Sinopsis K- Drama : EXIT Episode 3 – 4 ( part 1 )




Network : SBS



“Apa kamu punya impian?” tanya Seon Young.

“Aku ingin bahagia,” jawab Kang Soo.

Ketika Kang Soo membonceng Seon Young yang mabuk. Disaat itu sialnya, tanpa sengaja, ketika berada diberbelokan, Kang Soo bertabrakan dengan sebuah mobil dan semua uang yang berada dalam tasnya jatuh berhamburan. Sedangkan Kang Soo dan Seon Young terlempar sedikit jauh dari motor.



Dirumah sakit. Para dokter dan suster dengan cepat langsung membawa mereka kedalam ruang Instalasi Gawat Darurat. Area terlarang. Didalam sana, mereka melakukan operasi kepada Kang Soo.




Seorang wanita berpakaian hitam datang kerumah sakit. Didalam ruangan perawatan, tampak Kang Soo yang sedang terbaring dan memakai berbagai selang. Dari luar ruangan, melalui kaca putih, Ayah Kang Soo memperhatikan anaknya.

Ayah Kang Soo lalu mengingat perkataan dokter kepadanya. Dia mungkin tidak bisa selamat. Otaknya terluka parah saat kecelakaan. Meskipun siuman nantinya, dia mungkin tidak bisa menjalani kehidupan normal.



Mengingat itu, Ayah Kang Soo tampak sangat cemas dan sedih. Dan wanita dari Bliss Lab, datang dan mendekati Ayah Kang Soo. Ia menanyakan, apakah Ayah Kang Soo akan membiarkan Kang Soo mati seperti itu?



Ayah Kang Soo berbalik dan menghadap kearah wanita itu. Dan wanita itu lalu melanjutkan perkataannya.

“Aku membicarakan Park Do Kang Soo. Bukankah menurut Anda, dia berhak untuk bahagia setidaknya sekali saja?” tanyanya.



Diruangan lab wanita itu. Ayah Kang Soo menanyakan apakah itu berbahaya. Dan wanita itu menjawab, kalau mereka masih menjalanin proses uji klinis, tapi komponennya sendiri sudah diverifikasi.

“Kemungkinan terjadinya efek samping kurang dari 0,1 persen,” jelas wanita itu.

“Tapi tetap masih ada kemungkinan,” balas Ayah Kang Soo.



“Anda tahu setiap 37 menit ada satu orang yang bunuh diri dinegara kita? Itu bukan sesuatu yang harus dicemaskan. Sebagai balasan, Anda akan diberi uang dalam jumlah besar dan penghargaan,” jelas wanita itu, lagi, mencoba menyakinkan Ayah Kang Soo.



Disaat Ayah Kang Soo masih ragu, Boss Hwang masuk kedalam ruangan. Ia membicarakan betapa menderitanya kehidupan Kang Soo, mengatai Ayah Kang Soo tidak punya hari nurani.





“Jika menjadi Anda, akan kubayar dan suruh mereka membawa Kang Soo. Aku menghabiskan uang untuk mencari orang- orang ini. Jadi aku ingin Anda melunasi utang dengan cara ini. Ini bukan masalah pilihan. Aku mengancam Anda terang- terangan,” kata Boss Hwan, tanpa perasaan.

“Anda tidak akan pernah menyesali hal ini,” tambah wanita itu.

“Apakah Kang Soo benar- benar bisa bahagia?” tanya Ayah, masih tidak yakin. Dan wanita itu hanya tersenyum.



Ketika Ayah Kang Soo keluar dari gedung lab. Ia melihat dua orang berpakaian hitam dengan wajah ditutupi, mereka keluar dari dalam gedung lab sambil mendorong sebuah tempat tidur yang diatasnya terbaring seorang mayat yang ditutupi oleh kain putih.




Pada saat itu, Ayah Kang Soo melihat sebuah gelang terjatuh. Jadi ia pun mengambilnya dengan bingung. Lalu ia melihat orang- orang tersebut masuk kedalam mobil truk besar dan pergi.



Sesampainya dirumah. Ayah Kang Soo masih bingung dengan gelang tersebut. ia terus memperhatikan gelang itu.



Didalam kamar lab. Kang Soo tertidur, tanpa biasa saja. Dan disebuah ruangan kaca yang terpisah dari sana. Wanita itu menyuruh bawahannya (sebut saja Junior) untuk mulai.



Lalu Junior itu, mengetik sesuatu dikomputer. Dan setelah itu sebuah benda biru bulat masuk kedalam tabung dan melebur, membuat air dalam tabung berubah menjadi warna biru. Air dalam tabung tersebut mengalir melalui selang kecil yang terhubung ke kepala Kang Soo.

Dia harus hidup miskin dan menderita karena diriku. Apakah putraku benar- benar bisa bahagia? Tanya Ayah Kang Soo.



Dimulai dari kejadian Kang Soo mencuri uang yang berada didalam lemari penyimpanan Boss Hwang. Lalu ketika Boss Hwang tertabrak mobil. Dan semua uang curian itu menjadi milik Kang Soo. Serta hubungannya dengan Seon Young.


Itu semua adalah efek dari obat kebahagiaan yang disuntikan kedalam kepalanya. Dan wajah Kang Soo yang awalnya tampak biasa, berubah. Kang Soo tersenyum dalam tidur nya tersebut.



Ayah Kang Soo masih bingung dengan gelang itu. Jadi ia pun kembali ke gedung lab itu. Dan tanpa sengaja, ia melihat kejadian yang sama. Dua orang pria berpakaian hitam dengan wajah ditutupi keluar dari gedung sambil mendorong tempat tidur yang diatasnya terbaring seorang mayat yang ditutupi sebuah kain putih.




Jadi karena heran dan penasaran, maka menaiki taksi. Ayah Kang Soo mengikuti orang- orang tersebut. Mereka masuk kedalam sebuah tempat berpintu besi sambil membawa mayat itu. Lalu setelah itu, mereka keluar dan menutup pintu besi itu.

Disana ketika kain yang menutupi tubuh mayat tersebut mulai terbakar. Ayah Kang Soo baru sadar itu apa dan ditangan mayat itu, ia melihat sebuah gelang yang sama seperti yang sedang dipegang olehnya.




Dalam tidur nya. Kang Soo memakai setelan yang bagus. Mobil yang bagus. Ia masuk kedalam gedung besar yang bagus. Dan didalam sana, didalam sebuah ruangan, diatas meja kantor, terdapat sebuah papan nama yang bagus. Bertuliskan CEO Do Kang Soo.

Kang Soo duduk dikursinya dengan nyaman. Mengambil kartu namanya sendiri yang berada diatas meja. Dan membacanya dengan bangga.



“CEO Dong Kang Soo. Aku Dong Kang Soo. Aku CEO Do Kang Soo. Halo, namaku Do Kang Soo (dalam english). Hai, aku Dong Kang Soo, selamat datang diperusahaanku, terima kasih (dalam mandarin),” kata Kang Soo berbicara sendiri sambil menyodorkan kartu namanya dan bergaya keren.


Dirumahnya yang besar. Seon Young sedang berbicara sambil tertawa bersama Ayahnya dan ketika Ayahnya bertanya kapan dia serta Kang Soo akan menikah. Seon Young menjawab kalau mungkin saja Kang Soo tidak berencana menikah, padahal ia sendiri sudah siap.


Dan mendengar pembicaraan mereka, Kang Soo mendekat sambil membawa makanan cemilan. Lalu ia menjawab bahwa dia dan Seo Young akan menikah sebelum akhir tahun ini.




“Ngomong- ngomong, Ayah, apakah tidak ada satupun foto Kang Soo? Aku ingin melihat dia saat masih kecil,” kata Seon Young, bertanya.

“Tidak ada,” kata Kang Soo menjawab dengan singkat.


Beda dengan jawaban Kang Soo yang menjawab tidak ada. Ayah dengan senang, menjawab bahwa ia memiliki foto masa kecil Kang Soo. Dan dengan tatapan tidak percaya, Kang Soo menatap Ayahnya.



Ayah Kang Soo mengambil buku album yang berisikan foto- foto Kang Soo saat kecil. Ia menunjukan itu dengan bersemangat kepada Seon Young. Dan melihat itu, Kang Soo menjadi heran.



“Apakah ini benar- benar diriku?” tanya Kang Soo dengan raut bingung diwajahnya.

“Tentu saja ini kamu. Tidak ingat?” balas Seon Young.



Kang Soo terdiam sambil memperhatikan foto masa kecilnya dan mendengarkan cerita Ayah mengenai masa kecilnya. Lalu Kang Soo mengingat masa kecilnya. Saat itu Ayahnya yang mabuk memukuli dirinya, hingga ia terjatuh dan menabrak pot bunga kecil di jendela. Pot tersebut pecah dan membuat luka kecil ditangannya.



“Ayah, sakit,” kata Kang Soo kecil kepada Ayah yang memukulinya.

“Dasar anak nakal. Berhentilah merengek dan ambilkan aku minol. Kubilang ambilkan minol! Kubilang ambilkan minol! Ambilkan aku minol! Bawakan aku minol!” teriak Ayah, tidak peduli dengan tangisan Kang Soo.

“Ayah... hiks.”





Didalam ruangan kantornya. Kang Soo memperhatikan bekas luka yang berada ditangannya dengan tatapan keheranan. Lalu ia mengambil dan memperhatikan foto– foto masa kecilnya dengan kebingungan.


Kang Soo mendapatkan telpon dari orang bayarannya. Ia berhasil menemukan Ibunya yang ternyata selama ini didekat laut.



Disana Ibu Kang Soo membuka sebuah kedai makan kecil. Dan kehidupannya tampak tidak mudah. Ia dimarahi oleh seorang pelanggan yang protes karena ikan yang disajikan sudah lama, kepadahal tadi Ibu Kang Soo bilang kalau ikan itu baru ditangkap dilaut.


Pelanggan tersebut mulai bersikap kasar, sehingga Ibu Kang Soo pun menjadi ketakutan. Dan disaat pelanggan tersebut mau pergi begitu saja, Ibu Kang Soo segera menahannya, tapi pelanggan itu malah mendorong Ibu Kang Soo hingga ia terjatuh mengenai meja.



Tepat pada saat itu. Kang Soo tiba disana. Dan ia memukuli pelanggan tersebut.

“Kang Soo. Kamu Do Kang Soo, kan?” panggil Ibu, ketika melihatnya.



Dipinggir laut. Mereka duduk bersama. Ibu meminta maaf, karena telah meninggalkan Kang Soo. Dan Kang Soo lalu menanyakan apa alasan Ibunya pergi, jika alasannya adalah karena Ayah, maka seharusnya Ibu membawanya.

“Tahukah Ibu bagaimana hidupku selama ini? Hidupku menderita. Ibu tahu itu?”



“Maafkan Ibu. Setelah meninggalkanmu, Ibu hidup menderita setiap harinya, karena merasa bersalah telah meninggalkanmu,” kata Ibu sambil menangis dan tampak menyesal.



Melihat Ibunya menangis, Kang Soo pun ikut menangis. Ia lalu memegang tangan Ibunya, memaafkannya. Karena setidaknya, saat mereka bertemu pertama kali tadi, Ibu masih mengenalinya.




Dengan masih menangis, Ibu memegang tangan Kang Soo juga. Lalu Kang Soo duduk lebih mendekat, memeluk pundak Ibunya, dan menghapus air matanya sendiri. Dan bersama mereka duduk sambil memandang kearah laut yang tenang.



Ketika wanita lab itu sedang mengamati kondisi Kang Soo, Juniornya datang dan melaporkan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya.



Didalam ruangan lab wanita itu. Ayah Kang Soo meminta agar anaknya disadarkan. Dan dengan agak dingin, wanita itu mengungkit tentang kontrak mereka.

“Itulah alasanku sekarang memohon. Kumohon, akan kulakukan apapun,” pinta Ayah.

“Tidak ada lagi yang mau kukatakan,” balas wanita itu, dingin.



Disaat wanita itu mau pergi. Ayah Kang Soo menjadi emosi. Ia memukuli meja dengan keras. “Kamu tidak pernah bilang dia akan mati!! Aku mengetahui semuanya, aku tahu ada sesuatu yang tidak beres disini,” kata Ayah. Ia mengeluarkan gelang disakunya dan menaruhnya diatas meja.



“Sudah kubilang hanya ada 0.1 persen kemungkinan dia mengalami efek sampingnya,” kata wanita itu dengan tenang.

“Hal itu bisa terjadi kepada Kang Soo,” protes Ayah.

“Setidaknya, dia meninggal sebagai pria yang bahagia. Hal itu saja bisa disebut berkat,” balas wanita itu.

“Tidak. Aku yakin bukan itu yang dia inginkan. Dia tidak menginginkan sesuatu yang palsu.”



“Anda tidak perlu mencemaskan itu. Sebenarnya, dia mendatanginku sendiri belum lama ini.”

“Kenapa?” tanya Ayah, tampak terkejut.

“Katanya dia ingin bahagia. Meski hanya sebentar saja,” jawab wanita itu.





Dulu saat wanita lab itu telah selesai menjelaskan. Ia memberikan sebuah kontrak untuk ditanda tanganin oleh Kang Soo. Dan ketika itu, Kang Soo tampak ingin menanda tanganin kontrak tersebut. Tapi ia berhenti.

Kang Soo tidak jadi menanda tanganin itu. Karena Ayahnya menyukai jokbal, jadi jika ia tidak ada, maka tidak ada orang yang  bisa membelikannya. Setelah itu Kang Soo pergi dari sana.



Wanita itu menjelaskan kalau alasan Kang Soo tidak mau ikut adalah karena Ayah. Dan kali ini, akhirnya Kang Soo kembali kepada mereka.

“Jika dia ingin menyudahinya, tolong biarkan,” pinta Ayah.



“Itu diluar kuasa kami. Begitu dimulai, seseorang hanya bisa keluar dengan kemauan sendiri. Jika tidak, aktivitas fisik mereka akan terhenti,” jelas wanita itu.

“Anda tidak pernah membahas soal itu,” kata Ayah, tampak lemah.

“Sudah kubilang, sekarang dia hidup didunia yang sempurna. Dia tidak akan pernah mau keluar,” balas wanita itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post