Sinopsis C-Drama : Attack It Lightning! Episode 5 – 2



By : Hunan TV

Dikantor Zhenyu. Saat Zhenyu mengetahui bahwa Zifeng hanya pernah belajar anggar selama sebulan, apalagi saat Zifeng memberitahu bahwa ia mempelajari itu dari Yang Yan, Zhenyu tambah kaget. Tapi tiba-tiba Zifeng memperlihatkan video pertandingan milik Yang Yang dulu dan menambahkan bahwa mungkin saja dia hanya beruntung saat mengalahkan Erhao.
 Zhenyu tidak masalah dengan itu, karena menurutnya hanya dengan belajar satu bulan saja dari menonton Video, Zifeng sudah bisa menggunakan Death Waltz. Bahkan banyak orang sudah mencoba melakukan hal yang sama, tapi tidak berhasil. Jadi walaupun Zifeng mungkin menang karena sedikit keberuntungan, itu sudah termasuk suatu bakat yang langka.


Zifeng tentu sangat senang, ditambah saat Zhenyu mengajaknya untuk bergabung di tempatnya daripada di Universitas Aosheng. Dengan satu syarat, yaitu asalkan Zifeng bisa lulus tes khusus spesialisasi olahraga serta ujian budaya, maka Universitas Zhenyu akan memberikannya beasiswa penuh.

Zhenyu pun menyerahkan sebuah amplop kepada Zifeng. Dan dengan senang Zifeng menerima itu, tapi tiba-tiba ia malah bertanya,”Akankah ujian budaya itu sulit?”

“Selama kamu bertekad, kamu bisa melakukan apapun,” jawab Zhenyu.

Saat acara makan malam, mereka merayakan penerimaan Yiyi di London dan juga bergabungnya Zifeng di anggar mereka. Zhenyu juga berterima kasih pada anaknya Yiyi, karena telah berhasil menemukan Zifeng duluan, sebelum Universitas Aosheng berhasil menemuinya.

Wushuang juga menimpali bahwa ia mendengar Shao Kang menyuruh semua rekan timnya untuk mengubah semua poster yang telah dibuat Yiyi dengan susah payah serta memanfaatkan itu.

Mendengar itu, Yiyi mengatai perbuatan Kang yang begitu tercela (kotor). Serta ia mengatakan pada Erhao bahwa kini Erhao bisa membuat keputusan bagaimana caranya menghabisi/mengalahkan Zifeng.

Tapi Erhao mengaku tidak mau menghabisi Zifeng duluan, karena bagaimana pun Zifeng merupakan seorang pendatang baru. Jadi ia akan mulai dari melatih Zifeng dulu, sampai Zifeng setara dengannya, lalu baru ia akan merebut kembali kemenangan yang menjadi miliknya.

Zhenyu pun menyetujui perkataan Erhao dan mempercaya kan semuanya kepada Erhao.
Hu sangat bangga mendengar bahwa akhirnya sahabatnya Zifeng diterima di Universitas Zhenyu. Jadi setelah selesai bertelponan, hu segera buru-buru akan pergi ke tempat Zifeng. Tapi tepat ketika itu Papanya datang dan memeluknya dengan sangat gembira.

“Aku sudah menandatanganin kontrak dan menyetorkan uangnya. Arena pertempuran adalah milik kita,” kata Papa Hu dengan gembira.

“Aku juga punya kabar baik, selama nilai budaya dan olahrangan lulus. Zifeng bisa bergabung dengan tim Anggar di Universitas Zhenyu dan mendapatkan beasiswa penuh,” kata Hu lebih gembira lagi. Tapi Papa Hu segera terdiam, syok.

Papa Hu tampak sangat sedih, karena tidak ada yang memberitahunya. Lalu ia menjelaskan bahwa Papa Leng tidak setuju, Zifeng berlatih Anggar. Jadi dengan syok, Papa Hu mulai mengatai dirinya sendiri, katanya,”Aku mati. Aku pasti mati.”

Hu masih kebingungan, kenapa Papanya harus mati, karena ini kan kabar gembira. Mendengar kata anaknya, Papa Hu mengelak dengan mengatakan bahwa seharusnya Zifeng masuk ke Aosheng. Karena terakhir kali, orang dari Aosheng mendatangin nya. Lagian Aosheng lebih kuat daripada Zhenyu.

Hu terlihat menerima alasan Papanya itu, bahkan saat Papa nya bertanya apakah Papa leng telah tau, Hu menjawab tanpa rasa curiga bahwa Papa Leng belum tau, rencananya mereka baru mau memberitahunya malam ini bersama.
Mendengar itu Papa Hu sangat gembira dan menyuruh Anaknya itu untuk membeli makanan enak, karena mereka pasti harus merayakannya. Lalu Papa Hu pun pergi. Hu jadi heran lagi dengan sikap Papanya itu.

Ternyata Papa Hu mendatangin rumah Zifeng untuk mengingatkan kepada  Zifeng serta Zichen untuk tidak  memberitahu Papa mereka, kalau Zifeng telah diterima di Universitas Zhenyu ataupun menyebut nama Zhao Zhenyu. Tentu saja Zifeng dan Zichen heran.

Jadi Papa Hu pun mulai memberikan alasan yang panjang lebar kepada mereka bahwa dulu Papa mereka adalah seorang pecandu berat Anggar. Dan demi mengumpulkan uang untuk Zichen, Papa mereka mempertaruhkan semua uangnya pada Zhao Zhenyu, tapi Zhenyu malah kalah dan mengecewakannya. Gara-gara itu bukan hanya kehilangan uangnya, Papa mereka bahkan berhutang banyak, serta debt kolektor itu melukai mata Papa mereka, dan lalu karena sedih Mama mereka jadi sakit.

Zifeng malah mengiyakan, karena ia pikir Papanya tidak pernah certita alasan kenapa matanya terluka, jadi ia menggangap benar penjelasan dari Papa Hu. Tapi Zichen tidak begitu, karena menurutnya itu tidak benar untuk Papanya bersikap seperti itu.

Tapi Papa Hu segera menyakinkan bahwa ia tidak mungkin berbohong pada mereka.

Tepat ketika itu Papa Leng keluar dan Hu datang membawa makanan. Jadi Papa Hu menjelaskan bahwa alasan mereka mengadakan perayaan ini adalah untuk merayakan gym baru mereka. Tapi dengan polos Hu mengatakan bahwa Zifeng tidak akan belajar tinju lagi, malah Zifeng akan pindah haluan.

Tentu saja hal itu membuat Papa Leng kebingungan, jadi Papa Hu segera menginjak kaki anaknya sendiri, hingga Hu langsung terdiam karena sakit. Lalu Papa Hu memberikan alasan bahwa Zifeng akan mulai belajar, taekwondo, karate, judo, dan lainnya. Dan dengan suara kecil, ia mengingatkan anaknya, katanya,”Jangan bicara.”

Lalu Papa Hu juga memberikan kode mata kepada Zichen, jadi Zichen segera memberitahu Papanya bahwa Zifeng akan pergi untuk belajar diluar negeri untuk melanjutkan study nya. Tapi lagi dengan polosnya, Hu tertawa dan akan bicara, tapi Papanya segera menginjak kaki nya lagi lebih keras.

Papa Leng agak ragu dengan biaya kuliah anaknya, jika anaknya harus pergi, apalagi saat Zifeng memberitahu bahwa ia akan pergi selama empat tahun. Tapi Papa Hu langsung berdiri mendekati Papa Leng dan menenangkan serta memberi alasan bahwa Zifeng akan pergi sebagai siswa pertukaran, karena manajer Tiger tertarik dengannya.
Papa Leng masih ga percaya dengan alasan Papa Hu. Dan lagi-lagi anaknya Papa Hu si polos Hu berdiri, katanya,”Benar. Zifeng, Zichen, apa kalian berdua pura-pura? Jika kalian berdua tidak bilang, aku ..”

Sebelum Hu selesai bicara, Papanya segera mendorongnya dan menyuruh Hu untuk makan saja. Sehingga Hu pun mengambek dengan sedih. Tapi melihat itu, Zichen terlihat sudah tidak tahan lagi atau bahkan tidak sabar lagi dengan suasana yang seperti itu, sehingga ia berdiri dan mulai berbicara dengan serius.
“Aku sudah menerima pengakuan cinta Li Hu,” aku Zichen.

Semua orang yang mendengar itu langsung kaget dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Tapi Hu malah menjadi sangat senang tiba-tiba, bahkan sampai tersenyum sendiri. Lalu Hu berdiri dan menanyakan sekali lagi apa yang dikatakan Zichen barusan.


Beralasan bahwa ia sudah kenyang Zichen pergi untuk berjalan-jalan sebentar. Dan dengan sangat polos serta senang, Hu ikut pamit dan mengikuti kemanan Zichen pergi. Sedangkan Zifeng makin tidak mengerti dengan situasinya, karena semua tambah rumit. Tapi Papa Hu malah tersenyum senang untuk anaknya itu.
Hu dengan gaya malu-malu berkata bahwa ia tidak menyangka jika Zichen ternyata memiliki perasaan seperti itu untuknya. Tapi sebelum Hu selesai bicara, Zichen segera menyuruhnya diam. Katanya,”Tunggu. Lupakan apa yang barusan aku katakan tadi.”

Mendengar itu, Hu langsung syok dan takut telah salah bicara. Zichen segera menenangkan Hu dengan alasan bukan itu maksudnya tadi, itu semua karena Hu terlambat datang tadi. Tapi dengan sedih Hu bertanya dengan bingung maksud Zichen serta menanyakan juga apakah Zichen sudah punya pacar.
“Tidak. Dengarkan aku, itu adalah karena Papa mu. Dia mau aku merahasiakannya..” jelas Zichen.

“Apa?! Papa ku tahu kamu punya pacar?!”  kata Hu memotong Zichen belum selesai bicara.

Zichen menyuruh Hu untuk tenang dan membiarkan dia untuk menjelaskan semuanya dulu. Lalu Zichen mulai menceritakan semuanya kepada Hu, tapi Hu masih tidak mengerti. Jadi Zichen menyuruh Hu untuk tanya sendiri sama Papa Hu, lalu Zichen pun pamit mau kembali untuk makan lagi.

Tapi dengan agak kecewa, Hu bertanya, katanya,“Tidak. Tunggu. Terus sekarang kita gimana? Apa kita hanya menikah sebentar saja dan langsung cerai gitu?”

Dengan tenang Zichen membalas bahwa ia telah memikirkan rencana cadangan. Yaitu ia akan belajar di Universitas Kedokteran, jadi karena alasan jarak itu, mereka tidak sanggup untuk bersama lagi. Tapi Hu malah makin syok dibuatnya.

Melihat Hu makin syok, Zichen mengatakan kenapa Hu begitu serius, bagaimanapun Zichen sudah menganggap Hu seperti saudara kandungnya sendiri. Dan tentu saja Hu tambah syok dan terlihat agak tidak fokus lagi bahkan ia sampai tertawa garing sendiri. Apalagi saat Zichen mengadengnya untuk kembali dan makan, Hu tidak berkata apa-apa dan mengikuti saja.
Ditempat lain. Seperti biasa, Wushuang dan Erhao selalu berlati bertarung bersama. Dan ketika mereka sedang beristirahat, mereka asyik membicarakan tentang Zifeng. Tapi tampaknya Erhao kurang senang dengan semua yang Wushuang katakan tentang Zifeng, katanya,”Apa kamu menyukainya?”
Wushuang menyangkal pertanyaan dari Erhao itu dan mengakui bahwa ia hanya sekedar fans Zifeng. Karena menurutnya Zifeng mirip seperti karakter dalam manga kesukaannya, yang walaupun hampir kalah, tapi pada akhirnya pasti bisa menang,
Erhao pun teringat hari saat kompetisi itu, saat Wushuang tidak mendukungnya, malahan Wushuang terlihat menyemangati Zifeng dan bersorak untuknya.

Lagi Wushuang membantah, ia menjawab bahwa ia melakukan itu sebagai fans, tapi Erhao terlihat cemberut dan tidak senang. Jadi Wushuang segera mengajak Erhao untuk latihan lagi, mungkin untuk mengubah mood Erhao yang sedang tidak baik itu.

Saat mereka sedang berlatih bersama lagi, tanpa sengaja Erhao menusukan pedangnya ke bahu Wushuang dengan kuat, sehingga Wushuang merasa sangat kesakitan. Maka dari itu Erhao segera membantu mengobatinya.

Wushuang terlihat tidak marah dan masih bisa bercanda dengan Erhao, katanya,”Tuh kan, kamu pasti marah sama aku.

Jadi Erhao minta maaf karena ia tidak sengaja. Lalu ia memberikan kompres untuk ditaruh pada pundak Wushuang. Tapi Erhao malah terlihat gugup melihat, jadi Wushuang mengetawai dan bercanda lagi, agar Erhao tidak perlu gugup lagi.

Erhao berpindah dan duduk disamping Wushuang dan dengan serius, ia bertanya,”Aku mau tanya sama kamu. Apa sekarang kamu punya orang yang kamu sukai?”
Mendengar itu Wushuang segera menjawab bahwa ia punya, yaitu Roronoa Zoro. Dan setelah itu Erhao terlihat kaget dan seperti berpikir, tapi Wushuang malah pamit untuk pergi tidur.

“Zoro? Orang asing?!” kata Erhao pada dirinya sendiri, tidak menyangka.
Zichen terus mengajari berbagai pelajaran kepada kakaknya. Walaupun Zifeng terlihat sudah agak malas, tapi Zichen tidak menyerah dan menyuruhnya untuk tetap belajar.
Ditempat lain. Yiyi baru selesai menuliskan dan menyiapkan semua file yang ia butuhkan untuk ke London, lalu ia mulai memakai maskernya dan beristirahat.
Dihari selanjutnya. Zifeng memulai ujian masuknya, sampai mengerjakan soal ujian, ia berdoa dalam hatinya agar Tuhan membantunya.


Saat sedang membereskan barang-barangnya untuk dibawa ke London. Mama ikut membantu Yiyi, ia melipat baju dan tidak lupa juga ia memasukan buku-buku milik Yiyi, tapi Yiyi malah mengeluarkan semua buku itu dan menaruh masker-masker miliknya.

“Dikoper saya ke London, yang terpenting bukanlah buku, tapi.. tentu saja, masker wajahku ini.”

Dan tibalah hari dimana pengumaman kelulusana. Dengan gugup, pagi-pagi Zifeng segera membuak kotak suratnya. Dan hasilnya adalah…

Post a Comment

Previous Post Next Post