Sinopsis Thai-Drama : Game Maya Episode 12 - 2



Images and Content by OneHD


Prim bertanya untuk memastikan lagi, apakah Pim benar2 akan menika dengan Win. Dan Pim pun menjadi kebingungan ketika mendengar pertanyaan Prim itu, jadi Prim pun beralasan bahwa ia hanya ingin Pim untuk menunggu sedikit lebih lama lagi sampai situasinya membaik.

Tapi Pim malah berkata bahwa hal ini telah ia siapkan bersama Win sejak lama. Mendengar itu pun Prim terlihat kebingungan dan menatap kearah Gun, lalu Prim pun memberi alasan lagi bahwa sebenarnya ia masih agak kurang yakin dengan Win, karena gossip nya itu.

Tepat ketika itu Win datang serta memberi salam kepada Prim, sehingga Prim pun menghentikan pembicaraan nya dengan Pim. Sedangkana dibelakang  Win, ada Nam yang mengikuti nya secara diam2 dan bersembunyi di dekat pintu.

Win menanyai Gun yang masih berada disana juga, kepadahal ia sudah dikeluarkan. Mendengar itu Pim pun segera berdiri untuk membela Gun, tapi Win langsung mengatakan bahwa ia mengerti. Serta kepada Prim, Win mengatakan,”Mengenai pernikahan, jika kamu tidak yakin dengan ku atau kamu tidak mau untuk mengadakan konferensi pers, ga apa-apa. Aku bisa lakukan itu sendiri. Ini adalah hal yang bagus, karena kamu sedikit sibuk beberapa hari ini? Kita tidak harus menganggu Prim terlalu banyak Pim.”

Diluar, Nam terlihat kesal mendengar kata2 Win. Dan Pim sendiri heran serta langsung menanyakan mengapa Win seperti itu, tapi Win tidak menjawab pertanyaan Pim dengan serius dan malah mengajak Pim untuk keluar makan bersamanya, jika Pim sudah selesai mengobrol dengan Prim.”Aku lapar,” kata Win.


Pim pun pamit kepada Prim. Dan Gun pun langsung berdiri untuk mengikut mereka, tapi Win langsung bicara,”Pim adalah pengantin ku. Aku bisa menjaga dia. Tapi aku berterima kasih pada mu, karena telah menjaga Pim untuk ku selama ini.” Kata Win, lalu bejalan kearah Gun dan memegang sebelah bahu Gun, lalu melanjutkan,”Tapi dari sekarang, tidak peduli apa yang terjadi kepada Pim, aku yang akan menjaganya. Aku harap kamu mengerti.”

Raut wajah Pim agak terlihat sedih, tapi ia tidak melawan dan mengikuti Win keluar. Sedangkan Nam jelas terlihat sedih melihat itu, ia menangis.

Dicafe. Prim dan Gun berdiskusi. Prim berpikir bahwa yang dapat menghentikan semua ini hanyalah Ibu Pim, tapi akhir2 ini kelihatannya Ibu Prim terlihat ketakutan. Semua itu sejak Ayah Pim meninggal, ketika itu Ibu Pim menolak untuk melanjutkan pernikahan.

Gun pun mengambil kesimpulan bahwa Ibu Pim pasti mengetahui sesuatu, jadi mereka perlu bertemu dengann Khun Napa –Ibu Pim- .

Nam berusaha untuk menghubungin Win, tapi tidak bisa. Sehingga dengan perasaan sedih, Nam berteriak dan menangis. Tapi seperti teringat sesuatu, Nam pun terdiam tiba2.

Saat Win pulang kerumah, ia melihat Nam sedang berdiri didekat jendela, menunggu nya. Lalu dengan tersenyum, Nam menghampiri Win sambil memanggilnya ‘Sayang’. Tapi dengan suara kecil Win bertanya marah kepada Nam, mengapa ia disini? Dan mengajak Nam untuk berbicara ditempat lain.

Nam tidak memperdulikan respon Win itu dan berkata,”Karena kamu tidak mengangkat hp mu. Apa yang kamu ingin aku lakukan? Kamu sudah tau aku punya masalah dengan Prim dan malah pergi untuk menikah dengan Pimdao. Khun Kawin, kamu tidak bisa meninggalkanku, Khun Kawin.” Kata Nam dengan mesra sambil mendekat kearah Win.

Tepat ketika itu Dear berdiri diatas tangga serta memperhatikan semua itu dan ditangannya ia memegang hp, seperti merekam. Lalu dengan tatapan marah ia menatap marah kepada Nam yang berusaha untuk memeluk Win.

Win melepaskan pelukan Nam dengan kasar dan memberikan tatapan kesal pada Nam. Tapi Nam tidak peka dan mengancam Win disitu dengan berkata,”Dan jika kamu berpikir untuk meninggalkanku.” Katanya, lalu ia mengambil sebuah amplop putih yang berisikan dokumen,”Kita akan hancur bersama-sama. Dan disana ada lebih banyak daripada apa yang kamu lihat disini.”

Nam mendekati Win lagi dengan lebih agrresive dan memeluk Win yang kali ini tidak bisa bergerak. Dan ketika itu Dear turun dengan perlahan kearah mereka. Tapi Nam yang melihat itu,  tidak terlihat takut dan malah memanas-manasin Dear,”Itu karena aku mencintai kamu, Khun Kawin. Aku sangat mencintai kamu, Khun kawin. Oh.. Khun Dear.” Kata Nam diakhir menyebut nama Dear seolah terkejut.

Mendengar itu Win segera melepaskan pelukan Nam dan menatap terkejut melihat Dear. Tapi Nam sama sekali tidak takut dan malah mendekat memberi salam kepada Dear sambil sengaja mengenainya. Jadi Dear pun emosi dan mendorong Nam,”Bawa wanita ini keluar dari rumahku sekarang!” teriak Dear.

Win menarik tangan Nam untuk membawanya keluar, tapi lagi-lagi Nam menolak dan membalas dengan percaya diri,”Jangan begitu kepadaku Khun Dear. Karena ..” kata Nam, lalu memeluk tangan Win,”Aku adalah adik iparmu.”

Dear semakin emosi dibuat Nam dan Win yang terlihat tidak enak didepan Dear, segera melepas tangan Nam. Lagi2 Nam tidak peduli, malah ia memeluk Win dengan lebih mesra lagi,”Tapi jika kamu tidak nyaman. Aku suka untuk menjadi istri lain Khun Kawin juga.”

Win dengan kasar, ,melepaskan pelukan Nam lagi. Lalu Nam pun berjalan mendekati Dear, terlihat menantangnya,”Bagaimana rangking kita ini? Kamu akan menjadi nomor satu. Aku akan jadi nomor dua. Tapi tunggu… jangan lupa ada Khun Pimdao juga.” Kata Nam sambil tertawa keras.

Dear tidak tahan lagi dan langsung menampar Nam,”Aku bilang bawa wanita ini keluar!” teriak Dear keras.
Dan Win pun segera menarik paksa Nam untuk keluar. Lalu Dear naik keatas sambil menangis serta mengepalkan tangannya dengan kuat.

Anak buah Ak yang berada disana, muncul ketika mereka semua telah pergi. Lalu ia mengambil amplop yang ditinggalkan Nam diatas meja. Membuka dan melihatnya.

Dear marah kepada Win dan menamparnya, karena ia sudah tidak tahan lagi. Win pun beralasan bahwa Pim adalah pion catur baginya sedangkan Nam adalah sebuah mainan. Lalu Win meminta maaf serta berusaha memeluk Dear yang masih memukul dadanya dengan marah,”Gila! Gila! Gila! Kamu dengar? Aku akan gila! Lepaskan aku! Aku bilang lepaskan!

Dengan kuat Dear mendorong Win lalu berteriak,”Aku tidak mau begini lagi! Aku akan menghilangkan setiap orang yang menghalangin hubungan kita!”

Win terkejut mendegarnya. Sedangkan Dear terlihat sudah benar2 marah.

Ak memarahi Win mengenai dokumen itu dan Win pun menjawab bahwa ia akan menanganin nya. Tapi Ak tidak percaya lagi dan akan memukul Win, tapi tidak jadi. Lalu Ak malah menanyakan bagaimana tentang yang lainnya kepada Win. Dan Win pun menjawab,”Sekarang, pencuncian uang diperusahaan Pimdao tidak masalah lagi. Pimdao tidak akan curiga. Untuk bodyguarnya, kita masih belum bisa tau sekarang, apa  yang ia tau tentang kita. Kita mungkin harus menggunakan Pimdao lagi.”

Ak pun menanyakan lagi apakah Win akan tetap menikahin Pimdao, yang segera di iyakan oleh Win. Tapi Win masih ragu, karena masalahnya ada di Khun Napa sekarang. Dengan tenang Ak membalas bahwa ia yang akan menanganin Khun Napa.

Win lalu menanyai mengenai pembicaraan mereka waktu itu. Dan Ak menjawab tidak apa-apa, asalkan Win bisa mengurus ini duluan.

Ak datang kerumah Napa dan mengancamnya. Ak mengeluarkan pistolnya, sehingga Napa yang berdiri dibelakangnya menjadi ketakutan, lalu Ak berkata,”Aku takut akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Pim,” katanya, lalu Ak menembakan pistolnya ke depan.

Napa menunduk dengan ketakutan. Dan Ak meninggalkan Napa sambil tersenyum jahat kearahnya. Tepat ketika Ak keluar, mobilnya berpapasan dengan Prim. Lalu Ak pun tersenyum jahat kepada Prim.

Prim bersama Gun segera mengatakan langsung bahwa Napa harus menghentikan pernikahan Pim, jika tidak maka hidup Pim akan dalam bahaya. Dan mengenai orang2 jahat itu, mereka yang akan mengurusinya, asalkan Napa bersedia menceritakan kepada mereka segalanya tentang apa yang terjadi.


Tapi Napa yang baru saja diancam, langsung ketakutan dan mengatakan bahwa Pim harus tetap menikah. Dan lalu ia berteriak menyuruh mereka berdua untuk keluar.

Ketika itu Pim bersama Win datang dan mendengar teriakan Napa dari dalam. Jadi mereka masuk. Dan Pim segera menghampiri Napa –Ibunya- itu serta Napa sendiri langsung memeluk Pim. Tapi saat Napa melihat Win, ia kembali ketakutan dan berteriak menyuruh Prim dan Gun keluar.

Jadi gara2 itu Prim dan Gun pun terpaksa pergi dari sana.

Didalam kamar, pim masih bingung. Tapi Napa tidak mengatakan apapun ketika, dia bertanya. Jadi Pim pun hanya bisa memeluk Ibunya, untuk menenangkannya.

Pim menemui Gun di Bodywork dan ditemanin oleh Win, tapi Pim meminta Win untuk menunggu dibawah. Disana Wit menatap tajam kepada Win. Sedangkan diatas, Pim menanyai Gun, tapi Gun malah membalas bagaimana bisa Pim tidak tau kenapa Ibunya seperti itu.

Dan karena Pim tidak  bisa menjawab, maka Gun memberitahu bahwa itu adalah karena Ibu Pim tidak ingin dia menikah dengan Win. Lalu Gun menanyai Pim apakah Pim benar2 ingin menikah dengan Win, ketika Pim masih saja menyangkal. Dan pertanyaan itu, tidak bisa dijawab oleh Pim.

Maka dari itu Gun pun menjelaskan dengan detail,”Alasan Ibu kamu seperti itu adalah karena ia tidak ingin kamu menikah. Bukankah kamu penasaran kenapa? Biar aku ceritakan, itu adalah karena calon kamu. Dia bukan orang yang baik seperti yang kamu pikirkan. Semua hal bermasalah yang terjadi dalam hidup kamu adalah karena dia.”

Ketika itu Win masuk dan segera menyangkal. Lalu Win menuduh Gun yang berbicara sembarangan tanpa bukti, tapi dengan tegas Gun membalas bahwa ia memilik bukti. Bukannya takut, Win malah menantang Gun untuk membawakan bukti itu, jangan hanya bicara saja. Dan Win pun bertanya, apakah Gun mempunyai perasaan kepada Pim, hingga dia seperti ini.

Gun hanya diam. Malahan Pim yang menjawab bahwa mereka tidak ada hubungan apapun. Lalu Pim pun pergi, sedangkan Win malah tertawa mengejek Gun,”Aku peringatkan. Kamu tidak akan bisa melindungin orang yang kamu cintai. Hati2 untuk tidak membiarkan masa lalu terulang lagi,”
Gun pun menjadi terlihat sangat marah.

Dihari H. Praew berbicara mengejek Pimdao kepada Pat, karena orang2 yang datang begitu sedikit dan sekarang Queen P telah berakhir. Lalu ia mengajak Pat untuk bekerja dengannya, karena menurutnya Pat pasti tau kalau pekerjaan milik nya lebih banyak sekarang. Mendengar itu Pat langsung senang dan bertanya apakah itu berarti, Praew tidak memikirkan apa yang terjadi di masa lalu antara mereka?

Praew ternsenyum, lalu menampar Pat,”Itu untuk semua yang terjadi dimasa lalu. Tapi sekarang aku tidak masalah lagi.” Katanya, lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman kepada Pat.

Dan Pat menerima uluran tangan Praew sambil tersenyum, agak berat hati. Tapi ia meminta bahwa untuk satu hari ini saja, biarkan dia membantu Pim dulu. Baru nanti mereka bicarakan lagi.


Prim memghubungi Napa untuk menghentikan pernikahan ini. Tapi Napa menjawab bahwa ia takut, Pim akan dalam bahaya. Jadi Prim pun menyakinkan Napa bahwa dia tidak perlu takut, Pim pasti akan selamat, Prim berjanji, tapi sekarang yang bisa menolong Pim hanyalah Napa.

Ketika telah selesai menelpon, Napa melihat bahwa Ak ada diluar bersama dengan anak buahnya. Jadi Napa menghubungin Win dan meminta untuk bicara dengan Pim, tapi Wim malah menjawab dengan kurang ajar,”Sebenarnya, ayahku telah bicara dengan mu kan tentang itu kan. Atau apa kamu sudah lupa?” ancam Win. Napa terlihat sedih dan makin ketakutan. Tidak bisa berkata apa-apa.

Post a Comment

Previous Post Next Post