Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 7 - 3



Company name : Citizen Kane

Setelah keluar dari rumahnya sendiri, Yada langsung menangis. Dan dari jauh, ketika melihat itu Krit tampak tidak tega dan mendekatinya.



“Rumah ini bukah hanya tidak menerima ku. Mereka bahkan juga tidak menerima mu,” kata Krit pada Yada. Dan mendengar itu, Yada ingin kembali lagi ke dalam rumah, tapi Krit langsung menahannya.


“Jangan mengkhawatirkan orang lain terlalu banyak. Kamu harusnya mengkhawatirkan perasaanmu juga,” kata Krit dengan lembut, menasehati Yada.

Dan dengan masih menangis, Yada tidak menjawab atau membantah. Ia menuruti nasihat Krit dan berjalan masuk ke dalam mobil.




“Dari sekarang, jangan biarkan Da dan suaminya melangkahkan kaki dirumah ini. Mengerti?!” teriak Dilok marah, memberitahu Trai serta Khem. Setelah itu ia kembali duduk di sofa.

Sedangkan Trai serta Khem tampak bingung harus melakukan apa. Lalu mereka berdua pun mendekati Dilok dan menenangkannya.




“Yah, kamu bisa bicara baik-baik pada P’Da,” kata Khem berusaha membujuk Ayahnya.

“Anak itu tidak tahu terima kasih. Dia membawa musuh masuk ke dalam rumah ini!”

“Tapi P’Da sedang mencari tau siapa dibelakang Sharkrit,” tambah Trai ikut membujuk Ayah.



“Tidak didepan atau belakang! Aku hanya punya satu musuh. Dia mungkin sudah mati di dalam penjara sekarang! Orang seperti Sharkrit itulah musuh asliku. Kalian berdua lebih baik tidak terlibat dengan pasangan suami – istri itu! Bukan hanya mereka berdua, temannya atau siapapun di perusahaan. Jangan terlibat!” balas Dilok dengan sangat marah.

Lalu ia berdiri dan masuk ke dalam.





Mendengar perkataan itu, mereka berdua terdiam. Dan Trai lalu mengingat kedekatannya dengan Nee. Sedangkan Khem mengingat tentang dirinya dan Tassana.




Didalam mobil. Yada masih diam saja, jadi Krit memperhatikannya. Dan menyadari bahwa Krit memperhatikannya, maka Yada memulai pembicaraan. Ia bertanya apakah Krit senang telah menghacurkan keluarganya menjadi seperti ini, karena Krit pernah bilang begitu dulu.



Tentu saja, Krit menjawab iya. Tapi ia ekspersinya seperti tampak ragu. Sehingga Yada membalas bahwa Krit berbohong, karena mata Krit tidak menyiratkan itu, malahan menurut Yada, Krit tampak memaksa dirinya sendiri.

“Aku hanya tidak bisa melihat istriku menangis, itu saja,” kata Krit pada Yada.

“Kamu mengasihanin aku?” balas Yada.


Mendengar pertanyaan itu, Krit tersenyum dan membalas,”Ngomong-ngomong, sekarang, hanya ada kita berdua.”

Yada ikut tersenyum kecil dan lalu ia memegangin tangan Krit. Sehingga Krit merasa heran. Dan lalu Yada mengucapkan terima kasih pada Krit.



Krit tampak tersentuh, mungkin. Apalagi saat Yada menyentuh tangannya. Tapi sayangnya ketika ia ingin memegang tangan Yada, dengan segera Yada mengelak dan mengangkat tangannya dari atas tangan Krit.

“Tapi jangan khawatir. Aku akan membuat Methasit menjadi sebuah keluarga lagi,” kata Yada tiba-tiba dengan tegas. Dan Krit tersenyum.


Setibanya dihotel, saat Krit sedang sibuk berbicara dengan bawahannya, Yada memutuskan untuk naik ke atas duluan. Tepat ketika itu, tiba-tiba Kasin muncul dan menarik tangan Yada. ia memohon agar Yada membantunya.

“Kasin, aku tidak bisa menolongmu,” tolak Yada langsung.

“Aku tidak mau menikahi Chat! Menikahi seseorang yang kamu tidak cintai, itu seperti hidup dalam neraka! Sekarang, kita berdua berada dalam situasi yang sama,” mohon Kasin dengan suara kecil seperti berbisik agar tidak didengar orang.


Yada masih berusaha melepaskan tangan Kasin. Lalu tepat pada saat itu, Krit serta bawahannya datang. Sehingga dengan agak terpaksa, Kasin melepaskan tangan Yada. dan setelah itu, Krit langsung menarik Yada mendekat padanya.


“Aku dan Da bersedia untuk menikah. Tidak seperti kamu dan Chat yang menikah karena kecerobohan. Itu adalah konsenkuensi untuk kecerobohanmu. Tapi bagaimanapun juga, aku ucapkan selamat,” kata Krit kepada Kasin yang sama sekali tidak bisa membalas dan hanya bisa diam saja.


Tepat ketika itu, terdengar suara Chat yang berteriak memanggil namanya. Sehingga Kasin menjadi heran, bagaimana bisa Chat mengetahui keberadaannya.

“Aku punya banyak bawahan. Kamu seharusnya sudah tau itu,” aku Krit. Lalu ia melepaskan Yada dan mendekati Kasin,”Dan jika kamu mau mendapatkan yang lebih buruk daripada saat terakhir itu, maka cobalah,” ancam Krit.

Kasin tampak takut kepada ancaman Krit, jadi ia mengatakan bahwa ia tidak akan datang lagi. Tapi Krit pura-pura tidak mendengar itu dan menyuruh Kasin untuk mengatakannya sekali lagi dengan lebih keras.

“Aku tidak akan datang lagi!” teriak Kasin menuruti Krit.


Mungkin karena mendengar suara teriakan Kasin itu, maka Chat serta Mon berhasil menemukannya. Dan dengan cepat, Chat serta Mon memegangin tangan Kasin.

“Khun Da sudah menikah. Mengapa kamu tidak bisa melepaskannya, Khun Kasin? Apa yang dia punya yang aku tidak punya?” tanya Chat, marah.

“Pendek dan sederhana. Tidak ada bandingannya,” jelas Kasin dengan tegas.


Chat yang merasa kesal, mengakui bahwa ia tidak mau menikah dengan Kasin lagi. Dan dengan senang hati, Kasin setuju dan mau segera pergi dari sana. Tapi Mon yang jelas tidak mau seperti itu, segera menahan tangan Kasin agar tidak pergi.

“Kamu tidak bisa! Kamu harus! Aku akan bicara pada Chat,” kata Mon, tegas. Lalu kepada Krit ia mengucapkan terima kasih banyak. Setelah itu ia mengajaka Kasin serta Chat untuk segera pergi.



Kasin sudah tampak malas dengan mereka berdua, jadi walaupun Mon menarik tangannya, ia tetap tidak mau bergerak serta mengikuti mereka. Dan karena hal itu, Mon kembali mengacam Kasin yaitu bahwa ia akan mengekpos perbuatan Kasin pada anaknya.

Maka tanpa bisa menjawab dan melawan, Kasin mengikuti Mon serta Chat pergi dari sana.


Setelah mereka bertiga pergi, maka Yada pun langsung bertanya kepada Krit, berapa banyak sebenarnya bawahan Krit yang mengawasi mereka selama ini.

“Banyak,” jawab Krit dengan sangat singkat. Lalu berjalan duluan meninggalkan Yada. Sehingga membuat Yada makin tampak penasaran.


Ditempat lain. Mon serta Chat sibuk melihat-lihat majalah dan membahas tema pernikahan apa yang akan mereka gunakan. Dan pada saat itu, Kasin dan Nikky muncul. Kasin memakai baju jas hitam untuk pernikahan.

Dan melihat itu, dengan senang Chat langsung berlari menghampiri Kasin dan memeluk lengan Kasin.”Kamu terlihat tampan,” puji Chat.



“Tema pernikahan apa yang kamu suka?” tanya Chat dengan semangat.

“Terserah,” jawab Kasin dengan raut wajah yang tampak malas.

Dengan cara berjalan yang gemulai, Nikky menyela pembicaraan mereka berdua. Ia duduk disofa dan mengajak mereka untuk membicarakan masalah budgetnya duluan. Baru setelah itu ia bisa tau harus melakukan apa.


“Berapa yang dibayar oleh Khun Sharkrit. Khun Kasin akan membayar dua kali lipat,” kata Chat dengan sangat bangga kepada Nikky.

Mendengar tentang itu, Nikky langsung berubah sifat. Gaya bicara dan sikapnya menjadi lebih ramah dan baik. Ia lalu juga menawarkan berbagai tema kepada mereka, bahkan jika mereka ingin mencampur tema pernikahannya, seperti Egyptian campur British. Ia bisa melakukannya.


Setelah Nikky selesai berbicara, Kasin mendekatinya dan lalu memberikan selembar cek kepadanya. Dan ketika melihat itu, mata Nikky langsung melotot karena terkejut.

“Ini cuma dp nya kan?” tanya Nikky memastikan.

“Tidak. Ini budgetnya,” tegas Kasin.


Karena hal itu, maka sikap Nikky langsung berubah drastis kepada mereka. Dan menyadari perubahan sikap itu, maka Mon menjadi heran. Lalu ia merebut kertas cek itu dari Nikky.



Dan melihat itu Mon juga tampak terkejut seperti Nikky tadi. Sehingga Chat pun menjadi heran, lalu ia mendekati Mon dan ikut melihat nilai pada cek tersebut. Dan ia pun juga terkejut.

 “Kamu tidak bisa berteriak kan?” tanya Nikky dengan nada ejekan.

“Khun Kasin!” teriak Mon serta Chat secara bersamaan. Dan Kasin tersenyum pada mereka.


Dengan kasar, Mon serta Chat mendorong Kasin ke dinding dan membuatnya terpojok.

“30.000?! “ teriak mereka bersamaan pada Kasin.

“Kamu hanya punya 30.000?! Apa yang bisa kita lakukan dengan itu?!” kata Chat marah.

“Itu benar! Harga baju pengantin saja lebih dari 100.000! Aku bahkan belum menghitung biaya lainnya,” jelas Mon dengan sangat marah.



“Aku sudah bilang itu saja yang ku punya! Jika itu tidak cukup, kemudian kita tidak perlu nikah!” balas Kasin dengan mudahnya, lalu berjalan ingin pergi.

Mendengar itu, tentu saja Mon tidak bisa membiarkan Kasin pergi begitu saja. Jadi dengan cepat, ia langsung menahan Kasin. Begitu juga dengan Chat. Ia mendorong Kasin ke dinding dan menahannya.


Lalu dengan marah, Mon bertanya apakah Kasin tidak malu kalau harus menikah seperti itu. Dan dengan santai, Kasin langsung menjawab bahwa ia tidak masalah dan tidak peduli.

“Apa yang salah dengan pernikahan kecil? Itu manis. Jadi apa? Siapa yang peduli?”

Chat dengan kasar menarik jas Kasin dan memarahinya,”Kita bisa saja seperti itu. Tapi itu harus mewah. 30.000 tidak cukup!” kata Chat, lalu melepaskan Kasin. 

“50.000 diskusi berakhir!” balas Kasin.





Chat sama sekali tidak bisa menerima harga yang Kasin tawarkan itu dan protes, tapi Mon berbeda. Ia menerima harga yang Kasin tawarkan, karena menurut Mon lebih baik mereka menahan poop daripada menahan kentut. Yang berarti, lebih baik daripada tidak memiliki apa-apa.
Lalu dengan agak kasar, Mon langsung memaksa agar Kasin menanda tanganin ceknya dan setelah itu mencoba pakaiannya.


Akhirnya, Chat pun mulai mencoba gaun pengantinnya. Lalu saat Chat keluar dari kamar ganti, Mon langsung tersenyum memujinya. Sedangkan Kasin yang ditanyai apakah cantik oleh Chat, hanya diam saja.


“Mengapa itu terlihat sama saja?” tanya Mon tiba-tiba pada Nikky sambil menunjuk gaun yang dikenakan Chat.

“Itu hanya ada dua di dunia,” jawab Nikky, singkat.

Mengetahui hal itu, Mon menjadi senang. Begitu juga dengan Chat. Ia langsung meminta tolong agar Mon memotretnya bersama Kasin. Dan dengan senang, Mon memotret mereka.


Saat sedang asyik foto-foto dan memotret. Tiba-tiba Nikky mendekati Mon dan berbicara dengan suara yang kecil. “Untuk gaun ini, budgetnya tidak mencapai.”

“Ganti,” tegas Mon langsung kepada Chat.



Chat mengganti gaunnya dengan yang baru. Dan gaun yang kedua ini sangat bagus dan indah seperti seorang princess. Mon serta Chat sama-sama menyukainya. Tapi Nikky langsung menarik tangan Mon dan berbisik.

“Gaun panjang ini, harganya. Melewati budget.”

“Ganti. Dengan yang lebih pendek,” tegas Mon langsung kepada Chat.



Chat kembali mencoba gaun yang ketika. Gaun tersebut lebih pendek, bahkan sangat pendek dibandingkan dengan gaun yang sebelumnya. Sehingga Chat mengeluh pada Mon. Sedangkan Nikky malah melucu.

“Cobalah untuk menarik beat,” kata Nikky sambil bertepuk tangan dan menari. Dan mengikuti suasana Chat mulai ikut menari juga.


“Mom!” teriak Chat pada Mon, saat akhirnya ia sadar. Lalu ia pun berhenti menari dan mengeluh pada Mon.

“Pakai itu saja. Lebih terjangkau,” bujuk Mon yang tampak tidak bisa berbuat apa-apa.


Nikky menarik tangan Mon untuk mendekat dan lalu menyuruh Mon memperhatikan gerakan mulutnya,”Melebihi … budget.”

“Owh…!” teriak Mon serta Chat secara bersamaan ketika mendengar itu.



Gaun yang keempat. Panjang, tapi terlalu simple dan polos menurut Mon, sehingga ia agak megeluh kepada Nikky. Tapi saat Nikky berbisik, ”Dibawah budget.”


Mon dengan segera mengubah sikap dan memuji anaknya yang tampak sangat cantik memakai gaun itu. Sedangkan Chat tetap mengeluh, tapi Mon sama sekali tidak bisa berkata apapun.

“Dimana Khun Kasin?” tanya Chat, saat akhirnya menyadari bahwa Kasin sudah tidak ada.

“Khun Kasin telah pergi ketika kamu mengganti gaun ketiga. Tapi jangan khawatir, Khun Kasin sudah menanda tanganin ceknya,” jelas Nikky sambil menunjukan cek yang berada ditangannya. Lalu ia pun pamit untuk mendepositkan uang itu dulu dan nanti baru ia akan melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan.


Sebelum pergi, Nikky teringat akan sesuatu. Jadi ia pun berhenti dan memberi saran pada mereka, dengan nada yang seperti ejekan.

”Oops.. aku hampir lupa. Senior Dance Club buka sepanjang tahun. Mereka menerima sekitar 150 orang. Itu harusnya cocok untuk pernikahan Khun Chat, Mom.”


“Mom! Mom! Aku tidak mau itu! Aku tidak tidak mau pernikahan seperti itu,” keluh Chat pada Mon.

“Yeah, yeah, tidak peduli apapun, aku akan mendapatkan uang lebih,” balas Mon dengan pandangan kesal.


Yada sedang menulis dihpnya. Dan Krit yang duduk disebelahnya terus memandanginnya. Sehingga menyadari itu, Yada pun berbalik membelakangin Krit.

“Mengapa kamu melihat?! Aku bahkan tidak ada bergerak.”

“Apa kamu sudah selesai mengetik?”

“Belum. Aku baru saja mengetik, kamu lihat.”

“Cepat. Karena laporan lama yang kamu kirimkan padaku, itu tidak berguna. Aku ingin tau apa yang kamu lakukan setiap hari. Tulis detailnya.”


Mendengar perkataan itu, Yada pun berhenti mengetik dihpnya dan berbalik memandangin Krit, lalu bertanya, apakah Krit benar-benar ingin tau tentang kehidupannya selama di Swizerland.

“Aku cemburu. Aku ingin tau bagaimana kertelibatan Kasin dalam hidupmu. Aku tidak suka itu,” kata Krit lembut.

“Asal kamu tau, dia adalah mantanku,” jelas Yada.

“Asal kamu tau juga, kamu istriku sekarang,” balas Krit sambil tersenyum.


Yada menjadi tampak agak malu sesaat. Dan ia hanya membalas ‘belum’. Setelah itu ia berbalik dan membelakangin Krit lagi, sambil mengetik lagi dihpnya. Tapi karena Krit terus memandanginya sambil tersenyum sendiri.

Maka Yada pun bangkit berdiri dan menjauhi Krit.



Ntah kenapa, Krit ikut berdiri dan mendekati Yada. Lalu ia berdiri dibelakang Yada dan berbisik ditelingannya. Sehingga dengan terkejut, Yada berbalik menatap Krit.

“Asyik mengetiknya,” kata Krit dengan sangat lembut.

“Aku mengetik laporan. Bukan mengetik cerita.”



Seorang pelayan datang dan memberitahu bahwa snack mereka telah siap. Jadi Krit pun  kembali duduk dan lalu ia menuang teh yang ada ke dalam cangkir. Yada sendiri juga kembali duduk.

“Apa kita harus menjalanin hidup kita seperti ini? Kita seperti turist. Ketika tidak seperti orang lain,” tanya Yada kepada Krit. Dan mendengar itu, Krit tersenyum.




Krit memegang tangan Yada,”Aku suka kata ‘kita’. Segera, kita akan hidup seperti keluarga lainnya. Kata ‘keluarga’ sangat jauh dari hidupku. Dan sekarang, kita adalah keluarga,” jelas Krit.




Yada pun tersenyum mendengar perkataan Krit itu. Dan lalu dengan lembut Krit menyentuh pipi Yada dan mengelusnya. “Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu.”





Tiba-tiba Yada menjadi tampak sedih. ”Lupakan itu. Ayah hanya marah saja. Kamu tidak punya maksud tersembunyi lagi kan?”

“Tidak. Karena aku telah mendapatkan segala yang kuinginkan. Kamu adalah segalanya bagiku,” jawab Krit sambil tersenyum lembut dan mengelus wajah Yada.

“Aku mempercayaimu kali ini,” balas Yada sambil tersenyum juga.





Setelah itu, Yada pamit untuk pergi ke kantor. Tapi Krit menahannya dan meminta agar Yada menyelesaikan ketikannya dulu.

“Aku janji ketika aku sampai dikantor. Kamu akan bisa membaca itu,” janji Yada.

“Ok. Kemudian kamu harus pergi,” balas Krit memberi izin. Dan lalu ia melepaskan tangan Yada.





Ketika baru akan keluar, Ping muncul, sehingga Yada merasa heran. Dan Krit pun lalu menjelaskan bahwa Ping yang akan mengantar Yada dan ia hanya akan memberikan Yada waktu satu jam. Sebelum Yada menjawab, dengan cepat dan tiba-tiba. Krit mencium pipi Yada.




“Jangan telat, bahkan sebentar pun tidak,” tegas Krit pada Yada. Setelah itu Krit pergi meninggalkan Yada sambil tersenyum sendiri.



“Diktator,” kata Yada mengatai Krit yang telah pergi.

Post a Comment

Previous Post Next Post