Broadcast Network : Tencent
Dijalan.
Pi Pi mengeluarkan hpnya dari tas dan memperhatikan hpnya. Dikampus. Jia Lin
berjalan sambil memperhatikan hpnya juga. Didalam ruangan. Tian Xin sedang
latihan bersama teman- temannya.
Tian Xin
menelpon Pi Pi dan memberitahu kalau barusan Ibu Jia Lin menelpon serta
mengundangnya ke pesta ultah Jia Lin malam ini juga. Ia mengajak Pi Pi untuk
pergi bersama.
Tapi Pi
Pi menolak, karena mungkin dia akan sdikit telat nanti. Soalnya saat ini dia
sedang tidak enak badan. Jadi ia mengatakan kalau Tian Xin bisa pergi duluan.
Dengan
perut yang sangat kesakitan, Pi Pi datang kerumah sakit. Disana, diruang
tunggu, dua orang wanita yang duduk disana juga, ketika melihat Pi Pi yang
sedang memegangi perut, segera pindah duduk sedikit agak menjauh.
Diruang
dokter. Setelah selesai diperiksa, dokter mengatakan kalau tidak ada yang salah
dengan Pi Pi, semuanya normal saja. Dan mendengar itu, Pi Pi menjadi heran,
karena ia benar- benar merasa sakit.
“Bisakah
kamu menuliskan resep obat untukku?” pinta Pi Pi dengan lemah.
“Kita
tidak bisa melakukan itu, jika kamu tidak sakit,” jawab dokter.
Dengan
masih merasa tidak enak badan. Pi Pi memaksakan diri untuk datang kerumah Jia
Lin. Disana, ketika Ibu Jia Lin membukakan pintu untuknya, Pi Pi langsung
mendekatinya sambil tersenyum riang.
Ia
memberikan pasta kacang buatan mama nya kepada Ibu Jia Lin. Tapi bukannya
mengambil itu, Ibu Jia Lin dengan sikap dingin menyuruh agar Pi Pi masuk saja,
karena ia sedang memasak sekarang. Jadi Pi Pi pun masuk mengikuti.
Didalam
rumah. Ibu berteriak memanggil Jia Lin dan mengabarkan kalau Pi Pi sudah
datang. Dan dengan cepat, Jia Lin segera turun dan menyambut Pi Pi.
Tepat
disaat itu, bel rumah berbunyi. Jadi Ibu pergi untuk membuka pintu. Disana Ibu
begitu hangat menyambut Tian Xin yang datang, tidak seperti saat ia membuka
pintu untuk Pi Pi.
Bahkan
didalam rumah. Ayah Jia Lin juga menyambut Tian Xin dengan baik. Kepadahal
ketika Pi Pi datang, ia hanya duduk disofa dan tersenyum saja. Tapi kepada Tian
Xin, ia berdiri dan mengobrol bersama Tian Xin.
Melihat
itu, Pi Pi tampak tidak nyaman. Karena dengan sangat hangat, kedua orang tua Jia Lin menyambut Tian Xin. Sedangkan ketika dia datang saja mereka tidak seperti itu.
"Sekarang dia sudah disini, kita bisa makan," ajak Ibu Jia Lin.
"Tentu!" balas Ayah dengan bersemangat juga.
Pi Pi menjadi lebih tidak nyaman lagi, ketika ia melihat hadiah pasta kacang
miliknya ditaruh disamping hadiah wine milik Tian Xin.
Saat
makan, orang tua Jia Lin berterima kasih karena kali ini Tian Xin telah
menolong Jia Lin. Kepadahal Prof. itu sangat sulit.
“Tidak.
Aku tidak melakukan banyak hal,” kata Tian Xin, merendah.
“Lihat!
Wine yang Tian Xin bawa ini sudah tua seperti Jia Lin. Dibuat tahun 1993,” kata
Ayah Jia Lin, memuji hadiah yang dibawa oleh Tian Xin.
“Xin Xin
(Tian Xin) lahir tahun 1993 juga,” tambah Ibu.
“Pi Pi
lahir tahun 1993 juga,” sela Tian Xin. Dan seketika raut wajah kedua orang tua
Jia Lin berubah, tampak tidak suka.
“Benar!”
kata Jia Lin, tidak sadar dengan raut orang tuanya.
“Kita
semua seumuran,” kata Pi Pi sambil tersenyum pada mereka.
Suasana
kembali ke awal. Mereka semua tersenyum bersama dan minum bersama. Lalu Ibu
kembali memuji Tian Xin yang begitu hebat, pernah tinggal diluar negri ketika
muda, bahasa inggris yang bagus juga.
Disaat
itu Pi Pi tampak seperti agak kurang nyaman, tampak seperti terasingkan. Karena
Ibu terus saja memuji- muji tentang kehebatan Tian Xin.
“Ao’mei
adalah perusahaan besar. Aku hanya menjalankan bebarapa tugas. Aku justru iri
pada Pi Pi yang bisa mulai bekerja dari dasar. Dia menjadi cekatan sekarang.
Benarkan?” kata Tian Xin merendah, lalu membantu Pi Pi dengan membawa nya dalam
pembicaraan.
Pi Pi
tersenyum kepada Tian Xin. Dan lalu Ayah menanyakan diperusahaan mana Pi Pi
bekerja sekarang. Dan Pi Pi menjawab dengan jujur kalau dia kerja di majalah
sekarang. Majalah entertainment.
“Ayah.
Entertainment adalah industri besar. Mimpi Pi Pi yaitu menjadi wartawan yang
bisa merubah dunia. Dia akan mencari kebenaran,” kata Jia Lin, memuji Pi Pi.
“Kamu
ingin mencari kebenaran? Kamu menyerang privacy selebritis,” kata Ibu dengan
agak sinis. Dan Jia Lin langsung memotong perkataan Ibu, ia mengajak agar Ibu
minum lagi.
Melihat
sikap Ibu, Tian Xin mencoba membela Pi Pi. Ia lalu mengajak Pi Pi untuk bersulang dengannya. Tapi Ibu malah tampak
kesal kepadanya, sehingga Pi Pi menjadi agak tidak berani.
Setelah
selesai makan, menyanyi lagu ultah, serta meniup lilin. Dengan diam- diam Tian
Xin memberikan kantong belanjaan yang Pi Pi minta darinya untuk diberikan
kepada Jia Lin.
Sebenarnya
Pi Pi agak ragu untuk menerima itu, tapi dengan cepat Tian Xin memaksa Pi Pi,
sebelum Ibu menyalakan lampu ruangan dan kembali kemeja makan.
Setelah
lampu menyala dan Ibu kembali duduk. Pi Pi memberikan hadiah kemeja itu kepada
Jia Lin. Disana tampak Ibu kurang senang dan cemberut melihat itu. Sedangkan
Jia Lin tentu saja, tersenyum dan berterima kasih kepada Pi Pi.
Tian
Xin melihat jam ditangannya, lalu pamit
untuk pulang karena sudah malam. Tapi Ibu segera menahan Tian Xin dan makan kue
dulu.
“Tidak,
terima kasih. Aku sedang diet. Aku tidak boleh makan yang manis saat malam,”
tolak Tian Xin dengan halus.
Ketika
Tian Xin keluar dari rumah. Ibu segera menyuruh agar Jia Lin cepat menyusul dan
mengantar Tian Xin keluar. Dan Pi Pi pun meminta agar Jia Lin mengantar Tian
Xin keluar juga. Jadi Jia Lin pun segera keluar untuk mengantar Tian Xin.
Sedangkan
didalam rumah. Dengan suasana yang canggung, Pi Pi hanya bisa tersenyum kepada
orang tua Jia Lin. Lalu karena kesopanan, maka Ibu mempersilahkan Pi Pi untuk
duduk.
Tapi
tiba- tiba saja, perut Pi Pi kembali sakit dan mau muntah. Jadi ia pun buru-
buru menutup mulutnya dan masuk kedalam kamar mandi. Melihat itu, Ibu pun
menjadi heran.
Diluar.
Ketika Jia Lin menawarkan diri untuk mengantar, Tian Xin menolak, karena ia
sudah memanggil mobil.
“Terima
kasih untuk bajunya. Aku tau itu dari kamu…” kata Jia Lin, berterima kasih
sambil berdiri menemani Tian Xin menunggu mobil.
“Pi Pi
yang membeli itu. Aku hanya mengantar kesini. Dia tidak merasa enak bada hari
ini, jadi kamu harus menjaganya sekarang,” kata Tian Xin, memotong perkataan
Jia Lin.
“Aku akan
menunggu dengamu sebentar,” kata Jia Lin.
“Hayoo..
masuklah ke dalam,” kata Tian Xin sambil memaksa agar Jia Lin kembali masuk
kedalam rumah.
Sebelum
masuk kembali kedalam rumah, Jia Lin berterima kasih sekali lagi. Dan mendengar
itu, Tian Xin tersenyum, tapi ia menyembunyikannya.
Ibu sibuk
memanggil Pi Pi yang muntah didalam kamar mandi. Lalu ketika Jia Lin masuk
kedalam, ia langsung menyuruh agar Jia Lin mengurus Pi Pi.
“Dia
tidak berencana untuk menginap disini, kan?” tanya Ibu. Lalu pergi.
Dihalte
bus. Jia Lin menawarkan Pi Pi untuk tinggal ditempatnya bila ia memang sedang
tidak enak badan. Tapi dengan halus Pi Pi menolak, karena ia harus bekerja
besok.
Saat bus
telah datang. Pi Pi pun pamit dan masuk kedalam bus. Sambil melambaikan tangannya
mengucapkan ‘bye bye’. Setelah itu dengan lemas, Pi Pi duduk didalam bus. Ia
diam, tampak seperti sedang merenung.
Kita selalu berkata bahwa hadiah kita
mewakili hati kita. Karena itu sulit untuk membuka hatimu kepada orang lain.
Sulit untuk mengambarkan perasaan itu. sulit untuk menyampaikan pikiranmu.
Ketika Pi
Pi memberikan hadiah kemeja itu pada Jia Lin. Dari belakangnya, Tian Xin
memperhatikan itu dengan pandangan sedih.
Jadi kita harus bergantung pada objek
agar orang lain tahu perasaan Anda.
Pi Pi tidak
mengerti dengan maksud dari apel yang diberikan kepadanya. Untuk He Lan, ia rela untuk
melukai tangannya sendiri dan meneteskan darahnya untuk Pi Pi.
Jika kamu menerima sebuah hadiah…
kamu mungkin tidak mengerti sekarang. Tapi segera atau nanti, kamu akan tiba-
tiba menyadari… bahwa kamu tidak mengerti dia atau hatinya saat itu.
Malam
hari. Ketika Pi Pi tengah tertidur lelap. Seseorang masuk kedalam kamarnya,
ingin menyentuhnya, tapi tidak jadi., karena Pi Pi bergerak. Dan sebuah bingkai
foto yang berada di meja, terjatuh, tapi Pi Pi tetap tidak bangun.
Orang
tersebut keluar dari kamar Pi Pi dengan langkah tenang. Orang itu adalah He
Lan.
Tags:
Moonshine and Valentine