Sinopsis C-Drama : Die Now (Episode 1 : Menghilang) part 2




 Network: Sohu TV


Meng Qin mulai menceritakan semuanya. Menggunakan kaca pembesar, Xue Xin menyelidiki surat yang dikirimkan kepadanya itu dengan seksama.

“Pada kenyataannya, Xue Xin menerima surat dari korban yang sudah mati, Ji Lu. Itu bukan dikirim oleh polisi. Xue Xin dan Ji Lu saling mengirim surat selama tiga tahun. Dia juga seorang penulis novel detektif. Tidak ada satupun petunjuk kecil yang bisa luput dari mata elangnya. Xue Xin mempelajari surat itu selama tiga jam nonstop.






Setelah selesai memeriksa semuanya, Xue Xin mengernyit. Ia tampak seperti tidak percaya dan belum yakin dengan hasil yang didapatkannya. Tapi akhirnya, ia menjadi tampak kesal dan marah sendiri.

“Berdasarkan tulisan tangan, tinta, garis, lipatan, nada tulisan, dan semua aspek lainnya. Semuanya menyatakan bahwa surat ini datang dari Ji Lu. Dia bahkan mendapatkan sidik jari di amplopnya untuk memastikan bahwa Ji Lu sendiri yang menutup amplopnya.”



Dimalam hari, Xue Xin datang ke kantor Ji Lu dan mengacak meja kerja Ji Lu, seperti ingin mencari tau sesuatu. Tapi pada saat itu, polisi datang dan menahannya.

“Ada dua barang lain yang datang bersama surat itu. Sebuah kartu sebesar kartu nama biasa dan secarik kertas dipenuhi kode rahasia.”




Kembali kesaat ini. Meng Qin mengakhiri ceritanya,”Xue Xin mengakui kesalahannya, tapi bagaimanapun ia tetap tidak bisa mengingat motif pembunuhannya. Dalam tes psikologi akhir, ternyata ia tidak mengalami gangguan mental apapun. Jadi ia tidak bisa terhindar dari hukuman. Meski kasus ini sudah ditutup, tapi motif pembunuhan Xue Xin, identitas pengirim surat itu, begitu juga arti dari isi surat itu, tetap tidak memiliki penjelasan yang masuk akal sampai hari ini.”

Mendengar tentang itu, Xia Chi jadi tampak tertarik dan mulai berpikir.



“Jikalau seseorang berusaha untuk menemukan kebenarannya, dia akan mengalami nasib yang sama, terseret dalam neraka teka-teki tanpa akhir.”



Saat masuk kedalam kamar asramanya, Qing Zhi disapa oleh teman sekamarnya. Temannya memberikan sebuah paket kiriman yang dikirimkan untuk Qing Zhi tadi. Setelah itu, temannya pergi meninggalkan Qing Zhi sendirian.

  


Isi surat : Xue Xin, apa kabar? Saat kau menerima surat ini, mungkin aku sudah tidak ada didunia ini lagi. Jadi aku memintamu untuk memecahkan teka-teki terakhir ini.

Ketika membuka dan membaca surat yang dikirimkan padanya tersebut. Qing Zhi menjadi sangat kaget dan ia menjatuhkan surat itu begitu saja kelantai.




Pada saat itu, dari arah belakangnya Qing Zhi merasa bahwa seseorang sedang mengawasinya. Jadi dengan perasaan masih kaget serta takut, Qing Zhi berbalik.

“Siapa disana?” tanyanya, tapi belakang nya kosong, tidak ada siapapun. Bahkan waktu Qing Zhi menatap kesekeliling kamar, semuanya kosong. Dan karena takut, dengan kuat Qing Zhi mencengkram rok sendiri.




Dikamar asrama Xia Chi. Meng Qin masih saja sibuk membahas tentang kasus Xue Xin, tapi karena malas atau mungkin tidak terlalu tertarik, maka Xia Chi tidak bereaksi apapun dan hanya menjawab ‘Oh’.




“Kamu mengambil fotonya diam-diam? Lugu sekali,” goda Meng Qin, ketika Qing Zhi menelpon ke hp Xia Chi.

Dengan cepat, Xia Chi turun dari tempat tidur dan mau merebut hpnya. Tapi dengan lebih cepat, Meng Qin mengelak dan lalu ia yang mengangkat telpon dari Qing Zhi.




“Halo, Qing Zhi. Xia Chi sayang sedang merindukanmu,” sapa Meng Qin.

Ketika Meng Qin berbicara seperti itu, maka Xia Chi segera berusaha merebut kembali hpnya dan ia berhasil. Baru saja Xia Chi mengatakan halo, Qing Zhi langsung bersuara seperti orang panik.




Qing Zhi memberitahu bahwa ia baru saja menerima surat dari Ji Lu dan ia meminta agar Xia Chi menolongnya. Pada saat itu, suara Qing Zhi yang panik terdengar tidak jelas serta putus-putus.

Sehinga Xia Chi menjadi panik dengan keadaan Qing Zhi. Apalagi saat telpon dari Qing Zhi terputus begitu saja dan saat ia mencoba menelpon balik Qing Zhi tapi gagal.




Xia Chi ditemanin oleh Meng Qin, berdua mereka pergi keasrama Qing Zhi dan bertanya kepada pengurus asrama. Tapi anehnya, pengurus asrama mengaku bahwa tidak ada seorang pun murid perempuan bernama Qing Zhi dikamar 2609.

“Dia sering menerima surat di sini. Matanya besar, rambut lurus,” jelas Xia Chi sambil memeragakan dengan tangannya.

“Rambutnya panjang dan ia sangat manis,” tambah Meng Qin, membantu.


Tapi percuma, karena pengurus asrama itu tetap bilang bahwa ia tidak mengenal Qing Zhi dan tidak ada satupun murid perempuan diasramanya yang bernama Qing Zhi.




“Mengapa kalian berusaha menyelinap masuk asrama perempuan?” tuduh, pengurus asrama, salah paham.

Ketika itu teman asrama Qing Zhi muncul. Jadi melihat itu, Meng Qin langsung menyapanya (Yu Ming), lalu menanyakan keberadaan Qing Zhi. Tapi anehnya, Yu Min juga tidak tau siapa Qing Zhi itu.

“Berhenti bercanda. Qing Zhi itu teman sekelasmu dan dia tinggal diasrama yang sama dengan mu,” jelas Meng Qin. Tapi percuma juga.





Masih tidak percaya dengan info yang mereka dapat, maka Xia Chi memberikan kode kepada Meng Qing yang segera dimengertinya. Lalu dengan cepat, mereka berdua berlari masuk kedalam asrama.





Mereka masuk kedalam kamar Qing Zhin dan mencarinya. Tapi Qing Zhi tidak ada disana, bahkan tempat tidurnya juga kosong. Sehingga mereka berdua menjadi heran.

“Kalian kenapa? Ini asrama perempuan. Ikut aku menemui guru kalian,” tegur pengurus asrama kepada mereka.




Ditaman sekolah. Xia Chi masih bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Qing Zhi. Dan melihat Xia Chi yang seperti itu, maka Meng Qin pun mengakui dengan jujur.

“Biarkan aku bicara jujur. Sebenarnya.. aku juga tidak kenal Qing Zhi. Aku ikut-ikutan tadi, karena kita saudara. Aku tak bisa membiarkanmu menderita sendirian. Kau menjadi gila, kau mengalami delusi. Bisakah ka jelaskan?” kata Meng Qin seperti khawatir sambil memegangin pundak Xia Chi.




Mendengar penjelasan Meng Qin tersebut, Xia Chi pun menjadi ragu pada dirinya sendiri. Dan mengira mungkin ia memang sudah gila.

Post a Comment

Previous Post Next Post