Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 7 - 2



Company name : Citizen Kane


Di pagi hari yang cerah. Krit membuka tirai jendela lebar-lebar dan lalu melihat kearah Yad yang masih tertidur. Dan karena itu, tanpa membangunkan Yada, Krit mendekati lemari kecil disamping ranjang dan lalu ia mengambil jam tangannya.

Tepat ketika itu, Yada terbangun. Dan dengan senyum yang cerah, Krit menyapa Yada.




Saat menyadari bahwa Krit ada disana, maka dengan kaget Yada bangkit dan duduk. Lalu dengan agak tergagap, ia menanyakan apakah kemarin malam Krit tidur diranjang ini.




Sambil masih tersenyum, Krit duduk tepat dihadapan Yada dan lalu menjawab ya. Dan dengan agak kaget, Yada menutup mulutnya, lalu mundur sedikit.

“Kita sekarang adalah suami-istri. Tentu saja, kita harus tidur diranjang yang sama,” kata Krit sambil menatap Yada.

“Kamu tidak menyentuhku, kan?” tanya Yada sambil masih menutup mulutnya.




Melihat tingkah Yada yang seperti itu, maka Krit pura-pura tidak mendengar dan bertanya lagi, tapi Yada tetap saja bicara dengan menutup mulutnya sendiri. Maka dengan agak tidak sabaran, Krit menarik tangan Yada.

Dan Yada pun langsung memalingkan wajahnya sambil masih menutup mulutnya rapat-rapat.




“Mengapa kamu menutup mulutmu?” tanya Krit.

“Karena, aku belum mandi dan menyikat gigiku. Sedangkan kamu sudah berpakaian rapi sekali,” jawab Yada dengan wajah masih tidak mau menghadap kearah Krit.

“Terima kasih untuk pujiannya. Tapi kamu, apa ini penampilan mu saat pagi?” balas Krit sambil tersenyum.




Dan mendengar itu, Yada dengan cepat berpaling serta menatap kearah Krit. Lalu dengan tangannya, ia menyisiri rambutnya begitu saja. Dan sesudah itu, ia turun dari ranjang.

Sebelum Yada pergi, Krit menahan tangan Yada. “Tapi kamu masih terlihat manis,” lanjut Krit, memuji.



Tapi Yada tampak tidak senang sama sekali. Malah dengan mulut masih tertutup,  Yada menarik tangannya dari Krit, lalu berlari pergi kearah kamar mandi. Dan ketika itu, terdengar suara Yada yang membuat kegaduhan dikamar mandi.

“Wanita,” kata Krit sambil tersenyum da mengeleng-gelengkan kepalanya.




Tampaknya Yada masih merasa kesal, maka dari itu dengan cepat Yada berjalan dan mengabaikan Krit yang mengikutinya dibelakang. Dan menyadari hal itu, maka Krit menghentikan Yada serta berusaha membujuknya.

“Tinggallah disini selama dua malam lagi. Aku ingin membawa kamu melihat-lihat lagi,” tanya Krit, lembut.

“Tidak,” balas Yada, agak keras.

“Kamu tidak mau merasakan makanan terenak didunia?”

“Tidak!”


Ketika Yada ingin berjalan pergi lagi. Krit segera menahan tangan Yada dan membujuk Yada lagi, karena ia merasa bersalah telah seperti itu tadi. Jadi mendengar hal itu, Yada setuju untuk tinggal.

“Kemana kamu mau pergi?” tanya Krit tampak senang.

“Bertemu Pa,” jawab Yada.





Mendengar jawaban Yada yang seperti itu, tiba-tiba ekspresi Krit berubah menjadi keras. Lalu dengan tegas ia memberitahu pada Yada, ketika mereka tiba di Thailand, ia pasti akan membawa Yada kesuatu tempat. Setelah itu, Krit berjalan duluan meninggalkan Yada.




Ditempat luas dan sepi yang kemarin. Yada duduk dan mengingat semua cerita Krit padanya. Tentang pertama kali ia tiba di Hong Kong, tentang ia yang mungkin saja berbakat hingga Pa mau mengangkatnya.

Tapi ada satu pertanyaannya yang waktu itu tidak dijawab oleh Krit. Yaitu, maasalah apa yang dimiliki oleh Ayahnya dengan Pa, sehingga Krit mengejar keluarga mereka.





Krit menghampiri Yada memberikan segelas minuman padanya. “Minumlah dulu. Mobil akan menjemput kita ke airport,” tawar Krit.

Jadi Yada pun menerima minuman itu.





Pesawat mereka pun berangkat. Dan akhirnya mereka tiba kembali di Thailand, setelah itu Krit membawa Yada ke penjara. Sehingga hal itu membuat Yada bingung serta bertanya.

“Dalam matamu seorang penjahat mungkin terlihat mengganggumu,” kata Krit kepada Yada yang kebingungan.



“Tidak seperti itu. Kamu bilang bahwa kamu akan menunjukan kehidupan aslimu. Apa ini bagian dari hidupmu juga?” balas Yada membantah dan lalu bertanya.

“Benar. Orang yang aku temui adalah orang terpentin dalam hidupku,” jawab Krit.





Didalam penjara, Yada melihat para tahanan yang sedang berkerja membersihkan halaman. Dan ketika itu, Kaj yang menyadari kedatangan anaknya itu, mendongakan kepalanya dan memandang kearah mereka.

“Pria disanakah? Orang yang melihat kearah sini,” tanya Yada memastikan. Dan Krit membenarkan.


Kaj tampak tidak nyaman, tapi tanpa melakukan apapun atau mengatakan apapun. Kaj kembali melanjutkan pekerjaannya, yaitu menyapu.

“Apa dia keluargamu? Aku harus panggil dia apa?” tanya Yada lagi.

“Kamu tidak perlu mengatakan apapun,” balas Krit



Sebelum Yada menyelesaikan pertanyaannya yang mau bertanya siapa dia, Krit langsung memotong. “Di penjara? Pria ini adalah kambing hitam. Dia masuk ke dalam penjara untuk temannya yang telah menipu orang.”

“Perusahaan yang kamu bilang padaku itu, teman yang kamu sebut adalah Ayahmu? Aku minta maaf. Bahkan walaupun Ayahmu telah meninggal dunia, orang yang menipu itu dan menyalahkan temannya. Tidak terkatakan,” kata Yada sambil memandang kearah Kaj.


Tampaknya Yada telah salah paham dengan cerita serta maksud Krit selama ini.

Dan tanpa membenarkan itu, Krit dengan tenang mempersilahkan Yada untuk mengatakannya, karena ia tidak masalah. Jadi terbawa sedikit emosi, mungkin. Dengan semangat Yada mengatakan apa yang ingin ia katakan.




“Orang yang mampu melakukan ini, aku pikir dia sangat rendah dan tercela. Kamu mungkin merasa bersalah terhadap paman ini, itu mengapa kamu mengunjunginnya. Betapa menyedihkannya untuk menjadi teman seorang bajingan,” kata Yada sambil menatap kasihan ke arah Kaj lagi.

Krit tersenyum kecil mendengar perkataan Yada. “Ingat kata-kata ini dengan baik, Yada,” balas Krit kepada Yada.




Sendirian Krit menemui Ayahnya untuk mengobrol. Disana tanpa berbasa-basi, Kaj langsung menanyai siapa wanita yang Krit bawa itu. Dan Krit langsung memberitahu, menantu.

“Kamu menikah dan hampir tidak memberitahuku? Tapi itu bagus. Mempunyai keluarga akan membuatmu berpikir ulang. Apa kamu sudah menghentikan tiindakan bodoh itu sekarang?”



“Menantumu bernama Yada. Anak perempuan Dilok,” jawab Krit tanpa merasa tidak enak. Dan saat Kaj tampak kaget, Krit tertawa kecil dan menceritakan tentang ekspresi Dilok ketika harus memberikan putrinya. Dan selanjutnya, Krit berkata bahwa itu adalah Dilok.

“Cukup! Kamu menyakiti seseorang yang tidak bersalah!” tegas Kaj mengingatkan anaknya.




“Aku harus melakukan itu. Aku melakukan itu untukmu. Mengapa kamu tidak mengerti aku?”  balas Krit.

“Jika kamu benar-benar ingin melakukan itu untukku, keluarlah dari lingkaran setan itu. Uang yang kamu dapat dari bisnis kotor, akan menyeret hidupmu. Apakah kamu menikahinya untuk balas dendam?” kata Kaj lagi. Dan tentu saja, Krit membenarkan.



“Kamu bodoh. Kamu bodoh dari sini ke Hong Kong. Kamu bodoh sekarang, kamu tidak mengenal dirimu sendiri. Aku tidak melihat istrimu seperti ia adalah musuhmu,” lanjut Kaj dengan lebih tajam. Dan dengan tergagap, Krit hanya bisa menjawab ‘aku.. aku..’





“Hidupmu berubah. Kembali dan pikirkan itu. Seperti untuk mengapa kamu berubah. Jangan jadi bodoh. Sebelum semuanya terlambat,” kata Kaj lagi, menasehati Krit.

Setelah itu Kaj menutup teleponnya. Dan Krit pun tampak terdiam serta ragu, hingga ia tidak bisa mengatakan apapun lagi untuk membalas perkataan Ayahnya.




Nee menemui Tassana dikantor serta menanyai keberadaan Krit. Dan lalu dengan santai, Tassana menjawab bahwa Krit sedang berada di Hong Kong untuk berbulan madu mungkin.

Mendengar itu, Nee manjadi terdiam.




“Kamu sudah siap menemuinya sekarang?” tanya Tassana tiba-tiba untuk memastikan.

“Aku siap,” jawab Nee sambil duduk dikursi dihapadan Tassana.

“Siapa untuk apa? Siap untuk kembali menjadi adiknya? Kamu harus mengerti. Sulit untuk perasaan itu kembali seperti dulu.”


“Tidak peduli betapa sulitnya itu. aku akan mencoba untuk membuat P’Krit kembali menjadi kakak ku lagi. Walaupun itu sulit, tapi apakah itu mungkin P’Na?” balas Nee dan bertanya, tapi Tassana hanya diam.




Keluar dari penjara. Yada terus menatap kearah Krit yang berjalan disebelahnya. Saat itu Krit tampak tidak fokus dan sedang memikirkan sesuatu.

Ternyata Krit sedang memikirkan kembali mengenai nasihat terakhir Ayahnya tadi. Lalu tiba-tiba Yada memanggil dan menyadarkannya.

“Bisakah kamu melakukan apa yang kukatakan sekarang?” tanya Yada, tegas.




Yada membawa Krit ke rumahnya. Dan disana, Krit menolak untuk masuk kedalam. Lalu tepat ketika itu, terdengar suara Dilok yang berbicara dengan keras.




“Bagus jika kamu tidak masuk. Rumah ini tidak menyambut mu,” kata Dilok, keluar dari dalam rumah dan muncul dihadapan mereka.

Melihat sikap Dilok padanya, maka Krit mengubah pikirannya dan memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Dan Trai tampak tidak senang, “Mengapa kamu membawa dia kesini?”

“Aku butuh bicara dengan Ayah,” jawab Yada.



Tanpa menatap dan mendengarkan Yada. Dilok menyuruh agar Trai menyeret Krit keluar dari rumah.

Dengan santai, Krit duduk diruang tamu sambil membaca buku majalah. Dan Trai yang emosi, masuk kedalam dan langsung menyuruh Krit untuk keluar.

“Ketika istriku selesai bicara, maka aku akan pergi,” kata Krit dengan sangat santainya.




Khem muncul dan menanyakan keadaan Yada, jadi Yada pun memberitahu bahwa ia ingin berbicara dengan Ayah. Lalu ia berbicara pada Krit,”Kamu membawaku ke Hong Kong karena kamu ingin kami mengerti kamu kan?”

Sambil tersenyum. Krit bangkit dari duduknya,”Hanya kamu yang mengerti aku dengan baik. Orang sepertiku tidak akan pernah merendahkan diriku sendiri untuk bicara kepada orang yang rendahan dan bajingan.”




Dilok menjadi sangat marah dan karena itu tiba-tiba jantungnya kembali sakit. Jadi dengan khawatir, Yada ingin menolongnya. Tapi dengan kasar Dilok menolak Yada untuk menyentuh dirinya.

Sehingga Trai serta Khem lah yang membantu Ayahnya itu. Tapi karena saat itu Dilok sama sekali tidak mau tenang, maka mereka berdua memutuskan untuk membawa Ayah ke halaman.



Ketika Yada ingin mengikuti Ayah. Khem dengan kasar menarik rambut Yada untuk menghentikannya dan lalu ia memarahi Yada.

“P’Da, kamu mau rumah kita menjadi terbakar api seperti inikah?”

“Aku ingin rumah kita menjadi tenang!”





Khem yang emosi mengatai bahwa ia tidak bisa mengerti apa kebaikan yang Yada lihat dari Krit, tapi untuknya itu, semua yang ia lihat adalah keburukan. Melihat keadaan yang seperti itu, maka Krit maju untuk membela Yada.

“Khem mungkin kamu masih tidak bisa melepaskanku,” kata Krit sambil memeluk bahu Yada dihadapan Khem.

Setelah itu, Khem tampak terluka dan lalu ia mengatai Krit yang tidak berubah. Dan Krit menanggapinya dengan hanya tersenyum.





Saat Khem pergi ke halaman dan meninggalkan mereka berdua. Yada langsung melepaskan dirinya dari Krit dan marah, karena  Krit malah membuat segalanya menjadi buruk. Lalu ia meminta agar Krit tidak mengikutinya.




Yada menemui Ayah dihalaman. Tapi sebelum ia sempat bicara, Dilok langsung maju dan menamparnya, lalu mengusirnya.



Walaupun telah diperlakukan seperti itu, Yada tetap tidak menyerah. Ia berusaha untuk menahan Ayahnya dan meminta agar Ayahnya mendengarkannya. Tapi dengan sangat kasar, Dilok menepis tangan Yada dan memarahi Yada dengan kasar.

“Kamu membawa suamimu ke rumahku! Kamu anak tidak tahu terima kasih!”




“Aku punya alasan untuk membawa Khun Sharkrit denganku. Khun Sharkrit hanyalah alat untuk musuh kita. Ayah, apa kamu pernah punya masalah dengan Mr. Wong sebelumnya?” tanya Yada kepada Dilok.

“Aku tidak pernah menginjak kaki siapapun sebelumnya! Suamimu itu gila!” teriak Dilok.




“Kamu benar-benar tidak punya masalah dengan siapapun? Itu mungkin salah paham. Diluar sana tidak ada bisnis yang tidak mempunyai pesaing. Coba pikirkan, yah,” pinta Yada.

Tapi Dilok dengan emosi dan marah, malah mau memukul Yada lagi.




Tepat saat itu, Krit muncul dari arah belakang Dilok. Dan ia menahan Dilok yang ingin memukul Yada. Lalu saat Yada meminta agar dirinya melepaskan Dilok, maka Krit pun langsung melepaskan tangan Dilok dengan kuat, sehingga Dilok terjatuh ke tanah.

Trai serta Khem langsung mendekati Dilok dan memarahi Krit.





Yada juga ingin mendekat, tapi Krit menahannya. “Jangan mendekat Da. Orang seperti Ayahmu, dia akan menyadari tindakan salahnya ketika neraka didepannya.”

Yada langsung marah dan memperingati Krit. Tapi Krit tidak peduli, malah dengan suara mengancam ia melanjutkan pada Dilok,”Segera. Pasti.”



Trai berteriak dan menyuruh Yada untuk membawa Krit keluar. Dan walaupun sedih, Yada tidak melakukan apapun. Jadi Krit menarik tangan Yada dengan kuat agar ikut keluar bersamanya.

1 Comments

Previous Post Next Post