Sinopsis K-Movie : HOPE (소원 - So Won) Part 3




Info Movie : https://en.wikipedia.org/wiki/Hope_(2013_film)
Directed by : Lee Joon-ik
Produced by : Byun Bong-hyun ; Seong Chang-yeon ; Kim Yong-dae
Written by : Jo Joong-hoon ; Kim Ji-hye
Starring : Sol Kyung-gu ; Uhm Ji-won ; Lee Re
Music by : Bang Jun-seok
Cinematography : Kim Tae-gyeong
Edited by : Kim Sang-bum ; Kim Jae-bum
Distributed by : Lotte Entertainment
Release date : October 2, 2013
Running time : 122 minutes
Country : South Korea
Language : Korean
Box office : US$17.1 million

Sinopsis K-Movie : HOPE - Part 3

Dong Hoon menemani Mi Hee. Mi Hee sudah dalam kondisi stabil tetapi dia tidak mau menatap Dong Hoon. Mi Hee memberitahu perasaannya yang sebenarnya kalau dia sudah kehilangan harapan hidup setelah apa yang di alami Dong Hoon.

Dong Hoon mulai menangis. Dia kecewa dengan Mi Hee yang tidak memberitahunya kalau dirinya sedang hamil 5bulan. Dia juga sedih dengan kondisi So Won.


Dong Hoon menemui So Won. Tetapi, So Won menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan tidak mau melihat Dong Hoon. Dong Hoon berusaha kuat. Dia berbicara dengan So Won dan memberitahu kalau Mi Hee hamil. Tetapi, So Won hanya diam dan tetap menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

“Apa kamu malu?” tanya Dong Hoon. So Won menggangguk. “Tapi, ini ayah. Kamu tidak harus malu,” ujar Dong Hoon dan mulai menangis. “Ayah akan keluar. Jadi kamu bisa menenangkan diri. Jangan menutupi wajahmu lagi, ya.”

Seorang suster menemui Dong Hoon dan memberikan kartu nama. Itu kartu nama Jung Sook. Suster tersebut memberitahu kalau Jung Sook memintanya memberikan kartu nama tersebut ke Dong Hoon. Suster itu juga membawa balon Kokomong dan memberikannya ke Dong Hoon.


Dong Hoon mulai menggunakan balon tersebut. Dia melubangi balon itu dan mengenakannya di kepalanya. Dia berusaha menemui So Won dengan menutupi wajahnya menggunakan balon Kokomong. Akan tetapi, hal itu urung di lakukannya karena malu.

Dong Hoon membayar tagihan rumah sakit So Won. Dia mengeluarkan semua uang dari dompetnya. Saat itu, Dong Hoon mendapat sms yang memberitahu kalau persidangan untuk pelaku akan dilakukan selasa depan jam 11.

Dong Hoon menghubungi ayah Young Seok. Dia bertanya tentang uang pesangonnya.

“Apa yang kau bicarakan? Kamu sedang berlibur, uang pesangon apa?”

Dong Hoon pesimis kalau perusahaan masih mau memperkerjakannya. Dia sudah tidak masuk kerja selama 2 bulan dan masih harus mengurus banyak hal lain termasuk persidangan. Ayah Young Seok memberitahu Dong Hoon kalau dia punya uang tunai yang dia sembunyikan dari istrinya, dia bisa memberikan uang itu untuk Dong Hoon.

Dong Hoon menolak hal tersebut karena dia sudah sering meminjam uang ayah Young Seok. Ayah Young Seok memarahinya karena mereka teman dan dia pasti akan membantu jika Dong Hoon kesusahan.

Hari persidangan,
Mi Hee ingin ikut ke persidangan karena ingin melihat wajah pelaku tetapi Dong Hoon menolak hal tersebut karena kondisi Mi Hee yang belum stabil.

Ibu Young Seok datang berkunjung. Mi Hee tidak mau melihatnya. Dia mengira kalau ibu Young Seok yang menyebarkan berita mengenai So Won. Ibu Young Seok memberitahu kalau dia tidak pernah bercerita mengenai So Won. Dia mulai menangis dengan apa yang di alami So Won.

Mereka mulai menangis bersama dan berbaikan.

  Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com

Di persidangan,
Ayah Young Seok datang ke sana dan ikut menyaksikan persidangan.

Hakim membacakan kejahatan pelaku.

“Aku tidak ingat sama sekali,” jelas pelaku membela diri. “Aku bekerja sepanjang malam dan baru pulang saat fajar. Aku minum alkohol lalu tidur.”

“Kalau begitu, dapatkah kamu jelaskan noda darah pada pakaianmu?” tanya Jaksa.

“Noda darah? Ada darahnya?” tanya pelaku dengan bingung.

Jaksa mulai menjelaskan kalau di temukan noda darah korban di pakaian yang ditemukan di depan rumah pelaku. Dia juga memberikan CD wawancara So Won.

Pelaku menyangkal hal tersebut. Dia beralasan kalau 3 hari sebelum kejadian, pakaiannya hilang di curi. Dan pada hari penangkapannya, pakaian itu tiba-tiba ada di depan rumahnya.

Karena bukti yang kurang, akhirnya, persidangan tersebut di tunda dan akan dilanjutkan pada jam 3 sore pada tanggal 25 september.

Dong Hoon menunduk frustasi mendengar hasil sidang tersebut. Ayah Young Seok tidak kuat menahan amarahnya, dan melempar sepatu ke arah pelaku.

Di depan kamar rawat So Won, berkumpul boneka badut Kokomong dan para teman Kokomong. Di sana juga ada Jung Sook yang memberikan pengarahan kepada mereka.


Kokomong dan teman-temannya mulai masuk ke kamar rawat So Won dan Jung Sook mulai memutar lagu Kokomong. So Won sendiri menonton atraski mereka dan dia mulai tersenyum.

Para pasien anak-anak lain juga mulai berkumpul di depan kamar So Won dan melihat pertunjukan itu.

Dong Hoon yang baru pulang dari persidangan, heran melihat ada badut Kokomong.

Pertunjukkan selesai. Kokomong dan teman-temannya keluar.

Dan yang mengenakan badut Kokomong adalah Mi Hee, Ibu Young Seok dan polisi wanita. Dong Hoon jelas heran apalagi saat melihat ada Jung Sook disana, padahal setahunya Mi Hee tidak menyukai Jung Sook. Mi Hee menjawab kalau tidak penting apakah dia membenci Jung Sook atau tidak, jika Jung Sook bisa membantunya.


Mi Hee makan bersama teman-temannya.

Dong Hoon makan bersama dengan Jung Sook dan para pria yang menyewakan pakaian badut Kokomong. Mereka mulai menghitung tagihan pemakaian baju badut Kokomong dan menagih Jung Sook. Jung Sook segera menyuruh Dong Hoon untuk membayarnya.

Dong Hoon membayar dengan kartu Visa. Dan dia juga bertanya berapa biaya untuk meminjam pakaian badut Kokomong selama sehari. Tetapi harganya sangat mahal. Karena kasihan pada Dong Hoon, pria tersebut memberikan pakaian badut Kokomong yang sudah tidak mereka gunakan lagi.

Jung Sook berbicara dengan Mi Hee.

“Putriku mengalami kejadian yang sama seperti So Won,” beritahu Jung Sook. “Ketika dia berumur enam belas tahun, dia bunuh diri. Pada tahun yang sama, aku mengendarai mobilku ke sungai untuk mati saja. Seperti yang kamu lihat, aku hanya kehilangan kakiku dan masih hidup seperti ini. Orang yang melakukan itu pada putriku masih hidup dan bebas berkeliaran,” cerita Jung Sook penuh kesedihan dan kemarahan.

Mi Hee sendiri cukup terkejut mendengarnya. Dia mulai membuka hati pada Jung Sook.


Kokomong datang ke kamar So Won. Dia menghampiri So Won dengan malu, dan dengan alat tulis yang sedang digunakan So Won, dia memberitahu kalau teman-temannya yang lain sudah pulang. So Won sendiri heran melihat Kokomong yang datang ke kamarnya tetapi senang. Mereka mulai saling berkomunikasi dengan menulis di alat tulis tersebut.

So Won bahkan merentangkan tangannya dan memeluk Kokomong.

Saat itu, terdengan suara suster dan Mi Hee di depan kamar So Won. Kokomong segera pamit pulang dan bersembunyi di dalam kamar mandi. Sementara, So Won berpura-pura tidur.


Jung Sook melakukan terapi kepada So Won. Kondisi luka di wajah So Won mulai membaik. So Won sendiri masih belum mau bicara. Jadi mereka berkomunikasi dengan tulisan.

24 Agustus
So Won terus menjalani terapi dengan Jung Sook. Mereka sudah mulai akrab. Dan untuk pertama kalinya, So Won mulai bicara. Dia bertanya pada Jung Sook, apakah dia bisa kembali sekolah? Jung Sook membenarkan. Tetapi, So Won menyebut Jung Sook berbohong.

“Mengapa kamu pikir itu bohong? Kenapa kamu pikir kamu tidak boleh pergi ke sekolah?” tanya Jung Sook.

“Aku malu,” jawab So Won dengan suara kecil.

“Kamu malu karena apa?”

So Won menulis, PADA APA YANG TERJADI.

“Aku tidak akan memberitahu teman-temanku,” ujar So Won.

“Kamu pikir mereka tahu atau tidak?”

“Aku pikir mereka semua sudah tahu.”


Dan kita di perlihatkan Young Seok yang bermain kartu bersama teman-temannya tetapi dia tidak semangat seperti biasanya. Dia bahkan memberikan semua kartunya kepada temannya.

Young Seok selalu melewati toko So Won dan selalu mengintip ke dalam toko, berharap So Won telah kembali. Young Seok mengenakan pakaian karate.

“Jika aku tidak menjelaskan dengan baik, rumor buruk bisa dimulai,” ujar So Won pada Jung Sook.

Young Seok menempelkan kertas di depan pintu toko So Won. Kertas itu berisi mengenai peraturan kelas.

So Won sendiri mulai berbicara banyak dengan Jung Sook. Dia menceritakan kekhawatirannya mengenai orang tuanya yang tidak bisa bekerja dan menghabiskan banyak uang untuknya.

  Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com

Kia di perlihatkan mengenai Dong Hoon yang mencari di internet cara untuk berbicara dengan anak perempuannya.

“Orang itu meminta aku untuk berbagi payung. Aku pikir mau pergi saja meninggalkannya. Tapi dia basah kuyup dalam hujan dan aku akhirnya berbagi payung. Jadi, aku lakukan. Orang-orang bilang itu salahku dan tidak ada yang mengatakan kalau aku melakukan hal yang benar,” cerita So Won sedih.


Para tetangga dan teman kerja Dong Hoon mulai mengumpulkan sumbangan untuk membantu biaya Mi Hee dan Dong Hoon.

“Apa yang kamu sangat ingin lakukan saat kamu meninggalkan rumah sakit?” tanya Jung Sook.


“Pergi ke sekolah dan bertemu teman-teman. Dan melihat bayinya lahir. Tapi aku tidak boleh pergi ke sekolah dan aku khawatir PR ku belum dikerjakan. Kalau bayinya sudah lahir, aku ingin memeluknya… tapi dengan adanya ini (plastic bag) , aku khawatir aku akan mengotori adik bayi. Dan bagaimana jika ayah dan ibu hanya mencintai adik bayi yang cantik?”

Teman-teman So Won, menempelkan banyak kertas di depan toko So Won. Mi Hee masih di RS. Dong Hoon melihat foto-foto USG Mi Hee.


Kokomong datang setiap malam untuk menemani So Won.

“Pernah punya pikiran seperti ini? Berharap semua akan seperti sebelumnya saat kamu bangun. Kemarin, aku pikir seperti ini. Aku merasa semua akan normal kembali saat aku bangun tidur. Jadi, aku minum semua obat dan berdoa sebelum tidur. Tapi, ketika aku bangun, tidak ada yang berubah.”

Dong Hoon melihat dari luar kamar rawat So Won saat So Won menjalani pengobatan. Dia tidak kuat melihat So Won yang harus kesakitan.

“Nenek sering mengatakan hal ini saat dia frustasi, ‘aku mau mati! Aku mau mati!’ tapi sekarang aku pikir, aku tahu apa maksudnya.”

“”Aku mau mati’… menurutmu apa artinya?” tanya Jung Sook.

“’Mengapa aku dilahirkan’?” jawab So Won.


Ibu Young Seok membersihkan rumah Mi Hee. Dia juga menyiapkan hadiah sepatu bayi dan baju bayi untuk Mi Hee.

Ayah Young Seok dan Dong Hoon membersihkan mobil dan memasang tirai.

So Won merayakan ulang tahunnya di rumah sakit bersama orang tuanya, para suster dan Jung Sook.

Dan tibalah saatnya So Won pulang ke rumah.


So Won merasa gelisah dan bertanya apa dia tidak bisa tinggal di RS saja? Mi Hee sedih mendengarnya. Dong Hoon datang untuk membawa turun barang-barang. Mi Hee yang tahu kalau So Won merasa tidak nyaman dengan Dong Hoon, mencoba membuat hubungan mereka seperti dulu. Dia bertanya apakah So Won mau turun duluan bersama dengan Dong Hoon? So Won menggelengkan kepala dan tidak berani melihat Dong Hoon.


Di dalam mobil, Dong Hoon telah memasang tirai antara kursi pengemudi dengan kursi penumpang di belakang. Hal itu dilakukannya agar So Won bisa merasa nyaman. Mi Hee sedih melihat hal tersebut. Sepanjang perjalanan tidak ada satupun yang bersuara.


Mereka sudah dekat dengan rumah. Ketika mereka melewati gang dekat lokasi, So Won merasa sesak napas. Trauma-nya kembali. Dong Hoon dan Mi Hee jelas merasa khawatir. Ketika turun dari mobil, So Won langsung muntah-muntah.

Saat hendak memasuk rumah, Mi Hee dan So Won melihat banyak tempelan kertas di depan toko mereka. Itu kertas penyemangat dari teman-teman So Won.


Young Seok lewat di depan toko. Dong Hoon sedang membersihkan kaca toko. Young Seok bertanya apa So Won sudah pulang? Dong Hoon mengiyakan dan bertanya apa Young Seok hendak bertemu So Won? Dong Hoon dengan gugup menolak hal itu.

“Aku dengan kamu tidak mau bermain dengan So Won, karena So Won bilan wajahmu besar?” tanya Dong Hoon.

“Ahh… tidak benar. Siapa yang membuat rumor seperti itu?” bantah Young Seok.

“Ibu So Won,” jawab Dong Hoon tersenyum kecil.

Young Seok hanya bisa terdiam. Dan dia mulai menangis, “Aku berjalan ke sekolah dengan dia hari itu. Jika kami pergi bersama, tidak akan terjadi hal seperti itu…,” tangis Young Seok.

Dong Hoon menenangkannya.


So Won di kamarnya dan membaca surat-surat yang di tempel Young Seok mengenai kegiatan di kelas dan peraturannya.

Keesokan harinya,
Mi Hee membantu So Won bersiap sambil bertelponan dengan Ibu Young Seok. Dan dapat terdengar suara Young Seok yang berteriak kalau dia ingin pergi sekolah dengan So Won. So Won mendengarnya dan memandang ibu.


So Won pergi sekolah dengan ibu Young Seok. Dia terus memegangi perutnya yang tersambung plastic bag. Young Seok dan teman-temannya mengikuti dari belakang.

Saat melewati gang dekat tempat kejadian. So Won tidak bisa berjalan. Tetapi, saat dia melihat ke belakang, dia melihat ada Kokomong. Hal itu membuat So Won tersenyum dan dapat berjalan ke sekolah.

Kokomong ke sekolah dan menemui wali kelas So Won. Kokomong adalah Dong Hoon. Dia meminta wali kelas untuk memberitahunya kalau plastic bag So Won bocor atau jatuh dan dia juga meminta agar So Won dihindarkan untuk kontak langsung dengan guru lelaki. Dia juga khawatir kalau teman-teman So Won akan mengejek So Won. Guru wali kelas menyakinkan Dong Hoon untuk tidak khawatir dan mereka semua akan menjaga So Won.

Hari sudah malam,
Dong Hoon masuk ke kamar So Won, saat So Won sudah tertidur. Dan saat itu, dia melihat buku harian So Won yang bertuliskan : Bagaimana jika orang jahat itu datang lagi? Aku takut. Aku berharap dia tidak ada disana. Dong Hoon sedih melihatnya.

Keesokan harinya,
Dong Hoon tertidur dan telat bangun. Dia segera berlari keluar hingga membuat Mi Hee heran. Tetapi, ketika dia melihat sepatu So Won masih ada, dia bertanya ke Mi Hee apa So Won tidak sekolah hari ini? Mi Hee mengingatkan kalau hari ini mereka ada janji untuk bertemu Jung Sook.

Post a Comment

Previous Post Next Post