Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 14 - 2



Company name : Citizen Kane



Krit mengunjungin Ayahnya yang sedang bekerja. Mungkin Ayah Krit bekerja di tempat pemakaman, tempat abu orang yang telah tiada diletakan.



“Aku datang untuk membawa uangmu. Semua uang Dilok telah ditransfer kepadaku,” jelas Krit.

“Aku akan membawa semua uang itu dan memberikannya kepada anggota D.S yang telah ditipu,” balas Kad.

“Terserah kamu, yah,” kata Krit.



Kad tampaknya tidak mau berbicara banyak lagi kepada Krit dan melanjutkan pekerjaannya. Dan dengan agak sedikit ragu awalnya, Krit mengatakan bahwa ia ingin mengajak Ayahnya untuk tinggal bersama. Tapi Kad menolak, karena ia lebih nyaman disini.

“Segala yang kulakukan adalah karena aku membalas dendam mu, yah. Itu tidak berarti apa-apa kan?” kata Krit.



“Apa yang kubilang padamu 10 tahun lalu? Apa kamu mendengarkanku? Aku tidak ingin balas dendam. Alasan aku masuk penjara adalah karena aku ikut bersalah telah membangun perusahaan itu. Orang yang mau membalas dendam itu adalah kamu, Sharkrit,” balas Kad.

“Itu tidak benar. Aku melakukan itu untukmu,” kata Krit.



“Kamu memilih jalan yang salah, bahkan sejak kamu pindah ke Hong Kong. Kamu berjalan dalam kegelapan. Aku memperingatkamu berkali- kali, tapi kamu tidak percaya aku,” balas Kad.



Walaupun telah diingatkan Krit tetap berkata bahwa itu semua untuk Ayahnya. Jadi mendengar itu lagi, Kad menanyakan, jika Krit memang bisa membunuh Dilok, maka apa yang akan terjadi pada anak dan istrinya kelak. Dan Krit terdiam, tidak bisa menjawab.



Dicafe. Setelah selesai berbicara dengan pengacara, Yada mengistirahatkan dirinya, karena merasa pusing. Dan melihat itu, Krit datang mendekati Yada dan duduk disebelahnya.

“Kamu tidak boleh stress, ketika kamu sedang hamil,” kata Krit.



Tanpa menjawab, Yada mengeluarkan uang dari dompetnya dan meletakan itu di meja. Lalu ia keluar dari café. Dan tentu saja, Krit langsung mengikutinya.



“Da, kamu masih menyetir?” tanya Krit, merebut kunci mobil ditangan Yada.

“Aku tau apa yang boleh kulakukan. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kamu tidak perlu khawatir,” balas Yada, tapi Krit tidak mau mengembalikan kunci mobilnya.

Krit mengajak Yada untuk memulai segalanya lagi dari awal.



“Ayahku melakukan kesalahan yang tak termaafkan. Jadi bagaimana bisa kita bersama? Aku anak dari orang yang kamu benci,” kata Yada.

“Kamu dan Ayahmu berbeda,” balas Krit.


“Kamu bisa memisahkan itu, tapi aku tidak. Aku bisa menerima kalau kamu membunuh Ayahku, tapi aku tidak menerima kamu bermain dengan kehidupan keluargaku. Kamu membuat kami seperti terbakar dalam api. Bahkan walaupun kamu cuma mau membalas satu orang, tapi kamu menyakiti setiap orang,” jelas Yada.



Krit meminta maaf kepada Yada, tapi Yada tidak bisa menerima maaf dari Krit. Dan ia menjelaskan kalau Ayahnya (Dilok) akan mendapatkan hukuman segera, jadi itu artinya kali ini semuanya antara mereka akan benar- benar berakhir.

Lalu Yada mengambil kembali kunci mobilnya dari tangan Krit. Dan pergi meninggalkan Krit yang tampak tidak bisa melakukan apapun lagi.



Dikamar. Kwan tampak telah lumayan pulih dan sekarang ia sedang menyiapkan barang jualannya. Dan ketika ia mendengar, seseorang mengetuk pintunya, ia segera menyembunyikan barangnya dibawah selimut.

“Terlambat Kwan,” kata Khem yang masuk sambil membawakan makanan dan air.



Khem membuka selimut Kwan dan mengambil barang itu, lalu ia meletakan itu diatas meja. Dan karena telah ketahuan, maka Kwan pun hanya bisa tersenyum saja.

“Khun Na sudah bilang padamu untuk banyak istirahat. Bukankah kamu sudah menutup website belanjamu?” tanya Khem.

“Aku melakukan ini gratis untuk klien. Aku mau memberikan itu sebagai hadiah. Dan aku bosan tidur terus,” jawab Kwan.



Disaat Tassana lewat depan kamar Kwan. Ia mendengarkan pembicaraan antara Kwan dan Khem didalam kamar.


“Aku tidak ingin menganggu P’Na lagi. P’Na tidak bisa pergi jauh kemanapun. Dia selalu berakhir putus dengan pacarnya, karena dia selalu menjagaku. Orang sakit yang alergi kepada banyak hal didunia. P’Na menghabiskan banyak uang untuk obat dan ini dan itu. Itu mengapa P’Na melakukan pekerjaan kotor untuk P’Krit. Segalanya karena aku. Aku seharusnya tidak pernah lahir,” kata Kwan, bercerita.



Setelah Kwan selesai bercerita kepada Khem. Tassana masuk kedalam kamar dan mendekati Kwan, ia menggenggam tangan Kwan.

“Itu tidak benar Kwan. Aku akan menjagamu. Seorang kakak memang harus menjaga adiknya selalu. Jika aku tidak punya kamu, aku tidak bisa hidup. Hatimu lebih kuat daripada yang lain, kamu berjuang untuk hidup, kamu tidak pernah menangis betapapun kamu sakit,” kata Tassana.



Lalu akhirnya Tassana memutuskan agar mereka tidak perlu pindah lagi. Dan tentu saja, Kwan merasa sangat senang. Mereka berdua lalu berpelukan. Dan Khem diam memperhatikan mereka berdua.



Dihalaman. Tassana bertanya apa itu benar, karena Kwan berkata kalau Khem menyukai rumah ini juga. Dan Khem membenarkan.

“Aku suka rumah ini. Memiliki seseorang yang menunggu mu dirumah, itu adalah kehangatan yang tidak pernah kuterima sebelumnya,” kata Khem.

“Bisakah aku menjadi orang itu? Orang yang selalu menunggumu dirumah, tidak akan kemanapun,” balas Tassana.



Khem meminta maaf, karena selalu melihat kesalahan orang lain tanpa melihat diri sendiri. Bahkan walau Tassana mau menjelaskan, ia tidak pernah mau mendengarkan.

“Ayo lepaskan masa lalu. Ayo tidak menjadi seperti Khun Krit,” kata Khem, lalu mendekat dan berbisik ditelinga Tassana,” selain mencintai rumah ini, aku juga mencintai pemiliknya juga.”




Dan dengan penuh kebahagiaan, mereka saling berpelukan bersama. Sambil saling tersenyum. Lalu setelah itu, mereka bergandengan tangan masuk kembali kedalam rumah.




Ditempat lain. Dirumah bulan madunya dulu bersama Yada. Krit mengingat setiap nasihat dari Ayahnya. Dan disana ia membakar lukisan borgol dengan rantai yang berada dirumahnya. Bahkan Krit juga membakar semua barang masa lalu nya, yaitu tasnya dan buku- bukunya.



Dipagi hari yang cerah. Dengan bersemangat Trai menarik tangan Yada menuju keruang tamu. Lalu disana Nee memberikan salam kepada Yada, menyapanya. Dan tanpa menjawab Trai langsung mendekati Nee, memegang pundaknya.



Tapi lucunya, Nee malah menyikut pelan pinggang Trai. Sehingga Yada menjadi heran. Lalu Trai pun melepaskan tangannya yang memegang pundak Nee.

“Kami datang untuk meminta izin berpacaran,” kata Trai.

“Tapi jika kamu tidak setuju, kami mengerti,” tambah Nee dengan cepat.

“itu hidup kalian, aku tidak berhak untuk menolak,” kata Yada.



“Itu berarti kamu okay dengan itu?” tanya Trai.

“Kamu harus meminta izin dari Khun Krit dulu. Tapi aku kamu yakin, dia akan membiarkanmu berkencan dengan Nee? Dia masih marah pada Ayah.”

“Sekarang P’Krit telah pergi. Dia mungkin sudah sadar,” jelas Nee.




Dengan lembut Trai kembali merangkul pundak Nee. Lalu Nee pun menjelaskan kalau sebenarnya dia dan Trai telah memutuskan untuk menikah akhir tahun ini. Dan jelas saja, Yada terkejut, tapi ia tidak menolak sama sekali.

Post a Comment

Previous Post Next Post