Sinopsis K-Movie : The Mimic part 2


 Distributor: Next Entertainment World
Didalam rumah. Anak itu berkeliling dan melihat-lihat setiap benda yang ada dirumah Hee Yeon, seperti foto-foto, buku, kotak perhiasan, serta pakaian. Pada saat itu terlihat bahwa pantulan wajah anak itu terlihat dicermin.

Lalu saat anak itu melihat keluar jendela, ia mulai tertawa sendiri. Saat itu ia sepertinya sedang memandangi Joon Hee yang  bermain bersama Ayahnya, lalu ketika ia mendengar Joon Hee berkata Appa.

Ia pun meniru Joon Hee dan berteriak,”Appa!”

Didalam ruangan gudang yang berisikan anjing-anjing, si suami mendengar suara anaknya yang sedang tertawa,“Kasih dia makan biskuit dia suka banget. Hahaha..”

“Sepertinya Joon Hee senang sekali?” kata si suami mengatai anaknya. Dan Joon Hee pun membalas bahwa ia senang sekali sambil tertawa.

“Ini’kan bukan yang pertama atau kedua kalinya kasih dia makan,” kata si suami lagi. Dan Joon Hee membalas lagi bahwa ia ingin bisa memberikan dia makan setiap hari, setiap hari sambil tertawa.


Mendengar itu si suami terhenti dalam melakukan aktifitasnya dan merasa bahwa ada sesuatu yang aneh,”Joon Seo?” katanya pelan sambil berjalan untuk melihat asal suara anaknya yang berada dibalik tirai. Dan ketika itu ia melihat anak itu yang sedang berjongkok disana.

Lalu ia pun merasa sedikit heran serta tampak kecewa.

Seorang pria duduk sambil terus mengoyangkan kakinya dan menggaruk telingannya sesaat, tampak nya ia kelihatan kurang nyaman berada disana. Tapi pada saat itu Polisi pria itu datang dan memanggilnya,”Choi Jong Soo-ssi ya?” tanyanya.

Pria yang duduk tadi membenarkan. Lalu si polisi meminta maaf karena sudah memanggilnya malam-malam begini dan mulai bertanya,”Anda adalah pemilik mobil (Hyundai) Sonata 8201, bukan? Mobil Seonsaeng-nim ditemukan di daerah dekat Jangsan. Coba lihat ini,” kata si polisi sambil memperlihatkan gambar sebuah mobil.

“Anu, mata saya..” katanya. Tampaknya mata Jong Soo terlihat kurang baik, karena saat melihat gambar mobilnya, itu terlihat kabur. Tapi ia pun membenarkan bahwa itu mobilnya.


“Apa hubungan Anda dengan Yoo Min Jae-ssi? Yoo Min Jae-ssi ditemukan didepan pintu gua yang sudah disegel, dalam kondisi sudah meninggal,” kata si polisi. Mendengar itu Jong Soo tampak kaget, tapi si polisi tidak memperhatikannya dan melanjutkan,”Kapan terakhir kali Anda bertemu dengan Yoon Min Jae-ssi? Dan apa hubungan kalian berdua?”

Jong Soo hanya diam dan tidak menjawab, sehingga si polisi terus memanggil namanya untuk menyadarkan. Tapi Jong Soo tetap diam, lalu ia menutup sebelah telingannya seperti mendengar sesuatu. Oppa, kemarilah.. Yeobo, selamatkan aku.. Jong Soo juga terlihat cemas dan ketakutan sambil memandang sesaat kearah cermin didepannya.


Setelah menidurkan anaknya, Hee Yeon keluar dan mematikan lampu kamar anaknya, lalu dalam kegelapan ia masuk kedalam kamar anak itu. Setelah ia merasa anak itu telah tidur dan akan keluar, anak itu malah memegang tangannya dan menahannya,”Jangan pergi. Jangan pergi,” pintanya.

Karena hal itu, Hee Yeon pun tidak jadi keluar dan duduk menemanin anak itu sebentar.


Jong Soo mencuci mukanya sambil berkata,”Fokus! Fokus!”

Ketika itu Jong Soo mendengar suara ketukan, jadi ia mematikan keran air dan berjalan perlahan ke dekat pintu. Lalu pada saat ia membuka pintu itu, ternyata kosong. Tapi Jong Soo mendengar suara ketukan dipintu lemarinya, jadi ia pun mengambil tongkat dan membuka lemarinya. Lalu ia pun tersenyum lega, ketika tidak ada siapapun didalam lemarinya, tapi pada saat ia melihat kearah cermin dilemarinya. Jong Soo melihat sebuah tangan yang mengetuk-ngetuk, jadi ia pun terkejut dan jatuh terduduk.

Anak itu berjalan dilorong rumah dalam gelap, ia membuka pintu kamarn dan melihat seseorang yang sedang tidur. Lalu ia masuk dan menutup pintu,”Soon Ja-ah. Ini oppa.”

Si suami memanggil anaknya Joon Hee untuk segera turun, lalu setelah itu ia duduk dimeja makan dan berbicara dengan Hee Yeon,”Anu, anak perempuan itu..”

“Anak perempuan? Ah, Joon Hee?” balas Hee Yeon.

Si suami bingung dan berkata bukan, tapi Hee Yeon menjelaskan bahwa nama anak itu juga Joon Hee. Lalu si suami pun bilang,”Suaranya juga sama persis dengan Joon Hee.”

Hee Yeon membantah karena menurutnya suara anak kecil itu sama semuanya, lalu saat si suami bertanya apa Hee Yeon sudah melapor kepolisi. Hee Yeon mengakui bahwa ia belum melapor, tapi saat si suami mendesak nya untuk segera melapor, Hee Yeon malah kelihatan enggan untuk melapor dulu.

Soon Ja, kemarilah.. Ini Oppa.. Soon Ja.. Oppa ada disini, Soon Ja. Si nenek terus mendengar suara dikamarnya, sehingga hal itu membuatnya tampak tidak nyaman.


Hee Yeon memanggil anak itu, lalu ketika itu ia melihat dapur yang tampak berantakan, bahkan dilantai juga terletak pisau besar.

Setelah itu Hee Yeon naik ke atas dan memanggil Joon Hee, tapi saat ia melihat kedalam kamar, Joon Hee tidak ada disana. Malahan ia seperti mendengar suara dari dalam lemari baju anaknya dan ketika ia membukanya, seekor anjing putih keluar dari sana. Serta disana Joon Hee sedang duduk sendirian.

Hee Yeon mengeluarkan Joon Hee dari dalam lemari, lalu ketika itu nenek datang ke kamar sambil membawa pisau. Dan ketika Hee Yeon berbalik, ia merasa terkejut, ketika si nenek berlari dan akan menusuk anak itu dengan pisau.

Hee Yeon pun menahan nenek dan berusaha untuk menenangkannya, tapi nenek malah menendangnya dan lalu menatap tajam kearah anak itu.

Anak itu berdiri dengan ketakutan, begitu juga dengan Hee Yeon yang tampak terkejut ketika melihat itu. Lalu ketika nenek akan menusuk anak itu, Hee Yeon maju dan menahan nenek serta menyuruh anak itu untuk segera keluar.

Setelah berhasil menjatuhkan pisau ditangan nenek, Hee Yeon berlari keluar rumah dan masuk ke dalam gudang bersama dengan anak itu, lalu ia mengunci pintu gudang.

Saat itu nenek ternyata juga mengikuti mereka. Ia mengedor pintu gudang sambil mengancungkan pisaunya. Sehingga Hee Yeon merasa sangat ketakutan sekali, lalu ia mengeluarkan hpnya untuk menelpon si suami.

“Bukan oppa! Bukan oppa..” kata nenek dari luar pintu,”Bukan oppa.”

Pada saat itu Hee Yein mendengar suara kaca yang pecah, jadi ia masuk makin kedalam gudang dan melihat anak itu sedang duduk meringkuk didalam kandang sambil memegang pecahan kaca.

“Joon Hee,” panggil Hee Yeon sambil mendekat, tapi anak itu malah mengarahkan ujung pecahan kaca yang runcing ke leher Hee Yeon.

Hee Yeon tidak bergerak, ”Tidak apa-apa. Kamu bisa mempercayai Ajumma. Jangan takut. Percayalah pada Ajumma,” kata Hee Yeon menenangkan anak itu. Lalu saat ia ingin menyentuh anak itu, ia digigit.

Hee Yeon tidak marah atau takut, malahan dengan tangan yang lain ia mengelus kepala anak itu. Dan karena merasakan kelembutan itu, anak itu menangis,”Eomma,” panggilnya.

Hee Yeon ikut menangis dan mengakui bahwa ia mengerti perasaan anak itu serta meminta maaf. Lalu ia mengulurkan tangannya dan tanpa ragu anak itu memegang tangannya. Setelah itu dengan lembut, Hee Yeon menarik anak itu dan memeluknya.

Si suami melihat kedalam laci obat-obatan milik nenek yang tidak dimakan, lalu saat ia mendengar suara nenek yang berkata Bukan oppa, si suami menjadi heran. Dan ketika itu si suami melihat sebuah cermin yang diselotip,”Eomma? Perbuatan Eomma, ya?”

Saat nenek tidak menjawab, si suami pun melepas satu selotip yang menutupi cermin itu.

Didapur. Si suami mengakui bahwa sepertinya mereka sudah tidak bisa menjaga nenek lagi, tapi Hee Yeon malah bilang,”Aku akan merawatnya dengan lebih teliti. Kamu juga tahu. Eomoni adalah harapan kita yang terakhir.”

Anak itu datang sambil memanggil Hee Yeon, eomma. Lalu Hee Yeon menemaninya untuk pergi tidur kedalam kamar, tapi si suami memandangnya dengan heran dan hanya diam.

Saat lampu kamar telah dimatikan, anak itu bertanya,”Eomma. Joon Seo itu siapa?”
“Tahu Joon Seo dari mana?”

“Eomma ’kan selalu memanggilnya? Waktu tidur.”

Hee Yeon pun bercerita bahwa Joon Seo adalah oppanya Joon Hee, tapi kini dia menghilang.


Dulu saat di mall. Hee Yeon meninggalkan anaknya Joon Seo bersama dengan nenek. Dan ketika itu nenek memegang tangan Joon Seo dengan erat. Tapi saat Hee Yeon kembali, ia melihat nenek hanya sedang memegang mainan milik Joon Seo.

Dikamar. Si suami mulai menyimpan semua barang nenek kedalam tas, tapi Hee Yeon yang melihat itu segera menahannya.

“Kamu bilang anak kecil itu. semoga saja namanya memang benar Joon Hee,” kata si suami tiba-tiba membalas perkataan Hee Yeon, tapi Hee Yeon malah tidak mengerti maksudnya. Jadi dengan tegas si suami meminta Hee Yeon agar besok ia menyerahkan anak itu ke kantor polisi.

“Sekarang masalahnya bukan anak kecil itu. Kamu tidak tahu apa yang terjadi hari ini?”
“Karena itu, bawa saja Eomma ke sanatorium. Sekarang kamu sendiri saja sudah kewalahan. Kamu sanggup menjaga Ibuku dan anak kecil itu?”

“Kenapa kamu menganggap segala sesuatu itu sangat sederhana? Joon Hee juga mau disuruh pergi. Eomma juga mau disuruh pergi. Dengan mengusir semua orang pergi, masalah akan terselesaikan dengan lancar? Pernahkan kamu memikirkan Joon Seo? Putramu. Putra kita, Joon Seo.”


Si suami tidak bisa berkata apa-apa dan tampak frustasi dengan kelakuan Hee Yeon. Apalagi dengan menangis Hee Yeon berkata,”Aku setiap kali melihat anak perempuan itu, aku selalu teringat akan Joon Seo. Mungkin Joon Seo berada disuatu tempat dan berharap akan ada orang yang bersedia membantunya. Aku tidak sanggup melepaskan Joon Seo. Aku akan terus mencari Joon Seo.”

Hee Yeon mengambil barang nenek dan memasukannya kembali sambil menangis dan ketika itu anak itu masuk kedalam kamar. Si suami berusaha menghentikan Hee Yeon bahkan ia sambil marah, karena sudah tidak bisa lagi bertahan dengan kelakuan Hee Yeon.

Joon Hee berdiri didekat pintu dan menangis melihat kedua orangnnya bertengkar.

“Hee Yeon-ah. Kamu tahu Joon Seo kita.. Joon Seo kita sudah meninggal,” aku si suami dengan sedih, lanjutnya,”Kamu harus menganggapnya sudah meninggal. Kamu harus lepas tangan. Tidak bisa jika kamu seperti ini terus. Kamu harus lepaskan.”

Hee Yeon terdiam dan menangis.


Soon Ja-ah.. nenek mendengar suara itu lagi, suara yang memanggil namanya untuk kemari. Jadi nenek dengan ketakutan menutup telingannya. Soon Ja kemarilah. Aku ada disini.

“Oppa ku sudah mati,” kata nenek gemetar.

Apa maksudmu? Aku masih hidup. Aku ada disini. Kemarilah.

“Eonni-ah, itu bukan oppa kita. Eonni, kita pulang saja. Eonni, kita pulang saja!” kata nenek lagi.

Sepertinya suara itu berasal dari dalam cermin, bahkan dari sana juga tampak sebuah mata yang memandang kearahnya. Di sinilah rumah kita. Soon Ja-ah, aku ada di sini bersama dengan oppa.

Nenek berbalik dan memanggil,”Eonni aku sangat merindukamu. Eonni, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil menangis.

Soon Ja-ah. Di situ sangat menderita, bukan? Kemarilah. Kemarilah. Soon Ja-ah. Di sini adalah rumah kita. Mendengar bisika itu terus menerus, nenek tampak tidak tahan dan berjalan menuju kearah cermin.

Pagi hari, Hee Yeon memanggil nenek dan masuk kedalam kamarnya, tapi kosong. Jadi ia mencari diruangan lain, tapi tetap tidak ketemu. Bahkan si suami juga mencari nenek digudang, tapi tidak ada juga.

Pada saat masuk kedalam kamar nenek, si suami melihat kearah cermin yang lem nya terbuka sedikit, karenannya semalam. Dan ketika itu si suami melihat suatu cairan menetes, jadi ia pun membuka semua selotip yang menutupi cermin itu.

Ketika ia telah membuka semua sebagian selotip yang menutupi cermin, si suami tampak kaget. Ternyata tampak sebuah jejak tangan seorang anak kecil di cermin tersebut.

Dihalaman. Si suami bertanya kepada anak itu,”Kamu tahu Halmeoni pergi ke mana, ‘kan?”

Langit berubah gelap dan hujan pun turun dengan deras. Dari kejauhan wanita dengan tongkat, berdiri dan memandangin rumah mereka.

Polisi datang kerumah mereka. Dan Hee Yeon menjelaskan keadaannya kepada si polisi,”Suamiku, seharian ini tidak berhasil dihubungi. Setelah kupikir-pikir mungkin terjadi sesuatu dengannya pada saat sedang mencari Eomoni. Bagaimana ini? Di daerah  sini.. di daerah dekat sini sepertinya ada yang aneh.”

“Apanya?” tanya si polisi.

“Eomoni dan suamiku juga. Anu.. sebelumnya ada juga kakak beradik yang mencari anjung mereka. Joon Hee. Orang tua anak perempuan bernama Joon Hee itu sepertinya kehilangan anak mereka di daerah ini.”

Si polisi heran dan menanyakan maksud dari perkataan Hee Yeon, jadi Hee Yeon menjelaskan,”Sebelumnya bukankah aku pernah bilang ada anak perempuan dan meminta bantuan kalian untuk mencarinya? Malam itu kami menemukan anak kecil itu didepan rumah kami. Untuk sementara ini dia berada dibawah asuhanku. Coba konfirmasi dengan Tim pencarian orang hilang!”

Si polisi pun ingin berjumpa dengan anak itu. Tapi saat mereka mencari, anak itu tidak berada dikamar. Lalu ketika itu sipolis melihat sebuah cermin yang ditutup dengan selotip, seperti dikamar nenek.


Pada saat itu, seorang petuga berkata bahwa tidak pernah ada kasus anak perempuan hilang yang bernama Joon Hee yang dilaporkan ke polisi. Karena itu si polisi menanyakan tentang wajah dan perawakan anak itu kepada Hee Yeon. Jadi Hee Yeon menjelaskan kepada mereka, seperti tinggi dan pakaian yang dipakai oleh anak itu dulu.

Diluar rumah, si polisi menyuruh Hee Yeon untuk tidak khawatir, karena dia pasti akan mencari disekitar. Lalu pada saat itu si polisi mengeluarkan ponsel nya dan memperlihatkan foto seorang anak perempuan kecil dan Ayahnya.

Melihat itu Hee Yeon segera membenarkan bahwa anak yang ada difoto itu benar, tapi saat ia melihat si polisi terdiam, ia menjadi heran.

“Foto ini bukan diambil baru-baru ini. Tapi lebih kurang ditahun 80-an,” kata si polisi.

Didalam hujan, Hee Yeon terus mencari-cari anak itu. Sedangkan dikantor si polisi membuka kembali dokumennya.

Tulisan dalam dokumen itu :

Tanya : Anak kecil itu siapa?

Jawab : Tidak tahu. Pertama kali melihat anak kecil itu, dia sedang berdiri di sana dan berkata jika dia lapar.

Tanya : Mengenai anak kecil, ada hal lain lagi yang diceritakan?

Jawab : Tidak kepadaku, tapi waktu subuh aku mendengar dia telepon dan membicarakan anak kecil itu. Aku waktu itu sedang berada di kamar jadi tidak mendengar terlalu jelas. Anak perempuan kecil itu berkata kepadanya “Kemarilah”.


Lalu saat ia membali halaman selanjutnya, si polisi melihat sebuah foto lama. Dimana ada seorang pria berdiri didepan gua.

Hee Yeon masih saja mencari anak itu, bermodalkan senter, ia mencari ditengah hujan. Tapi tiba-tiba ia dikejutkan oleh wanita dengan tongkat.

Post a Comment

Previous Post Next Post