Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 13 - 5




Company name : Citizen Kane


Ketika Kasin keluar dari pintu belakang, Krit beserta para anak buahnya telah menunggu nya. Mereka mengambil map yang berada ditangan Kasin dan memberikan itu kepada Krit.


“Aku memberimu waktu sebulan. Kamu masih belum menghancurkan semua buktinya? Menurut salinannya, mungkin ada sekitar 10 juta yang dicuri. Transfer semua uang itu kembali keperusahaan dan lebih baik tidak meninggalkan kota ini,” kata Krit.

“Mengapa aku harus mendengarkanmu?”

“Aku butuh kamu sebagai saksi. Atau kamu ingin menjadi tersangka? Untuk buktinya. Aku akan menyimpannya,” jelas Krit.



Kasin merasa keberatan untuk mengikuti perintah dari Krit, ia merasa bahwa saat ini Krit sedang mengancamnya. Dan Krit membalas bahwa itu semua karena Kasin telah bekerja sama dengan seorang penipu, sehingga kini Kasin adalah penipu juga, tidak ada perbedaan. Jadi bila Kasin tidak mau masuk penjara, maka Kasin harus mengikuti perintahnya.




Setelah Krit serta para anak buahnya pergi dari sana. Kasin langsung menendang angin dengan kesal. Karena ia telah capek selama sebulan ini, tapi satu baht pun tidak ia dapatkan.


Keesokan harinya. Kasin dihampiri para wartawan yang datang untuk mewawancarainya, mengenai kebenaran kasus perusahaan skema Ponzi, yaitu Go Rich. Dan Kasin membenarkan itu.

“Aku baru tau kebenarannya beberapa hari lalu. Itu mengapa aku datang untuk memberikan pernyataan sebagai saksi dalam kasus ini. Bahkan walau aku adalah CEO Go Rich, aku hanyalah CEO dalam nama saja. Sebenarnya aku dijebak sebagai kambing hitam, tanpa menyadari itu. karena kesetiaan dan kepercayaan,” jelas Kasin.



Seorang wartawan, lalu menanyakan apakah Kasin mengetahui siapa orang dibalik semua ini. Dan dengan tegas serta tanpa keraguan, Kasin menjawab, orang tersebut adalah Dilok Methasit, pemilik dari B-Star.

Lalu setelah mengatakan itu. Kasin pun segera berjalan pergi, mengabaikan pertanyaan dimana Dilok berada saat ini.



Di T-mart. Krit menonton acara berita yang mewawancarai Kasin melalui hpnya. Dan setelah selesai melihat itu, Krit tersenyum senang. Pas disaat itu, Ping datang untuk menemuinya.



“Bagikan video Kasin ini sebanyak yang kamu bisa. Kali ini Dilok tidak akan mampu untuk bertahan,” perintah Krit, tegas.

“Bagaimana jika polisi memanggilnya nya (Dilok)?” tanya Ping.

“Aku akan menjadi orang yang menyeretnya kesini,” jelas Krit.

“Boss, keluarga Dilok akan mengadakan konfrensi pers siang ini.”

“Siapa yang akan melakukan itu?”

“Khun Yada. Khun Yada akan mengadakan konferensi pers untuk memperbaiki kesalahan Ayahnya. Khun Yada akan tiba di Bangkok jam 5 sore.”



Krit datang ke gedung tempat konfrensi pers akan diadakan. Disana ia teringat akan perkataan Yada yang ingin melakukan arbosi. Dan dengan perlahan, ia menaiki satu persatu anak tangga, menuju ke lantai tempat konfrensi pers.



Didalam ruangan konfrensi pers, Yada menolak dengan tegas mengatakan bahwa ia hanya akan menjawab pertanyaan mengenai Ayahnya. Dan ia memastikan bahwa Dilok Methasit tidak ada hubungannya dengan Go Rich, tapi apabila semua orang tidak berhenti menuduh Ayahnya, maka ia akan melakukan tuntutan.


“Tapi Khun Kasin mengkonfirmasi kalau Khun Dilok yang membangun perusahaan itu,” kata seorang wartawan.

“Saya belum tau buktinya benar dan apa ia bisa dipercaya atau tidak,” balas Yada.


“Apa ini tentang masalah bisnis atau urusan pribadi? Khun Kasin dan Anda pernah berkencan selama beberapa tahun dan kemudian putus,” tanya seorang wartawan lagi.

“Saya tidak tau. Kalian pergi tanyakanlah pada Khun Kasin. Bagi saya, saya telah melupakannya lama sekali. Dan saya menekankan sekali lagi, Ayah saya ada orang yang jujur dan dia tidak akan pernah melakukan bisnis kotor,” tegas Yada.



Disaat itu, Krit masuk kedalam ruangan dan mengajukan pertanyaan, dimana Dilok berada saat ini.  Dan semua orang yang mendengar suara Krit, langsung berbalik dan memotret Krit.

“Dimana Khun Dilok? Mengapa dia tidak menghadiri konferensi pers? Dan membiarkan anak perempuannya melakukan ini untuknya. Atau dia melarikan diri dari kesalahannya?” tanya Krit. Ia berdiri didepan para wartawan berada.



“Ayah saya tidak melarikan diri. Tapi dia berada ditempat yang aman. Karena didalam dunia ini, ada orang baik yang diusik oleh orang jahat,” jawab Yada, lalu ia mengakhiri wawancaranya.


Yada berdiri dan memberikan salam kepada setiap wartawan yang ada. Ia berterima kasih kepada mereka semua. Tapi pada saat itu, Krit dan para wartawan menyadariperut Yada yang tampak sedikit besar.

“Aku hamil. Aku telah hamil 4 bulan,” kata Yada menjelaskan, saat menyadari tatapan semua orang. Setelah itu ia pun pamit untuk pergi dari sana.



Didekat tangga. Krit memanggil Yada. Disana Yada berhenti dan mulai berbicara dengan santai, ia mengatakan bahwa jika masalah tentang Ayahnya ini tidak terjadi, maka ia akan bisa tinggal jauh sampai ia melahirkan dengan nyaman. Ia merasa lucu, melihat semua yang Krit perbuat.

Yada lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan itu kepada Krit. Tapi Krit tidak merasa itu lucu sama sekali.



“Aku ingin bayi itu,” tegas Krit, langsung.

“Jika kamu mau bayi ini, pergilah ke pengadilan,” balas Yada.

“Ya. Bayi itu akan menjadi milikku. Termaksud kamu,” kata Krit.

Lalu dengan sikap mengintimidasi, ia mendekati Yada. Dan karena dibelakangnya adalah dinding, maka Yada tidak bisa melarikan diri dari Krit.



Dengan tidak merasa nyama dengan wangi Krit, Yada menyuruh agar Krit menjauhinya, karena ia tidak tahan dengan baunya. Dan mendengar itu, Krit membenarkan kalau wanita hamil biasanya tidak tahan aroma tertentu.




Karena Krit tetap tidak mau menjauh, maka Yada pun mendorong Krit. Tapi dengan sigap Krit memegangin Yada dan menariknya, lalu ia pun mencium Yada. Dan Yada hanya bisa terdiam.

“Ciuman ini untuk bayinya, bukan untukmu,” kata Krit, lalu pergi menninggalkan Yada begitu saja. Dan walau tampak sedih, Yada berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri.



Dirumah. Yada mengingat perkataan Krit mengenai Ayahnya tadi dan itu membuat Yada menjadi khawatir kepada Ayahnya. Tapi Trai berbeda, ia tampak tenang, sehingga Yada menjadi heran.

“Ayah benar- benar melalukan semua tuduhan itu,” kata Trai, mengejutkan Yada.



Di café. Krit duduk sambil menikmati minumannya. Lalu ia teringat dengan amplop pemberian dari Yada. Dan ketika ia membuka amplop itu, ia melihat foto USG ananknya.

“Kali ini aku tidak akan mundur,” kata Krit, riang.



Tepat disaat Krit baru menyimpan foto itu, ia menyadari kedatangan Joe. Disana Joe menepati janjinya untuk membantu Krit, ia memberikan sebuah kertas berisikan alamat dimana Dilok  berada.

“Jika aku tidak mengomeli kamu, kamu akan tetap mengelak,” kata Joe.

“Tidak seperti itu. Aku melakukan segala yang aku bisa untuk menemukan nya.”


“Tapi kamu tidak berusaha cukup keras. Tidak seperti pertama kali kamu datang kesini. Kamu tidak punya tekad. Dimana pikiranmu?! Boss seharusnya tidak membiarkanmu memainkan game ini,” kata Joe marah.

“Tapi kali ini. Aku akan mengurusnya,” balas Krit.



“Bunuh dia. Jadi semuanya bisa berakhir. Ini adalah perintah,” tegas Joe. Lalu ia berjalan pergi dari sana.



Keesokan harinya. Didepan rumah Tassana. Krit tampak ragu untuk mengetuk. Jadi ia pun mengeluarkan hpnya dan menghubungin melalui itu, tapi tidak ada yang menjawab.

Pas disaat itu, ketika Krit mencoba untuk menghubungin sekali lagi. Tassana telah keluar dan membuka pintunya, lalu ia mempersilahkan Krit untuk masuk. Tapi Krit tidak melangkah sedikitpun.



“Kamu tidak akan membiarkanku menginjakan kaki disini,” kata Krit.

“Dan kamu masih memiliki keberanian untuk datang,” balas Tassana.

“Aku tidak punya siapapun sekarang,” kata Krit.



Lalu Tassana pun melangkah mendekati Krit. Ia menepuk pundak Krit dan mengajaknya untuk berdamai dan ia tidak mau terlibat dengan urusan milik Krit lagi.



“Kamu harus menolongku,” pinta Krit.

“Aku bilang tidak mau. Kamu kan memiliki banyak anak buah,” balas Krit.

“Ini bukan tentang pekerjaan. Ini tentang Ayahku dan Dilok. Segalanya harus berakhir hari ini. Hanya kamu yang bisa membantuku,” pinta Krit. Dan Tassana pun akhirnya mau untuk membantu Krit.

Post a Comment

Previous Post Next Post