Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 13 - 2


Company name : Citizen Kane


Dicafe. Chat yang telah berdandan dengan cantik menemui Krit. Ia mengatakan jika Krit mau mengetahui lokasi Dilok, maka sebagai gantinya, ia mau agar Krit berivenstasi diperusahaannya.

“Aku pass. Karena aku punya sumber lain yang lebih terpecaya. Jika kamu mau berbohong, maka lain kali buatlah lebih meyakinkan,” jelas Krit, menolak, karena ia mengetahui kalau Chat sedang berbohong.



Sadar dirinya ketahuan berbohong, maka ketika Krit berdiri mau pergi dari sana. Chat segera ikut berdiri dan meminta maaf, lalu meminta agar Krit mau bergabung. Tapi Krit tidak mau untuk bergabung dengan perusahaan yang menipu orang ke kematian. Setelah itu Krit pergi meninggalkan Chat.



Krit menemui Ping dan menanyakan dimana keberadaan sumber mereka. Jadi Ping segera mengarahkan Krit untuk ikut bersamanya. Dan didalam gudang, tampak Kasin yang sedang dipukuli dengan tangan terikat menggantung.

Lalu ketika Krit melihat itu, ia memberi kode agar Ping melepaskan talinya. Sehingga dengan lemas, Kasin langsung terjatuh kelantai.



“Dimana dia?” tanya Krit, tegas.

“Aku tidak tau. Aku tidak tau apapun! Bahkan jika kamu membunuhku, tidak ada yang bisa kuberitahu padamu!” aku Kasin.

Disaat Kasin masih tidak mau memberitahunya, maka Krit pun mengancam untuk membunuhnya dan hal itu membuat Kasin ketakutan. Kasin langsung berdiri dan mundur sedikit, membalas bahwa ia belum mau mati. Dan sekali lagi, Krit menanyai dimana Dilok.



“Berapa banyak kamu akan membayarku?!” tanya Kasin.

“Berapa banyak dia membayarmu?” balas Krit.


“10 Juta. Berapa banyak kamu akan membayarku jadinya?!”

“10 Baht. Apa satu peluru lebih mahal dari pada 10 Baht Ping? Aku pikir itu lebih mahal,” jawab Krit, lalu bertanya kepada Ping.

“Itu sedikit lebih mahal Boss,” jawab Ping.


Mendengar itu, Kasin menjadi ketakutan. Apalagi ketika Ping mengambil pistol dan mengarahkan itu kepadanya. Sehingga Kasin pun segera berbicara bahwa ia benar-benar tidak tau, yang ia tau hanyalah nomor account milik Dilok di Switzerland. Dan Kasin memohon agar mereka tidak membunuhnya.

Sesudah itu, Krit memberikan kode untuk Ping menurunkan pistolnya. “Itu awal yang bagus. Kumpulkan semua bukti mengenai hubungan Dilok dengan Go Rich untukku. Jika tidak, kamu akan menggantikan Dilok masuk kedalam penjara,” ancam Krit, memberitahu Kasin. Lalu ia dan anak buahnya pergi dari sana.



Kasin yang ditinggal sendirian disana, merasa bingung dengan maksud dari perkataan Krit mengenai penjara. Sedangkan diluar, Krit mengatai Kasin bodoh.



Keesokan harinya. Ping menemui Krit dan memberitahu kalau sepertinya Trai mengetahui dimana Dilok berada. Karena ada transaksi yang terjadi menggunakan kartu kredit Dilok di Chiang Rai dan sekarang Trai baru saja memesan tiket ke Chiang Rai tapi menggunakan nama orang lain.

“Sekarang Go Rich dalam masalah. Dia mungkin memanggil anaknya kesana untuk memberinya perintah,” kata Krit, menyimpulkan.



Yada dengan tenang dan tampak bahagia. Ia membaca buku- buku majalah sambil meminum teh dihalaman. Dan pada saat itu, Khem datang untuk berbicara dengan Yada. Ia mengatakan bahwa Krit berbohong, Krit tidak akan pernah melepaskan Ayah mereka.




Khem lalu membuka tasnya dan memberikan sebuah tiket kepada Yada, yaitu tiket penerbangan ke Chiang Rai. Ia membenarkan pertanyaan Yada  bahwa Ayah mereka berada disana dan jika memang Yada cukup berani, maka Yada harus kesana.

“Aku percaya Khun Krit. Aku percaya Ayah bayiku,” kata Yada dengan tegas, menerima tiket tersebut.



Krit datang ke Chiang Rai dan disana seorang anak buahnya telah menunggu, ia dengan yakin memberitahu Krit bahwa Dilok benar ada disini dan Trai anaknya baru saja checked-in tadi dikamar nomor 7 dan dibelakang nya ada sebuah ruangan VIP.


Jadi bersama dengan Ping, Krit segera pergi ke tempat lokasi dimana Dilok berada. Dan disana Krit mengingat perkataan Yada kepadanya agar Krit melupakan balas dendamnya dan mulai hidup bersama dengannya serta bayi mereka.

“Aku harus melakukan itu,” kata Krit pada dirinya sendiri, bersikeras kalau tindakannya ini benar.



Setibanya Krit dan Ping disana. Trai yang berada diluar, memperhatikan semua itu. Dan didalam ruangan, Krit merasa heran ketika ia melihat bahwa suasananya terlalu sunyi, sehingga dia menjadi agak waspada. Krit lalu mengeluarkan pistolnya dan menyuruh agar Ping menunggu diluar saja.



Perlahan Krit masuk semakin kedalam dan ketika ia melihat makanan diatas meja makan, ia pun menjadi yakin Dilok berada disana.  Lalu secara pelan- pelan, Krit melangkah masuk kedalam kamar, tapi kosong.




Dengan kesal, Krit keluar dari kamar untuk mencari Dilok. Krit kembali keruangan makan dan pada saat itu ia sadar dengan makanan yang berada diatas meja. Makanan itu sama seperti yang ia berikan kepada Yada, yaitu salad sayur.

Pas disaat itu, lampu ruang makan menyala, sehingga Krit menjadi agak terkejut. Ia berbalik dan mengarahkan pistolnya, lalu Yada keluar dari persembunyiannya. Dan hal itu makin membuat Krit menjadi kaget sekali.


Dengan marah dan kecewa, Yada mendekati Krit dan memegangin tangan Krit. Ia menyuruh agar Krit menembaknya saja sekarang agar semuanya berakhir. Jadi Krit tidak perlu membunuh Ayahnya dan Krit pun akan puas.

Tapi tentu saja, Krit mana tega menembak Yada. Ia pun berusaha menghentikan Yada. Dan setelah ia berhasil melepaskan tangannya dari Yada, ia menaruh pistolnya keatas meja dan mendekati Yada.



Yada marah kepada Krit, karena Krit telah berbohong. Dan yang paling parah, Yada menyesal karena telah membiarkan Krit membodohi dirinya. Ia menolak untuk mempercayainya lagi.

Krit pun berusaha menjelaskan. Dengan paksa ia memeluk Yada, tapi dengan kuat Yada menolak dan mendorongnya.



“Aku tidak akan membiarkan bayi ini lahir dan memiliki Ayah seorang pembunuh seperti kamu!” kata Yada dengan tegas.

“Kamu tidak akan berani,” balas Krit, tidak senang mendengar itu.

“Kamu mengenal ku terlalu sedikit!” kata Yada dengan mata yang berkaca- kaca, karena sedih dan marah. Lalu ia pergi meninggalkan Krit.

“Da! Da! Da!” panggil Krit, tapi Yada tidak memperdulikannya.



Dengan cepat, Yada berjalan tanpa memperdulikan Krit yang berteriak memanggilnya dan mengikutinya dari belakang.  Yada menemui Trai yang telah menunggu diluar, tapi karena Trai harus mengambil mobil dulu, maka ia menyuruh agar Yada menunggu nya dan menenangkan diri dulu. Dan Yada menurut.



Disaat Krit datang mendekat, Yada segera berjalan untuk pergi lagi dan dengan cepat, Krit langsung menarik tangan Yada. Tapi dengan marah, Yada melepaskan tangan Krit, menolak untuk disentuh, lalu ia berlari cepat untuk pergi dari sana.

“Da. Da. Da! Da! Aku bilang berhenti sekarang!” teriak Krit, karena Yada tetap berlari. Dan mendengar itu, Yada berhenti, lalu dengan tegas ia berkata bahwa Krit tidak berhak untuk memerintahnya.




Tepat pada saat itu sebuah mobil (mungkin mobil golf ya…) dengan cepat melaju dijalan dan sayangnya, si pengemudi tidak bisa menghentikan mobilnya. Dan Yada yang terkejut, menjadi terdiam tidak bisa bergerak menjauh dari sana.

Lalu dengan cepat, Krit segera berlari dan menarik Yada kesamping agar dia tidak tertabrak. Dan si pengemudi yang telah berhasil menghentikan mobilnya, meminta maaf kepada mereka, tapi mereka berdua mengabaikannya.



“Da. Apa yang kamu rencana kan dengan melakukan ini?” tanya Krit.

“Aku…”

“Kamu ingin membunuh bayi kita dengan cara in?!” tanya Krit, marah.

Yada yang awalnya syok, langsung sadar saat Krit berkata seperti itu. Dengan marah ia melepaskan diri dari Krit dan berdiri, lalu ia pun berkata bahwa ini adalah bayinya, jadi terserah dia.




“Itu bayi kta. Apa kamu dengar aku? Itu bayi kita Da!” tegas Krit sambil memegangin lengan Yada dengan kuat.

Tepat disaat itu, Trai kembali. Ia melepaskan pegangan Krit kepada Yada, lalu menanyakan apakah Yada baik- baik saja. Tapi sebaliknya, tanpa bertanya, Krit langsung mengajak Yada untuk pergi kerumah sakit. Dan Yada menolak.

“Jangan melakukan apapun yang akan kamu sesali nanti, kamu mengerti?” peringat Krit dengan tegas.

“Jika itu bisa membuat kamu menyesal. Aku akan melakukannya,” balas Yada, lalu ia berjalan pergi bersama Trai, meninggalkan Krit.


Dirumah. Trai menghampiri Yada yang tampak sedih. Dan lalu Yada pun langsung menanyakan keberadaan Ayah mereka. Tapi Trai menjawab bahwa benar- benar tidak tau.

Yada mengajak Trai untuk agar mereka segera menemukan Ayah mereka. Atau jika tidak, maka Krit akan membunuh Ayah mereka.



Dan Khem yang mendengar itu pun berkata bahwa Yada tidak perlu khawatir, karena Ayah mereka berada ditempat yang aman. Lalu dengan agak tidak berperasaan, Khem menanyakan bagaimana cara Yada akan menjelaskan tentang bayi itu kepada Ayah mereka.

“P’Khem! Ini bukan salah bayi ini,” kata Trai, mengingatkan Khem.

“Tapi jika bayi ini lahir, apa bayi ini akan bahagia? Dan yang lebih penting, jika P’Da tidak punya bayi, maka Sharkrit pasti akan memutuskan ikatan dengan P’Da,” balas Khem.

“Mengapa kamu seperti ini? Ini keponakan kita,” kata Trai, membela bayi Yada.




“Aku hanya memberikan pertimbagan untuk P’Da. Kecuali kamu masih punya perasaan pada pembunuh itu. Jika kamu mau memiliki bayi ini untuk melanjutkan hubungan, maka silahkan,” kata Khem kepada Yada.

Yada memutuskan untuk mempertimbangkan saran dari Khem dan ia meminta Khem untuk tidak perlu khawatir, karena ia pasti tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.

“Aku tau bagaimana bermain dengan api,” kata Yada dengan tegas dan yakin.



Di Go Rich. Saat kantor masih sangat sepi, Ping datang kesana untuk menemui Kasin. Semua itu karena Kasin tidak mau orang- orang melihat kedatangan Ping. Disana Kasin menyerahkan semua bukti yang bisa ia kumpulkan.

“Bilang pada Boss mu untuk tidak mengganggu ku lagi,” kata Kasin.

“Jika kamu tidak berguna untuknya, maka dia tidak akan mengganggumu,” balas Ping.


“Jangan menekanku. Orang yang gelap mata (karena marah… mungkin) bisa melakukan apapun,” jelas Kasin, lalu pergi meninggalkan Ping.


Krit mengingat dengan sedih mengenai kejadian antara dirinya dengan Yada tadi, ketika Yada berkata bahwa asalkan dia bisa membuat Krit menyesal, ia akan melakukannya.



Pada saat itu, Ping datang dan melaporkan bukti yang ia dapat dari Kasin. Ia telah mengecek, dana pendaftaran, account, dan bukti jelas transaksi yang masuk ke account Dilok.

“Bukti itu akan bisa mengikatnya. Dan percayalah, setiap orang yang digunakannya, termasuk Kasin, akan menjadi saksi untuk bersaksi melawannya. Sekarang kita hanya perlu menemukannya,” kata Krit, memberikan perintah.

“Ya, Boss.”



Setelah Ping pergi dari ruangan. Krit mendapatkan telpon dari Khem. Dan ia pun mengangkatnya, lalu menjawab dengan agak tidak peduli ketika Khem menanyakan keberadaannya sekarang.

“Kamu tidak bisa bicara baik- baik atau apa sih? Aku sudah cukup baik menelponmu untuk mengabarkan berita baru. Takut kamu tidak akan bisa mengantar P’Da tepat waktu ke bandara,” jelas Khem.

“Kemana dia pergi?” tanya Krit.



“Tanyakan saja ketika kamu melihatnya. P’Da akan meninggalkan rumah sekarang. Aku berharap kamu akan tiba tepat waktu ya,” jawab Khem, lalu mematikan telpon.

Khem tersenyum senang, saat ia telah mematikan telponnya. Sedangkan Krit yang mendengar itu, menjadi tampak ketakutan, memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi atau dilakukan oleh Yada.

Post a Comment

Previous Post Next Post