Sinopsis Thai-Drama : Game Maya Episode 16 - 2


Content and Images by OneHD



Gun mengendong Pim yang telah  tidak sadarkan diri lagi dengan langkah yang terburu-buru. Ia membawa Pim kerumah sakit. Dan Pim pun akhirnya harus menjalani operasi. Sedangkan Gun yang telah diobati juga, menunggu diluar ruang operasi.


Jade dan Prim pun datang menemui Gun yang tampak sedih.
“Jangan khawatir. Khun Pim pasti akan baik2 saja.” Hibur Jade.

“Bagaimana dengan Wit?” tanya Gun.

“Dia selamat. Dan sekarang Koy sedang menjaga nya.” Jawab Jade.

Gun menyalahkan dirinya sendiri, karena telah membuat mereka semua terlibat bahaya. Tapi Jade menegaskan pada Gun untuk tidak berkata seperti itu, karena ini adalah masalah mereka semua. Dan dari awal mereka sudah tau betapa berbahayanya ini.

Prim ikut menyemangati Gun,”Aku yakin kamu sudah berusaha untuk melakukan yang  terbaik, Gun.”

Ditempat lain. Win berbicara,”Khun Dear, kita harus pergi bersembunyi sekarang. Aku minta maaf karena semua nya berjalan tidak sesuai dengan rencana.”

“Aku telah menunggu kamu sejak lama untuk mengatakan ini, Win. Ayo kita tinggalkan tempat ini dan hidup bersama ditempat dimana orang tidak akan bisa menemukan kita. Dan aku berharap bahwa kita belum terlalu telat.” Kata Dear. Lalu mereka berdua pun berpelukan dengan erat.

Pim telah selesai dioperasi, tapi sekarang ia masih dalam keadaan koma. Jadi Gun duduk disamping Pim sambil mengenggam tangannya,”Khun Pim, kamu harus bangun. Aku mau minta maaf. Menceritakan semuanya pada mu. Apa yang dulu aku tidak bisa ceritakan, aku minta maaf. Aku minta maaf padamu. Jadi kamu harus bangun Pimdao.” Kata Gun dengan nadah yang amat sedih.

Jade meminpin rapat dikantor, yaitu rapat mengenai kasus Ak sekeluaranga. Dan setiap orang yang berada didalam ruangan, mendengarkan penjelasannya dengan serius.

“Khun kawin telah gagal. Sekarang polisi pasti telah memiliki bukti milik Prapas. Mereka akan segera bertindak untuk memproses informasi itu.” kata Ak menjelaskan itu semua kepada anak2 buahnya, lalu dengan nada marah,”Kawin! Aku menjadi seperti ini adalah karena dia! Dimana dia sekarang?!”

“Dia sedang bersembunyi sekarang.”

“Seret dia.”

“Tapi Boss, bukankah seharusnya kita juga melarikan diri terlebih dahulu dari polisi?”

“Kemudian kamu urus itu. Tapi sebelum aku pergi, biarkan aku menyeret Kawin dulu. Serta perhatikan Dear. Sekarang mungkin saja Win akan membawa Dear pergi bersamanya.” Perintah Ak tegas.

Koy menemani Wit. Lalu Gun datang dan memberitahu bahwa Pim masih belum sadarkan diri.

“Aku pikir kamu tidah seharusnya khawatir, karena aku yakin Pim akan segera sadar. Lihat aku, aku hampir aja mati, tapi tidak jadi. Kamu tau kenapa? Karena aku memiliki seseorang disampingku.” Kata Wit menghibur Gun, sekaligus menggoda Koy yang berada disebelahnya.

“Oh.. sekarang kamu sudah sehat ya, mulutmu pun jadi lebih pintar. Kamu ingin ditembak lagi?” balas Koy. Tapi dengan percaya diri Wit  membalas Koy juga,”Oh.. jika aku mati, orang yang akan menangis dan sedih, itu kamu.”

Koy ngambek karena digoda seperti itu oleh Wit. Sehingga ia pun pergi meninggalkan mereka berdua didalam ruangan. Dan pada saat yang sama Jade masuk kedalam.

“Kamu sudah sehat ya, Wit.” Kata Jade begitu masuk, lalu,”Kamu Gun?”

Gun membalas bahwa ia baik2 saja. Lalu Jade memberitahukan kepada Gun bahwa semua informasi mereka tentang perusahaan Ak telah selesai, jadi itu bisa segera diproses, dan juga mereka tidak mungkin bisa melarikan diri lagi. Jade juga mengajak Gun untuk mengikuti pertemuan besok.

Gun mengangguk, mengiyakan.

Keesokan harinya, sesuai yang telah dibicarakan, Jade dan Gun berkumpul dikantor. Pada saat itu seorang pria datang,”Aku menyetujui penangkapan Mr.Ak.Akarawong. Dalam kasus ini, aku memberikan persetujuan untuk unit kamu yang menanganin nya.”


Gun berada didalam ruangan Pim. Tapi disana Pim masih belum sadarkan diri sama sekali. Gun memegang tangan Pim,”Aku akan menanganin orang2 yang melakukan ini pada kamu. Aku akan membalas mereka. Cepat dan bangulah. Bangun dan lihatlah orang2 jahat itu masuk kepenjara.”

Dibelakangnya, Prim yang baru datang, berdiri mendengarkan semua perkataan Gun.

Diluar ruangan. Prim berterima kasih atas segala bantuan Gun, tapi Gun membalas bahwa itu memang sudah tugasnya.

“Itu bukan karena tugas kamu. Aku tau bagaimana perasaan kamu untuk Pim.” Tegas Prim, lanjutnya,”Aku bahagia dari sekarang, Pim akan memiliki seseorang yang akan selalu berada disampingnya.”

“Aku tidak yakin. Jika Pimdao bangun, akankah ia merasakan hal yang sama denganku?” balas Gun sambil menatap sedih kearah ruangan Pim. Tapi Prim menyakinkan Gun.

Gun beserta timnya telah bersiap untuk melakukan penangkapan. Saat mereka baru saja akan berangkat, Wit datang dan meminta untuk dapat bergabung bersama mereka. Dan Gun pun mengizinkan Wit untuk boleh bergabung bersama mereka.

Ditempat lain. Dear menunggu Win yang sedang berberes dikamar dengan perasaan harap2 cemas. Lalu saat Win telah selesai, mereka pun segera meninggalkan apatermen milik mereka. Dan berjalan bersama menuju ke area parkir.

“Ini belum terlalu telat kan, Win?”

“Tidak. Jangan khawatir, semuanya pasti akan baik2 saja. Setelah semuanya telah tenang, aku pasti akan kembali dan mengambil semua yang menjadi milik kamu.” Kata Win.

“Win, kamu sudah tahu bahwa aku tidak menginginkan apapun. Selain dari bisa bersama kamu selamanya. Selama kau bernafas.”

“Ya. Aku mencintai kamu, Khun Dear. Aku hanya akan terus mencintai kamu selamanya.”


Saat Met telah selesai menaruh semua barang2 bawaan Win kedalam mobil dan Win serta Dear baru akan naik kedalam mobil. Tiba2 Ak bersama anak2 buahnya datang

“Ayah.” Kata Win dan Dear bersamaan. Tapi Ak dengan dingin menatap kearah mereka.

Met akan bergerak untuk melindungin Win serta Dear, tapi Ak segera menembak kaki Met. Dan ia menyuruh anak2 buahnya untuk membawa Dear. Dan mereka pun menahan Met agar tidak bergerak dan menarik Win serta Dear agar terpisah.

Mereka berdua berusaha untuk melawan, tapi tidak bisa. Karena mereka kalah jumlah dalam melawan anak2 buah Ak. Lalu saat anak buah Ak memukul Win, Dear segera memohon,”Ayah, biarkanlah aku pergi! Lepaskan aku!”

“Kali ini, aku tidak akan membiarkan kamu dengannya. Kamu harus tinggal denganku!”

“Ayah, tolong biarkan kami pergi, aku mohon, tolong.” Kata Dear momohon.

Win pun juga ikut memohon pada Ak,”Aku mohon padamu, tolong biarkan kamu pergi.”

“Kamu berani bicara begitu? Kamu sudah menghancurkan semuanya. Semua yang aku buat dirusak oleh mu. Dan kamu ingin membawa anak ku juga?”

“Kamu yang menghancurkan semuanya! Aku sudah mengingatkan kamu!” balas Win.

“Kawin! Aku telah mengangkat kamu. Tapi kamu tidak pernah membalas budi padaku!”

“Kamu mengangkat aku untuk bekerja padamu. Melemparkan kesalahan padaku. Aku sudah membayar semua budi itu! Hanya satu hal saja yang aku tidak bisa turuti, yaitu Khun Dear!”

“Kamu harusnya mati dengan orang tua kamu waktu itu. Aku terlalu baik. Aku membiarkan kamu, di perusahaanku, dan anak perempuanku!”

“Apa maksumu?” tanya Win tidak mengerti.


Ak mulai tersenyum,”Maksudku adalah aku yang ngebunuh kedua orang tua kamu.” Katanya. Win terkejut mendengar itu, lalu Ak melanjutkan,”Dan kamu masih ingin mencintai anak dari orang yang telah ngebunuh orang tua kamu? Dan hari ini, kamu harus mati seperti orang tua kamu.”

Ak mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan itu kepada Win. Dear yang berdiri disamping Ayahnya dengan tangan ditahan oleh anak buah Ayahnya, ia membrontak dan memohon pada Ayahnya untuk tidak melakukan itu. Win sendiri masih terpaku karena syok.

Tepat saat Ak menembak, Dear berhasil lepas dan berlari langsung kearah Win serta memeluknya. Sehingga Dear lah yang terkena tembakan itu. Win terkejut dan berteriak,”Khun Dear! Khun Dear!”

Ak pun juga syok. Dan masih sambil memeluk Dear, Win jatuh terduduk karena tidak mampu menahan badan lemas Dear dipelukannya. Lalu Met mulai menembaki satu persatu orang2 Ak.

Win menangis,”Mengapa kamu melakukan ini, yah? Mengapa kamu melakukan ini?!” teriak Win, lalu ia mengambil pistol miliknya dan menembakin Ak yang berdiri syok berkali2.

Met pun membukakan pintu mobil bagi Win. Jadi dengan mengendong Dear dipelukannya, ia masuk kedalam mobil. Tapi sayangnya, tepat ketika itu Gun dan tim tiba dilokasi. Dan saat mereka pergi, Gun serta tim langsung mengikutinya.


Setengah tim yang lain membereskan Ak dan anak2 buahnya yang telah meninggal ditempat.

Dimobil, Win memeluk Dear yang telah banyak sekali mengeluarkan darah sambil menangis,”Khun Dear, kamu harus baik2 saja. Kamu harus baik2 saja.”

Mobil Win dan Gun melakukan kejar2an dan saling menembak. Sedangkan Met sibuk untuk menyetir sambil menembak, Win tetap menangis memeluk Dear. Dan pada saat itu Gun berhasil menembak ban mobil Win, tapi sayang, dikarenakan seorang penjual dijalan, tidak sengaja menjatuhkan dagangannya, mereka terpaksa harus berhenti mendadak. Mobil Win pun berhasil lolos.


Didalam gudang. Win menangis melihat Dear yang masih sadar, tapi kesakitan. Met juga berada disan, berdiri dan berjaga.

“Aku tidak bisa pergi lagi.” Kata Dear lemah.

“Tidak. Tidak. Tidak. Kita harus tinggal bersama2. Kita harus, Dear. Aku tidak akan melepaskan mu.” Kata Win, lalu tiba2 Dear terbatuk2. Dear berusaha memegang wajah Win,”Jangan menangis. Senyumlah. Senyumlah. Aku ingin menjaga senyum kamu dihatiku.”

Win semakin menangis dengan air mata yang makin deras. Tapi ia segera menghapusnya dan tersenyum pada Dear,”Aku tersenyum. Aku tersenyum.”

Dear sudah tidak dapat bertahan lagi dan mati. Disana Win menangis lebih keras,”Khun Dear. Khun Dear. Khun Dear. Khun Dear. Khun Dear!” teriak Win keras, merasa frustasi.

Gun dan tim sampai dilokasi dan bersembunyi memperhatikan mereka. Disana Win meminta Met untuk pergi tanpa mereka, tapi Met tetap setia menemani Win disana.

“Terima kasih untuk kesetianmu.”

“Aku akan mencari cara mengalihkan mereka. Kamu harus melarikan diri, Boss.”

Met pun pergi lalu bertemu dengan Gun dan tim. Ia menahan mereka, tapi akhirnya ia terdesak dan membunuh dirinya sendiri didepan Wit dan Jade.

Gun masuk kedalam sambil mengarahkan pistolnya kearah Win. Lalu Win yang menyadari itu berkata,”Apa kamu nyaman? Apa kamu nyaman dengan apa yang kamu lakukan? Kamu membuat orang yang aku cintai mati. Aku bertanya padamu?!”

“Cukup, Khun Kawin. Kamu tidak berhak menyalahkan orang lain. Selain daripada dirimu sendiri. Alasan Dear berakhir menjadi seperti ini adalah karena kamu.”

Perlahan Win melepaskan Dear dari pangkuannya dan menyerang Gun. Ia menyalahkan bahwa semua ini adalah karena Gun. Ia terus memukul Gun.

Dirumah sakit. Pim mengalami kejang2. Jadi dokter dan para suster segera datang dan memberikan setruman di dada Pim.

Gun berhasil menang dan ia mengarahkan pistol pada Win. Dan Win pun berteriak pada Gun untuk menembaknya, sebagai pembalasan Gun, dan juga karena ia sudah tidak memiliki apapun lagi. Lalu Win mendekat membawa Dear kedalam pangkuannya lagi,”Tembak! Aku bilang tembak! Tembak!” teriak nya.

Jadi Gun menembak terus-menerus, tapi bukan kearah Win, melainkan ke arah kosong.

“Aku tidak akan membiarkan bajingan seperti kamu mati dengan mudah! Sebelum kamu membayar dosa2 kamu di neraka, bayar dulu dosa2 kamu didalam penjara!” Tegas Gun.

Disuatu hari, orang2 banyak berkumpul untuk membuatkan bintang2 sebagai harapan agar Pimdao bisa segera sembuh.


Prim dan Gun berdiri disamping Pim yang masih tidak sadarkan diri. Dan mereka terus berbicara menceritakan pada Pim bahwa semuanya telah berakhir. Lalu pada saat itu jari2 Pim bergerak dalam gengaman Gun dan perlahan ia membuka matanya.

“Pim.” Panggil Prim dengan senang.

“Dimana kamu?!” tanya Pim.

“Aku disini.” Kata Prim, mengenggam tangan Pim.

“Ini aku Gun.” Kata Gun juga.

“Dimana kamu P’Prim? Dimana? Mengapa aku tidak bisa melihat apapun? Dimana kamu P’Prim? Dimana kamu?” tanya Pim terus sambil menangis.  Prim dan Gun pun diam sambil bertatapan.

Post a Comment

Previous Post Next Post