Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 10 - 3




 Company name : Citizen Kane

Krit datang bersama beberapa anak buahnya ke kantor baru Dilok, Go Rich. Tapi ketika akan masuk, Krit menyuruh agar mereka tidak ikut masuk kedalam gedung.




Didalam gedung, begitu banyak orang yang tampak tertarik untuk melakukan investasi dan mendaftar. Juga disana ada Chat yang sedang membuat video promosi, ditemani oleh Mon.



Disaat sedang mempromosikan Go Rich itu, tiba-tiba saja Chat berhenti berbicara, ketika ia melihat Krit yang datang ke kantor. Dan Mon yang belum sadar dengan  kedatangan Krit, menjadi heran.

Mon mengira Chat lupa akan dialognya. Jadi ia pun mendekati putrinya itu, lalu memperlihatkan kertas yang berisi hal apa saja yang harus Chat katakan. Lalu Chat pun menghentikan Mon dan memberitahukan kedatangan Krit. Sehingga Mon, jadi ikut terkejut serta heran juga.



Dilok menatap kantor baru yang dibangunnya dengan bangga. Dan disaat Krit datang menemujnya, ia menjadi terkejut. Tapi dengan percaya diri, ia berkata bahwa ia tahu Krit akan datang untuk memberikan selamat akan kesuksesannya.

“Selamat,” ucap Krit. Mendengar ucapan itu, Dilok tertawa dan berterima kasih kepada Krit yang telah memberikannya ide ini.



“Beberapa bisnis hari ini, jika tidak ada uang yang masuk, maka akan sulit bertahan. Lebih bagus melakukan bisnis seperti ini. Mendapatkan kekayaan dengan cepat,” jelas Dilok, sangat percaya diri.

“Tapi itu tidak akan bertahan lama,” balas Krit, tenang.

“Jika itu bangkrut. Aku akan membuka yang baru.”

“Dan mencari kambing hitam yang baru? Mencari orang yang mau pergi kepenjara menggantikan kamu. Seperti kasus perusahaan D.S. Perusahaan yang membohongin orang,” kata Krit dengan sikap mengintimidasi.



Mendengar itu. Dilok teringat akan perbuatannya dulu, kepada bannyak orang dan bahkan kepada sahabatnya sendiri. Dan lalu ia pun menjadi takut sendiri, lalu  bertanya siapa Krit sebenarnya.

“Ayahku mengakhiti hidupnya karena kamu,” jawab Krit. Dan Dilok lalu mencoba mengingat, siapa itu, tapi saking banyaknya orang yang ditipunya, ia tidak  bisa mengingat.


“Siapa Ayahmu?” tanya Dilok, ketika ia tidak bisa lagi mengingat.

“Akankah kamu mengingat, korbanmu. Ratusan dari mereka,” balas Krit.



Yada bersama Trai datang ke Go Rich. Disana ketika Yada bertanya, kenapa Ayah mereka bisa berada disana. Trai berbohong, ia mengatakan bahwa Ayah mereka diundang oleh temannya untuk menjual suplemen makanan. Tapi Ayah mereka belum membuat keputusan sama sekali.

Dengan penuh keyakinan, Yada berkata bahwa Ayah mereka tidak akan meninggalkan B-Star. Jadi ia akan berusaha untuk mendapatkan B-Star kembali. Lagian Krit telah berjanji padanya.




Sambil memegang tangan Trai, Yada meminta Trai agar mereka bersama-sama membantu Ayahnya untuk membangun perusahaan ini. Dan Trai menyetujuinya.



Yada berjalan mau masuk kedalam gedung, tapi ia menjadi heran, kenapa Trai tidak ikut masuk bersamanya. Jadi ia pun berbalik menatap kearah Trai.

“Ayah menunggu diatas. Dia menunggu kamu. Aku akan menyusul,” kata Trai. Dan disaat Yada telah masuk kedalam gedung. Dengan kuat, Trai mengepalkan kedua tangannya serta menatap dengan rasa bersalah.



Dengan sangat ketakutan, Dilok melangkah mundur, ketika Krit mendekatinya. Hingga akhirnya ia pun terpojok didekat tangga turun. Tapi bukannya meminta maaf atau merasa bersalah, Dilok malah marah dan bilang kalau dia tidak ada hubungannya dengan perusahaan D.S.

“Apa kamu masih ingin tau, anak siapa aku?” tanya Krit.


“Siapa yang peduli anak siapa kamu! Kamu adalah orang yang lapar uang! Apa seseorang meletakan pistol dikepala Ayahmu agar kamu menyalahkan orang lain seperti ini?!”

Disaat Krit hanya diam dan menatapnya dengan tajam, Dilok yang sebenarnya terlihat takut, malah sok berani, berteriak dan mengatai Krit sebagai pengancam dan mafia pengecut.



Hal itu membuat Krit menjadi sangat marah. Dan lalu ia mencekik, leher Dilok dengan kuat. “Siapa yang mengancam? Siapa yang korban?”



Tepat disaat itu, Yada datang dan melihat hal itu. Ia berteriak agar Krit melepaskan Ayahnya. Dan bukannya sadar, Dilok yang melihat Yada, malah dengan sengaja membuat dirinya sendiri jatuh dari tangga.



Sehingga Yada yang melihat itu dari lantai bawah, menjadi panik dan langsung menghampiri Ayahnya. Ia berteriak agar seseorang memanggilkan ambulans untuknya, karena Ayahnya kesulitan untuk bernafas.

Sedangkan Krit hanya berdiri diam dilantai atas, memperhatikan semua itu. Dan ketika melihat itu, Yada menatapnya dengan tidak percaya dan lalu ia mengabaikan Krit yang berada disana.




Ambulance telah datang untuk menjemput Dilok dan Yada pun ingin ikut dengan Ayahnya kedalam ambulance. Tapi dengan nafas yang akan susah payah, Dilok berbicara bahwa Yada tidak perlu pergi dan lalu ia memegangin tangan Trai, meminta agar Trai yang ikut dengannya.

Sebenarnya, Trai tampak tidak mau dan ingin menolak. Tapi karena Ayahnya menatapnya dengan tajam dan memegang tangan nya dengan kuat, maka Trai pun mau ikut dengan Ayahnya.


Mon dan Chat yang berada disana juga, tampak khawatir dengan kondisi Dilok. Karena mereka bingung, apa yang akan terjadi pada Go Rich, jika Dilok tidak ada.



Dengan sangat marah, Yada menghampiri Krit dan langsung memukulnya serta menamparnya menggunakan tas ditangannya. Ia marah, karena Krit mau membunuh Ayahnya.

“Dia belum mati, kan?” balas Krit.

“Bagaimana jika aku tidak datang tepat waktu?” balas Yada, emosi.



“Dia mungkin akan mati,” jawab Krit. Dan mendengar itu, Yada ingin memukul Krit lagi, tapi kali ini, Krit dengan cepat menahan tangan Yada.

“Penipu seperti itu layak mati,” tegas Krit kepada Yada.

“Ketika kamu bilang kamu ingin memulai segalanya denganku, apa itu semua hanya bohong?!” tanya Yada, tampak kecewa kepada Krit.

“Dan bagaimana dengan yang Ayahmu bilang padamu, apa kamu pikir itu bohong?”



“Aku melihatnya dengan mataku sendiri, kamu menutup B-Star. Ini apa yang Ayahku bohong padaku?!”

“Kamu tidak mempercayaiku?!!” desis Krit.

“Aku percaya Ayahku,” balas Yada, tegas.



Mendengar hal itu, Krit tampak terluka, tapi ia lalu menguatkan dirinya. Dan mengatakan pada Yada bahwa ia hanya melakukan, apa yang harus ia lakukan. Lalu Yada pun membalas, ia juga sama, ia akan melakukan yang harus ia lakukan.

Setelah itu, tanpa memperdulikan Krit lagi, Yada langsung pergi meninggalkannya.



Yada kembali ke kamar hotelnya. Lalu ia memindahkan semua pakaian milikinya yang berada didalam koper kecil. Serta ia juga mengambil semua baju-baju nya yang berada didalam lemari, memasukannya kedalam koper itu.
Sesudah selesai, berkemas, Yada tampak bimbang serta ragu.



“Kamu tidak bisa meninggalkan ku,” kata Krit, ketika ia melihat Yada keluar dari dalam kamar sambil membawa sebuah koper besar. Dan lalu menyadari kedatangan Krit, Yada langsung berjalan mendekatinya.



“Aku tidak takut ancamanmu lagi. Kamu mau memasukan Ayahku ke penjara atau menghancurkan keluargaku, silahkan. Kali ini, aku akan melawan sampai mati,” balas Yada dengan sikap yang berani.

“Aku hanya memiliki satu musuh. Dan itu adalah Dilok.”

“Kamu memaksaku untuk menikah dengamu, hanya agar kamu bisa balas dendam pada Ayahku,” kata Yada.



“Iya. Tapi sekarang, perasaan ku telah berubah,” balas Krit, sambil mendekati Yada. Ingin menyentuh tangan Yada. Tapi Yada segera mundur dan menolak.

Dengan raut wajah yang tampak terluka, Krit bertanya kepada Yada, apa setelah semua yang terjadi di rumah itu saat mereka bulan madu, Yada masih belum bisa mengertinya.



Dan Yada membalas bahwa ia tidak mengerti. Serta ia menyangkali semua yang telah terjadi dan mereka lalui berdua selama disana.

Krit menarik dan menahan agar Yada tidak pergi meninggalkannya. “Aku tidak akan membiarkan kamu meninggalkan aku. Apa kamu mendengarku? Aku mencintaimu,” kata Krit, tegas dan jelas.



Yada sama sekali tidak peduli lagi. Ia melepaskan dirinya dari Krit. “Aku tidak peduli!” balas Yada, tajam. Lalu ia melepaskan cincin pernikahan mereka yang berada di jarinya. Dan melemparkan cincin itu kepada Krit. Lalu ia pun pergi dari sana.


Krit tampak sangat terluka dan sedih, namun ia tidak tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dan ketika Yada telah keluar, Krit menguatkan dirinya sendiri. Setelah itu, ia berlari menyusul Yada.



Didepan lift. Ketika para anak buah Krit berdiri disana dan menghadangnya, Yada mejadi sangat kesal. Dan tepat ketika itu, ia menyadari kedatangan Krit dibelakangnya. Lalu dengan nada tajam, tanpa membalikan wajahnya menghadap kearah Krit, Yada berkata agar Krit tidak bertindak seperti ini.

Jadi Krit pun memerintahkan kepada para anak buahnya untuk keluar.



“Aku akan memberikan kamu satu kesempatan untuk mempertimbangkannya kembali,” kata Krit dengan lembut kepada Yada.

“Aku seharusnya tidak pernah berpikir bodoh bahwa kamu akan berubah,” balas Yada, tidak mau.

“Masalahku dengan Dilok, tidak ada hubungannya dengan kamu,” kata Krit sambil berjalan lebih mendekat kepada Yada.


“Itu pembicaraan yang egois! Kamu ingin menghancurkan hidup Ayahku dan menahanku juga. Lucunya. Tapi tidak cukup untuk ditertawakan,” balas Yada, lalu berbalik untuk pergi.

Krit masih mencoba untuk membuat Yada mempertimbangkannya, ia berkata bahwa ia akan memisahkan mereka dari balas dendam pribadinya. Dan mendengar itu, Yada menjadi tambah marah.



Selama ini Yada mengira kalau Krit mengikuti perintah Pa, tapi ia tidak menyangka bahwa itu adalah dendam pribadi dari Krit sendiri.

“Aku tidak pernah mengatakan itu,” kata Krit, benar. Karena selama ini, Yada sendirilah yang telah salah menyimpulkan semuanya.

“Aku bodoh mempercayai Ayah memiliki masalah bisnis dengan geng mafia mu. Jika tidak segala yang kamu lakukan pada keluargaku adalah keputusanmu sendiri. Tidak ada yang memaksamu melakukan itu,” balas Yada, dengan raut yang tampak sangat sakit menyadari kebenaran yang ada.


Krit diam. Ia mengingat, satu persatu masalah yang telah ia sebabkan kepada keluarga Yada. Meninggalkan Khem dihari pernikahan. Mengambil B-Star. Mengancam Yada agar mau menikah dengannya. Mendorong Dilok dari tangga.

“Iya. Tidak ada yang memaksaku. Aku sudah menunggu untuk melihat akhir dari Ayahmu… sejak awal,” kata Krit, jujur.


“Hari itu tidak akan pernah datang. Tapi hari ini … kamu dan aku berakhir!” balas Yada dengan tajam. Ia tampak sangat terluka dan sedih. Bahkan ia juga meneteskan air matanya.

Suasana menjadi sangat hening. Dan pada saat itu, dengan perlahan, Krit mengangkat tangannya untuk menyentuh Yada. Tapi Yada langsung mundur, tanda menolak.

Bahkan ketika kamu membenciku dan menghinaku terus – menerus



Dengan pandangan yang sama –sama tampak sedih serta terluka. Mereka berdiri dan saling menatap satu sama lain. Lama. Hingga akhirnya, pintu lift didekat mereka terluka.

♪ Bahkan ketika kamu bersikap acuh tak acuh padaku ♪

♪ Aku masih membiarkanmu melakukan sesukamu dalam hatiku ♪



Dengan cepat, Yada menlap air matanya. Dan lalu ia mengambil kopernya serta berjalan masuk kedalam lift. Didalam lift, Yada sama sekali tidak mau menghadapkan wajahnya kepada Krit.

Dan disana, Krit tidak mampu berbuat apapun lagi. Ia hanya bisa memandang pintu lift yang tertutup dengan pandangan yang sangat sedih.

♪ Aku membiarkan diriku untuk terluka setiap harinya ♪

♪ Apa yang baiknya dilakukan? ♪





Didalam lift. Yada berdiri diam sambil menutup matanya untuk sesaat. Ia berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. Dan dijari nya, sama sekali tidak ada cincin pernikahan mereka lagi.

Sementara Krit. Ia masih berdiri didepan pintu lift. Menetekan air matanya. Dan dijari nya, masih ada cincin pernikahan mereka.

♪ Bahkan ketika kamu tidak peduli apa aku hidup atau mati ♪

♪ Kamu terlalu kejam padaku ♪

♪ Aku masih tidak bisa untuk membencimu ♪

♪  Aku seperti ini setiap harinya ♪

♪ Hatiku tidak memiliki apapun selain pertanyaan ♪

♪ Mengapa? Mengapa aku seperti ini? ♪

♪ Aku sendiri tidak bisa menjawab mengapa aku bermain dalam game mu ♪

♪ Mengapa? Mengapa? Semakin aku berlari, semakin aku melihatmu ♪

♪ Aku benci diriku yang mencintaimu ♪

♪ Bahkan ketika aku tau bahwa aku tidak seharusnya mencintaimu ♪



Walaupun, Yada sudah mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri. Tapi tetap saja, pada akhirnya, ia meneteskan air matanya. Dan dengan cepat ia menlapnya.

Sementara Krit sendiri. Ia masih berdiri diam didepan lift. Sambil masih meneteskan air matanya juga.

♪ Bahkan ketika kamu tidak peduli apa aku hidup atau mati ♪

♪ Kamu terlalu kejam padaku ♪

♪ Aku masih tidak bisa untuk membencimu ♪



Ketika pulang kerumah. Dengan cemas, Yada langsung mendekati Khem dan menanyakan keberadaan Ayah mereka, karena ternyata saat ini, Ayah mereka tidak ada dirumah sakit sama sekali.

Khem juga sama cemasnya seperti Yada, karena ia sudah mencoba untuk menghubungin Trai, tapi tidak bisa.

Tiba-tiba karena penasaran, Khem pun menanyai Yada. Ia bercerita bawha tadi Mon menelponnya sambil menangis, Mon memberitahu bahwa Ayah mereka dibawa kerumah sakit karena Krit lagi.

“Jika dia mencintai kamu, dia harusnya berhenti menyakiti kita,” kata Khem, heran.


Mendengar hal itu, ekspresi Yada berubah menjadi sedih. Yada merasa bahwa selama ini Krit hanya memperalatnya. Untuk menyakiti Ayah mereka.

Khem makin heran, kenapa Krit membenci Ayah mereka. Tapi Yada terdiam, karena ia pun juga sama-sama tidak tau.



Tepat pada saat itu. Trai pulang. Jadi bersama, Yada serta Khem langsung mendekati Trai dan menanyakan keberadaan Ayah mereka.

“Dia lebih baik sekarang. Ayah bersembunyi ditempat yang aman sekarang. Tapi aku tidak tau dimana,” jelas Trai.

“Bersembunyi? Ayah bersembunyi dari siapa?” tanya Khem menjadi bingung.

“Dia takut Sharkrit akan mendatangin nya. Dan dia benar-benar khawatir tentang kita. Jika Ayah tidak ada, dia mungkin akan berhenti mengganggu kita,” jawab Trai. Ia meminta agar mereka mempercayainya, yaitu Ayah mereka baik-baik saja. Setelah itu Trai pergi keluar, meninggalkan mereka.




Mengetahui hal itu, Yada menangis. Ia merasa sangat sedih. Karena walaupun Ayahnya sedang sakit, tapi ia menyembunyikan hal itu. Dan hal itu, membuat Yada merasa sangat sedih sekali.

Khem yang melihat Yada sedih seperti itu, ikut menjadi sedih juga. Ia pun lalu memeluk Yada. Dan bersama, mereka saling menguatkan.



Sedangkan Trai yang sedang berada diluar, ia berdiri didekat tembok dan memperhatikan kedua kakaknya. Lalu dengan kuat, ia mengepalkan tangannya yang sedang memegang jas. Karena ia telah berbohong kepada mereka berdua.

Dan dengan raut wajah bersalah sekali, Trai melepaskan kepalannya dan membiarkan jasnya terjatuh. Lalu ia pun bersandar di tembok belakangnya.



Dikamar Khem. Yada mulai membuka kopernya dan mengeluarkan semua barang-barang miliknya untuk disusun. Dan Khem lalu berkomentar bahwa ia tidak masalah kalau Yada tidur disini, tapi Yada terlalu baik karena membiarkan kamarnya digunakan sebagai kamar hotel oleh Kasin dan Chat.

Khem menyarankan agar Yada menutup kamar itu saja daripada membiarkan Chat mengambil kamar itu.



Tampaknya Yada tidak mau membahas itu, jadi ia mengalihkan topik pembicaraan. Ia menanyakan kemana Khem akan pergi, ketika dilihatnya Khem sedang bersiap-siap.

Saat mengetahui bahwa Khem mau menemui Tassana, maka Yada langsung mengingatkan Khem. Menurut Yada, walau bagaimanapun, Tassana itu telah berteman dengan Krit sejak kecil.



“Khun Na berjanji padaku, tidak akan lama lagi dia akan berhenti bekerja pada Sharkrit. Kali ini tidak akan ada satupun yang tertinggal untul Sharkrit,” jelas Khem.

“Khem. Jangan begitu percaya diri. Suatu saat, janji hanyalah perkataan saja.”


Ditempat Krit. Tassana datang menemuinya untuk memberikan surat pengunduran dirinya dari T-Mart, tapi Krit menolak. Dengan tegas, walaupun Krit menolak, Tassana tetap mau keluar. Karena menurut Tassana, kali ini tindakan Krit sudah sangat keterlaluan.

Krit menjelaskan kepada Tassana kalau Dilok itu hanya berpura-pura saja, tapi ia tidak menyangka bahwa Tassana akan mempercayainya juga.


“Bagaimana tentang dia yang bersembunyi, apa itu juga akting?” tanya Tassana. Dan Krit tidak bisa menjawab.

Tassana lalu mengatakan, jika Krit tidak berhenti, maka ia akan keluar. Ia juga akan mencari seseorang sebagai penggantinya dan ia bisa membawa Nee bersamanya. Ia akan mengajarkan caranya bekerja kepada Nee.



“Karena Khemika?” tanya Krit.

“Aku ingin meninggalkan perusahaan, itu karena uang kotor yang berasal dari Pa mu.”

“Tapi kamu masih bisa hidup sampai hari ini adalah karena uang kotor kami!” teriak Krit.

“Ya. Aku menggunakan jalan yang salah. Tapi mulai sekarang, aku akan menggunakan jalan yang benar! Tidak pernah terlalu terlambat untuk kamu memulai hidup yang baru. Jika kamu tidak berhenti bekerja dibawah penjahat, kamu tidak berbeda dari Khun Dilok!” teriak Tassana, keras.



Krit yang awalnya berusaha untuk membujuk Tassana agar tetap bersamanya, menjadi emosi mendengar itu. Ia lalu mengeraskan hatinya dan menanda tanganin surat pengunduran diri Tassana. Dan sesudah itu, ia berdiri membelakangin Tassana, tidak mau menatapnya.

“Jika kamu tidak mempercayaiku, maka kamu akan ditinggalkan tanpa ada satupun,” kata Tassana, menasehati Krit untuk terakhir kalinya. Tapi Krit sama sekali tidak bereaksi, jadi Tassana pun mengambil suratnya dan pergi dari sana.


Khem datang kerumah Tassana. Disana Kwan mencoba untuk membela Krit, tapi Khem menjelaskan bahwa itu benar Krit telah menyakiti keluarganya, hanya saja mereka belum menemukan alasan mengapa. Dan menurut Khem, tidak peduli apapun alasannya, ia tidak seharusnya membunuh.

“P’Krit tidak sejahat itu,” bela Kwan.


Malas membahas tentang Krit lagi, Khem lalu menanyai dimana Tassana. Tapi sayangnya, Tassana belum pulang, karena ia sedang belanja untuk kebutuhan rumah.  Jadi Khem pun memutuskan untuk menunggu saja sambil membantu Kwan.



Disaat sedang menyusun  barang-barangnya, Kwan teringat akan phone case nya, jadi ia pun berdiri untuk pergi mengambil itu. Tapi Khem menahannya dan menawarkan diri untuk pergi mengambil itu.

Tassana tiba dirumah. Saat ia melihat mobil milik Khem berada dihalamannya, ia tersenyum senang.


Pas disaat Tassana masuk untuk memakirkan mobilnya, Khem lewat. Khem masuk kedalam rumah pohon untuk mengambilkan phone case milik Kwan. Didalam sana, ada  banyak sekali kardus- kardus, tapi Khem berhasil menemukan apa yang dicarinya.


Disaat Khem mau keluar, tanpa sengaja semua barang yang ada dikardusnya terjatuh. Jadi ia pun segera memungut itu. Dan pada saat itu, Khem menjadi penasaran melihat semua kardus yang berada disana.



Tassana masuk kedalam rumah sambil membawa kantong belanjaannya. Dan lalu ia menanyakan keberadaan Khem pada Kwan. Jadi Kwan memberitahunya. Sesudah tau dimana Khem, Tassana ingin segera menyusulnya.

Tapi Kwan menahan Tassana. “Kamu hanya memperhatikan pacarmu ya. Bukannya adikmu,” kata Kwan. Dan lalu Tassana menaruh tangannya didahi Kwan, mengecek suhu tubuh Kwan yang baik-baik saja.


Setelah itu Tassana sambil tersenyum lebar, segera pergi kerumah pohon. Dan Kwan yang melihat kakaknya gembira, ikut tersenyum dengan senang juga.



Khem mengeluarkan semua kardus itu keluar. Dan ia langsung marah-marah kepada Tassana yang baru datang.

“Mengapa akun B-Star ada dengan kamu?!” tanya Khem, marah.

Tassana lalu memungut kertas-kertas yang ada dan membacanya, tapi ia pun jadi kebingungan sendiri dengan semua itu. Dan ia mengaku pada Khem bahwa ia sama sekali tidak tau.



Ketika Kwan datang menyusul Tassana yang menemui Khem. Ia menjadi heran, ada apa. Dan saat ia melihat kardus-kardus yang dibawa keluar oleh Khem itu, ia menjadi teringat.

Itu adalah kardus yang dibawakan oleh bawahan Krit dan disimpan disana. Dan ketika itu, Krit mengatakan padanya bahwa itu hanyalah foto-foto lama miliknya.

“Ini kardus milik P’Krit,” kata Kwan langsung.



Mendengar itu Tassana menjadi terkejut. Tapi Khem langsung marah lagi. Jadi Tassana menyuruh agar Kwan masuk dulu kedalam. Setelah itu, ia mendekati Khem untuk menjelaskan.

Tapi Khem langsung menolak Tassana dan marah. “Kamu sudah bekerja sama dengan Sharkrit selama ini! Penipu. Kamu yang terburuk!” kata Khem sambil memandang Tassana dengan benci.



Tassana terdiam dan tidak tau harus berbuat apa. Khem lalu mengambil semu kardus itu dan memasukannya kedalam bagasi mobil.

“Ketika kamu sudah lebih tenang, mari kita bicarakan,” kata Tassana pada Khem.

“Aku tidak akan bicara padamu!”

“Aku tidak tau tentang dokumen kecurangan pajak milik Ayahmu.”

“Kamu tau segalanya tapi tidak pernah menceritakannya padaku.”



“Kamu sedang marah sekarang. Apapun yang ku katakan, itu akan salah bagimu,” kata Tassana, masih berusaha tenang.

“Kamu tidak melakukan kesalahan?” balas Khem, sinis. Lalu ia mendekati Tassana dan menyuruhnya untuk menceritakan segala hal yang ia ketahui padanya.

“Aku tau segalanya dari awal,” aku Tassana, jujur.


Mengetahui itu, Khem menjadi sedih dan marah. Ia lalu menanyakan alasan Tassana, kenapa di saat Krit meninggalkannya di hari pernikahan, Tassana malah datang untuk menyelamatkannya. Tapi Tassana tidak bisa menjawab dan hanya diam.



Ketika Khem berbalik dan akan pergi meninggalkannya. Tassana pun segera menarik tangan Khem dan menahannya. Lalu ia pun jujur.

“Karena aku merasa bersalah. Dari perasaan bersalah berubah menjadi…” kata Tassana. Tapi sebelum sempat Tassana selesai bicara, Khem langsung melepaskan pegangan Tassana dan menyuruhnya untuk diam.



“Aku mencintaimu, Khem,” lanjut Tassana, tidak peduli. Dan tanpa ia sangka, Khem langsung menamparnya.

“Ini jawabanku,” balas Khem. Setelah itu, ia pergi meninggalkan Tassana.



Tassana tampak sangat terpukul dan terluka, ketika mobil Khem pergi menjauh. begitu juga dengan Kwan yang melihatnya dari jauh. Ia juga ikut sedih.

♪ Sudah berapa kali kamu melihat padaku

seperti aku ada seseorang yang tidak berarti bagimu? ♪

♪ Aku ingin kamu tau, aku ingin kamu mengerti kebenarannya ♪

♪ Dan aku mungkin tidak bisa membuatmu mengerti segalanya ♪

♪ Tapi ada satu hal yaitu kebenaran yang tidak pernah berubah ♪

♪ Itu adalah cinta yang aku miliki untukmu ♪

♪ Itu adalah cinta yang berasal dari hatiku ♪

♪ Tolong jangan lihat aku sebagai orang lain ♪


♪ Bahkan walaupun aku tidak ada dalam hatimu ♪

Post a Comment

Previous Post Next Post