Sinopsis Lakorn : Rang Mai Hua Jai Derm Episode 03-2


Images by : ONE HD 31
Pat bertanya pada dr. Cha apa yang harus dilakukannya? Dia tidak tahu apapun mengenai Lan. Dan dia takut jika seseorang akan sadar. dr.Cha berpikir sebentar dan menyuruh Pat untuk mengaku kepada orang-orang kalau dia amnesia. Noojoon memuji dr. Cha karena ide nya sangat bagus.
Pat meminta dr.Cha untuk memberikannya informasi mengenai orang-orang terdekat Lan. dr.Cha menulis dan memberikan daftar nama orang terdekat Lan. Dan untuk satu orang bernama Peesama, dia harap Pat bisa berhati-hati padanya karena pria itu sering menyakiti Lan.
"Dasar, semua laki-laki. Selalu membuat istrinya menderita," ujar Pat kesal.
"Kamu terlalu menghayati," komen Joon.
dr.Cha kemudian mengajak Pat untuk melihat seisi rumah sekaligus bertemu orang-orang.
dr.Cha memberitahu semua orang dirumahnya termasuk Pee kalau Nalan mengalami amnesia. Jadi dia harap semua orang bisa membantunya menjaga Nalan. Joon kemudian memberikan kode pada dr.Cha agar memperkenalkan dirinya juga. dr. Cha segera memperkenalkan Joon yang adalah teman Nalan.
"Bagaimana dia bisa mengenal Lan? Aku tidak tahu Lan ada teman sepertinya," tanya Pee.
"Aku baru saja kembali dari luar negeri. Aku senior-nya Nalan tetapi umur kami tidak berbeda terlalu jauh. Wajah kami saja seperti seumuran," jawab Joon.

Pee menatapnya tajam dan Joon langsung mengkerut ketakutan. Pat langsung pamit izin untuk masuk kamar. Pee ingin ikut tetapi dr. Cha menghalanginya.
Di dalam kamar, Joon berteriak kesenangan.
"Jika aku tahu, kamu akan berada di tubuh ini, aku akan kuliah di fakultas perikanan," ujar Joon.
"Apa maksudmu?"
"Jadi, aku bisa menangkap dua ikan secara bersamaan. Suamimu sangat tampan, dan Tanwa sangat manis. Dan satu lagi, ayah doktermu masih terlihat tampan juga. Biarkan aku tinggal disini bersamamu. Aku rela menjadi pelayanmu," ujar Joon kesenangan.
Pat memukul Joon kesal karena bercanda disaat seperti ini.  Mereka mulai membicarakan rencana mereka. Pat ingin kembali bekerja di hotel agar bisa mendekati Win. Tetapi, Joon memberitahu kalau sudah tidak ada tempat untuk Pat  karena Kaew sudah menggantikan posisi Pat sebagai PR Manager. Pat kecewa mendengarnya, karena itu artinya dia tidak bisa kembali ke hotel, dan kalau dia tidak bisa kembali, dia tidak bisa mencari cara untuk menemui putranya.
"Apa yang kamu khawatirkan? Khun Kaew akan mencari sektretaris untuk membantunya."
"Jadi, maksudmu, kamu ingin aku menjadi sekretaris Kaew?"
Joon membenarkan. Tidak ada cara lain.

Pee mengetuk pintu kamar. Joon menyambutnya. Pee terlihat tidak suka dan meminta Joon untuk keluar agar dia bisa bicara berdua dengan Nalan. Pat tidak mau, dan memilih untuk keluar, mengantar Joon ke mobil.
Joon pamit pulang pada Pat dan mengingatkan Pat untuk bersikap seperti Nalan dan jangan membuat orang-orang curiga.
Pat masuk kembali ke rumah dan hendak masuk kamar, tetapi Pee tiba-tiba muncul di belakangnya dan memeluknya. Pat yang tidak biasa dengan sikap seperti itu, menampar dan memukuli Pee. Dia menyuruh Pee untuk tidak melakukan itu karena dia belum siap.

Pee tidak mau. Dia malah memaksa masuk ke kamar Pat. Dia mengira kalau Nalan sedang berpura-pura melupakannya padahal ingat kejadian sebelum Nalan masuk rumah sakit. Pat menegaskan kalau dia tidak ingat sama sekali. Pee langsung senang dan memeluk erat Nalan. Pat mendorongnya dan berteriak kalau dia tidak suka dengan sikap Pee, sampai dia bisa mendapatkan ingatannya, dia ingin Pee tidur di ruangan lain. Pat segera mendorong Pee keluar pintu dan mengunci pintu kamar.
Pee benar-benar bingung dengan sikap Nalan yang berubah.

Win sedang sibuk bekerja. Sekretaris nya melapor kalau tamu Jepang mereka akan tiba siang hari ini dan semua persiapan sudah siap. Kamar untuk CEO Jepang tersebut akan berada di lantai 5, sementara karyawan Jepang akan berada di kamar standar di lantai 6. Win mengerti.
Tiba-tiba, Win teringat sesuatu. Dulu mereka juga pernah kedatangan tamu Jepang dan waktu itu CEO Jepang protes karena berada di lantai kamar yang lebih rendah daripada anak buahnya. Menurut budaya Jepang, seorang atasan harus berada di lantai kamar yang lebih tinggi daripada karyawannya. Pat yang mendengar keluhan itu, segera memerintahkan pekerja hotel untuk memindahkan semua karyawan jepang ke lantai di bawah lantai kamar CEO. Dan sebagai permintaan maaf, mereka akan memberikan makan malam gratis.  Win terkesan dengan kebijaksanaan Pat.
Win segera menelpon sekretarisnya. Dia memerintahkan sekretarisnya untuk membawa tamu Jepang pergi ke restoran untuk makan siang sebelum membawanya ke hotel. Bilang pada mereka kalau itu adalah layanan spesial dari mereka.
Win juga meminta agar kamar karyawan jepang di pindahkan ke lantai 5. Tetapi masalahnya, lantai 5 sudah penuh dan yang kosong hanya lantai 6 dan itupun kamar standar. Win memutuskan untuk mengumpulkan semua pekerja karena mereka harus segera mengubah standar room di lantai 5 menjadi kamar VIP.

Tamu jepang di bawa makan siang oleh Kaew. Sementara Win sibuk mengarahkan perubahan dekor dan perabotan di kamar standar menjadi VIP.  Dan untunglah, semua bisa dilakukan tepat waktu. Dan tamu jepang juga menyukai kamar-nya.
Pat sedang memilih baju yang akan di kenakannya tetapi dia merasa semua baju yang dimiliki Nalan sangat jadul.

Pee mengetuk pintu kamarnya. Pee memberikan bunga putih. Dia memberikan bunga itu karena dia tahu kalau Nalan alergi pada bunga mawar. Pee mencoba mencari kesempatan untuk mencium Nalan, tetapi Pat segera mendorongnya. Pee tidak menyerah, dia mengajak Nalan untuk makan malam bersamanya di restoran yang sudah di pesannya. Pat menolak, karena dia akan makan malam dirumah. Pee mencoba membujuk Nalan untuk keluar bersamanya tetapi Pat menolak. Dia tidak ingin pergi kemanapun. Dia sedang sibuk memilih baju yang akan digunakannya untuk melamar pekerjaan. Pee kaget mendengar Nalan akan melamar pekerjaan. Pat tidak mau menjelaskan lebih lanjut dan menutup pintu kamarnya.

Nalan menemui dr. Cha dan memberitahu kalau besok dia akan pergi melamar kerja. Dia ingin mencari kerja agar bisa dekat dengan putranya, dan dia juga tidak ingin menghabiskan uang dr. Cha.
dr. Cha menolak ide itu. Menurutnya, sekarang Pat belum cukup sehat untuk bekerja. Tetapi, Pat memberitahu kalau dia sudah sangat merindukan putranya, jadi dia harus segera mendapatkan pekerjaan di hotel. dr. Cha mengerti.
Pat juga memberitahu kalau dia akan memakai semua sertifikat dan ijazah Nalan untuk melamar kerja, tetapi tenang saja, dia tidak akan menggunakan tanda tangan Nalan. Dia akan membuat tanda tangan baru sehingga dia tidak akan bisa melakukan sesuatu dibawah nama Nalan.
"Tetapi aku ingin kamu mempelajari tanda tangan Nalan," ujar dr. Cha, "lagipula aku tidak akan bisa mendapatkan putriku kembali. Dan kamu sudah menjadi putriku. Jadi, mari kita buat semuanya sempurna."
dr. Cha mengeluarkan sebuah dokumen yang ada tanda tangan Nalan. Dia meminta Pat untuk belajar meniru tanda tangan tersebut. Pat tidak bisa membantah.

Pat berada dikamar dan melihat buku-buku yang dimiliki Nalan. Ada sebuah buku tentang bayi. Di dalam buku tersebut ada sebuah catatan yang di tulis tangan : "Kita akan bertemu suatu hari nanti jika mama sehat, bayiku."
"Khun Lan menginginkan untuk memiliki anak," gumam Pat. Dia kemudian teringat dengan Boat. Dia sangat merindukan Boat.

Esok harinya,
Win berusaha menelpon Nudee untuk meminta tolong agar menjemput Boat siang ini di sekolah. Dia ada meeting siang ini dan tidak bisa menjemput Boat, masalahnya Nudee tidak menjawab teleponnya. Kaew yang ada di sana melihat Win yang terlihat cemas. Dia bertanya ada apa? Dan Win menjelaskan permasalahannya. Kaew menawarkan diri untuk menjemput Boat, Win menolak karena dia merasa tidak enak merepotkan Kaew. Kaew menjawab kalau dia tidak masalah. Win berterimakasih atas bantuan Kaew.
Kaew sudah menjemput Boat. Dia bahkan menemani Boat di rumah dan membelikannya ice cream. Dia juga membantu mengajarkan pr Boat. Dia tersenyum ramah di depan Boat padahal di belakangnya dia menggerutu kesal.

Win masih meeting hingga malam. Win merasa tidak tenang karena rapat belum selesai juga padahal sudah mau jam 9 malam. Win pamit keluar sebentar untuk menelpon Kaew. Kaew yang masih menjaga Boat merasa senang menerima telepon Win. Dia menyuruh Win untuk tidak khawatir pada Boat, dia menyukai anak kecil dan akan menjaga Boat dengan baik. Win berterimakasih.
Hari sudah malam dan Boat masih bermain-main. Kaew kesal dan meminta Boat untuk tidur. Boat mengerti tetapi dia minta Kaew untuk membacakannya cerita.
"Aku sudah membantu PR-mu hingga suaraku jadi serak sekarang. Dan kamu masih ingin aku membacakan dongeng pengantar tidur?" protes Kaew.
Boat tidak memaksa. Dia memutuskan untuk memanggil pengasuhnya, Tae, untuk membacakan cerita. Kaew tidak mengizinkannya, dia memutuskan untuk membacakan Boat cerita, tetapi Boat harus langsung tidur.
Win sedang dalam perjalanan pulang.
Boat sudah tertidur.

Kaew melihat sekeliling rumah Win. Dia membuka lemari pakaian Pat dan mulai melihat-lihat baju Pat. Boat yang ternyata belum tidur, melihat hal tersebut dari sela pintu dan terlihat tidak senang.
Suara mobil Win pulang terdengar. Boat segera kembali ke tempat tidur. Kaew segera mengembalikan baju Pat dan menutup lemari.
Dia menyambut kepulangan Win. Win bertanya apa Boat sudah tidur? Kaew membenarkan, dia membacakan cerita agar Boat bisa tertidur. Win berterimakasih atas bantuan Kaew.
 Kaew melihat ponselnya. Jam sudah pukul 10 malam dan baterainya masih ada 99% . Tetapi, Kaew berpura-pura kalau baterai ponselnya sudah habis dan meminjam ponsel Win untuk menelpon tantenya.
"Tante. Bisa jemput aku sekarang? Baterai hp-ku habis dan aku tidak mau pulang dengan ojek ke rumah. Ini sudah terlalu larut," ujar Kaew keras-keras di telepon agar Win mendengarnya. "Okay, tante. Aku akan tiba dalam setengah jam. Terimakasih banyak."
Boat mendengar hal itu dan tahu kalau Kaew berpura-pura.
Kaew mengembalikan ponsel Win dan berterimakasih. Win yang merasa tidak enak, menawarkan untuk mengantarkan Kaew pulang. Kaew berpura-pura jual mahal tetapi ujung-ujungnya tetap menerima di antar pulang oleh Win.
Boat merasa kesal dengan hal itu.
Win mengantar pulang Kaew. Kaew berterimakasih atas tumpangan Win. Tante Kaew yang melihat Kaew di antar pulang dengan mobil mewah merasa senang.   
Saat Kaew masuk ke dalam rumah, tante langsung heboh bertanya siapa yang mengantar Kaew pulang ? Kaew malu-malu memberitahu kalau itu Khun Kawin, pemilik hotel. Tante memuji Kawin yang tampan, dia kira sebelumnya pemilik hotel yang dikejar Kaew sudah tua.
"Kamu pulang telat. Apa kalian sudah tidur bersama?" tanya tante bersemangat.
"Hmmm... tante. Belum. Aku hanya membantunya menjaga anak dan itu mengapa dia mengantarku pulang."
Tante mengeluh karena Kaew yang masih belum mendapatkan Win. Apa mungkin mantan istri Win jauh lebih hebat dari Kaew?
"Tante. Aku jauh lebih cantik dan muda dari mantan istrinya," marah Kaew. "Kenapa pula dia tidak jatuh cinta padaku? Masalahnya ada di anaknya dan adik ipar-nya. Jadi, dia tidak bisa langsung mendekatiku."
Kaew meminta tantenya untuk bersabar karena dia akan bisa mendapatkan Win. Tante tertawa senang karena dia yakin, dia akan bisa kaya kali ini.

Esok harinya,
Pat berpas-pasan dengan Win. Tapi, tentu saja Win tidak mengenalinya dan melewatinya begitu saja. Pat heran karena ini adalah jam pulang sekolah Boat tetapi kenapa Win ada di sini? Pasti dia akan bertemu seseorang.
Pat mengikuti Win. Dan Win pergi ke toko kue untuk mengambil pesanan kue yang tadi di pesannya. Pegawai toko mengira kalau kue itu untuk pacar Win? Tetapi Win menjawab kalau itu untuk anaknya. Pegawai itu memuji Win yang sangat perhatian dengan keluarga dan meminta ID Line Win.
"Aku punya istri dan aku sangat mencintainya," ujar Win dan beranjak pergi.
Pat mendengarnya, tetapi mengira kalau Win hanya berpura-pura menjadi pria setia.
Win menerima telepon dari Khun Thita dan ternyata Khun Thita meminta untuk bertemu. Pat terus mengikuti Win hingga Win pergi ke cafe menemui Khun Titha.
Win bertanya masalah apa yang hendak dibicarakan Khun Thita? Tetapi, Khun Thita malah mengulur waktu dan menyuruh Win untuk tidak serius. Khun Thita memanggil Win bukan untuk membicarakan pekerjaan tetapi untuk merayu Win karena Pat sudah meninggal.
"Aku minta maaf. Aku mempunyai istri. Tidak peduli walapun dia sudah tidak ada.  Tetapi, aku tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan lagi ataupun menikah lagi," ujar Win sopan. "Aku permisi."
Khun Thita mencoba menahan Win. Pat sudah tidak tahan melihatnya lagi.
"Permisi. Dia jelas-jelas bilang kalau tidak ada yang bisa menggantikan posisi istrinya. Kenapa kau tidak bisa mengerti?" marah Pat.
"Siapa kamu?" tanya Win bingung melihat seorang wanita tiba-tiba ikut ke dalam pembicaraannya dengan Khun Thita.
Pat menatapnya. Khun Thita juga.
"Aku akan menjadi pegawai mu. Aku akan menjadi sekretarismu. Kamu akan melakukan interview padaku besok. Tetapi hari ini, aku dapat mengurus hal ini jika Anda izinkan. Aku dapat kerja padamu hari ini."
Khun Thita yang tahu kalau Win tidak mengenal Nalan, mengusir Nalan pergi dan jangan mengganggu mereka. Pat menolak. Dia malah mengulang perkataannya kalau Win itu punya istri dan tidak mau dengan Khun Thita. Khun Thita jelas tersinggung mendengarnya, dia meminta Win untuk membelanya.
Dan ternyata Win sangat bijaksana. Dia memutuskan untuk pergi dan membiarkan Khun Thita bicara berdua dengan Nalan.
Khun Thita jelas kesal dan memarahi Nalan karena sudah ikut campur dalam urusannya.
"Khun Thita. Kamu suka merayu pria yang sudah menikah."
Khun Thita jelas heran karena Nalan mengetahui namanya. "Bagus jika kamu mengenalku. Jadi, lain kali jika kamu melihatku, jangan mengganggu. Karena aku dan kau tidak akan cocok," ujarnya dan beranjak pergi.
Pat benar-benar kesal tetapi tidak bisa membalas. Dia juga bertanya-tanya, apa benar Win sudah berubah menjadi setia?

Esok harinya,
Pat berdandan dan bersiap ke kantor. Joon menjemputnya dan dia kaget melihat penampilan Pat. Pat terlihat cantik tetapi style pakaian yang digunakan tidak seperti style Pat. Pat mengeluh kalau dia tidak punya pilihan karena hanya pakaian seperti ini yang dimiliki Lan.
Joon mengingatkan kalau hari ini Pat akan interview, dan apa Pat bisa percaya diri dengan pakaian Lan? Pat menjawab kalau tidak peduli apapun yang dia kenakan, dia pasti akan bisa mendapatkan pekerjaan ini.



1 Comments

Previous Post Next Post