Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 3 - Part 2




Broadcast Network        Tencent




Setibanya dikantor. Wang Xuan mulai mengomel dengan kesal, tentang Qian Hua yang mengatainya. Mendengar itu, Qing Tan mendekati Wang Xuan dan menanyakan apakah Wang Xuan gagal.

“Dia bahkan tau nama asliku,” kata Wang Xuan.



Wang Xuan memberikan ide, bila mereka tidak bisa mendekati Qian Hua, maka kenapa mereka tidak mencoba mendekati Si kaya. Dan seorang karyawan wanita menimpali, kalau hanya sedikit yang mereka tau tentang Si kaya, jadi itu tidak mungkin untuk melakukan pendekatan padanya.



“Aku dengar namanya adalah He Lan,” kata seorang karyawan pria, ikut berbicara.

“He Lan? Kalau gitu akan coba untuk mewawancarai Tuah He,” kata Wang Xuan.

“Itu Tuan He Lan. He Lan adalah nama keluarganya,” kata Pi Pi, membenarkan dalam keadaan setengah sadar, karena sedang tidur.

“Kemudian aku akan coba untuk mendekati Tuan He Lan,” balas Wang Xuan.



Karyawan wanita tadi mengatakan bahwa itu tidak mungkin bagi Wang Xuan. Jadi Wang Xuan pun mengalah dan mereka mulai berpikir mengenai siapa yang harus melakukannya.



Dan disaat itulah, pandangan mereka tertuju kepada Pi Pi yang sedang tidur diatas meja. Menyadari hal itu, Pi Pi langsung berpura- pura sakit dan mau muntah, lalu ia melanjutkan tidurnya kembali.



Malam hari. Dirumah He Lan. Pi Pi memanjat pohon sambil membawa kamera untuk menfoto rumah He Lan sambil mengomel bagaimana bisa mereka semua memperlakukan orang sakit seperti nya ini.



Disaat itu tiba- tiba saja ada nyamuk. Dan setelah menunggu lama, Pi Pi tetap tidak melihat ada orang lain. Lalu tiba- tiba hpnya berbunyi.

Pi Pi menyapa Xiao Ju dan memberitahu apa yang sedang ia lakukan, ketika Xiao Ju bertanya. Dan setelah itu, Xiao Ju menyindir Pi Pi. Karena Pi Pi bilang mau menjadi wartawan politik, tapi sekarang malah jadi Paparazi.


“Itu mimpiku. Tapi aku harus memperkuat pendapatanku sekarang. Aku tidak bisa bicara lama sekarang. Aku akan menghubungimu nanti ya. Bye!” kata Pi Pi, lalu mematikan telponnya.



Setelah selesai bertelponan, Pi Pi kembali fokus untuk memotret sambil memohon agar He Lan keluar dari dalam rumah sekarang. Dan disaat itu, ternyata He Lan telah berada tepat dibawah Pi Pi sambil memandangin Pi Pi dengan bingung.

“Hei, kamu yang disana. Apa yang kamu lakukan?” tanya He Lan, memanggil Pi Pi.



Mendengar suara He Lan, maka Pi Pi langsung berbalik dan menunduk untuk melihat siapa itu. Tapi pas disaat itu, sebelum sempat menjawab, tiba- tiba Pi Pi merasakan sesuatu keluar dari hidungnya.

Dan yang keluar dari hidungnya itu adalah darah. Setelah melihat itu, Pi Pi pun tampak kebingungan serta syok, lalu pingsan.



He Lan menggendong Pi Pi kedalam rumahnya. Ia membaringkan Pi Pi disofa. Lalu setelah itu, ia mengambil tissue untuk mengelap darah yang keluar dari hidung pipi. Serta ia juga membawakan sepiring apel yang telah dikupas dan dipotong.



Saat Pi Pi telah sadar, He Lan mengambil buah itu untuk disuapkan kepada Pi Pi. Ia menyuruh agar Pi Pi memakan ini, tapi Pi Pi menolak. Dan dengan tegas serta sedikit paksaan, He Lan mengharuskan Pi Pi untuk memakan itu. Jadi dengan masih lemas, Pi Pi pun menerima suapan dari He Lan dan memakannya.



Dulu. He Lan juga menawarkan buah apel kepada Hui Yan dan meminta agar Hui Yan memakannya, tapi Hui Yan menolak, karena ia ingin pulang. Dan He Lan tidak menyerah, ia tetap meminta agar Hui Yan memakan itu.

Bila Hui Yan tidak mau memakan buah itu, He Lan mengatakan kalau ia akan menunggu semalam hingga Hui Yan memakan itu. Jadi akhirnya, Hui Yan pun memakan buah itu. Setelah itu, barulah He Lan membuka topeng yang di pakainya.



Pi Pi terbangun dari tidurnya. Dan melihat buah apel yang berada didekatnya. Lalu dengan agak keheranan, Pi Pi keluar dari dalam rumah menuju ke kolam berenang yang berada didekat ruangannya.



Disana ia melihat, He Lan yang sedang berbaring dikursi santai sambil menutup matanya. Jadi ia pun menghampiri He Lan dan mengucapkan terima kasih, tapi He Lan sama sekali tidak merespon. Jadi Hui Yan mengangap kalau He Lan benar- benar sedang tidur.



“Hey! Kamu sedikit aneh. Kamu sebenarnya cukup bagus. Kulitmu bagus. Hidungmu juga. Kamu kaya dan tampan. Badanmu juga cukup bagus. Hahh… tapi Tuhan cukup adil, dia memberimu banyak hal. Tapi dia mengambil pelinghatanmu,” kata Pi Pi sambil mengamati He Lan yang tertidur.



Pi Pi lalu mengoyang- goyang kan tangannya didepan wajah He Lan dan memanggilnya. Seperti sengaja ingin menganggunya. Dan ketika He Lan bersuara, Pi Pi menjadi terkejut dan langsung terdiam.

“Kapan kamu bangun?” tanya Pi Pi dengan agak gugup.

“Aku tidak tidur,” jawab He Lan dengan santai.



“Kamu tidak tidur… Jadi kamu… aku bicara begitu, banyak tapi kamu tidak memberikan satu respon pun,” proter Pi Pi, salah tingkah.

“Aku mau lihat berapa lama kamu akan terus bicara,” balas He Lan.

“Ini jebakan!” keluh Pi Pi sambil menghela nafas.

Pi Pi duduk dikursi santai yang satu lagi. Lalu ia bertanya apa yang sedang He Lan lakukan. Dan ketika He Lan menjawab kalau ia sedang berjemur, Pi Pi pun menjadi heran dan ikut melihat kearah bulan diatas.



Pi Pi berkomentar, kalau ia hanya pernah dengar tentang berjemur dibawah matahari bukan dibawah bulan.

“Apa kamu pernah mencobanya?” tanya He Lan sambil melihat Pi Pi.

“Tidak,” kata Pi Pi sambil menggelengkan kepalanya. Tapi seperti teringat sesuatu, maka Pi Pi pun menjadi agak ragu,”Aku kira, aku pernah, dalam mimpiku. Tidak tau lah.”



“Kamu mencoba untuk mengambil fotoku dari atas pohon kan?” tanya He Lan, lagi.

“Aku tidak akan datang jika aku tau itu adalah kamu,” jawab Pi Pi dengan agak gugup, beralasan. Lalu saat sadar, He Lan bisa melihatnya, Pi Pi pun bertanya.


He Lan menjelaskan kalau dia hanya buta disiang hari. Dan bisa melihat saat malam hari. Mendengar itu, Pi Pi pun tertawa dan setelah itu ia berterima kasih kepada He Lan yang telah menyelamatkannya serta pamit pulang.




Disaat Pi Pi akan berdiri, tiba- tiba ia merasakan pusing dan kembali terduduk dikursi. Dan He Lan lalu menyarankan agar Pi Pi beristirahat dulu serta melihat bulan, karena itu akan membuat Pi Pi bisa melupakan semua kekhawatiran.

Jadi karena masih lemah, maka Pi Pi pun mengikuti saran dari He Lan. Ia berbari dikursi sambil ikut melihat kearah bulan.



“Bulan malam ini begitu indah,” kata He Lan, memulai obrolan.

“Kamu benar. Aku merasa seperti kekhawatiranku menghilang. Hey, sejak kapan kamu mulai berjemur seperti ini?” tanya Pi Pi.

“Ketika aku masih kecil, ada seorang gadis yang mandi dibawah cahaya bulan sepertiku. Dia begitu cantik. Tapi aku tidak bisa ketika melihat malam saat itu. Ketika akhirnya aku bisa melihat, dia tidak ada disana lagi,” cerita He Lan dengan nada yang agak sedih.



“Kasihan. Apa dia pindah? Apa kamu kehilangan nomornya? Mengapa kamu tidak bertukar WeChats?” tanya Pi Pi, tidak mengerti.

Pi Pi mengatakan saat ia melihat bulan seperti ini, ia merasa seperti bisa melihat kebenaran hatinya. Dan mendegar itu, He Lan pun memandangin Pi Pi, sehingga membuat Pi Pi merasa aneh dan bertanya.



He Lan lalu mulai menjelaskan kepada Pi Pi. Dan walau tidak mengerti, Pi Pi merasa kalau itu keren, setelah itu ia pun tertidur. Dan menyadari hal itu, He Lan pun terdiam dan tidak berbicara lagi.



Pagi hari. Dengan gaya tidur yang berantakan, Pi Pi terjatuh dari sofa dan terbangun. Saat itulah, ia baru menyadari kalau Qian Hua serta asistennya sedang berada disana, menyiapkan pakaian.



Dengan agak canggung, Pi Pi pun bangun dan mengucapkan ‘halo’. Lalu setelah agak lama sedikit, Pi Pi baru sadar kalau yang ada dihadapannya adalah Qian Hua.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Qian Hua, saat Pi Pi menyebutkan namanya.

“Tidak, tidak. Kita tidak pernah bertemu sebelumnya,” kata Pi Pi dengan cepat.



“Tuan He Lan sedang sibuk. Dia pergi. Dia khawatir kamu mungkin tidak punya pakaian ganti untuk bekerja. Aku satu- satunya teman wanita yang dimilikinya. Jadi dia memintaku membawakan beberapa pakaian untukmu. Aku tidak tau yang mana gayamu, jadi aku membawa beberapa pakaian secara acak,” jelas Qian Hua.



Awalnya Pi Pi menolak, tapi ketika ia melihat sedikit noda darah dikausnya dan Qian Hua memberikan tatapan agar dia memilih salah satu dari pakaian itu saja. Maka Pi Pi pun menerima.

Pi Pi mulai melihat pakaian yang disiapkan disana dengan sikap canggung dan lalu ia mengatakan kalau ia tidak tau, apakah pakaian- pakaian itu cocok untuknya.



“Tidak apa. Kamu bisa menggunakan waktumu,” kata Qian Hua. Lalu ia mendekati Pi Pi dan memberikan sebuah undangan untuk Pi Pi.

“Apa ini?” tanya Pi Pi dengan sedikit bingung.

“Dia akan menghubunginmu sendiri. Aku akan pergi dulu,” jawab Qian Hua, lalu pamit dan pergi dari sana bersama sekretarisnya.



“Makasih,” ucap Pi Pi. Lalu menyimpan undangan tersebut kedalam tas dan mulai melihat- lihat pakaian mana yang harus dikenakannya.



Digedung tempat acara akan diadakan. Kuan Yong dan Xiu Xian mengatarkan He Lan kesana, tapi tidak ada satupun dari mereka yang keluar dari dalam mobil. Melainkan mereka hanya melihat saja dari dalam mobil.


“Ini harusnya tempat yang benar. Aku bisa merasakan energi dari Pearls of Charms. Dengar, dia mati 100 tahun yang lalu, selama perang. Aku berada diselatan saat itu. Jadi aku bahkan tidak melihatnya untuk terakhir kalinya. Sekarang kita kehilangan Pearl (mutiara) nya juga,” jelas He Lan.


Ketika Xiu Xian tampak tidak mendengarkan, malah menguap serta sibuk melihat tabletnya. Maka Kuan Yong pun menepuk pundak Xiu Xian. Dan He Lan yang duduk dibelakang, menanyakan apakah ia harus ulang jelaskan lagi.

“Oh, tidak, tidak perlu. Kamu bisa mengulanginya berkali-kali, jika itu membuatmu senang,” canda Xiu Xiang dan tertawa.


“Kapan seharusnya kita bergerak? sekarang?” tanya Kuan Yong sambil memperhatikan keadaan.

“Sekarang? Kita tidak bisa melakukannya sekarang. Aku barusan cek, perusahaan asuransi ini sangat andal. Sistem mereka di desain hati- hati, itu akan sulit untuk melakukan apapun,” jelas Xiu Xiang.


Disaat Kuan Yong berbicara dengan serius, Kuan Yong kembali bercanda lagi. Tapi kepada He Lan, ia mengatakan kalau mereka hanya harus melakukannya malam ini, sesuai dengan rencana.


Tepat ketika itu, seorang penjaga mendekati mobil mereka. Ia menyuruh mereka untuk tidak parkir disini. Jadi mereka pun pergi dari sana.




Pi Pi tertidur didalam bus. Dan ketika akhirnya, ia terbangun, ia mengeluarkan undangan yang berada didalam tasnya dan membacanya tulisan pada amplop. Ralph Auction No. 105.

Pi Pi lalu membuka amplop itu dan mengeluarkan kertas undangannya. Disana tertulis VIP, tapi tanpa memusingkan itu, Pi Pi menyimpan kembali undangan tersebut kedalam tasnya.



Disaat itu, seorang Ibu yang berada disebelahnya terus memperhatikannya. Sehingga Pi Pi pun menjadi merasa canggung dan tidak nyaman. Dan untung saja, pas disaat itu, ia sampai distasiun tujuannya.



Pi Pi masuk kedalam kantor dengan langkah yang agak kesusahan, karena memakai sepatu hak tinggi. Dan tanpa sengaja, Pi Pi menabrak seorang teman kantornya, karena ia sedang terburu- buru.

Dan ketika melihat Pi Pi, teman kantornya merasa terkejut. Karena saat itu, ia menyadari kalau pakaian yang dipakai oleh Pi Pi bentuknya sama persis seperti dalam foto majalah yang dipegangnya.



Pi Pi masuk kedalam ruang rapat begitu saja. Dan ketika melihatnya, Wang Xuan tampak kurang senang, tapi ia tetap melanjutkan penjelasannya.

“Semua furniture dalam rumahnya adalah peninggalan budaya. Jadi dia pasti tertarik datang ke acara lelang ini,” jelas Wang Xuan.



“Ini pertama kalinya He Lan dan Qian Huan menghadiri acara publik yang sama. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Kita akan mencari tau hubungan mereka,” tambah Qing Tan.

Qing Tan lalu menanyakan hasil apa yang didapatkan oleh Pi Pi kemarin. Dan dengan agak pelan, Pi Pi mengaku dengan jujur kalau ia tidak mendapatkan apapun.




Mendengar itu, Qing Tan sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ia mengatakan kalau ia mau mengirimkan Pi Pi ke acara lelang itu. Jadi Pi Pi harus bisa mencari cara untuk dapat mendekati mereka berdua.


“Aku tidak setuju dengan membiarkan dia pergi ke pelelangan itu. Kita bisa gaun untuknya dengan mudah, tapi aku tidak berpikir dia bisa menemukan jalan masuk ketika dia disana,” kata Wang Xuan dengan agak sinis.


Pi Pi ingin membalas, tapi Qing Tan langsung bicara dan menanyakan keadaan Pi Pi serta apakah Pi Pi ingin libur dulu selama bebarapa hari dan Wang Xuan yang akan melakukan pekerjaan itu.

Dan dengan segera, Pi Pi langsung menjawab kalau ia bisa melakukan itu.


Melihat itu, Wang Xuan kembali berbicara. Ia mengatakan kepada Qing Tan kalau hanya sejumlah VIP terbatas yang memiliki undangan lelang. Jadi untuk masuk, mereka harus membeli tiket.

“Aku mendapatkan sebuah tiket melalui pamanku. Jadi kamu hanya harus beristirahat,” kata Wang Xuan dengan sopan kepada Qing Tan dan dengan sinis kepada Pi Pi.


Wang Xuan tidak menyangka, ketika Qing Tan menyuruhnya mendapatkan satu tiket lagi untuk Pi Pi. Jadi Pi Pi bisa kesana, menunggu diluar, dan menghalangin mereka (He Lan) ketika ia mau pergi.



Pi Pi merogoh tasnya dan melihat undangan yang didapatnya tadi. Lalu karena Qing Tan telah berbicara seperti itu, maka Pi Pi tidak jadi bicara.


Dimejanya. Pi Pi kembali melihat undangan itu dengan tampang sedikit bingung, lalu ia memasukan nya kembali kedalam tas dan mengambil hpnya. Ia membalas pesan Jia Lin yang menanyakan apa ia bebas malam ini.




Pi Pi membalas dengan jujur, kalau malam ini ia harus pergi ke acara lelang. Dan meminta maaf. Setelah itu, ia mulai fokus kepada pekerjaannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post