Sinopsis Drama Taiwan : Angel n Devil Episode 06 - 1



Images by : GTV


Xiao Feng sedang berlari dengan kencang ke sekolah. Dia sudah hampir terlambat. Saat itu, mobil Charlie lewat. Xiao Feng otomatis berteriak meminta tumpangan pada Charlie. Charlie mendengar teriakannya dan berhenti.

Xiao Feng dengan nafas terengah-engah berterimakasih karena Charlie mau berhenti dan memberinya tumpangan. Tetapi, Charlie dengan santai bertanya, siapa yang bilang aku mau kasih tumpangan? Aku berhenti cuma ingin memberitahu kalau kamu bisa berlari dengan kecepatan 80 km/jam, kamu tidak akan terlambat. Selesai berkata seperti itu, Charlie segera memerintahkan supirnya untuk jalan.

Xiao Feng jelas sangat kesal. Dan dengan terpaksa, dia lanjut berlari.

Di mobilnya, Charlie menggerutu mengenai Xiao Feng yang membalut luka dengan sangat jelek. Ternyata, tadi Charlie sempat melihat lutut Xiao Feng.

Charlie sudah tiba di sekolah. Tetapi, dia tidak masuk ke dalam sekolah dan berdiri di depan gerbang. Guru Hao Meng jelas heran melihatnya. Gerbang sekolah sudah mau di tutup, dan Charlie malah berdiri di dekat gerbang dan menghalangi gerbang untuk menutup. Guru Hao Meng dengan gagap meminta Charlie untuk menyingkir. Charlie menjawab kalau dia hanya sedang beristirahat sebentar.

Xiao Feng tiba tidak lama kemudian. Nafas-nya terengah-engah. Saat melihat Charlie, Xiao Feng langsung menyombong diri karena bisa tiba tanpa terlambat. Hao Meng dengan gagap hendak memberitahu kalau Xiao Feng sudah terlambat, tetapi Xiao Feng sudah keburu masuk dan Charlie menyuruhnya untuk lanjut menutup pintu.

Di depan kelas, semua siswa sedang berkumpul dan tidak ada yang masuk.


Charlie dengan cuek melangkah masuk ke dalam kelas. Dan disana sudah ada Xiao Xiong yang duduk di bangku sebelah Ding Dang. Bangku yang di bilang Ding Dang angker itu.

Charlie kesal melihat Xiao Xiong. Dia hendak menghampiri-nya tetapi Ding Dang menahan Charlie. Dia berkata kalau disana ada hantu. Ding Dang mengira Xiao Xiong adalah hantu karena Xiao Xiong tidak pernah masuk sekolah sejak hari pertama. Charlie berkata kalau itu omong kosong. Tetapi, Ding Dang tidak percaya, menurut gosip yang beredar, kursi itu milik seorang siswa yang tewas kecelakaan saat hendak ke sekolah di hari pertama, dan tiba-tiba ada yang duduk di mejanya sekarang ditambah lagi kulitnya pucat. Ding Dang yakin 100% kalau Xiao Xiong itu hantu.

Charlie tidak mau mendengarnya. Dia masuk ke kelas dan duduk di kursinya. Xiao Xiong dengan ramah menyapanya. Charlie hanya menjawab dengan ketus. Sementara, Xiao Feng sangat senang melihat Xiao Xiong apalagi ternyata mereka satu kelas.

Charlie merasa kesal karena Xiao Feng bicara sangat akrab dengan Xiao Xiong. Dia segera mengalihkan Xiao Feng dengan berpura-pura hendak meminjam buku catatan Xiao Feng untuk pelajaran kemarin karena dia membolos. Xiao Feng dengan polos menjawab kalau dia tidak pernah mencatat.

Saat itu KO Bad Girls yang lain juga masuk ke dalam kelas. Xiao Feng sama Charlie masih bertengkar mengenai catatan. Charlie nyuruh Xiao Feng untuk pinjam catatan dengan orang lain, tetapi Xiao Feng tidak mau, kan Charlie bisa pinjam sendiri.


Ding Dang sendiri bingung melihat Charlie dan yang lain berani masuk ke dalam kelas dan tidak takut dengan Xiao Xiong. Akhirnya dengan keberanian, Xiao Xiong melangkah masuk dan saat itu Xiao Xiong menyapanya dengan senyuman.

“Dia bukan manusia… ataupun hantu. Dia adalah malaikat!” pikir Ding Dang. Dia terpesona dengan senyuman Xiao Xiong. Tetapi, tiba-tiba dia menyesal telah berpikir seperti itu, karena itu sama saja dengan dia mengkhianati guru Ji An.

Teman-teman sekelas yang lain, juga mulai masuk satu persatu walaupun dengan takut-takut.

Tiba-tiba, ada sebuah tangan yang meraba-raba wajah Xiao Xiong. Tangan yang sama yang meraba wajah Charlie dulu. Xiao Xiong sendiri malah menikmatinya.

Kate yang melihatnya merasa marah. Dia segera meraih tangan tersebut dan memarahi siswi tersebut. Siswi itu malah tidak takut, dia dengan bahagia berkata, baru berapa hari dia nggak masuk sekolah, sudah ada aja murid tampan lain.

Murid itu sangat aneh. Apalagi saat dia melihat Charlie. Dia jadi kebingungan hendak menyentuh wajah Charlie atau Xiao Xiong. Charlie yang merasakan tatapan murid itu, memarahinya untuk tidak pernah menyentuh wajahnya. Murid itu malah mengira Charlie cemburu. Setelah itu, murid itu pergi dengan alasan hendak menenangkan diri (karena dilema mau milih Xiao Xiong atau Charlie).

Jam istirahat,
Xiang Ning sedang sendirian. Dia bertanya-tanya, jika Hu Po tahu siapa dia sebenarnya, apa Hu Po masih mau bicara dengannya?

Flashback…
Di sekolah lamanya, Xiang Ning itu murid yang di bully karena wajahnya. Pintu lokernya sering di rusak. Dia juga selalu dihina oleh murid wanita dan pria.


Seorang pria tiba-tiba berteriak menyuruh yang lain untuk tidak mengganggu Xiang Ning. Pria itu bukan Hu Po. Xiang Ning mengira kalau pria itu hendak membantunya. Tetapi, sebaliknya. Pria itu mengeluarkan kantong kertas yang disembunyikannya di balik punggung. Dia memakaikan kantong kertas itu ke kepala Xiang Ning hingga menutupi wajahnya.

“Lihat! Bukankah dia terlihat lebih cantik jika pakai ini?” ujar pria itu dan tertawa.

Xiang Ning sangat terpukul.


Apalagi ketika seseorang memanggil Hu Po. Xiang Ning merasa di permalukan hingga memutuskan untuk berlari pergi keluar dari sekolah.

Xiang Ning menangis mengingat masa lalunya.

Hari sudah malam,
Xiang Ning pulang sendirian. Dia bertanya-tanya, kenapa akhir-akhir ini dia jadi selalu teringat masa lalu.


Hu Po ada dirumah karena di undang oleh Xiang Qing. Saat melihat Xiang Ning pulang, Hu Po segera menyambutnya dengan senyuman. Xiang Ning tentu heran melihat Hu Po ada dirumahnya. Xiang Qing tidak suka melihat tatapan Hu Po pada Xiang Ning, sehingga dia segera menarik Hu Po untuk makan malam bersama.

Ibu, Xiang Qing, Xiang Ning dan Hu Po makan bersama. Hu Po tiba-tiba bertanya kenapa mereka makan duluan dan tidak menunggu ayah Xiang Qing dan Xiang Ning pulang? Xiang Ning hendak menjawab tetapi Xiang Qing segera meletakkan piringnya dengan kasar dan berpura-pura kepalanya sakit. Sepertinya, Xiang Qing tidak suka Xiang Ning bicara dengan Hu Po.

Xiang Qing dengan manja minta di ambilkan kecap. Ibu mengiyakannya dengan manis. Tetapi, dia segera berteriak menyuruh Xiang Ning mengambilnya. Hu Po merasa heran melihat perlakuan ibu yang sangat berbeda terhadap Xiang Ning.

Xiang Ning mendapat pesan telepati dari Xiao Xiong bahwa ada misi untuk KO Bad Girls.

Xiang Ning memberikan kecap kepada ibu. Dia kemudian pamit untuk pergi ke kamarnya duluan, karena harus mengerjakan pr-nya yang banyak. Ibu dan Xiang Qing tidak mempedulikannya sehingga Xiang Ning langsung pergi ke kamarnya.

Hu Po memandangi Xiang Ning yang pergi ke kamar. Xiang Qing menyadarinya dan dia tidak suka akan hal tersebut.

Hu Po pamit pulang. Dan di depan dia bertemu dengan Xiang Ning yang baru pulang dari menyelesaikan misi. Hu Po jelas heran melihat Xiang Ning yang ada diluar, padahal tadi katanya kan mau mengerjakan pr di kamar. Xiang Ning segera berbohong kalau dia tadi keluar untuk beli sesuatu tetapi, ternyata toko-toko sudah tutup. Hu Po tidak percaya, karena tadi dia nggak ada lihat Xiang Ning keluar dari rumah. Xiang Ning jadi bingung harus menjawab apa. Hu Po yang menyadari hal itu, segera meminta maaf jika dia terlalu kepo.

Hu Po kemudian bertanya, kenapa Xiang Ning selalu terlihat takut padanya? Xiang Ning segera membantah hal itu. Dia kemudian mengalihkan dengan mengatakan kalau sepertinya kakaknya suka pada Hu Po. Dan kakaknya juga cantik, jika mereka bersama pasti akan seperti pasangan yang sempurna.

“Kenapa tiba-tiba kamu bilang begitu padaku?” tanya Hu Po.

“Karena… karena,”

“Dimataku, kamu tidak kalah cantik jika dibandingkan kakakmu. Kamu harus lebih percaya diri.”

Xiang Ning terperangah mendengarnya. “Tidak. Aku tidak sebagus kakakku. Jika kamu tahu aku orang seperti apa, kamu tidak akan berkata seperti itu.”



“Sebelum seseorang menolakmu, jangan terlalu cepat menolak dirimu sendiri. Mengerti? Kamu masih ingat dengan gadis yang pernah ku ceritakan? Kamu sangat mirip dengannya. Bukan dari penampilan, tetapi karena kalian berdua mempunya hati yang tidak pernah melihat diri sendiri, jadi setiap kalu aku melihatmu seperti ini, aku selalu teringat padanya. Dulu, aku sangat ingin melindunginya jadi dia tidak akan pernah di bully,” ujar Hu Po. Dan dia teringat saat masa lalu, dia tidak berhasil melindungi gadis itu. Gadis itu ternyata di bully dan lari dari sekolah. “tetapi, aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Karena dia meninggal,” ujar Hu Po dengan sedih.

Sepertinya, gossip yang beredar di sekolah lama seperti itu, padahal kenyataannya tidak. Gadis itu, Xiang Ning masih hidup dan pindah sekolah. Wajahnya juga sudah di operasi hingga tidak memiliki luka lagi.

“Jadi, aku ingin mengatakan sesuatu yang tidak pernah sempat aku katakan padanya : Tolong angkat kepalamu dan lihat dirimua sendiri,” ujar Hu Po sambil memegang bahu Xiang Ning.

Dan tepat saat itu, Xiang Qing keluar rumah dan melihat mereka berdua. Dia benar-benar cemburu.

Keesokan harinya,
Charlie meminta ketemuan dengan Xiao Feng. Dia meminta Xiao Feng untuk mengantarnya ke kuburan Xiao Yang.

Xiang Qing meminta ketemu dengan Hu Po di sebuah jembatan. Xiang Qing menunggu Hu Po dengan perasaan deg-degan. Hu Po datang dan bertanya ada apa? Apa ada sesuatu yang penting?

“Ya. Aku ingin memberitahumu kalau aku suka padamu,” aku Xiang Qing.

“Terimakasih. Tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu. Karena aku sudah menyukai seseorang,” beritahu Hu Po.

“Orang yang kau suka, apakah adikku?”

“Bukan.”

Xiang Qing tidak percaya dan menuduh Hu Po membohonginya. Hu Po dengan tegas memberitahu kalau dia jujur. Xiang Qing tidak percaya, dia mencengkeram lengan Hu Po dengan kuat dan bertanya kenapa Hu Po dan Xiang Ning kencan diam-diam semalam? (Xiang Ning salah paham, mengira Hu Po kencan dengan Xiang Ning padahal mereka cuma tanpa sengaja ketemu di depan rumah).

“Tidak peduli jika kamu tidak percaya padaku. Aku benar-benar sudah menyukai orang lain dan gadis itu bukan adikmu,” tegas Hu Po. “Aku minta maaf. Aku tidak bisa memberimu harapan. Aku hanya bisa berharap kamu akan menemukan kebahagiaan dan orang yang lebih baik untukmu,” ujar Hu Po dan beranjak pergi.

Xiang Qing menatap kepergian Hu Po dengan sedih. Setelah Hu Po tidak terlihat lagi, dia mulai menangis


“Kenapa?? padahal aku yang bertemu pertama kali denganmu. Kenapa kamu harus merebutnya? Kenapa kamu harus mencuri kebahagiaan orang lain? Kenapa?” marah Xiang Qing. Tatapan matanya tiba-tiba berubah, “Aku harus membuat Hu Po tahu penampilan aslimu. Kamu monster yang telah melalui operasi plastik. Kamu, monster Operasi Plastik.”

Post a Comment

Previous Post Next Post