

Ketika itu Diana memperhatikan Akane yang sedang serius menatap kearah Itsumi. Dan Takaoka pun mulai bercerita, sehingga setiap orang mulai mengalihkan pandangan padanya. Takaoka bercerita dengan riang bahwa diperancis ada kue lengan Venus dan ia sering memakannya.

Sedangkan Mirei memuji makanan nya, ia berkata bahwa ia jarang memakan kudapan seperti ini. Dan pada pertama kali ia kesalon ini, yang disajikan adalah Medeiline serta Itsumi menawarkan itu kepadanya, tapi mungkin karena tidak terbiasa dengan apa yang ia makan, ia pun menjadi kurang enak badan dan memuntahkannya di toilet.
Saat itu aku memastikan sesuatu. Perilaku dirinya.”

Segera Diana mendekati Itsumi serta meminta Itsumi untuk tidak memaksa dirinya memakan itu. Karena itu adalah racun untuknya. Lalu menggunakan bahasa asing, ia menatap Akane,”Aku tidak akan memaafkanmu.”
“Aku pun membulatkan tekad. Untuk melindungin Itsumi darinya. Melindungin dirinya yang hendak diracun.”

Itsumi terlihat bingung dengan perkataan Diana itu, lalu bertanya. Tapi Diana membalas bahwa itu hanyalah mantra, mantra supaya kebahagiaan senantiasa menyertai Itsumi.

Itsumi .. keseharianku setelah kepergianmu sangat menyesakkan seolah nafasku terhenti. Aku tidak bisa .. ‘menerimannya’.”

Sayuri mengucapkan terima kasih pada Diana atas pembacaan ceritanya,”Naskah yang agak erotis, ya. Dan juga, naskah ini disertai sudut pandang Diana yang unik.”


Lalu Sayuri mempersilahkan Diana untuk duduk dan melanjutkan,”Selanjutnya merupakan giliran pembacaan naskah yang terakhir dari antara kalian berempat. Untuk Takaoka Shiyo, waktu dan tempatnya dipersilahkan.” Katanya dengan senyum dan nada yang lembut.

Post a Comment

Previous Post Next Post